Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK 1
DESTILASI DAN TITIK DIDIH

NAMA : NOVIA AMALINA RAMDHIANI


NIM : K1A021002

SHIFT :B
HARI/TANGGAL : JUM’AT, 04 MARET 2022

ASISTENSI : NALAT TAZKIA FIRDA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA

LABORATORIUN KIMIA ORGANIK


PURWOKERTO
2022
DESTILASI DAN TITIK DIDIH

I. TUJUAN
Dapat memahami prinsip destilasi dan terampil dalam melakukan
destilasi serta penentuan titik didih.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Destilasi atau yang sering disebut dengan proses penyulingan adalah
salah satu metode pemisahan bahan kimia yang berdasarkan pada perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Destilasi ini
merupakan proses pemisahan larutan dengan menggunakan panas sebagai
pemisahnya. Dalam proses penyulingan ini campuran suatu zat dididihkan
sampai menguap dan uapnya kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk
cairan. Suatu zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan mengalami
penguapan terlebih dahulu. Sedangkan zat yang memiliki titik didih lebih
tinggi akan mengembun dan kemudian menguap Ketika sudah mencapai titik
didihnya. (Fatimura, Muhrinsyah. 2014).
Tekanan uap dari suatu cairan akan meningkat seiring dengan
bertambahnya temperature, dan titik dimana tekanan uap sama dengan tekanan
eksternal cairan yang disebut dengan titik didih. Proses pemisahan
menggunakan destilasi bisa dijelaskan dengan hukum Dalton dan hukum roult.
Menurut hukum Dalton, tekanan gas total suatu campuran biner, atau tekanan
uap suatu cairan (P), adalah jumlah tekanan parsial dari masing-masing
komponen A dan B (PA dan PB).
P = P A + PB

Sedangkan hukum raoult menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu,
tekanan parsial uap komponen A (PA) dalam campuran sama dengan hasil kali
antara tekanan uap komponen murni A (PA murni) dan fraksi molnya X A
PA = PA murni . XA

Tekanan uap totalnya adalah : Ptot = PA murni . XA + PB murni . XB


Dari persamaan diatas Dapat disimpulkan tekanan uap total suatu campuran
cairan biner tergantung pada tekanan uap komponen murni dan fraksi molnya
dalam campuran. (Coulson, 1983).
Pemisahan dengan proses destilasi dapat berlangsung berdasarkan
hukum termodinamika dalam proses penguapan komponen yang mudah
menguap akan terkonsentrasi di fasa uap. Uap yang lebih banyak mengandung
komponen mudah menguap (volatile komponen) bergerak keatas ketahap
berikutnya. Kemudian akan terjadi kontak dengan fasa liquid sehingga proses
vaporisasi kondensate berlangsung dan mengakibatkan konsentrasi komponen
mudah menguap semakin terkonsentrasi di fasa uap. Berdasarkan prinsip
diatas maka proses destilasi hanya bisa dilakukan untuk memisahkan
komponen-komponen yang mempunyai perbedaan titik didih. Oleh karena itu
tidak bisa digunakan untuk memisahkan komponen dengan titik didih yang
berdekatan atau sama. (Karl Kolmetz, 2013).
Titik didih suatu larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap
jenuh larutan itu sama dengan tekanan udara luar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi titik didih adalah tekanan di atas permukaan zat cair, tingkat
kemurnian zat, kekuatan ikatan antarmolekul, dan massa molekul relatif. Titik
didih yang dimiliki benzene berada pada suhu 80°C (Haynes, 2014).
Sedangkan pada methanol titik didihnya adalah 64,7°C (Fessenden &
Fessenden, 1979). Berdasarkan hasil penelitian, titik didih suatu larutan selalu
lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya (Robert & Caserio, 1997).

Benzena merupakan senyawa kimia organik berupa cairan tidak


berwarna dan mudah terbakar serta memiliki bau yang khas. Benzene dikenal
dengan rumus kimia C6H6. Benzene terdiri dari 6 atom karbon yang
membentuk cincin dengan 6 atom hidrogen berikatan pada setiap 1 atom
karbon. Benzene merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik
dengan ikatan pi yang tetap (Svehla, 1985). Methanol merupakan alkohol
alifatik yang paling sederhana, Reaktivitas methanol ditentukan oleh gugus
fungsi hidroksil. Methanol memiliki massa molar 32,042 gram/mol. Titik
didih senyawa ini berada di temperatur 64,7°C (337,8oK) dan titik leburnya -
97°C (176oK). Methanol digunakan sebagai bahan bakar diesel dan jika
diubah dengan lemak dan minyak yang sesuai menghasilkan ester metil asam
lemak atau biasa disebut biodiesel (Ullmann & Gerhatz, 1985).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 ALAT
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah seperangkat alat
destilasi, thermometer skala 0-200oC, gelas ukur 50 dan 25 mL,
pembakar Bunsen, dan penangas air.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah benzene kotor,
toluena, asam asetat, dan CCl4.
3.2 CARA KERJA
3.2.1 Kalibrasi titik nol thermometer
a. Kalibrasi titik nol termometer
Celupkan termometer ke dalam campuran air-es yang telah
diaduk homogen.
b. Kalibrasi titik 100 termometer
Masukkan 10 mL aquades dan batu didih ke dalam tabung
reaksi. Panaskan sampai mendidih. Seterlah mendidih masukkan
thermometer kedalam tabung.
3.2.2 Destilasi senyawa tunggal
a. Pasang alat destilasi. Alirkan air pendingin dari bawah ke atas
b. Masukkan 50 mL benzene kotor ke dalam labu destilasi 100
mL, lalu tambahkan batu didih
c. Lakukan pemanasan secara perlahan sampai mendidih, amati
dan catat suhu pada saat tetesan pertama destilat. Catat suhu
dan volume destilat secara teratur setiap jumlah destilat 5 mL.
d. Saat suhu didih sudah mencapai suhu didih benzena dan telah
konstan, segera ganti labu dengan yang baru untuk menampung
destilat benzene murninya. Catat suhu dan volume destilat
secara teratur setiap jumlah destilat 5 mL. Catat juga tekanan
atmosfer
e. Ganti lagi labu dengan yang baru jika suhu didih telah mulai
naik
f. Hentikan proses destilasi jika cairan dalam labu destilasi
tinggalsekitar 5 mL
g. Buat grafik antara suhu dan volume destilat dari mulai tetesan
pertama sampai sisa cairan dalam labu destilasi tinggal 5 mL
3.2.3 Destilasi Campuran
a. Pasang alat destilasi . Alirkan air pendingin dari bawah ke atas
b. Masukkan 50 mL campuran methanol:air (1:1) ke dalam labu
destilasi 100 mL, lalu tambahkan batu didih.
c. Lakukan pemanasan secara perlahan sampai mendidih, amati
dan catat suhu pada saat tetesan pertama destilat (suhu didih
metanol). Catat suhu dan volume destilat secara teratur setiap
jumlah destilat 5 mL.
d. Segera hentikan destilasi (ganti labu penampung destilat) jika
suhu destilasi telah mulai naik.
3.2.4 Destilasi Minyak atsiri dari sereh
a. Timbang 30 gram sereh, selanjutnya rajam / potong kecil-kecil.
b. Pasang alat destilasi.
c. Masukkan dalam labu destilasi, dan tambahkan aquades sampai
semua sereh terendam
d. Mulai panaskan labu destilasi sampai suhu didih air
e. Amati dan catat suhu pada saat tetesan pertama destilasi.
Tampung destilat sampai diperkirakan tidak ada lagi minyak
atsiri dalam labu destilasi (Dapat dideteksi dari bau tetesan
destilat yang tidak lagi berbau minyak atsiri).
f. Biarkan destilat memisah (minyak atsiri dan air)
3.3 SKEMA KERJA
3.3.1. Kalibrasi Termometer
a. Kalibrasi titik nol termometer

Air Es

o Diaduk homogen
o Dicelupkan thermometer kedalamnya

Titik nol thermometer


terkalibrasi

b. Kalibrasi titik 100 termometer

10 mL aquades

o Dimasukkan ke dalam tabung reaksi bersama batu


didih
o Dipanaskan sampai mendidih
o Dimasukkan thermometer tepat diatas permukaan
air mendidih

Titik 100 termometer


terkalibrasi
3.3.2 Destilasi Senyawa Tunggal

50 mL benzene kotor

o Dipasang alat destilasi


o Dialirkan pendingin dari Bawah ke atas
o Dimasukkan 50 mL benzene kotor ke labu destilasi
100 mL
o Ditambahkan batu didih dan dididihkan
o Diamati dan dicatat suhu saat tetesan pertama
distilat
o Diganti labu yang baru untuk menampung destilat
murni
o Dicatat suhu dan volume destilat secara teratur
setiap 5 mL dicatat tekanan atmosfer
o Diganti labu yang baru jika suhu didih sudah mulai
naik
o Dihentikan jika cairan tinggal sekitar 5 mL
o Dibuat grafik antara suhu dan volume.

Grafik antara suhu dan


volume
3.3.3 Destilasi Campuran

50 mL campuran methanol : air (1:1)

o Dipasang alat destilasi


o Dialirkan pendingin dari Bawah ke atas
o Dimasukkan campuran methanol ke dalam labu
destilasi 100 mL
o Ditambahkan batu didih
o Dipanaskan sampai mendidih
o Diamati suhu dan volume saat tetesan pertama
destilat
o Dicatat suhu dan volume destilat secara teratur
setiap jumlah 5 mL
o Hentikan destilasi jika suhu mulai naik

Suhu dan Volume

3.3.4 Destilasi Minyak Atsiri dari Sereh

30 gram sereh

o Ditimbang dan dipotong kecil - kecil


o Dipasang alat destilasi
o Dimasukkan ke dalam labu destilasi
o Ditambahkan aquades sampai terendam
o Dipanaskan sampai suhu didih air
o Diamati dan dicatat suhu tetesan pertama destilasi
o Ditampung destilat sampai diperkirakan tidak ada
lagi minyak atsiri dalam labu destilat
o Dibiarkan destilat memisah

Destilat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
4.1.1 Destilasi Senyawa Tunggal

No. Perlakuan Pengamatan


1. Sebanyak 50 mL benzene kotor
dimasukkan ke labu destilasi 100 mL, -
ditambahkan batu didih, kemudian
dipanaskan.
2. Dicatat suhu tetesan pertama destilat. Suhu tetesan pertama =
70oC
3. Dicatat suhu dan volume tiap 5 mL. V 5 mL = 78oC
V 10 mL = 79 oC
V 15 mL = 79 oC
Dan terdapat bau menyengat

4.1.2 Destilasi Senyawa Campuran

No. Perlakuan Pengamatan


1. Sebanyak 50 mL campuran methanol:air
(1:1) dimasukkan ke labu destilasi 100 -
mL, ditambahkan batu didih, lalu
dipanaskan (didestilasi).
2. Dicatat suhu tetesan pertama destilat. Suhu tetesan pertama =
66oC
3. Dicatat suhu dan volume tiap 5 mL. V 5 mL = 77oC
V 10 mL = 77 oC
V 15 mL = 77 oC
Tidak berbau
4.2 Pembahasan
Kalibrasi adalah serangkaian pekerjaan di bawah kondisi
tertentu yang menetapkan huungan antara nilai yang ditunjukkan
oleh suatu alat ukur, sistem pengukuran, nilai yang ditunjukkan
oleh suatu besaran bahan (material measurement) atau bahan acuan
dan nilai yang diketahui berkaitan dari suatu besaran ukur. Dengan
kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan
cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur
(traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan
ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi
(Morris, 2001).

Penurunan titik beku berbanding lurus dengan penurunan


tekanan uap, atau berbandingnya lurus dengan fraksi mol dan
untuk larutan encer, keseimbanganini dapat dianggap berlaku pula
terhadap molalitas.tb = Kb . mtd = Kd. mDalam persamaan ini td
dan tb artinya penurunan titik beku dan kenaikantitik didih, m
adalah molalitas, kb dank d masing-masing adalah tetapan
turunantitik beku molal dan tetapan naik titik didih molal. Tetapan
turun titik beku inidisebut juga krioskopik dan tetapan naik titik
didih disebut ebulioskopik (Petrucci, 1987).
Titik didih merupakan suhu saat zat mendidih. Titik didih
bisa naik jika dinaikkan tekanannya dan ditambahkan dengan
ketidakmurnian zat tersebut ataupun sebaliknya. Titik didih adalah
suatu suhu ketika tekanan uap jenuh suatu cairan sama dengan
atmosfer disekelilingnya. Pada saat itu terjadi perubahan wujud zat
dari cair menjadi gas. Suatu air murni akan mendidih apabila
berada di suhu 100oC dan berada pada tekanan 760 mmHg. Jika di
dalam air tersebut ditambahkan suatu zat yang tidak mudah
menguap sampai membentuk suatu larutan, dan pada suhu 100oC
ternyata belum mendidih dan tekanan yang didapat tidak mencapai
760 mmHg maka untuk menaikkan tekanan uap tersebut harus
dinaikkan juga suhu larutannya. Kenaikan suhu tersebut disebut
juga dengan kenaikan titik didih larutan. (Sutresna, 2008).

Destilasi adalah proses pemisahan suatu komponen dalam


suatu campuran dengan berdasarkan pada perbedaan titik didih dari
komponennya, dengan syarat larutan dan campurannya homogen.
Selain terhadap titik didih, destilasi juga bergantung pada
konsentrasi komponen – komponen penyusun campurannya.
Selain itu proses destilasi juga tergantung pada karakteristik
tekanan uap campuran liquidnya. Suatu komponen pada campuran
hanya dapat di destilasi jika ada keseimbangan dari fasa gas dan
fasa cair. (Bohari, 2021). Prinsip umum destilasi adalah proses
penguapan dan pendinginan uap (pengembunan). Wadah tertutup
yang diisi sebagian dengan cairan akan menguap sebagian dan
masuk ke ruang diatasnya. Kemudian, uap akan mengembun dan
menjadi hasil pemisahan (McCabe, 1993). Tujuan dilakukannya
destilasi adalah untuk memisahkan cairan dari zat pengotornya
yang memiliki titik didih ebrbeda dari cairan murninya.
(Schweitzer, 1979).
Destilasi memiliki 4 metode yang bisa digunakan, yaitu
destilasi sederhana, destilasi vakum, destilasi azeotrop, dan
destilasi fraksionasi:
1. Destilasi Sederhana
Pada Metode destilasi sederhana ini, pemisahan
antara dua komponen pada fase uap yang
mengandung komponen A yang lebih volatile, maka
proses pemisahannya adalah proses pemisahan
parsiang yang diulang beberapa kali, yang dimana
setiap saat diperoleh pemisahan yang bertingkat.
(Bohari, 2021).
2. Destilasi Vakum
Destilasi Vakum dilakukan dengan cara
memisahkan dua kompenen yang titik didihnya
sangat tinggi, motode yang digunakan adalah
dengan menurunkan tekanan permukaan lebih
rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga
menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang
digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu
tinggi. (Sugiarso, Wuwung, Lumenta, & Walangare,
2013)
3. Destilasi Azeotrop
Azeotrop adalah suatu campuran larutan dengan
titik didih yang konstan dan daoat dibentuk oleh
pasangan – pasangan zat cair yang saling
melarutkan. Padangan yang dapat saling
melarutkan, biasanya azeotrope yang memiliki titik
didih yang lebih kecil dari titik didih masing –
masing komponen pembentuknya. (Cahyono,
Bambang., dan Meint Suzery, 1990).
4. Destilasi Fraksionasi
Apabila suatu tekanan uap A lebih besar dari
tekanan uap B, maka perubahan yang terjadi pada
komponen A dan komponen B dalam fase uap lebih
besar dari fase cair yang mengakibatkan fase uap
dalam kesetimbangan dalam fase cair akan lebih
banyak mengandung uap yang lebih volatile.
Peristiwa ini yang kemudian menjadi Prinsip dasar
Destilasi Fraksionasi. (Bohari, 2021).

Gambar 4.2.1 Alat Destilasi


Keterangan gambar: (Meloan, 1999).

a. Alon/Adafter berfungsi untuk menghubungkan ujung kondensor


dengan wadah penampung hasil.
b. Erlenmeyer berfungsi untuk menampung wadah destilat.
c. Termometer berfungsi sebagai pengukur suhu uap zat larutan yang
didestilasi.
d. Statif dan Klem berfungsi untuk menyangga bagian-bagian dari
peralatan destilasi sehingga tidak jatuh dan goyang.
e. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah untuk penyimpanan
sampel yang akan didestilasi.
f. Kompor berfungsi untuk memanaskan bahan yang akan
didestilasi.
g. Liebeg Kondensor berfungsi untuk mendinginkan uap destilat yang
melewati kondensor sehingga menjadi cair.

Benzena adalah suatu senyawa hidrokarbon aromatik dengan rantai


tertutup yang tidak jenuh. Benzena ini memiliki rumus kimia C6H6. Pada
saat keadaan normal benzene merupakan cairan yang tak berwarna, jernih,
berbau khas dan mudah terbakar. Titik didihnya 80°C, titik cair 5,5°C
Indeks bias 1,5011, larut dalam 1430 bagian air, dapat campur dengan
asam asetat glasial, aseton, etanol, eter, karbondisulfida, karbon
tetraklorida, kloroform dan minyak. Benzena termasuk bahan pelarut yang
baik, secara kimia cukup stabil, tetapi mudah mengalami reaksi substitusi
menjadi bentuk halogen, nitrat dan derivat alkil (Chang, 2004).

Gambar 4.2.2 Struktur Kimia Benzena

Metanol merupakan salah satu bahan kimia industri yang penting.


Sebagai bahan kimia industri, metanol telah digunakan secara luas untuk
produksi berbagai bahan kimia yang lain. Sekitar sepertiga dari produksi
metanol digunakan untuk membuat formaldehida dan selebihnya
digunakan untuk pembuatan MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Eter), asam
asetat, pelarut, metaklirat, bahan bakar, dan lain-lain (Othmer, 1998).

Kegunaan metanol sebagai berikut (Ardini, Rajayu, & Ratnasari,


2020):
a) Pelarut misalnya dari schellac dsb
b) Sebagai anti freeze radiator mobil
c) Untuk mendenaturasikan etanol
d) Untuk pembuatan formaldehid, metil salisilat, metil klorid
Gambar 4.2.3 Struktur Kimia Metanol

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan


makhluk hidup di bumi. Fungsi air bagi kehidupan ridak dapat digantikan
oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi
kehidupan adalah sebagai air minum. Air mempunyai rumus kimia H2O,
satu molekul air tersusun atas dua atom hydrogen yang berikatan kovalen
dengan satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan
temperature 273,15 K (0oC) (Adriana, Muli, & Sulistyorini, 2016).

Gambar 4.2.4 Struktur Kimia Air


Pada praktikum kimia organik acara 1 yakni destilasi dan titik
didih ini akan dilakukan kalibrasi termometer terlebih dahulu sebelum
Dilakukan destilasi. Kalibrasi dilakukan untuk memferivikasi apakah
termometer yang digunakan telah sesuai dengan rancangan dan ketentuan
yang dibuat secara nasional maupun internasional, sehingga pada
praktikum tidak akan terjadi kesalahan dalam mengukur suhu titik didih.
Pada praktikum ini pula akan dilakukan dua kali destilasi yaitu destilasi
senyawa tunggal dan destilasi campuran. Perbedaan kedua destilasi
tersebut adalah pada bahan yang akan dipisahkan. Destilasi senyawa
tunggal menggunakan satu senyawa dengan pengotor yang tidak diketahui
sedangkan pada destilasi campuran, larutan yang digunakan adalah larutan
campuran antara methanol dan air dengan perbandingan 1:1. Pada proses
nya kedua destilasi tersebut tidak jauh berbeda.

Gambar 4.2.5 Proses Kalibrasi Termometer

Percobaan yang pertama dilakukan adalah kalibrasi termometer.


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses
destilasi,salah satunya yaitu peletakan thermometer harus tepat berada
pada posisi jalan keluar uap kekondensor agar uap yang akan menuju ke
kondensor langsung terukur suhunya. Kalibrasi ini terdiri dari dua
kalibrasi yaitu penentuan titik nol termometer dan titik 100 termometer.
Kalibrasi titik nol termometer dilakukan dengan menyiapkan air es pada
suatu gelas reaksi kemudian termometer di celupkan dan ditunggu sampai
pada titik nol derajat termometer. Jika sudah sesuai maka dapat dipastikan
jika termometer tersebut sudah benar. Selanjutnya pada kalibrai titik 100
termometer, diawali dengan menyiapkan air dalam tabung reaksi lalu
didihkan dan ditambah dengan batu didih agar panas nya merata. Setelah
mendidih simpan termometer diatas uap air mendidih tersebut ditunggu
sampai termometer menunjukan titik 100oC. Jika sudah maka termometer
tersebut telah berfungsi dengan benar. Hasil yang diperoleh pada
percobaan yang dilakukan yaitu termometer telah menunjukan titik nol
dan titik 100oC.
Percobaan dalam praktikum ini yaitu destilasi senyawa tunggal
yang dilakukan dengan menggunakan sampel benzena kotor, dilakukan
dengan cara memasang alat destilasi, air pendingin dialirkan dari bawah ke
atas. Hal ini bertujuan untuk menghindari larutan mengalir atau meneter
ke kondensor sebelum didihkan dan agar pengembunan atau pendinginan
sempurna (Donal, 1990). Selanjutnya adalah memasukkan 50 mL benzene
kotor ke dalam labu destilasi 100 mL, lalu menambahkan batu didih.
Penambahan batu didih berfungsi untuk meratakan pemanasan dan
mengurasi letupan. Kemudian dipanaskan secara perlahan sampai
mendidih, suhu dan volume dicatat setiap destilat 5 mL sampai 35 mL.

Berikut merupakan grafik hubungan suhu dan volume Benzena:

Pengaruh Volume Terhadap Suhu


80

75

70

65
Tetesan awal 5 mL 10 mL 15 mL

Volume

Grafik suhu terhadap senyawa benzena


Berdasarkan hasil percobaan sampel benzena kotor pada tetesan
pertama menghasilkan suhu 70°C. Saat volume destilat 5 mL suhunya
78°C. Selanjutnya saat volume 10 mL suhunya 79°C, saat volume 15 mL
suhunya 79°C. Destilasi senyawa tunggal ini memiliki bau yang
menyengat. Hasil titik didih yang diperoleh tidak sesuai dengan
referensiyang seharusnya titik didih benzena adalah 80,1°C. Penyebab
perbedaan ini dapat terjadi karena adanya kandungan pengotor. Adapun
suhu saat proses destilasi yang meningkat yaitu akibat jumlah sampel yang
semakin berkurang (Alimah, 2006).

Percobaan selanjutnya adalah destilasi campuran. Percobaan ini


diawali dengan memasukkan campuran methanol dan air ke dalam labu
alas bulat dan ditambahkan batu didih agar proses pemanasan merata.
Selanjutnya dilakukan pemanasan secara perlahan-lahan agar suhu dan
volume penguapan bisa tetapa dipantau dengan baik. Setalah Dilakukan
pemanasan air dialirkan dari bawah ke atas melalui saluran air ke dalam
kondensor agar uap larutan dapat diembunkan.
Berikut merupakan grafik hubungan antara suhu dan volume
methanol:

Pengaruh Volume Terhadap Suhu


77.5
77
76.5
76
75.5
Tetesan awal 5 mL 10 mL 15 mL

Volume

Grafik suhu terhadap volume methanol


Setelah destilat pertama menetes suhu dicatat serta dilakukan
secara teratur setiap 5 ml sekali. Hasil dari percobaan ini adalah destilat
pertama menetes pada suhu 66oC. Selanjutnya 5 ml pertama destilat
bersuhu 77oC, 10 ml destilat pertama bersuhu 77oC, serta 15 ml destilat
pertama bersuhu 77 oC. Destilasi senyawa campuran tidak memiliki bau
yang menyengat. Hasil ini kurang sesuai dengan referensi yang
menyatakan bahwa titik didih methanol adalah 74oC sehingga destilat
dengan suhu 74oC merupakan methanol murni tanpa campuran karena titik
didih methanol sendiri adalah sebesar 64,7oC (Alimah, 2006).

Minyak atsiri sering kita dengar di dalam kehidupan sehari-hari.


Minyak atsiri merupakan salah satu produk yang dibutuhkan pada
berbagai industri seperti industri kosmetik, obat-obatan, makanan dan
minuman. Minyak atsiri juga dapat digunakan sebagai aroma terapi
(Nurdjanah, 2004). Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan
berjumlah 150-200 spesies tanaman yang termasuk dalam family Pinceae,
Labiatae, Compositae, Myrtaceae, Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat
besumber pada setiap tanaman yaitu daun, bunga, buah, biji, atau kulit,
dan akar atau rizhome. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman dapat
juga bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dapat dibuat secara
sintetis (Richards, 1994).
V. KESIMPULAN
1. Destilasi adalah proses pemisahan suatu komponen dalam suatu
campuran dengan berdasarkan pada perbedaan titik didih dari
komponennya, dengan syarat larutan dan campurannya homogen.
Selain terhadap titik didih, destilasi juga bergantung pada
konsentrasi komponen – komponen penyusun campurannya.
Selain itu proses destilasi juga tergantung pada karakteristik
tekanan uap campuran liquidnya. Suatu komponen pada campuran
hanya dapat di destilasi jika ada keseimbangan dari fasa gas dan
fasa cair.
2. Titik didih adalah suatu suhu ketika tekanan uap jenuh suatu cairan
sama dengan atmosfer disekelilingnya. Pada saat itu terjadi
perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Suatu air murni akan
mendidih apabila berada di suhu 100oC dan berada pada tekanan
760 mmHg.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Muli, & Sulistyorini. (2016). Analisis Kualitas Air Pada Sumber Mata
Air Di Kecamatan Karangan Dan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur.
Jurnal Hutan Tropis, Vol. 4 No.1, 64-76.

Alimah, N. (2006). Kimia Lingkungan: Organic Chemistry Destilation. Makassar:


UNHAS.
Bohari. (2021). Kimia Pemisahan. Bogor: IPB Press.

Cahyono, Bambang dan Meiny Suzery. (1990). Metode Pemisahan Bahan Alam
Aspek Teoritas dan Eksperimental. Jakarta: Kompas Ilmu.
Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Coulson, J.M. Richardson, Sinnot, R.K. (1983) .Chemical Engineering Volume 6


(SI Units) Design. Oxford: Pergamon Press.
Donal. (1990). Introduction to Organic Laboratorium Techniques. New York:
Saunders College.
Fatimura, Muhrinsyah. (2014). “Tinjauan Teoritas Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Operasi pada Kolom Destilasi” dalam Jurnal Media
Teknik vol. 11 No. 1. Fakultas Teknik, Universitas PGRI Palembang.

Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1979). Organic Chemistry Second Edition.


Boston: Willard Grant Press.
Haynes, W. (2014). Handbook of Chemistry and Physics 95th Edition. Florida:
CRC Press.

Karl Kolmetz. (2013). Distillation Column Selection and Sizing Engineering


Design Guidelines. Johor Bahru, Malaysia.
McCabe, W. (1993). Unit Operations of Chemical Engineering Fifth Edition. New
York: McGraw-Hill Inc.

Meloan, C. E. (1999). Chemical Separations : Principles, Techniques, and


Experiments . New York: John Wiley & Sons, Inc.

Morris, A. (2001). Measurement and Instrumentation Principle. Butterworth:


Heinemann.
Nurdjanah, N. (2004). Diverifikasi Menggunakan Cengkeh. Jakarta: Industrial
Crops Research .
Othmer, K. (1998). Encyclopedia of Chemical Technolog. Interscience Willey,
Vol. 7.
Petrucci, R. (1987). Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Richards, F. W. (1994). Ferfumer's Hand bookAnd Catalog. New York: Fritzsche


Brother Inc.
Robert, J., & Caserio, M. (1997). Basic Principles of Organic Chemistry 2nd
Edition. Menlo Park: W.A Benjamin, Inc.

Schweitzer, P. (1979). Handbook of Separation Techniques for Chemical


Engineers. New York: McGraw-Hill Book Co.
Sutresna, Nana. (2008). Kimia. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Svehla, G. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi
Mikro Edisi V. Jakarta: PT. Kalma Media Pustaka.
Ullmann, F., & Gerhatz, W. (1985). Ullmann's Encyclopedia of Industrial
Chemistry. Weinheim: Federal Republic of Germany : VCH.
LAMPIRAN

Jawaban Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan destilasi?

Jawaban : Destilasi adalah proses pemisahan dan pemurnian suatu senyawa dari
zat pengotornya yang didasarkan pada titik didih. Tujuan dilakukannya destilasi
adalah memisahkan larutan dari zat padat yag terlarut atau dari zat cair lain yang
mempunyai titik didih yang berbeda dari cairan murninya.

2. Bagaimana prinsip destilasi?

Jawaban : Prinsip dasar destilasi adalah proses penguapan dan pengembunan


kembali uap tersebut pada suhu titik didih.

3. Sebut dan jelaskan macam-macam destilasi !

Jawaban :

a. Destilasi sederhana adalah destilasi yang menggunakan penerapan panas


untuk menguapkan cairan yang kemudian didinginkan sampai mengembun
sebagai cairan. Destilasi ini digunakan pada campuran yang komponennya
memiliki perbedaan titik didih cukup besar. Penerapan dari destilasi ini
digunakan pada pemisahan air dari garam di air laut.
b. Destilasi fraksionasi adalah proses pemisahan dan pemurnian untuk cairan
yang memiliki titik didih komponennya terlalu dekat. Destilasi ini dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C
dan bekerja pada tekanan atmosfer rendah. Salah satu aplikasinya untuk
memisahkan komponen seperti bensin, solar, minyak tanah, dan bahan
bakar jet.
c. Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200°C atau lebih. Destilasi uap Dapat menguapkan
senyawa-senyawa dengan temperatur mendekati 100°C dalam tekanan
atmosfer menggunakan uap atau air mendidih. Penerapannya untuk
mengekstrak produk alam seperti minyak sitrus dari lemon.
d. Destilasi vakum adalah destilasi dibawah tekanan atmosfer. Destilasi ini
memisahkan dua komponen yang titik didihnya sangat tinggi.
e. Destilasi azeotrop digunakan untuk memisahkan dua campuran azeotrop.
Campuran azeotrop yaitu campuran dua atau lebih komponen yang sulit
dipisahkan. Destilasi ini dilakukan dengan menggunakan senyawa lain
yang dapat memecahkan ikatan azeotrop tersebut atau dengan tekanan
yang tinggi.

4. Apa yang kamu ketahui tentang minyak atsiri?

Jawaban : Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa proses metabolisme
dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia
dengan adanya air. Minyak tersebut di sintesis dalam sel kelenjar pada jaringan
tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin, misalnya minyak
terpentin dari pohon pinus. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman dapat
juga terbentuk dari hasil degradasi trigliserida oleh enzim atau dapat dibuat secara
sintesis. Minyak atsiri bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau
tumbuhan penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut
dalam air.

Anda mungkin juga menyukai