Oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : penyaringan yang berulang – ulang
sehingga hasil yang di dapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila
penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya di uapkan kembali dan sisanya adalah
zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap
dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak
melarutakan zat padat yang tidak diingainkan (Andarwulan, 2011).
Syarat pelarut yang digunakan dalam proses sekletasi yaitu pelarut yang
mudah menguap seperti : n-heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol.
Titik didih pelarut rendah dan pelarut tidak melarut kan senyawa yang diinginkan
(Andarwulan, 2011).
4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Prosedur Kerja
Disiapkan 5 buah tabung reaksi dan diisi masing-masing tabung dengan :
a. 2 ml kloroform,
b. 2 ml heksana,
c. 2 ml alkohol,
d. 2 ml benzene,
e. 2 ml air.
Lalu ditambahkan pada masing-masing tabung setetes minyak kelapa, dikocok dan
dibiarkan selama 3 menit. Kemudian amati apa yang terjadi dan dicatat perbedaanya.
Setelah itu diambil dari masing-masing tabung setetes larutan dan ditempatkan pada
kertas saring. Kemudian diperhatikan ada tidaknya noda setelah pelarutnya menguap.
2. Prosedur Kerja
Dimasukkan 5 tetes minyak kedalam tabung reaksi, ditambahkan 2 ml air, dipanaskan
diatas pemanas air. Kemudian ditambahkan beberapa ml NaOH beralkohol dan
setelah itu dipanaskan kembali. Jika sudah terbentuk larutan yang jernih, dikocok dan
diperhatikan busa yang terbentuk.
2. Prosedur Kerja
Labu lemak yang akan digunakan untuk menampung lemak sampel,dikeringkan
dalam oven, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 3 gram sampel
bubuk alpukat langsung di kertas saring yang telah diketahui beratnya dan masukkan
5
kedalam soxlet kemudian dipasang alat kondensor diatas soxlet dan labu lemak
dibawahnya. Pelarut heksana dituangkan kedalam labu lemak secukupnya. Sampel
direfluks selama 5 jam sampai pelarut yang turun kembali ke labu lemak berwarna
jernih. Pelarut yang ada di dalam lemak didestilasi. Selanjutnya labu lemak yang
berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven bersuhu 105°C untuk
menguapkan sisa pelarut yang mungkin masih tertinggal. Setelah dikeringkan sampai
berat konstan dan didinginkan dalam desikator, labu beserta lemaknya ditimbang.
Dari hasil penimbangan tersebut persentase lemak dalam sampel dapat dihitung.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan uji kelarutan dan terjadinya emulsi, minyak yang digunakan yaitu
minyak kelapa. Pengujian yang dilakukan pada minyak yang ditambahkan pelarut organik
yang terdiri dari khloroform, benzene, dan heksana yaitu menghasilkan penampakan yang
jernih. Sedangkan pada bahan yaitu air dan alkohol mengasilkan penampakan yang putih
keruh, hal itu dikarenakan minyak yang bersifat non polar tidak dapat menyatu dengan
larutan polar (Air dan Alkohol). Dan semua dari bahan yang sebutkan pada pelarut air yang
menghasilkan noda setelah disaring.
Pada percobaan uji penyabunan, di gunakan minyak kelapa dan NaOH. Lemak
merupakn suatu Gliseridan dan merupakan suatu ester. Minyak yang bercampur dengan air
dan di tambah kan NaOH dan menghasilkan busa. Hal ini disebabkan karena ester bereaksi
dengan basa sehingga terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun dengan residu
gliserol.
Pada metode soklet di peroleh data kadar lemak yang terdapat pada kacang tanah
sebanyak 12% yaitu seberat 0,36 garam dari 3 garam berat awal kacang tanah. Cara kerja
soklet : ketika pelarut didihkan, uapnya naik melewati soklet menuju ke pipa pendingin. Air
dingin yang di aliri lewat bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga
kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimbel. Pelarut melarutkan lemak dalam timbel,
larutan sari ini terkumpul dalam thimbel dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan
dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran di sebut
sebagai refluk. Proses ekstaksi lemak kasar di lakukan selama 5 jam. Setelah proses ekstraksi
selesai pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan pengeringan pada suhu
105o C menggunakan oven. Pelarut yang digunakan heksana, Titik didih pelarut rendah dan
pelarut tidak melarut kan senyawa yang diinginkan
7
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Lemak memiliki sifat-sifat yang khas yaitu tidak dapat larut atau sedikit larut dalam
air dan alkohol serta dapat diekstraksi dengan pelarut non polar seperti khloroform, eter,
benzene, dan heksena. Kelarutan suatu zat dapat ditentukan oleh sifat kepolaran zat dan
kelarutan zat dan pelarutnya. Penyabunan adalah peristiwa penguraian hidrolisis suatu ester
menjadi asam karboksilat dan Gliserol (Alkanol) pada ekstraksi menggunakan soklet
diperoleh kadar lemak sebanyak 12% yaitu 0,36 gram dari 3 gram berat kacang tanah
5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum, praktikan diharapkan untuk lebih fokus dan teliti
ketika melakukan praktikum, serta diharapkan untuk saling kerja sama antar anggota
kelompok praktikum.
8
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N., Kusnanda, F., Herawati, 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat : Jakarta.