NIM : 19330744
Kelas : Analisis Farmasi 1 (A)
Titrasi Iodometri
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-
senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar dari pada sistem iodium-iodida
atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator. Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator
direduksi dengan kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya
dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. Banyaknya volume natrium tiosulfat yang
digunakan sebagai titran setara dengan iodium yang dihasilkan dan setara dengan banyaknya
sampel. Dasar dari titrasi ini adalah reaksi redoks yang tergantung pada potensial oksidasi
partner dan pH.
I2 + 2e 2I-
Iodometri berbeda dengan iodimetri. Iodimetri adalah analisa titrimetri untuk zat-zat reduktor
seperti natrium tiosulfat, arsenat dengan menggunakan larutan larutan iodium baku secara
langsung. Iodometri adalah analisa titrimetri untuk zat-zat reduktor dengan penambahan larutan
iodin baku berlebihan dan kelebihannya dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat baku. Titrasi
dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena larutan iodium yang berwarna khas dapat hilang
pada titik akhir titrasi hingga titik akhir tercapai. Tetapi pengamatan titik akhir titrasi akan lebih
mudah dengan penambahan larutan kanji sebagai indikator, karena amylum akan membentuk
kompleks dengan I2 yang berwarna biru sangat jelas. Penambahan amylum harus pada saat
mendekati titik akhir titrasi. Hal ini dilakukan agar amylum tidak membungkus I 2 yang
menyebabkan sukar kepas kembali, dan ini akan menyebabkan warna biru sukar hilang, sehingga
titik akhir titrasi tidak terlihat tajam. Titrasi iodometri terdiri dari 4 jenis reaksi yaitu:
1. Titrasi dari iod bebas
2. Titrasi suatu oksidator yaitu menetapkan iod yg dibebaskan dari iodide
3. Titrasi suatu reduktor yaitu menetapkan iod yang digunakan
4. Titrasi senyawa ditambah iod yaitu dengan adisi/substitusi
Reaksi iodometri
Dalam suasana asam
3. Tiourea
HO OH + I2 O O + 2I- + 2H+
K uinon
hidro kuinon
N CH 3
+ HSO 3- + CH2O
O N CH3
O
N N
8. Vitamin C
OH HO O HO
HO O
+ I2 + 2I- + 2H+
O OH O OH
O O
asam askorbat asam dehidro askorbat
9. Derivat Penisilina
O O
R C O
C
HN HC N C
H
C ONa/K
C
H C
S CH3
CH 3
OH- H 2O
O
O R O
C OH
R O H
C OH HN C N C
H
H C OH
HN HC N C C
H
C OH H
C C CH3
HS
H C
S CH3
CH 3
CH 3 3I 2
O
3I 2
R O
O C OH
O H
R HN C N C
C OH H
H2 N C C OH
H C
C OH HN HC O
H C
HO 3S CH3
C
C CH3
HO 3S H
I2 CH 3
CH 3
O I2
R
C OH SUATU SENYAWA
HN C O
C
H
Potensi tiap zat dihitung dengan rumus yang tertera pada masing-masing monografi.
T F
Kadar= x x ( B−I )
D 2000
F = kesetaraan dlm μg /ml Na-tiosulfat Lar Baku (μg atau unit)
C = kadar BPFI mg/ml B
P = potensi BPFI μg/mg atau unit/mg
B = volume dlm ml Na-tiosulfat 0,01 N pada Penetapan Blangko
I = volume dlm ml Na-tiosulfat 0,01 N pada Inaktivasi dan Titrasi
T = Kadar ampisilin dlm mg per kapsul etiket
D = Kadar ampisilin dlm mg per ml Lar Uji
Prinsip: amoksilin / ampisilin / antibiotik lain golongan penisilin NaOH terhidrolisis. Hasil urai
bereaksi dengan Iod dalam suasana asam.