Anda di halaman 1dari 7

JURNAL

EKSTRAKSI PADAT CAIR

Kamis, 25 November 2021

Diajukan oleh:
Jenifer Tiffany Kustiawan (5203020006)

Asisten : Ery Susiany Retnoningtyas, S.T., M.T., Ph.D., IPM

Laboratorium Kimia Fisika Dan Kimia Organik


Jurusan Teknik Kimia – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Tujuan Percobaan
1.1.1. Mempelajari proses pemisahan minyak dari biji kemiri melalui proses ekstraksi
padat-cair.

1.2.Dasar Teori
1.2.1 Ekstraksi Padat Cair
Ekstraksi secara umum merupakan suatu proses pemisahan zat aktif dari
suatu padatan maupun cairan dengan menggunakan bantuan pelarut. Ekstraksi
padat-cair adalah proses pemisahan zat yang dapat melarut (solute) dari suatu
campurannya dengan padatan inert dengan menggunakan pelarut cair. Proses
yang terjadi didalam ekstraksi ini biasanya disebut juga dengan difusi, yaitu
proses dimana zat terlarut (solute) akan berpindah menuju ke pelarutnya melalui
membran semi-permeabel. Prinsip proses ekstraksi yaitu: pelarut ditransfer dari
bulk menuju ke permukaan. Pelarut menembus masuk atau terjadi difusi massa
pelarut pada permukaan padatan inert ke dalam pori padatan (intraparticle
diffusion). Zat terlarut (solute) yang ada dalam padatan larut kedalam pelarut lalu
karena adanya perbedaan konsentrasi. Campuran solute dalam pelarut berdifusi
keluar dari permukaan padatan inert. Selanjutnya, zat terlarut (solute) keluar dari
pori padatan inert dan bercampur dengan pelarut yang ada pada luar padatan.
Ekstraksi padat cair sering melibatkan komponen minyak dari suatu bahan. Oleh
sebab itu, ekstraksi minyak dari matriks seluler kompleks perlu dilakukan
dengan cara perlakuan fisik dan kimia. Ada beberapa metode ekstraksi antara
lain, metode mekanik (pengepresan) dan metoda pelarutan dengan senyawa
organik. Ekstraksi minyak dari biji-bijian tidak akan berpengaruh terhadap
komponen gliserida, tapi berpengaruh terhadap jumlah dan sifat alami dari
beberapa komponen yang terdapat dalam jumlah kecil.

1.2.2 Ekstraksi Soxhlet


Ekstraksi soxhlet merupakan metode ekstraksi menggunakan Soxhlet
dengan pelarut cair (Etanol, Alkohol, n-Heksana, dll). Soxhlet adalah salah satu
metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi minyak lemak. Soxhlet
merupakan ekstraksi padat-cair yang berkesinambungan, disebut ekstraksi
padat-cair karena substansi yang diekstrak terdapat di dalam campuran yang
berbentuk padat, sedangkan disebut berkesinambungan karena pelarut yang
sama dipakai berulangulang sampai proses ekstraksi selesai. Keuntungan dari
metode ini antara lain menggunakan pelarut yang lebih sedikit karena pelarut
tersebut akan dipakai untuk mengulang ekstraksi dan uap panas tidak melalui
serbuk simplisia, tetapi melalui pipa samping. Namun, metode Soxhlet
extraction memiliki beberapa kelemahan antara lain, tidak dapat digunakan pada
bahan yang mempunyai tekstur yang keras . Selain itu , pengerjaannya rumit
dan agak lama karena harus diuapkan di rotary evaporator untuk memperoleh
ekstrak yang kental.
1.2.3 Biji Kemiri
Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya
dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih
sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam
perdagangan antarnegara dikenal sebagai candleberry, Indian walnut, serta
candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak
yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai
bahan campuran cat.
Biji kemiri bertempurung keras dan tebal, agak gepeng, hingga 3 cm × 3
cm; dengan keping biji keputihan, kaya akan minyak.
1.2.4 Indeks Bias
Indeks bias suatu zat merupakan ukuran kelajuan cahaya di dalam zat cair
dibanding ketika di udara. Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat
optis yang penting dari medium. Dalam bidang kimia, pengukuran terhadap
indeks bias secara luas telah digunakan antara lain untuk mengetahui konsentrasi
larutan dan mengetahui komposisi bahan-bahan penyusun larutan. Indeks bias
juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas suatu larutan.
Indeks bias menyatakan perbandingan (rasio) antara kelajuan cahaya di
ruang hampa terhadap kelajuan cahaya di dalam bahan. Cepat rambat gelombang
cahaya di ruang hampa sebesar c. Jika melalui suatu medium maka cahaya
tersebut akan mengalami perubahan kecepatan menjadi v, dimana besarnya v
jauh lebih kecil dibandingkan cepat rambang cahaya di ruang hampa c. Ketika
cahaya merambat di dalam suatu bahan, kelajuannya akan turun sebesar suatu
faktor yang ditentukan oleh karakteristik bahan yang dinamakan indeks bias (n).
Pernyataan tersebut dapat dituliskan dalam persamaan berikut:
n=cv
dengan n adalah indeks bias, c adalah laju cahaya dalam ruang hampa dan v
adalah kecepatan laju cahaya dalam medium.

1.2.5 Minyak Kemiri


Minyak kemiri berasal dari tumbuhan yang bernama Aleurites moluccana.
Tumbuhan dari Hawaii ini diambil bijinya untuk dimanfaatkan menjadi minyak
dan jadilah minyak kemiri. Minyak kemiri mengandung asam lemak tak jenuh
yaitu asam linoleat dan asam linolenat sebesar 66,2% dari total asam lemak
minyak kemiri. Asam linoleat mengandung asam lemak omega 3 dan asam
linolenat mengandung asam lemak omega 6. Berikut ini merupakan beberapa
manfaat minyak kemiri
a. Menjaga kelembaban kulit
b. Melindungi kulit dari sinar matahari
c. Membantu menyembuhkan luka pada kulit
d. Mengurangi rambut rontok
e. Menjaga kesehatan rambut dan kulit kepala
BAB II

METODE PERCOBAAN

2.1.Bahan
a. Biji kemiri
b. Heksana
c. Na2SO4 anhidrat

2.2.Alat
a. Ekstraktor Soxhlet e. Gelas beaker
b. Statif dan klem f. Gelas ukur
c. Kertas saring g. Penangas air
d. Rotary evaporator

2.3.MSDS Bahan
a. Heksana
o Sifat fisika
- Bentuk : cair
- Titik lebur : -94,3 oC
- Titik didih : 69 oC pada 1.013 hPa’
- Titik nyala : -22 oC
- Tekanan uap : 160 hPa pada 20 oC
- Densitas uap : 2,79
- Densitas : 0,66 g/cm3 pada 20 oC
- Kelarutan : 0,0095 g/l pada 20 oC
- Viskositas, dinamis : 0,326 mPa.s
o Sifat kimia
- Reaktifitas : uap dapat membentuk campuran mudah-meledak dengan udara
- Stabilitas : stabil secara kimiawi pada kondisi standar.
o Bahaya bahan
- Bahaya jika tertelan
- Menyebabkan iritasi kulit
- Menyebabkan kerusakan pada organ (system saraf pusat) melalui
perpanjangan atau paparan berulang
o Tata cara penanggulanan/pertolongan
- Jauhkan dari panas
- Jika tertelan : basuh mulut, jangan merangsang muntah
- Jika terkena kulit : cuci dengan banyak sabun dan air
b. Na2SO4 anhidrat
 Sifat fisika
- Bentuk : padat
- pH : 5,2 – 8,0 pada 50 g/l, 20oC
- Titik lebur : 888 oC
- Densitas : 2,70 g/cm3 pada 20 oC
- Kelarutan dalam air : 200 g/ pada 20 oC
- Suhu, auto-ignition : >400 oC
 Sifat kimia
- Reaktifitas : beresiko meledak jika melebur dengan aluminium
- Stabilitas : stabil secara kimia pada kondisi standar
 Bahaya bahan
- Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan (EC) No.
1272/2008.
 Tata cara penanggulangan/pertolongan
- Tidak termasuk bahan berbahaya
2.4.Skema Kerja Percobaan

Biji kemiri yang sudah


ditumbuk lalu ditimbang
Biji kemiri ditumbuk hingga ukuran
dengan menggunakan
partikel mengecil
neraca analitis sekitar 40
gram

Padatan kenari yang sudah


Larutan n-heksana diisikan ditimbang lalu dilapisi
pada labu ekstraksi Soxhlet dengan kertas saring lalu
sebanyak 250 ml dimasukkan ke dalam tabung
ekstraksi soxhlet

Campuran minyak dan air


Pisahkan minyak dengan air yang tertinggal diuapkan
pada rotary evaporator pada penangas air

Saring minyak tersebut,


kemudian ukur indeks
Tambahkan Na2SO4 anhidrat,
biasnya. Jika belum konstan,
aduk kemudian diamkan
tambahkan Na2SO4 kembali
hingga terjadi pembentukan
hingga konstan. Lalu amati
endapan
bau, warna dan
kejernihannya. Terakhir,
hitung rendemennya

Anda mungkin juga menyukai