Anda di halaman 1dari 15

DESTILASI DAN TITIK DIDIH

I. TUJUAN
1. Memahami prinsip destilasi.
2. Trampil dalam melakukan destilasi serta dalam penentuan titik didih.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Destilasi adalah proses yang digunakan untuk memisahkan campuran
fluida berdasarkan titik didih yang diikuti oleh kondensasi. Data yang
diperlukan dalam penyelesaian persoalan destilasi adalah data
kesetimbangan antara fasa liquid dan fasa gas. Bentuk dan sumber data
kesetimbangan antara fasa liquid dan fasa gas diantaranya dapat
digambarkan dalam bentuk kurva kesetimbangan atau diperoleh dengan
cara eksperimen. Dua fasa dikatakan berada dalam kesetimbangan jika
temperatur, tekanan, dan potensial kimia dari masing-masing komponen
yang terlibat di kedua fasa bernilai sama. Dasar proses destilasi adalah
kesetimbangan senyawa volatil antara fasa cair dan fasa uap. Bila zat non
volatil dilarutkan ke dalam suatu zat cair, maka tekanan uap zat cair tersebut
akan turun (Anwar, 2010).
Prinsip destilasi adalah memisahkan zat-zat melalui perbedaan titik
didih. Proses destilasi ini menggunakan labu destilasi sebagai destilator,
kompor listrik sebagai pemanas dan erlenmeyer sebagai tempat hasil
destilasi atau destilat. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat.
Penempatan posisi yang salah dapat menyebabkan uap cairan, misalnya
etanol akan menempel pada termometer dan tidak melewati kondensor
untuk melalui proses pengembunan, tetapi akan kembali pada labu destilasi
yang berisi campuran cairan. Akibatnya, jumlah destilat yang diperoleh
tidak maksimal. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik
didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau
dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni
(Ari, 2008).
Destilasi bertingkat atau destilasi fraksionasi berguna untuk memisahkan
komponen utama berdasarkan perbedaan titik didih. Minyak atsiri
umumnya tidak disuling pada tekanan atmosfir, tetapi dalam keadaan
vakum, karena pada tekanan atmosfir dari suhu tinggi dapat menyebabkan
dekomposisi. Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-
komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan
perbedaan titik didih kurang dari 20˚C. Aplikasi dari destilasi jenis ini
digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-
komponen dalam minyak mentah. Jika uap-uap ini didinginkan
(dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang
dikondensasikan itu akan lebih tinggi daripada dalam larutan aslinya (Egi,
2010).
Metode destilasi yang umum digunakan dalam produksi minyak atsiri
adalah destilasi air dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut merupakan
metode yang sederhana dan membutuhkan biaya yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan destilasi uap. Namun belum ada penelitian tentang
pengaruh kedua metode destilasi tersebut terhadap minyak atsiri yang
dihasilkan. Minyak atsiri dalam tanaman aromatik diselubungi oleh kelenjar
minyak, pembuluh-pembuluh, dan kantong minyak atau rambut granular.
Sebelum diproses, sebaiknya bahan tanaman dirajang terlebih dahulu.
Namun dalam proses destilasi tradisional pada umumnya ukuran bahan
yang digunakan tidak seragam, karena proses pengecilan ukurannya hanya
melalui proses penghancuran sederhana (Fuki, 2012).
Syarat utama pemisahan campuran cairan dengan cara destilasi adalah
semua komponen yang terdapat di dalam campuran haruslah bersifat volatil.
Pada suhu yang sama, tingkat penguapan pada masing-masing komponen
akan berbeda-beda. Hal ini berarti bahwa pada suhu tertentu, komponen
yang lebih volatil dalam campuran cairan akan lebih banyak
membangkitkan uap. Sifat yang demikian ini akan terjadi sebaliknya, yakni
pada suhu tertentu fasa cairan akan lebih banyak mengandung komponen
yang kurang volatil. Jadi cairan yang setimbang dengan uapnya pada suhu
tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Perbedaan komposisi dengan
mudah dipelajari pada destilasi pemisahan campuran alkohol dan air
(Alimin, 2007).

2
III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah satu seperangkat alat
destilasi, termometer skala 0-200˚C, gelas ukur 50 dan 25 ml, pembakar
bunsen, dan penangas air.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah benzen kotor,
Toluena, asam asetat, dan CCl4.

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Kalibrasi Termometer
1. Kalibrasi titik nol termometer
a. Termometer dicelupkan ke dalam campuran air-es
yang telah diaduk homogen.
2. Kalibrasi titik 100 termometer
a. Sebanyak 10 ml aquades dan batu didih dimasukkan ke
dalam tabung reaksi.
b. Dipanaskan sampai mendidih.
c. Setelah mendidih, termometer dimasukkan ke dalam
tabung reaksi tepat diatas permukaan air yang
mendidih.
3.2.2 Destilasi Senyawa Tunggal
1. Alat destilasi dipasang. Air pendingin dari bawah ke atas
dialirkan.
2. Sebanyak 50 ml benzen kotor dimasukkan ke dalam labu
destilasi 100 ml, lalu ditambahkan batu didih.
3. Pemanasan dilakukan secara perlahan sampai mendidih,
diamati dan dicatat suhu pada saat tetesan pertama destilat.
Suhu dan volume destilat dicatat secara teratur setiap
jumlah destilat 5 ml.
4. Saat suhu didih sudah mencapai suhu didih benzen dan
telah konstan, labu segera diganti dengan yang baru untuk
menampung destilat benzen murninya. Suhu dan volume
destilat dicatat secara teratur setiap jumlah destilat 5 ml.
Dicatat juga tekanan atmosfer.
5. Labu diganti lagi dengan yang baru jika suhu didih telah
mulai naik.
6. Proses destilasi dihentikan jika cairan dalam labu destilasi
tinggal sekitar 5 ml.

3
7. Dibuat grafik antara suhu dan volume destilat dari mulai
tetesan pertama sampai sisa cairan dalam labu destilasi
tinggal 5 ml.
3.2.3 Destilasi Campuran
1. Alat destilasi dipasang. Air pendingin dari bawah ke atas
dialirkan.
2. Sebanyak 50 ml campuran methanol:air (1:1) dimasukkan
ke dalam labu destilasi 100 ml, lalu ditambahkan batu didih.
3. Pemanasan dilakukan secara perlahan sampai mendidih,
diamati dan dicatat suhu pada saat tetesan pertama destilat
(suhu didih metanol). Suhu dan volume destilat dicatat
secara teratur setiap jumlah destilat 5 ml.
4. Destilasi segera dihentikan (labu penampung destilat
diganti) jika suhu destilasi telah mulai naik.

3.3 Skema Kerja


3.3.1 Kalibrasi Termometer
1. Kalibrasi titik nol termometer
Termometer
- Dicelupkan ke dalam campuran air es yang telah diaduk
homogen.
Hasil

2. Kalibrasi titik nol termometer


Aquades
- Sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan batu didih
- Dipanaskan sampai mendidih
Termometer dimasukkan ke dalam tabung reaksi tepat diatas
permukaan air yang mendidih
Hasil

4
3.3.2 Destilasi Senyawa Tunggal
Benzen Kotor
- Alat destilasi dipasang.
- Sebanyak 50 ml benzen kotor dimasukkan ke dalam labu
destilasi
- Ditambahkan batu didih
- Dilakukan pemanasan sampai mendidih
- Dicatat suhu dan volume destilat secara teratur setiap 5 ml
- Labu diganti dengan yang baru jika suhu didih telah mulai naik
- Dihentikan proses destilasi jika cairan dalam labu destilasi
tinggal 5 ml
- Dibuat grafik antara suhu dan volume destilat dari mulai
tetesan pertama sampai sisa cairan dalam labu destilasi 5 ml
Hasil

3.3.3 Destilasi Campuran


Metanol:Air
- Alat destilasi dipasang
- Dimasukkan sebanyak 50 ml ke dalam labu destilasi
- Ditambah batu didih
- Dilakukan pemanasan secara perlahan sampai mendidih
- Diamati dan dicatat suhu pada saat tetesan pertama destilat
- Destilasi dihentikan jika suhu destilasi telah mulai naik
Hasil

5
IV. DATA PENGAMATAN DAN DATA PERHITUNGAN
4.1 Data Pengamatan
4.1.1 Kalibrasi Termometer
Perlakuan Pengamatan
• Kalibrasi titik nol termometer
- Termometer dicelupkan ke dalam campuran Sampai titik menunjukkan
air es yang telah di aduk homogen 0˚C
• Kalibrasi titik 100 termometer
- Sebanyak 10 ml aquades dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan batu didih
- Termometer dimasukkan ke dalam tabung Sampai titik menunjukkan
tepat di atas permukaan air mendidih 100˚C

4.1.2 Destilasi Senyawa Tunggal


Perlakuan Pengamatan
• Sebanyak 50 ml benzen kotor dimasukkan ke Benzen berwarna kuning
dalam labu destilasi 100 ml, ditambahkan batu keruh
didih
• Pemanasan dilakukan secara perlahan sampai T0 = 61,5˚C
mendidih T5ml = 62,5˚C
• Ketika suhu didihnya mencapai suhu didih T5ml = 80,1˚C
T10ml = 80,1˚C
benzen dan konstan, labu diganti, suhu dicatat
T15ml = 80,1˚C
• Labu didih diganti kembali karena suhu mulai T5ml = 75˚C
turun T10ml = 74˚C
T15ml = 73˚C
T20ml = 70˚C

4.1.3 Destilasi Campuran


Perlakuan Pengamatan
• Sebanyak 50 ml campuran metanol:air (1:1) Tidak berwarna
dimasukkan ke dalam labu destilasi 100 ml,
lalu ditambahkan batu didih
• Pemanasan dilakukan secara perlahan sampai T0 = 70˚C
mendidih, diamati dan dicatat secara teratur T5ml = 72˚C
setiap 5 ml T10ml = 72˚C
T15ml = 68˚C
• Destilasi dihentikan setelah suhu turun

6
4.2 Data Perhitungan
4.2.1 Destilasi Senyawa Tunggal
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
% rendemen = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑥 100%

40
= 50 𝑥 100%

= 80 %

4.2.2 Destilasi Campuran


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
% rendemen = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑥 100%

15
= 𝑥 100%
50

= 30 %

7
V. PEMBAHASAN
Destilasi atau penyulingan adalah suatu pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
bahan. Proses penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap dan
uap ini kemudian didinginkan ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Destilasi pada
percobaan ini terbagi menjadi dua, yaitu destilasi senyawa tunggal dan
destilasi campuran. Prinsip destilasi adalah memisahkan zat-zat melalui
perbedaan titik didih. Proses destilasi ini menggunakan labu destilasi
sebagai destilator, kompor listrik sebagai pemanas, dan erlenmeyer sebagai
tempat hasil destilasi atau destilat. Cairan yang diembunkan kembali disebut
destilat. Tujuan destilasi adalah untuk pemurnian zat cair pada titik didihnya
dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair
lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni (Ari, 2008).
Rangkaian alat destilasi yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
sebagai berikut:

Gambar 1 (Hiskia, 1996)


Seperangkat Alat Destilasi Sederhana
Keterangan:
1. Penangas: Untuk memanaskan cairan dalam labu.
2. Labu alas bulat: Sebagai wadah penyimpanan sampel yang akan
didestilasi.
3. Batu didih: Untuk mempercepat pemanasan dan mengurangi letupan.

8
4. Termometer: Untuk mengukur suhu selama proses destilasi.
5. Kondensor: Untuk mendinginkan uap destilat agar kembali mencair.
6. Lubang kondensor: Untuk air keluar.
7. Lubang kondensor: Untuk air masuk.
8. Statif: Penyangga kondesdor.
9. Gelas ukur: Menampung destilat dan mengukur volumenya.
Air pendingin yang terdapat pada kondensor dialirkan dari bawah ke
atas agar proses pendinginan berlangsung dengan sempurna. Apabila
dipasang dengan terbalik, paka pendingin (kondensor destilat) tidak akan
sempurna, uap yang masuk ke dalam kondensor akan langsung diserap
panasnya oleh air yang datang dari arah berlawanan sehingga uap langsung
berubah menjadi cairan karena uap yang mengalir dari atas akan terus
didinginkan oleh air yang mengalir dari bawah. Lalu labu didih tidak diisi
penuh dengan cairan atau campuran agar ada ruang di atas permukaan zat
cair untuk menguap ataupun tempat uap sebelum disalurkan. Termometer
diletakkan tepat pada percabangan agar termometer dapat berfungsi secara
maksikum terhadap suhu fraksi pertama yang kaya dengan komponen yang
lebih menguap (Robinson, 1997).
Destilasi terbagi menjadi lima jenis, yaitu destilasi sederhana, destilasi
bertingkat, destilasi azeotrop, destilasi uap dan destilasi vakum. Destilasi
sederhana adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Destilasi
bertingkat adalah destilasi untuk memisahkan dua atau lebih komponen
yang memiliki titik didih yang berdekatan. Destilasi azeotrop yaitu
memisahkan campuran azeotrop, biasanya dalam prosesnya digunakan
senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut dengan
menggunakan tekanan tinggi. Destilasi uap digunakan untuk memisahkan
zat senyawa cair yang tidak larut dalam air dan titik didihnya cukup tinggi,
sedangkan zat cair tersebut mencapai titik didihnya. Destilasi uap adalah
destilasi umum untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak
larut dalam air. Destilasi vakum digunakan untuk memisahkan dua
komponen yang titik didihnya sangat tinggi (Arsyad, 2001).
Titik didih adalah suhu dimana terjadi perubahan wujud dari fasa cair
menjadi fasa gas. Suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan
tekanan luarnya (tekanan pada permukaan cairan) disebut dengan titik didih.
Jika tekanan uap sama dengan tekanan luar atau tekanan atmosfer, maka
gelembung uap yang terbentuk dalam cairan dapat mendorong diri ke
permukaan menuju fasa gas. Suhu setiap suatu larutan memiliki tekanan uap
yang lebih rendah daripada pelarut murninya, akibatnya suatu larutan akan
memiliki titik didih yang lebih tinggi dari pelarut murninya karena energi

9
diperlukan lebih banyak untuk dapat menyamakan energi tekanan uap
dengan tekanan udara luar energi yang lebih tinggi di dapat dari suhu yang
dinaikkan (Soebagio, 2005).
Faktor yang mempengaruhi titik didih diantaranya tekanan dan jenis
molekul. Apabila tekanan kurang dari satu atmosfer, titik didih cairan lebih
rendah dari titik didih normal. Apabila sama dengan satu atmosfer, titik
didih cairan disebut titik didih normal. Apabila lebih besar dari satu
atmosfer, titik didih cairan lebih besar dari titik didih normal. Jika gaya antar
molekulnya kuat, maka titik didih akan relatif tinggi, dan apabila gaya antar
molekulnya lemah, maka titik didih relatif rendah. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi destilasi, diantaranya yaitu suhu atau pemanasan,
tekanan, kelelahan alat, kalibrasi dan lain-lain. Faktor yang paling
berpengaruh dalam proses destilasi adalah suhu atau pemanasan. Jika
pemanasan terlalu besar, dikhawatirkan akan terjadi flooding (banjir).
Apabila pemanasan kecil, proses pemisahan akan berlangsung lama, akan
tetapi hasil atau konsentrasi yang diperoleh akan lebih baik dan mendekati
sempurna dikarenakan proses pemisahan dan pendinginan berlangsung
sempurna (Soebagio, 2005).
Sebelum melakukan praktikum destilasi dan titik didih, pertama-tama
adalah melakukan kalibrasi terhadap termometer. Termometer adalah alat
yang digunakan untuk mengukur suhu atau alat ukur panas. Suhu adalah
besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu
benda. Termometer menggunakan zat yang mudah berubah akibat
perubahan suhu, sifat termometrik inilah yang digunakan pada termometer
zat cair. Kalibrasi termometer adalah penetapan tanda-tanda untuk
pembagian skala termometer. Pembuatan skala pada termometer
menggunakan dua titik tetap, yaitu titik tetap atas dan titik tetap bawah.
Suhu pada titik tetap atas didefinisikan sebagai suhu air dan suhu uap yang
berada dalam keadaan setimbang pada tekanan 1 atm. Sedangkan titik tetap
bawah adalah suhu pencampuran es dengan air dalam keadaan setimbang
dengan udara jenuh pada tekanan 1 atm. Pada skala celsius, kedua titik ini
diberi angka 0 untuk titik tetap bawah dan angka 100 untuk titik tetap atas
(Giancoli, 2001).
A. Destilasi Senyawa Tunggal
Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan senyawa tunggal dan
sampel kotornya yang pada pecobaan ini adalah benzen kotor.
Percobaan dilakukan dengan merangkai alat destilasi. Kemudian
benzen kotor dimasukkan ke dalam labu destilasi da ditambahkan juga
batu didih. Penambahan batu didih berfungsi untuk mencegah letupan
saat pemanasan dan untuk meratakan panas sehingga panas menjadi

10
homogen pada seluruh bagian larutan. Batu didih sederhana dapat
dibuat dari pecahan kaca, kramik, maupun batu kapur (Karnawan,
2006).
Labu destilasi kemudian ditangkai pada alat destilasi dan
dipanaskan. Ketika dipanaskan akan timbul gelembung udara dan uap.
Tanpa penambahan batu didih, larutan yang dipanaskan akan menjadi
superheated dan akan menimbulkan letupan. Larutan yang sudah
mendidih akan membentuk uap. Uap yang terbentuk akan mengaliri
kondensor dan destilat atau hasil destilasi akan menetes dan tertampung
pada tempat penampung yang telah disediakan. Suhu pada tetesan
pertama dicatat. Selanjutnya dicatat juga secara berkala setiap 5 ml
volume, berapa suhunya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya zat
mendidih antara lain (Fessenden, 1992):
a. Pemanasan yang dilakukan secara bertahap agar diperoleh interval.
b. Tekanan udara.
c. Banyak zat yang digunakan.
Rendemen kimia adalah reaksi yang hanya merajuk pada jumlah
produk reaksi yang dihasilkan pada reaksi kimia. Rendemen memiliki
dua makna, yaitu persentase bahan kemas yang diperoleh dari bahan
mentah dan persentase bahan kemas yang diperoleh berdasarkan yang
didapat pada teori (Vogel, 1990).
Benzen merupakan senyawa hidrokarbon aromatik dengan rumus
empirik C6H6 dengan struktur cincin. Benzen berbentuk cair, tidak
berwarna, mudah menguap, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik seperti alkohol, dietil eter, karbon tetraklorida, aseton,
asam asetat, atau heksana. Benzena memiliki bau harum yang khas dan
mudah terbakar. Benzena memiliki titik didih 80,1˚C dan titik lebur
5,3˚C. benzena bersifat stabil dan memiliki kereaktifan rendah akibat
resonansi elektron. Senyawa tersebut memiliki sifat yang berguna, yaitu
membentuk azeotrop dengan air (Hadyana, 2002).
B. Destilasi Senyawa Campuran
Percobaan selanjutnya yaitu destilasi campuran yang dilakukan
dengan menggunakan sampel metanol:air (1:1). Metanol adalah zat
kimia yang tidak berwarna, berbentuk cair pada temperatur kamar,
mudah menguap, dan sedikit berbau ringan, dengan rumus molekul
CH4 (Petrucci, 1985). Metanol merupakan zat kimia beracun yang
menyebabkan efek berbahaya apabila dihirup atau tertelan, memiliki
titik didih 64,7˚C. Sedangkan air merupakan pelarut organik yang
mempunyai titik didih 100˚C (Syukri, 1999).

11
Percobaan dilakukan dengan memasukkan metanol:air ke dalam
labu destilasi dan ditambahkan batu didih untuk meratakan panas dan
mencegah letupan. Pemanasan dilakukan perlahan sampai mendidih.
Dicatat suhu pada tetesan pertama destilat jatuh. Dan dicatat secara
berkala setiap 5 ml selanjutnya.
Aplikasi destilasi dalam kehidupan antara lain (Syukri, 1999):
a. Memisahkan komponen-komponen minyak alami dengan destilasi.
b. Mengekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
c. Mengekstraksi minyak sitrus dari lemon atau jeruk.
d. Menghasilkan minyak atsiri dengan destilasi uap.
e. Mengekstraksi beberapa produk minyak eucalitus dan eucalyptus.

12
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan di atas adalah
sebagai berikut:
1. Destilasi merupakan pemisahan campuran zat cair berdasarkan
perbedaan titik didih. Prinsip dari destilasi adalah penguapan dan
pengembunan kembali uapnya pada suatu titik didih.
2. Titik didih merupakan suhu dimana tekanan cairan tersebut sama
dengan tekanan atmosfer.
6.2 SARAN
Saran dalam praktikum ini adalah agar lebih hati-hati dan lebih teliti.
Jika tidak hati-hati dan teliti, ditakutkan akan terjadi banyak kesalahan
perhitungan atau bahkan kerusakan alat.

13
DAFTAR PUSTAKA
Alimin, dkk. (2007). Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press.
Anwar, F., Cokorda, P., dan Mandari. (2010). Kajian Awal Biji Buah Kepoyang
Masak sebagai Bahan Baku Minyak Nabati Kasar. Jurnal Teknologi
Industri. Vol 4 No. 2: 5.
Ari, K., dan Hadi, W. (2008). Pembuatan Etanol dari Sampah Pasar Melalui
Proses Hidrolisis Asam dan Fermentasi Bakteri Zymomones Mobiills.
Jurnal Teknik Lingkungsn. Vol 2 No. 1: 6.
Arsyad. (2001). Kamus Kimia Atsiri dan Penjelasan Ilmiah. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka.
Egi, A., dkk. (2010). Pemisahan Stronelal dari Minyak Sereh Wangi
Menggunakan Unit Fraksionasi Skala Berich. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian. Vol 17 No. 2: 49.
Fuki, Yuliarto. (2012). Pengaruh Ukuran dan Bahan Metode Destilasi terhadap
Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis. Jurnal Teknosains Modern.
Vol 1 No. 1: 3.
Fessenden dan Fessenden. (1992). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, Douglas. (2001). Fisika. Jakarta: Erlangga.
Hadyana. (2002). Kamus Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hiskia, Ahmad. (1996). Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung: PT. Citra
Aditya Abadi.
Karnawan. (2006). Kimia II. Bogor: Cu Dian.
Robinson, J. W. (1997). Undergraduate Instrumental Analysis. New York:
Marcel Dekker.
Soebagio. (2005). Kimia Analitik II. Jakarta: IMSTEP.
Syukri. (1999). Kimia Dasar Jilid II. Bandung: ITB.
Vogel. (1990). Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka.

14
BAHAN DISKUSI
JAWABAN
1. Destilasi adalah suatu metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih
campuran zat yang dididihkan sehingga menguap, dan uap ini didinginkan
kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah
akan menguap lebih dahulu.
2. Destilasi didasarkan pada perbedaan titik didih komponen dalam campuran
zat.
3. Destilasi:
a. Destilasi biasa. Tekanan uap di atas cairan adalah tekanan armosfer.
Untuk senyawa murni, suhu yang dicatat pada termometer adalah titik
didih destilat. Memisahkan dengan titik didih yang berbeda.
b. Destilasi vakum. Penguapan suatu cairan dilakukan pada tekanan
rendah jauh dibawah titik didihnya.
c. Destilasi bertingkat. Digunakan untuk memisahkan campuran zat cair
yang mempunyai perbedaan titik didih tidak berbeda banyak.
d. Destilasi azeotrop. Digunakan untuk memisahkan campuran dua
senyawa yang mempunyai titik didih tetap dengan komposisi campuran
tetap.
4. Minyak atsiri adalah minyak yang berasal dari tumbuhan yang merupakan
bahan dasar wangi-wangian atau minyak gosok alami dan mempunyai
aroma yang khas. Minyak atsiri mudah menguap karena titik didihnya
rendah. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap tanaman, yaitu dari
daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar.

15

Anda mungkin juga menyukai