Diajukan oleh:
Jenifer Tiffany Kustiawan (5203020006)
PENDAHULUAN
1.1.Tujuan Percobaan
1.1.1. Mempelajari proses pemisahan minyak dari biji kemiri melalui proses ekstraksi
padat-cair.
1.2.Dasar Teori
1.2.1 Ekstraksi Padat Cair
Ekstraksi secara umum merupakan suatu proses pemisahan zat aktif dari
suatu padatan maupun cairan dengan menggunakan bantuan pelarut. Ekstraksi
padat-cair adalah proses pemisahan zat yang dapat melarut (solute) dari suatu
campurannya dengan padatan inert dengan menggunakan pelarut cair. Proses
yang terjadi didalam ekstraksi ini biasanya disebut juga dengan difusi, yaitu
proses dimana zat terlarut (solute) akan berpindah menuju ke pelarutnya melalui
membran semi-permeabel. Prinsip proses ekstraksi yaitu: pelarut ditransfer dari
bulk menuju ke permukaan. Pelarut menembus masuk atau terjadi difusi massa
pelarut pada permukaan padatan inert ke dalam pori padatan (intraparticle
diffusion). Zat terlarut (solute) yang ada dalam padatan larut kedalam pelarut lalu
karena adanya perbedaan konsentrasi. Campuran solute dalam pelarut berdifusi
keluar dari permukaan padatan inert. Selanjutnya, zat terlarut (solute) keluar dari
pori padatan inert dan bercampur dengan pelarut yang ada pada luar padatan.
Ekstraksi padat cair sering melibatkan komponen minyak dari suatu bahan. Oleh
sebab itu, ekstraksi minyak dari matriks seluler kompleks perlu dilakukan
dengan cara perlakuan fisik dan kimia. Ada beberapa metode ekstraksi antara
lain, metode mekanik (pengepresan) dan metoda pelarutan dengan senyawa
organik. Ekstraksi minyak dari biji-bijian tidak akan berpengaruh terhadap
komponen gliserida, tapi berpengaruh terhadap jumlah dan sifat alami dari
beberapa komponen yang terdapat dalam jumlah kecil.
METODE PERCOBAAN
2.1.Bahan
a. Biji kemiri
b. Heksana
c. Na2SO4 anhidrat
2.2.Alat
a. Ekstraktor Soxhlet e. Gelas beaker
b. Statif dan klem f. Gelas ukur
c. Kertas saring g. Penangas air
d. Rotary evaporator
2.3.MSDS Bahan
a. Heksana
o Sifat fisika
- Bentuk : cair
- Titik lebur : -94,3 oC
- Titik didih : 69 oC pada 1.013 hPa’
- Titik nyala : -22 oC
- Tekanan uap : 160 hPa pada 20 oC
- Densitas uap : 2,79
- Densitas : 0,66 g/cm3 pada 20 oC
- Kelarutan : 0,0095 g/l pada 20 oC
- Viskositas, dinamis : 0,326 mPa.s
o Sifat kimia
- Reaktifitas : uap dapat membentuk campuran mudah-meledak dengan udara
- Stabilitas : stabil secara kimiawi pada kondisi standar.
o Bahaya bahan
- Bahaya jika tertelan
- Menyebabkan iritasi kulit
- Menyebabkan kerusakan pada organ (system saraf pusat) melalui
perpanjangan atau paparan berulang
o Tata cara penanggulanan/pertolongan
- Jauhkan dari panas
- Jika tertelan : basuh mulut, jangan merangsang muntah
- Jika terkena kulit : cuci dengan banyak sabun dan air
b. Na2SO4 anhidrat
Sifat fisika
- Bentuk : padat
- pH : 5,2 – 8,0 pada 50 g/l, 20oC
- Titik lebur : 888 oC
- Densitas : 2,70 g/cm3 pada 20 oC
- Kelarutan dalam air : 200 g/ pada 20 oC
- Suhu, auto-ignition : >400 oC
Sifat kimia
- Reaktifitas : beresiko meledak jika melebur dengan aluminium
- Stabilitas : stabil secara kimia pada kondisi standar
Bahaya bahan
- Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan (EC) No.
1272/2008.
Tata cara penanggulangan/pertolongan
- Tidak termasuk bahan berbahaya
2.4.Skema Kerja Percobaan