I. TUJUAN PRAKTIKUM
Menentukan konsentrasi fosfor dalam sampel air limbah laundry secara
spektrofotometri
1
2
3
4
Perlakuan Pengamatan
Larutan standar P 100 ppm 1, 2, 3, 4 Larutan standar tak berwarna
dan 5 mL dimasukkan ke dalam labu
ukur 50 mL
Ditambahkan 2 mL larutan pereaksi Larutan berubah menjadi berwarna
ammonium molibdovanadat dan 2 1 mL : kuning pekat
tetes asam nitrat 10% 2 mL : kuning pekat+
3 mL : kuning pekat++
4 mL : kuning pekat+++
5 mL : kuning pekat++++
Diencerkan dengan akuades hingga Larutan berwarna
tanda batas dan dihomogenkan 1 mL : kuning cerah++++
2 mL : kuning cerah+++
3 mL : kuning cerah++
4 mL : kuning cerah+
5 mL : kuning cerah
Perlakuan Pengamatan
5 mL sampel limbah laundry Larutan berwarna putih keruh
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL
Ditambahkan 2 mL larutan pereaksi Larutan berubah menjadi berwarna
ammonium molibdovanadat dan 2 kuning pekat
tetes asam nitrat 10%
Diencerkan dengan akuades hingga Larutan berwarna kuning cerah+++++
tanda batas dan dihomogenkan
Didiamkan selama 5 menit -
5
6
Perlakuan Pengamatan
Klik wavelength scan -
Atur rentang panjang gelombang 400- -
600 nm
Masukkan larutan blanko dan klik “set -
to zero”
Klik start dan tunggu hingga selesai, -
kemudian klik “quit”
Masukkan larutan dengan konsentrasi Wavelegth : 474,5
dari tengah seri (0,3 ppm) lalu klik
“start”, tunggu sampai selesai dan
perhatikan angka panjang gelombang
yang menunjukkan “peak”
Perlakuan Pengamatan
Klik “standar curve” -
Ganti nama file, standar sampel:1, -
ubah wavelength, dan sesuaikan seri
dari 0,1-0,5
Sebelumnya kembali masukkan blako -
dan klik “set to zero” sampai dibagian
bawah tertulis “zeroed”
Masukkan satu per satu dari -
konsentrasi yang paling rendah hingga
yang paling tinggi lalu klik “start”
Dihasilkan absorbansi yang linear, 0,1 ppm : 0,1188
ditandai dengan nilai absorbansi yang 0,2 ppm : 0,1623
semakin naik dan nilai r yang diatas 0,3 ppm : 0,2096
0,9 0,4 ppm : 0,2543
0,5 ppm : 0,2852
R : 0,9976
4.2 Data Perhitungan
• Diketahui : 0,1 ppm : 0,1188
0,2 ppm : 0,1623
0,3 ppm : 0,2096
0,4 ppm : 0,2543
0,5 ppm : 0,2852
Absorbansi (y) : 0,1293
7
4.3 Pembahasan
Batas sensitivitas mata manusia adalah sinar tampak atau terlihat
(visible) yaitu dengan panjang gelombang (λ) antara 4 x 10-7 m (400
nm) berupa cahaya violet/ungu/lembayung sampai 8 x 10-7 m (800 nm)
atau merah. Panjang gelombang juga lazim disajikan dalam satuan nm
dimana 1 m = 10-9 nm. Bila cahaya UV-tampak (UV-Vis) dikenakan
pada senyawa maka sebagian dari cahaya tersebutakan diserap oleh
molekul yang mempunyai tingkatan energi yang spesifik. Setiap
molekul mempunyai tingkat energi dasar (ground state = GS) yang
spesik. Sinar yang diserap adalah untuk menaikkan elektron ikatan ke
tingkat energi eksitasi (excited state = ES). Karena level energi GS ke
ES tiap molekul spesifik maka E (sinar) yang diserap juga spesifik
merupakan dasar analisa kualitatif (Sitorus, 2009).
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri
dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang di absorpsi.
Pada umumnya ada beberapa jenis spektrofotometri yang sering
digunakan dalam analisis secara kimiawi, antara lain: spektrofotometri
vis, spektrofotometri UV, sepektrofotometri Uv-Vis. Pada
spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi
adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang
gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua
sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah,biru, hijau,
apapun. Selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk
ke dalam sinar tampak (Khopkar, 1990).
Analisis sejumlah komponen didalam larutan dengan metode
spektrofotometri, dimungkinkan dengan adanya sifat aditif dari
absorbansi masing-masing komponen. Ketelitian kemampian cara ini
tergantung pada ketepatan pemilihan panjang gelombang yang akan
memberikan perbedaan kontras pada masing-masing absorbansi dan
pemilihan faktor koreksi terhadap konsentrasi komponen asing yang
tidak terukur (Surawidjaja, 1994).
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri
dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.
Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif
jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan
8
9
Gambar 1
Hasil dari larutan standar dan larutan sampel yang sedang
didiamkan
Gambar di atas merupakan hasil dari larutan standar 1, 2, 3, 4, dan 5
mL yang telah dihomogenkan, serta larutan sampel yang telah
dihomogenkan juga. Terlihat bahwa larutan sampel yang berada di
ujung kanan gambar paling cerah warnanya daripada larutan standar
yang ada di sebelah kirinya.
Percobaan ketiga adalah penentuan panjang gelombang maksimum.
Langkah-langkahnya yaitu dengan klik wavelength scan, lalu atur
rentang panjang gelombang 400-600 nm. Masukkan larutan blanko dan
klik “set to zero”, dan klik start dan tunggu hingga selesai, kemudian
klik “quit”. Selanjutnya masukkan larutan dengan konsentrasi dari
tengah seri (0,3 ppm) lalu klik “start”, tunggu sampai selesai dan
perhatikan angka panjang gelombang yang menunjukkan “peak”.
Hasilnya diperoleh angka panjang gelombang (wavelegth) sebesar
474,5.
Percobaan keempat yaitu pembuatan kurva kalibrasi. Langkah
pertama adalah klik “standar curve”, ganti nama file, standar sampel:1,
ubah wavelength, dan sesuaikan seri dari 0,1-0,5. Sebelumnya kembali
masukkan blako dan klik “set to zero” sampai dibagian bawah tertulis
“zeroed”, masukkan satu per satu dari konsentrasi yang paling rendah
hingga yang paling tinggi lalu klik “start”. Dihasilkan absorbansi yang
linear, ditandai dengan nilai absorbansi yang semakin naik dan nilai r
yang diatas 0,9. Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0,1 ppm 0,2 ppm 0,3 ppm 0,4 ppm 0,5 ppm
konsentrasi
Gambar 2
Grafik hubungan absorbansi dengan konsentrasi
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, F. 2015. Efisiensi penyerapan fofatlimbah laundry menggunakan
kangkung air (Ipomoea aquatic Forsk) dan jeringau (Acoruscalamus).
Jurnal Teknik Kimia USU. 4(1): 7-10.
Gandjar, I. Gholib., dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hutagalung, Horas P. Deddy Setiapermana, dan Hadi Riyono. 1997. Metode
Analisis Air Laut, Sedimen, dan Biota. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia.
Jeffries and Mills, D., 1996. Freshwater Ecology, Principles and Applications.
Chichester, United Kingdom : John Wiley and Sons.
Khopkar. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press
Khopkar. (2004). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press
Patricia, C., Astono, W., & Hendrawan, D. I. 2018. Kandungan Nitrat Dan Fosfat
Di Sungai Ciliwung. In Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan (pp. 179-
185).
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RepublikIndonesia Nomor 5 tahun
2014. Baku Mutu AirLimbah. 15 Oktober 2015. Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1815.
Raisa DG dan Tangahu BV. 2017. Fitoremediasi air yang tercemar
limbah laundrydengan tanaman kayu apu (Pistia stratiotes). Jurnal Jurnal
Teknik ITS. 6(2): F232-F236.[3]
Ratna Kurniyati, Woro Sumarni dan Latifah. 2015. Pengaruh Chitosan Beads dan
Chitosan Beads Sitrat Sebagai Penurun Kadar Fosfat Dan Abs (Alkyl
Benzene Sulfonate). Indonesian Journal of Chemical Science. 4 (1): 37.
Schouten, N., HamV.D.L.G.J., Euverink, G.J. & Haan, A. 2007. Selection and
Evaluation ofAdsorben for Removal of Anionic Surfac-tans fromLaundry
Rinsing Water. Journal of Water Research. 41: 4233- 4241.
Surawidjaja. 1994. Matriks Kalibrasi untuk Penentuan Konsentrasi Komponen
dalam Larutan Campuran. Yogyakarta: FMIPA UNY Yogyakarta.
Sutamihardja, R. T. M., Azizah, M., & Hardini, Y. 2018. Studi dinamika senyawa
fosfat dalam kualitas air sungai ciliwung hulu kota bogor. Jurnal Sains
Natural, 8(1), 43-49.
15
LAMPIRAN
- Amonium Vanadat
% . 𝑉 𝑙𝑎𝑏𝑢 0,25% . 100
Massa = 100%
= 100%
= 0,25 𝑔𝑟𝑎𝑚
16