Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 3:

• Fatiyah syahida
• Fadila Ramadhani
• Frisca Yunita
• Ferryan Ardianto
• Hanifa
• Irma Khaerunnisa
 Titrasi termasuk jenis analisis volumetrik.
 Prinsip analisis volumetric didasarkan pada
pengukuran volume sejumlah larutan pereaksi
yang diperlukan untuk bereaksi dengan
senyawa yang hendak ditentukan. Larutan
pereaksi yang digunakan untuk penentuan
volumetric ini disebut larutan baku.
 Harus ada reaksi yang sederhana, yang dapat
dinyatakan dengan suatu persamaan kimia.
 Reaksi antara zat yang dititrasi dan reagen
harus berlangsung dengan sangat cepat.
 Harus ada perubahan yang mencolok dalam
energi bebas, yang menimbulkan perubahan
dalam beberapa sifat fisika atau kimia larutan
pada titik ekivalen.
 Harus ada indikator yang dengan tajam
mendeteksi titik akhir.
Titrasi redoks merupakan proses titrasi yang
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
valensi atau perpindahan elektron antara zat-zat
yang saling bereaksi.
Permanganometri adalah penetapan kadar
zat berdasarkan hasil oksidasi dengan
KMnO4. Metode permanganometri
didasarkan pada reaksi oksidasi ion
permanganat. Oksidasi ini dapat berlangsung
dalam suasana asam, netral dan alkalis.
Dalam suasana asam, reaksinya :
MnO4¯ + 8H⁺ + 5e  Mn²⁺ + 4H2O
Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk
menentukan kadar oksalat atau besi dalam
suatu sample.
Kalium permanganat dapat bertindak sebagai
indikator, jadi titrasi permanganometri ini tidak
memerlukan indikator, dan umumnya titrasi
dilakukan dalam suasana asam karena akan
lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya.
Namun ada beberapa senyawa yang lebih
mudah dioksidasi dalam suasana netral atau
alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida
dan tiosulfat. Reaksi dalam suasana netral yaitu :
MnO4 + 4H⁺ + 3e → MnO4 + 2H2O
Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan
menggeser reaksi kekanan.
Reaksi dalam suasana alkalis :
MnO4¯ + 3e → MnO4²¯
MnO4²¯ + 2H2O + 2e →MnO2 + 4OH¯
MnO4- + 2H2O + 3e →MnO2 + 4OH¯

Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat


cepat dalam larutan netral. Karena alasan ini larutan
kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan
jumah-jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang
sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih
lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru
saja dibuat sampai mendidih dan mendiamkannya diatas
penangas uap selama satu/dua jam lalu menyaring
larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi
seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus
saring dari kaca mase.
 Corong kaca
 Gelas kimia
 Labu erlenmeyer
 Termometer
 Pipet
 Buret
 Labu takar
 Statif
 Hot plate
Pembuatan
KMnO4

Pembakuan
KMnO4

Pengujian
sample

Perhitungan
1) Timbang Kalium permanganat ± 3.3
gram
2) Masukan kedalam labu 1000 ml,
larutkan dengan air ad 1000 ml
3) Didihkan selama ± 15 menit, tutup dan
diamkan selama 2 hari. 4.
4) Saring larutan dan simpan dengan
wadah tertutup rapat dan terlindung
cahaya.
1) Timbang ± 200 mg Natrium Oxalat P
2) Masukan kedalam erlemeyer 500 ml,
larutkan dengan air 250ml.
3) Tambahkan 10 ml Asam Sulfat P,
panaskan sampai suhu ± 70˚ C.
4) Titrasi dengan KmnO4 0.1 N sambil
diaduk sampai warna merah muda
pucat,pertahankan suhu selama tidak
kurang dari 70˚ C.
1. Pipet larutan sampel yang sudah setara
dengan 0,1 N.
2. Masukkan ke dalam erlenmeyer,
tambahkan asam sulfat 10%.
3. Titrasi dengan kalium permanganat
yang sudah dibakukan sampai
berwarna merah muda.
4. Catat volume titrasi, lakukan sebanyak 3
kali, dan hitung kadar sampel.
Volume KMnO4
Volume sampel Normalitas Normalitas
yang
(V1) sampel (N1) KMnO4 (N2)
dibutuhkan (V2)

10,0 mL …… N ….. mL 0,090 N


10,0 mL …… N …... mL 0,090 N
10,0 mL …… N …… mL 0,090 N
 Titrasi permanganometri ini lebih mudah
digunakan dan efektif, karena reaksi ini tidak
memerlukan indikator, hal ini dikarenakan
larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai
indikator, yaitu ion MnO4¯ berwarna ungu,
setelah direduksi menjadi ion Mn- tidak
berwarna,dan disebut juga sebagai auto
indikator.
 Apabila percobaan di lakukan dalam waktu yang
lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar
akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik
akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat
coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna
merah rosa.
 Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan
seperti H2C2O4. Pemberian KMnO4 yang terlalu
cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan
H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung
menyebabkan reaksi antara MnO4¯ dengan Mn2⁺.
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah
KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang pada
akhirnya akan timbul kesalahan titrasi
permanganometri yang dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai