Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM 

KIMIA ORGANIK 1

EKSTRAKSI PADAT – CAIR

NAMA : NOVIA AMALINA RAMDHIANI

NIM : K1A021002

SHIFT :B

HARI/TANGGAL : JUM’AT, 25 MARET 2022

ASISTENSI : DIANA APRILIA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN


TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

LABORATORIUN KIMIA ORGANIK

PURWOKERTO

2022
EKSTRAKSI PADAT - CAIR

I. TUJUAN
1. Dapat mempelajari pemisahan senyawa dari padatan dengan
ekstraksi. Mengisolasi minyak dari biji kemiri dengan soxhlet
2. Dapat mempelajari pemurnian senyawa dengan cara destilasi biasa
3. Mengidentifikasi hasil
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau


lebih yang saling bercampur dan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat
yang tercampur. Campuran adalah materi yang tidak murni yaitu bukan
sebuah suatu senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan sebuah zat
karena dapat bervariasi. Campuran dapat dibedakan menjadi dua yaitu
campuran homogen dan heterogen. Campuran dapat dipisahkan melalui dua
metode yaitu metode kimia dan metode fisika. Pemisahan secara fisika dapat
dijabarkan selama pemisahan tidak dapat mengubah zat, sedangkan pemisahan
secara kimia dapat dijabarkan setiap komponen atau lebih direaksikan dengan
zat lain sehingga dapat dipisahkan (Petrucci, 1987).
Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan oleh suatu zat
berdasarkan perbedaan kelarutan terhadap dua cairan berbeda yang tidak
saling larut, biasanya digunakan air dan pelarut organik (Tzia & Lidakis,
2003). Ekstraksi dibedakan menjadi dua macam, yaitu ektraksi cair-cair dan
ekstraksi padat cair (leaching). Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan
komponen dari fasa cair ke faa cair lainnya berdasarkan kelarutan relatifnya.
Sedangkan ekstraksi padat-cair (leaching) adalah proses pemisahan solut dari
padatan inert. Padatan inert mengacu pada padatan yang tidak dapat larut (Aji,
et.al, 2017).
Ekstraksi padat cair (leaching) adalah proses pemisahan suatu zat
terlarut yang terdapat dalam suatu padatan dengan mengontakkan padatan
tersebut dengan pelarut (solvent) sehingga padatan dan cairan bercampur dan
kemudian zat terlarut terpisah dari padatan karena larut dalam pelarut. Pada
ekstraksi padat cair terdapat dua fase yaitu fase Overflow (ekstrak) dan fase
Underflow (rafinat/ampas) (Harriott, Smith, & McCabe, 1990). Metode paling
sederhana untuk mengekstraksi padatan adalah mencampurkan seluruh bahan
dengan pelarut, lalu memisahkan larutan tersebut dengan padatan tidak terlarut
(Brown, 1970). Proses ekstraksi padat cair, dari padatan ke cairan berlangsung
melalui dua tahapan proses yaitu difusi dari dalam padatan ke permukaan
padatan ke cairan karena butiran padatan cukup kecil, maka diambil asumsi
bahwa konsentrasi solut dalam padatan selalu homogen atau serba sama, jadi
dalam hal ini tidak ada gradien konsentrasi dalam padatan. Potensi zat-zat
terlarut antara dua cairan yang tidak bercampur untuk pemisahan analitis
(Suharto, Kristanto, & Arlene, 2010).
Kemiri (Aleuurites Moluccana) adalah tumbuhan yang bijinya
dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini
masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku euphorbiaceae.
Kemiri dalam perdagangan antarnegara dikenal sebagai candle berry, Indian
walnut, dan candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut
tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk
digunakan sebagai bahan campuran cat dan dikenal sebagai tung oil. Minyak
lemak adalah sejenis minyak lemak yang terbuat dari tumbuhan (Kataren,
1986).
Sokletasi adalah proses ektraksi menggunakan penyaringan berulang
dan pemanasan. Mekanismenya dengan cara memanaskan pelarut hingga
membenuk uap dan membasahi sampel. Pelarut kemudian akan turun menuju
labu pemanasan dan kembali menjadi uap. Penggunaan pelarut dalam metode
ini dapat diminimalkan karena pelarut yang selalu membasahi sampel. Metode
soxhlet sangat baik untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh faktor panas
(Darwis, 2000).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Satu set alat
ekstraksi soxhlet, pendingin lurus (Liebig), adaptor, erlenmeyer,
corong gelas, labu alas bulat, gelas ukur, dan gelas arloji.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Biji kemiri,
natrium sulfat anhidrous, kertas saring, kapas, dan potrelium eter.
3.2 CARA KERJA
1. Sebanyak 7 gram kemiri ditimbang dan digerus sampai halus
2. Kemiri dibugkus dengan kertas saring
3. Kemudian ditutup ujung atas dan bawah menggunakan
kapas bebas lemak
4. Kemiri dimasukkan kedalam soxhlet
5. Potrelium eter dimasukkan kedalam labu ekstraksi 60%
volumenya
6. Na2SO4 anhidrous ditambahkan kedalam ekstrak lalu di
destilasi pada tekanan atm
7. Residu nya ditimbang untuk menentukan kadar
lemak/minyak dalam kemiri
8. Ditentukan juga warna, bau dan densitas minyak kemiri
3.2 SKEMA KERJA

7 gram Kemiri

– Ditimbang dan digerus sampai halus


– Kemirinya dibungkus dengan kertas saring
– Kemudian ujung atas dan bawahnya ditutup
menggunakan kapas bebas lemak
– Kemirinya dimasukkan ke dalam soxhlet
– Dimasukkan potrelium eter ke dalam labu ekstraksi
60% voumenya
– Na2SO4 anhidrous ditambahkan ke dalam ekstrak
lalu di destilasi pada tekanan atm
– Ditimbang residunya untuk ditentukan kadar
lemak/minyak didalam kemirinya
– Ditentukan juga warna, bau, dan densitas minyak
kemirinya

Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
NO Perlakuan Pengamatan
1 Kemiri ditimbang dan diiris Massa awal = 7 gram
sampai lembut dan ditumbuk
2 Kemiri dibungkus kertas saring
dan ujung atas dan bawah
ditutup dengan kapas bebas
lemak
3 Kemiri yang telah dibungkus
dimasukkan ke dalam Soxhlet
4 n-Heksana sebanyak 60% dari
volume labu ekstraksi
dimasukkan ke dalam labu alas
bulat
5 Diekstraksi selama 1,5 jam
6 Ekstrak yang diperoleh Larutan tidak berwarna
ditambahkan dengan natrium
sulfat anhydrous
7 Dilakukan destilasi pada
tekanan atmosfer
8 Residu ditimbang untuk Massa beaker glass + ekstrak
menentukan kadar = 46,3040 gram
lemak/minyak dalam kemiri
9 Ditentukan warna, bau dan
densitas minyak kemiri
4.2 Data Perhitungan
Dik = Berat beaker glass = 42,3356 gram
Berat beaker glass + ekstrak = 46,3040 gram
Massa awal = 7 gram
Volume minyak = 4 mL

1)  =
, ,
=
,
=

= 0,9921 gr/mL
2) Rendemen

%Rendemen = x 100%
,
= x 100%

= 56,69 %
4.3 Pembahasan
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dua komponen dengan
cara penambahan komponen ketiga sebagai solvent yang larut dengan
solute tetapi tidak larut dengan pelarut (dilvent). Ekstraksi juga dapat
didefinisikan sebagai proses kimia yang secara selektif mengambil zat
terlarut dari suatu campuran dengan bantuan pelarut (Perry RH, 1984).
Prinsip dari ekstraksi adalah perpindahan massa komponen zat ke
dalam pelarut, perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka
kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut (Harborne, 1987).
Ekstraksi padat-cair (leaching) merupakan proses pemisahan suatu
zat terlarut yang terdapat dalam suatu padatan dengan mengontakkan
padatan tersebut dengan pelarut sehingga padatan dan cairan
bercampur dan kemudian zat terlarut terpisah dari padatn karena larut
dalam pelerut. Ekstraksi padat-cair terdapat dua fase yaitu fase
overflow (ekstrak) dan fase underflow (rafinat/ampas) (Nasir, 2009).
Prinsip ekstraksi padat-cair adalah adanya kemampuan senyawa dalam
suatu matriks yang kompleks dari suatu pacaran, yang dapat larut oleh
suatu pelarut tertentu. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
untuk tercapainya kondisi optimum ekstraksi. Senyawa dapat larut
dalam pelarut dengan waktu yang singkat. Pelarut harus selektif
melarutkan senyawa yang dikehendaki. Senyawa analit memiliki
konsentrasi yang tinggi untuk memudahkan ekstraksi, serta tersedia
metode memisahkan kembali senyawa analis dari pelarut
pengekstraksi (Muazaky & Fajriati, 2011).
Gambar 4.3.1 Alat Soxhlet
Alat soxhletasi ukurannya bervariasi, mulai dari 125 mL sampai
5.000 mL dan dijual secara komersial dengan harga mulai dari 100
sampai 800 US Dollar. Adapun fungsi dari setiap bagian alat pada
soxhletasi adalah sebagai berikut (Meloan, 1999) :
a. Alat pemanas untuk memanaskan larutan.
b. Reservoir pelarut dan labu ekstraksi, berupa labu alas bulat
jika digunakan mantel pemanas atau labu alas datar jika
digunakan hot plate.
c. Transformer panas untuk mengatur temperatur pemanasan.
d. Ruang ekstraksi yang terletak terletak diatas labu.
e. Timbal untuk menempatkan sampel padatan yang akan
diekstraksi.
f. Sampel yang diletakkan di dalam timbal.
g. Glass wool atau kertas saring digunakan untuk membungkus
sampel.
h. Kondensor sebagai pendingin untuk proses pengembunan.
i. Pipa F, berfungsi sebagai jalur uap untuk pelarut yang
dipanaskan.
j. Sifon, berfungsi untuk menghitung siklus. Ketika larutan
mencapai titik J, pelarut dan bahan telah diekstrasi kemudian
akan kembali ke labu alas bulat meninggalkan beberapa
mililiter pada ruang ekstraksi.
Soxhletasi merupakan salah satu metode ekstraksi cara panas.
Soxhlet merupakan suatu system penyarian berulang dengan pelarut
yang sama yang menggunakan proses sirkulasi perubahan uap-cair dari
pelarut dengan pemanasan. Ekstraksi dengan alat soxhlet merupakan
ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan
menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan
adanya pendingin balik (kondensor). Kelebihan dari metode soxhletasi
adalah dapat mengekstrak minyak lebih banyak, pelarut yang digunakan
lebih sedikit dan waktu ekstraksi lebih singkat. Kelemahan soxhletasi
yaitu tidak tepat jika dipakai untuk mengekstraksi bahan tumbuhan
yang mudah rusak atau senyawa- senyawa yang tidak tahan panas
karena akan terjadi penguraian. Pelarut yang digunakan harus memiliki
titik didih rendah sehingga mudah menguap, harus dilakukan
identifikasi setelah penyarian dengan menggunakan peraksi weager dan
reagen lainnya (Newita, 2017).
Biji kemiri memiliki banyak manfaat, kerontokan rambut yang
diterapi dengan minyak biji kemiri secara tradisional dapat mengatasi
kerontokan rambut. Selain itu, minyak kemiri akan mempengaruhi
proses pembentukan pigmen rambut pada korteks dan memunculkan
warna gelap pada rambut. Hal ini Dapat membuat rambut memiliki
warna hitam yang mengkilap (Said, 2009). Minyak kemiri dapat
digunakan sebagai cat dan pernis sebagai pengganti linseed oil
(Winarno, 1992). Daging biji kemiri bersifat laksatif, di amvob korteks
kemiri digunakan sebagai anti tumor (Harini, et.al, 2000). Obat diare,
sariawan dan desentri juga ditemukan di Pulau Jawa dari biji kemiri
(Julaiha, 2003). Biji kemiri di India dipercaya berkhasiat sebagai tonik
penambah stamina dan sarinya digunakan sebagai obat cacing dan
ambeien (Paimin, 1994).
Minyak kemiri merupakan minyak pengering sehingga tidak
digunakan sebagai minyak goreng atau bisa dikonsumsi. Hal ini
disebabkan karena minyak tersebut jika kontak dengan suhu tinggi akan
cepat teroksidasi dan berbau tengik yang mengakibatkan racun. Minyak
kemiri memiliki banyak manfaat, contoh di industri kecantikan
digunakan untuk menyuburkan rambut (sampo), bahan baku sabun dan
berbagai kosmetik. Bidang farmasi digunakan sebagai obat kulit, sakit
kepala, bisul dan sariawan. Manfaat minyak kemiri dibidang lain
digunakan sebagai bahan dasar cat, tinta, dan pengawet kayu (Kataren,
1986).
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah
dilakukan penimbangan pada kemiri sebanyak 7 gram, kemudian kemiri
diiris sampai lembut dengan cara ditumbuk. Tujuan kemiri ditumbuk
dan dihaluskan adalah untuk memperluas permukaan kemiri supaya
proses pengekstrakan lebih optimal. Proses penimbangan diperlukan
untuk menghitung rendemen minyak kemiri yang diperoleh. Kemiri
dibungkus dengan kertas saring yang ujung atas dan bawahnya ditutup
dengan kapas bebas lemak, dan diikat. Hal tersebut dilakukan untuk
menahan komponen kemiri halus agar tidak terbawa oleh pelarut.
Kemiri yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam alat soxhlet.

Gambar 4.3.2 Kemiri yang akan diekstraksi


Kemudian ditambahkan larutan n-heksana sebanyak 60% dari
volume labu ekstraksi, kemudian diesktrasi selama 1,5 jam supaya
pelarut dapat menguap secara maksimal. dimasukkan ke dalam labu
alas bulat. Gelas beker kosong ditimbang. Beratnya didapatkan sebesar
42,3356 gram. Hasil dari ekstraksi dimasukkan ke dalam gelas beker
kosong dan ditambahkan natrium sulfat anhidrat. Fungsi dari
penambahan natrium sulfat anhidrat adalah untuk mengikat air karena
minyak kemiri yang terekstrak masih mengandung air. Tujuan dari
pemanasan adalah untuk memisahkan minyak kemiri dengan pelarutnya
yaitu petroleum eter (Sutresna, 2002).

Gambar 4.3.3 Proses Ekstraksi


Hasil dari ekstraksi kemudian dipanaskan untuk menguapkan
pelarut sampai minyak kemiri benar-benar terpisah dari pelarutnya.
Hasil ekstraksi dalam gelas beker ditimbang dan kemudian dihitung
persentase rendemennya.

Gambar 4.3.4 Hasil Ekstraksi


Gambar 4.3.5 Proses Pemanassan Rendemen
Berat gelas beaker dan ekstrak yang diperoleh adalah sebanyak
46,3040 gram. Berdasarkan hasil perhitungan persen rendemen hasil
yang diperoleh yaitu sebesar 56,6493%. Hal tersebut sudah sesuai
dengan referensi bahwa kandungan minyak pada kemiri berada pada
rentang 56-65% (Ketaren, 1986). Selain itu dilakukan juga perhitungan
massa jenis dari minyak kemiri dan hasil yang diperoleh adalah 0,9921
gram/mL. Hasil tersebut telah sesuai dengan referensi dari (Dewi, 2008)
yaitu di rentang 0,924 – 0,929 gram/mL.
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ekstraksi padat cair yang dilakukan
Dapat disimpulkan bahwa :
1. Ekstraksi padat cair merupakan pemisahan suatu senyawa
kimia dari padatannya dengan cara melarukan pada pelarut
yang sesuai.
2. Soxhletasi adalah salah satu metode ekstraksi padat cair
dengan prinsip mengekstraksi dengan pelarut yang tidak
bercampur dimana pelarut dipanaskan hingga menguap. Uap
tersebut akan mengembun membasahi sampel, proses terjadi
secara kontinu dan dengan pelarut yang konstan.
3. Hasil perhitungan rendeman didapatkan sebesar 56,65%
dengan massa ekstrak 3,9684 gram dan jumlah densitas
0,9921 gram/mL.
DAFTAR PUSTAKA

Aji, A., Bahri, S., & Tantalia. (2017). Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Konsentrasi
HCl untuk Pembuatan Pektin dari Kulit Jeruk Bali (Citrus Maxima). Jurnal
Teknologi Kimia Unimal, 6(1), 33-44.

Brown, G. (1970). Unit Operation Rumus Kecepatan Pengendapan. New York:


Modern Asia Edition.

Darwis, D. (2000). Teknik Dasar Laboratorium dalam Penelitian Senyawa Bahan


Alam Hayati. Padang: Universitas Andalas.

Dewi, R. (2008). Ekstraksi Minyak Kemiri (Aleurites Moluccana Wild) dan


Penentuan Sifat-Sifatnya. Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.

Harborne, J. (1987). Metode Fitokimia Edisi Kedua. Bandung: ITB.

Harriott, P., Smith, J., & McCabe, W. (1990). Operasi Teknik Kimia dan
Penyempurnaan. (E. Jasufi, Trans.) Jakarta: Erlangga.

Harini, M., Zuhud, Damayanti, E., & Sangat, E. (2000). Kamus Penyakit dan
Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Gramedia .

Julaiha, S. (2003). Pengaruh Fraksi PE Ekstrak Etanolik biji Kemiri (Aleuritis


Moluccana, (L) Willd) terhadap Kecepatan Pertumbuhan Rambut Kelinci
Jantan dan Uji Kualitatif Asam Lemak dan Sterolnya. Yogyakarta:
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

Kataren, S. (1986). Pengantar tTeknologi Minyak dan lemak Pangan. Jakarta:


Universitas Indonesia.

Meloan, C. E. (1999). Chemical Separations : Principles, Techniques, and


Experiments . New York: John Wiley & Sons, Inc.

Muazaky, M. R., & Fajriati, I. (2011). A Study of solid-liquid extraction with


HFand HNO3 as solvent for determination of Cr and Cu in the River
Sediment near the Muria Nuclear Power Plant. Jurnal ILMU Dasar, Vol.12
No.1, 13-22.
Nasir, H. K. (2009). Ekstraksi Dedak Padi Menjadi Minyak Mentah Dedak Padi
(crude rice bran oil) dengan Pelarut N-Hexane dan Ethanol. Jurnal Teknik
Kimia Fakultas Universitas Sriwijaya, Vol. 16 No.2, 1-2.

Newita, P. R. (2017). Effect of the Solvent Type and Extraction Time with
Soxhlet Method of Antioxidant Activity of Avocado (Persea Americana
Mill) Seed Oil. Scientific Journal of Food Technology, Vol. 4 No.2, 83-93.

Paimin, F. (1994). Kemiri : Budidaya dan Prospek Bisnis. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Perry RH, G. D. (1984). Perry's Chemical Engineers' HandBook. Singapore:


McGraw Hill.

Petrucci, R. (1987). Kimia Dasar dan Prinsip-Prinsip Terapan Modern Jilid I.


Jakarta: Erlangga.

Said, H. (2009). Panduan Merawat Rambut. Jakarta: Penebar Plus.

Suharto, I., Kristanto, S., & Arlene, A. (2010). Pengaruh Temperatur dan F/S
terhadap Ekstraksi Minyak dari Biji Kemiri Sisa Penekanan Mekanik.
SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES. Retrieved September
19, 2020

Sutresna. (2002). Dasar-Dasar Kimia, PT Grafindo, Jakarta.


Winarno, F. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN

Jawaban Pertanyaan

1. Sebutkan syarat pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi padat-cair?


Jawab: Syaratnya:
a. Mudah Dipanaskan saat destilasi
b. Tidak melarutkan pengotor
c. Tidak bereaksi secara kimia dengan zat yang akan diekstraksi
d. Titik didih lebih rendah dari zat yang diekstraksi
2. Apa yang dimaksud dengan lemak/minyak dan bagaimana cara
identifikasinya?
Jawab: Lemak adalah suatu ester alam yang bearsal dari tanaman dan
hewan. Lemak yang beasal dari tumbuhan (lemak nabati) disebut minyak.
Cara mengidentifikasi adalah apabila dioleskan pada kertas saring akan
menimbulkan noda yang transparan.
3. Bagaimana cara Saudara menentukan bahwa ekstraksi yang Saudara
lakukan sudah dianggap selesai?
Jawab: Proses ekstraksi padat cair dianggap sudah selesai apabila ekstrak
terakhir menunjukan kekeruhan atau mengandung senyawa alkhlorida atau
dapat diketahui dari bau yang khas dari minyak ekstraksi yang dianggap
selesai.
4. Berikan contoh beberapa proses ekstraksi padat-cair yang Saudara ketahui!
Jawab: Peleburan (ekstrak daun teh), maserasi (ekstrak opitim), perkulasi
(ekstrak luna).
5. Apa fungsi penambahan natrium sulfat anhidrous dalam proses ekstraksi?
Jawab: Natrium sulfat anhydrous berfungsi untuk mengikat air yang
masih terkandung dalam minyak biji kemiri.

Anda mungkin juga menyukai