I. Tujuan
1. Memahami prinsip kerja dari pemisahan untuk sistem padat-cair
2. Memisahkan dan menentukan kadar lemak dan minyak
Lipid merupakan senyawa yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari gugus
nonpolar. Sebagai akibat sifat-sifatnya, mereka mudah larut dalam pelarut nonpolar dan
relatif tidak larut dalam air (Colby, 1988).
Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi
dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut
relatif konstan dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa
trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut
dalam pelarut organik, seperti heksan dan benzen. Untuk mendapatkan minyak nabati dari
bahagian tumbuhannya, dapat dilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang
sesuai. Adapun prinsip sokletasi ini adalah penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil
yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah
selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode
sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa
organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak
diinginkan.
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan
perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan
dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup
kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini,
maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi Sokletasi
digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul
setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut
dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi
tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan
dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran
organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan
menggunakan pelarut yang diinginkan.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut pelarut organik
dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum
eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa senyawa trepenoid dan lipid lipid,
kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa senyawa
yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang
sempurna dari senyawa senyawa yang diekstraksi.
4. Waterbath
BAHAN
1.
2.
3.
4.
V. Data Pengamatan
Berat cawan
(gram)
(gram)
Kacang
23,465
Kemiri
28,202
Sampel
Perhitungan :
Kacang
Berat minyak = 33,433 gram 23,465 gram
= 9,968 gram
minyak =
9,968 gram
x 100
25 gram
= 39,872%
Kemiri
Berat minyak = 35,273 gram 28,202 gram
Sirkulasi (1 jam)
Kadar minyak
33,433
39,872%
35,273
28,284%
= 7,071 gram
minyak =
7,701 gram
x 100
25 gram
= 28,284%
VI. Pembahasan
Ekstraksi merupakan suatu cara yang umum digunakan dalam proses pemisahan atau
pemurnian zat ataupun senyawa tertentu dari campurannya. Ekstraksi adalah suatu proses
pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan
harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert
ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen
terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan
kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut
dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit
larut dalam pelarut.
Pada percobaan kali ini, kita mengekstraksi kemiri untuk memisahkan minyak dari
kemiri dan kacang tanah. Untuk mengekstraksi minyak dalam kemiri kita menggunakan
metode ekstraksi soxhlet. Soxhletasi merupakan penyarian sampel secara berkesinambungan,
pelarut dipanaskan hingga menguap, uap cairan pelarut terkondensasi menjadi molekulmolekul air oleh pendingin (kondensor) lalu turun mengekstrak sampel dalam ruang soxhlet
dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Dalam
proses ekstraksi, pemilihan pelarut yang akan digunakan sangatlah penting. Hal ini juga
dapat mempengaruhi hasil yang akan didapatkan dari proses ekstraksi yang dilakukan.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa minyak merupakan senyawa yang bersifat non polar
sehingga dalam memilih pelarut sebaiknya menggunakan pelarut yang bersifat non polar
pula. Dalam percobaan ini digunakan n-heksan sebagai pelarut yang dapat mearutkan minyak
dalam kemiri dan kacang tanah karena sama-sama bersifat nonpolar.
Langkah awal yang dilakukan yaitu meyiapkan sampel sebanyak 25 gram kemudian
dihaluskan. Setelah dihaluskan sampel dimasukkan kedalam kertas saring yang kemudian
siap dimasukkan ke dalam sokhlet yaitu alat untuk menyaring minyak dari sampel. Kertas
saring digunakkan untuk membantu proses penyaringan minyak, agar keluar dan terpisah.
Setelah dimasukkan kedalam sokhlet tambahkan petroleum benzene sebagai pelarut ekstraksi
kemudian panaskan di waterbath selama 1 jam 15 menit. Kemudian petroleum benzene di
destilasi yaitu teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan titik didih atau titik cair dari
masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Petroleum benzene dipisahkan dari
minyak yang tterbentuk dari sampel tadi. Setelah minyak terpisah kemudian tuangkan
kedalam cawan porselen, tetapi sebelum dituangkan minyak cawan porselen haruslah di oven
dahulu hal ini guna menjaga suhu minyak. Untuk mendapattkan persentase kandungan
minyak kita dapat menggunakan perbandingan anatara berat minyak dan berat sampel
kemudian dikalikan 100%. Dari hasil perhitungan kacang tanah memiliki kandungan minyak
lebih banyak dibandingkan dengan minyak pada kemiri. Yaitu pada kacang megandung
39,872%, sedangkan pada kemiri 28,284%.
VII. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat kita simpulkan bahwa:
1. Kita dapat mengerti bagaimana cara mengekstrasi minyak pada kacang tanah dan
kemiri.
2. Kacang tanah memiliki kandungan minyak lebih banyak dibandingkan dengan
kandungan minyak pada kemiri.
VII. Daftar Pustaka
Agoes, G. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi Revisi dan Perluasan.
Bandung: Penerbit ITB.
Colby, Diane S. 1988. Ringkasan Biokimia Harper. Jakarta : EGC
Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17. EGC: Jakarta
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, (1989), Analisa Bahan Makanan dan Pertanian,
Liberty, Yogyakarta.