KIMIA ORGANIK 1
NIM : K1A021002
SHIFT :B
JURUSAN KIMIA
PURWOKERTO
2022
EKSTRAKSI PADAT - CAIR
I. TUJUAN
1. Dapat mempelajari pemisahan senyawa dari padatan dengan
ekstraksi. Mengisolasi minyak dari biji kemiri dengan soxhlet
2. Dapat mempelajari pemurnian senyawa dengan cara destilasi biasa
3. Mengidentifikasi hasil
II. TINJAUAN PUSTAKA
7 gram Kemiri
Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
NO Perlakuan Pengamatan
1 Kemiri ditimbang dan diiris Massa awal = 7 gram
sampai lembut dan ditumbuk
2 Kemiri dibungkus kertas saring
dan ujung atas dan bawah
ditutup dengan kapas bebas
lemak
3 Kemiri yang telah dibungkus
dimasukkan ke dalam Soxhlet
4 n-Heksana sebanyak 60% dari
volume labu ekstraksi
dimasukkan ke dalam labu alas
bulat
5 Diekstraksi selama 1,5 jam
6 Ekstrak yang diperoleh Larutan tidak berwarna
ditambahkan dengan natrium
sulfat anhydrous
7 Dilakukan destilasi pada
tekanan atmosfer
8 Residu ditimbang untuk Massa beaker glass + ekstrak
menentukan kadar = 46,3040 gram
lemak/minyak dalam kemiri
9 Ditentukan warna, bau dan
densitas minyak kemiri
4.2 Data Perhitungan
Dik = Berat beaker glass = 42,3356 gram
Berat beaker glass + ekstrak = 46,3040 gram
Massa awal = 7 gram
Volume minyak = 4 mL
1) =
, ,
=
,
=
= 0,9921 gr/mL
2) Rendemen
%Rendemen = x 100%
,
= x 100%
= 56,69 %
4.3 Pembahasan
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dua komponen dengan
cara penambahan komponen ketiga sebagai solvent yang larut dengan
solute tetapi tidak larut dengan pelarut (dilvent). Ekstraksi juga dapat
didefinisikan sebagai proses kimia yang secara selektif mengambil zat
terlarut dari suatu campuran dengan bantuan pelarut (Perry RH, 1984).
Prinsip dari ekstraksi adalah perpindahan massa komponen zat ke
dalam pelarut, perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka
kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut (Harborne, 1987).
Ekstraksi padat-cair (leaching) merupakan proses pemisahan suatu
zat terlarut yang terdapat dalam suatu padatan dengan mengontakkan
padatan tersebut dengan pelarut sehingga padatan dan cairan
bercampur dan kemudian zat terlarut terpisah dari padatn karena larut
dalam pelerut. Ekstraksi padat-cair terdapat dua fase yaitu fase
overflow (ekstrak) dan fase underflow (rafinat/ampas) (Nasir, 2009).
Prinsip ekstraksi padat-cair adalah adanya kemampuan senyawa dalam
suatu matriks yang kompleks dari suatu pacaran, yang dapat larut oleh
suatu pelarut tertentu. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
untuk tercapainya kondisi optimum ekstraksi. Senyawa dapat larut
dalam pelarut dengan waktu yang singkat. Pelarut harus selektif
melarutkan senyawa yang dikehendaki. Senyawa analit memiliki
konsentrasi yang tinggi untuk memudahkan ekstraksi, serta tersedia
metode memisahkan kembali senyawa analis dari pelarut
pengekstraksi (Muazaky & Fajriati, 2011).
Gambar 4.3.1 Alat Soxhlet
Alat soxhletasi ukurannya bervariasi, mulai dari 125 mL sampai
5.000 mL dan dijual secara komersial dengan harga mulai dari 100
sampai 800 US Dollar. Adapun fungsi dari setiap bagian alat pada
soxhletasi adalah sebagai berikut (Meloan, 1999) :
a. Alat pemanas untuk memanaskan larutan.
b. Reservoir pelarut dan labu ekstraksi, berupa labu alas bulat
jika digunakan mantel pemanas atau labu alas datar jika
digunakan hot plate.
c. Transformer panas untuk mengatur temperatur pemanasan.
d. Ruang ekstraksi yang terletak terletak diatas labu.
e. Timbal untuk menempatkan sampel padatan yang akan
diekstraksi.
f. Sampel yang diletakkan di dalam timbal.
g. Glass wool atau kertas saring digunakan untuk membungkus
sampel.
h. Kondensor sebagai pendingin untuk proses pengembunan.
i. Pipa F, berfungsi sebagai jalur uap untuk pelarut yang
dipanaskan.
j. Sifon, berfungsi untuk menghitung siklus. Ketika larutan
mencapai titik J, pelarut dan bahan telah diekstrasi kemudian
akan kembali ke labu alas bulat meninggalkan beberapa
mililiter pada ruang ekstraksi.
Soxhletasi merupakan salah satu metode ekstraksi cara panas.
Soxhlet merupakan suatu system penyarian berulang dengan pelarut
yang sama yang menggunakan proses sirkulasi perubahan uap-cair dari
pelarut dengan pemanasan. Ekstraksi dengan alat soxhlet merupakan
ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan
menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan
adanya pendingin balik (kondensor). Kelebihan dari metode soxhletasi
adalah dapat mengekstrak minyak lebih banyak, pelarut yang digunakan
lebih sedikit dan waktu ekstraksi lebih singkat. Kelemahan soxhletasi
yaitu tidak tepat jika dipakai untuk mengekstraksi bahan tumbuhan
yang mudah rusak atau senyawa- senyawa yang tidak tahan panas
karena akan terjadi penguraian. Pelarut yang digunakan harus memiliki
titik didih rendah sehingga mudah menguap, harus dilakukan
identifikasi setelah penyarian dengan menggunakan peraksi weager dan
reagen lainnya (Newita, 2017).
Biji kemiri memiliki banyak manfaat, kerontokan rambut yang
diterapi dengan minyak biji kemiri secara tradisional dapat mengatasi
kerontokan rambut. Selain itu, minyak kemiri akan mempengaruhi
proses pembentukan pigmen rambut pada korteks dan memunculkan
warna gelap pada rambut. Hal ini Dapat membuat rambut memiliki
warna hitam yang mengkilap (Said, 2009). Minyak kemiri dapat
digunakan sebagai cat dan pernis sebagai pengganti linseed oil
(Winarno, 1992). Daging biji kemiri bersifat laksatif, di amvob korteks
kemiri digunakan sebagai anti tumor (Harini, et.al, 2000). Obat diare,
sariawan dan desentri juga ditemukan di Pulau Jawa dari biji kemiri
(Julaiha, 2003). Biji kemiri di India dipercaya berkhasiat sebagai tonik
penambah stamina dan sarinya digunakan sebagai obat cacing dan
ambeien (Paimin, 1994).
Minyak kemiri merupakan minyak pengering sehingga tidak
digunakan sebagai minyak goreng atau bisa dikonsumsi. Hal ini
disebabkan karena minyak tersebut jika kontak dengan suhu tinggi akan
cepat teroksidasi dan berbau tengik yang mengakibatkan racun. Minyak
kemiri memiliki banyak manfaat, contoh di industri kecantikan
digunakan untuk menyuburkan rambut (sampo), bahan baku sabun dan
berbagai kosmetik. Bidang farmasi digunakan sebagai obat kulit, sakit
kepala, bisul dan sariawan. Manfaat minyak kemiri dibidang lain
digunakan sebagai bahan dasar cat, tinta, dan pengawet kayu (Kataren,
1986).
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah
dilakukan penimbangan pada kemiri sebanyak 7 gram, kemudian kemiri
diiris sampai lembut dengan cara ditumbuk. Tujuan kemiri ditumbuk
dan dihaluskan adalah untuk memperluas permukaan kemiri supaya
proses pengekstrakan lebih optimal. Proses penimbangan diperlukan
untuk menghitung rendemen minyak kemiri yang diperoleh. Kemiri
dibungkus dengan kertas saring yang ujung atas dan bawahnya ditutup
dengan kapas bebas lemak, dan diikat. Hal tersebut dilakukan untuk
menahan komponen kemiri halus agar tidak terbawa oleh pelarut.
Kemiri yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam alat soxhlet.
Aji, A., Bahri, S., & Tantalia. (2017). Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Konsentrasi
HCl untuk Pembuatan Pektin dari Kulit Jeruk Bali (Citrus Maxima). Jurnal
Teknologi Kimia Unimal, 6(1), 33-44.
Harriott, P., Smith, J., & McCabe, W. (1990). Operasi Teknik Kimia dan
Penyempurnaan. (E. Jasufi, Trans.) Jakarta: Erlangga.
Harini, M., Zuhud, Damayanti, E., & Sangat, E. (2000). Kamus Penyakit dan
Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Gramedia .
Newita, P. R. (2017). Effect of the Solvent Type and Extraction Time with
Soxhlet Method of Antioxidant Activity of Avocado (Persea Americana
Mill) Seed Oil. Scientific Journal of Food Technology, Vol. 4 No.2, 83-93.
Suharto, I., Kristanto, S., & Arlene, A. (2010). Pengaruh Temperatur dan F/S
terhadap Ekstraksi Minyak dari Biji Kemiri Sisa Penekanan Mekanik.
SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES. Retrieved September
19, 2020
Jawaban Pertanyaan