I.
-
Tujuan
Mengetahui proses pemisahan dengan cara ekstraksi padat cair
Mengetahui prinsip sokletasi
Menghitung randemen minyak yang diperoleh
II.
Teori
Sokletasi adalah suatu teknik ektraksi dengan menggunakan alat soklet,
dimana suatu zat yang terikat dalam zat padat diekstrak dengan suatu pelarut
panas secara kontinu. Pelarut panas tersebut merupakan destilat dari pelarut yang
digunakan. Suatu alat soklet dengan sendirinya juga terdiri dari alat destilasi
dengan kondensor dan alat pemanas.Pada alat ini ditambahkan pula alat ekstraksi
untuk menempatkan thumbel yang berisi sampel.
Proses ekstraksi yang terjadi pada umumnya adalah proses melarutnya zat
dalam pelarut yang digunakan. Temperatur pelarut yang cukup panas dengan
sendirinya menambah efektivitas proses ekstraksi. Pada teknik ekstraksi ini
pelarut yang digunakan mula-mula didestilasi dan destilatnya akan mengekstrak
zat yang diinginkan. Destilat yang telah mengekstrak turunkembali dan proses
ekstraksi berlangsung pula, begitu secara sinambung hingga zat yang diekstrak
diperoleh semua.
Untuk mengetahui kapan proses sokletasi dihentikan, secara sederhana
dapat dilihat dari warna destilat yang turun kembali. Jika warnanya telah sama
dengan warna pelarut murni yang digunakan maka proses sokletasi telah selesai
atau umumnya jika sokletasi berlangsung dalam sepuluh kali siklus diangggap
ekstraksi telah cukup. Pada Praktikum ini, lemak atau minyak yang terdapat
dalam ikan akan dipisahkan dengan cara sokletasi dan pada akhirnya dapat
dikuantitaskan berapa besar kandungan lemak atau minyak total dalam ikan jenis
tertentu.
Pada ekstraksi padat - cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut
dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi, yaitu ketika
bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler -
kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan
konsentrasi yang tinggi terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara
difusi akan terjadi kesetimbangan konsentrasi antara larutan tersebut dengan
larutan di luar bahan padat.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi
atau kecepatan ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padat - cair, yaitu:
a. Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase
padat dan fase cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang
seluas mungkin.
b. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju
alir bahan ekstraksi.
c. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak
lebih besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.
(Indra Wibawa, 2012)
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair
atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam
pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen
terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami
perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang
diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan
diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga
digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:
Waktu ekstraksi
Kuantitas pelarut
Suhu pelarut
Tipe pelarut
(Devi Nadya, 2009)
Ekstraksi adalah pemurnian suatu senyawa. Ekstraksi cairan - cairan
merupakan suatu teknik dalam suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat
Skema Kerja
50 gr daging
ikan
3 gr CaCl2 anhidrat
ditutup dengan sumbat kapas
dimasukkan sampel kedalam wadah
ekstraksi
diisi labu pemanas dengan
Petroleum eter (PE)
disokletasi agar mendidih secara
sempurna
dihentikan sokletasi setelah 2 jam
ditimbang labu bulat tempat pelarut dan
ditimbang beratnya
dipindahkan kedalam labu bulat
PE yang mengandung lemak dan minyak
Data Pengamatan
No
Perlakuan
Pengamatan
1.
2.
Ditimbang selongsong
Mselongsong = 3,6 gr
3.
Ditimbang CaCl2
MCaCl2 = 3 gr
4.
5.
6.
Mikan+CaCl2 = 14,5 gr
7.
Randemen = 24%
terbentuk
IV.2
Pembahasan
adalah penangas air karena suhu yang dibutuhkan dalam proses ekstraksi di bawah
titik didih air. Dietil eter dibiarkan menguap dan mengembun agar membawa
ekstraksi minyak dari bahan yang diekstrak yaitu ikan asap ke dalam labu dasar
bulat. Seharusnya proses ekstraksi dilakukan minimal 6 siklus. Hal ini dilakukan
agar memastikan bahwa kandungan minyak yang berada di dalam ikan asap telah
terekstrak seluruhnya. Namun karena keterbatasan pelarut dan waktu praktikum
maka proses ekstraksi hanya dilakukan 4 kali siklus. Hal ini bisa menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan kadar minyak dalam sampel rendah karena minyak
dalam sampel belum terekstrak dengan sempurna.
Setelah sirkulasi proses ekstraksi selesai, dilakukan destilasi atau
pemisahan pelarut dengan minyak hasil ekstraksi. Proses destilasi dilakukan
dengan menggunakan alat rotavapor. Rotavapor atau rotary evaporator adalah
suatu alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi. Pelarut dietil eter dan
minyak dapat dipisahkan karena prinsip utama alat ini terletak pada penurunan
tekanan, sehingga dietil eter dapat menguap dibawah titik didihnya dan hal ini
yang membuat zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi. Penguapan yang terjadi saat proses destilasi dapat terjadi karena adanya
pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat dibantu dengan
penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan akan naik ke
kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul - molekul cairan pelarut
murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung. Proses penguapan
dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai dengan terbentuknya
gelembung - gelembung udara yang pecah - pecah pada permukaan ekstrak atau
jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas bulat penampung.
Sehingga minyak ikan asap yang diperoleh dalam percobaan ini adalah sebanyak
4,4 ml. Sisa ikan dan CaCl2 yang diperoleh adalah sebesar 14,5 gr.
V.
Kesimpulan
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa :
Ekstraksi padat - cair adalah pemisahan zat yang dapat melarut (solute)
dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut.
Prinsip sokletasi adalah penyairan secara berkesinambungan dimana cairan
dipanaskan sampai menguap, uap cairan akan terkondensasi dengan turun
ke wadah labu alas bulat dan berlangsung sampai sempurna
Randemen yang diperoleh dalam percobaan ini adalah 24% dengan
volume minyak sebesar 4,4 ml.
V.2 Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka saran kami untuk
praktikum berikutnya bisa menyediakan alat dan bahan praktikum yang lebih
lengkap, agar semua percoban dapat dilakukan dengan baik dan benar.
VI.
Daftar Pustaka
LAMPIRAN PERTANYAAN
A. PraPraktikum
1. Zat - zat yang bagaimanakah yang sebaiknya dipisahkan dengan
menggunakan teknik sokletasi? Apakah syarat pelarut yang dapat digunakan
untuk teknik ini?
Jawab : Zat yang berupa padatan atau yang bersifat non-polar dipisahkan
dengan menggunakan teknik sokletasi.
Syarat pelarut yang digunakan untuk teknik ini adalah :
- Mudah menguap
- Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang didinginkan
- Pelarut memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar
- Pelarut tidak boleh larut dalam bahan ekstrak
- Pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
2. Berapakah rata-rata kadar lemak dan minyak dalam ikan?
Jawab : Minyak ikan merupakan sumber vitamin A dengan kandungan 1055 IU per gram dan vitamin D dengan kandungan 20-100 IU per
gram
3. Gambarkan alat sokletasi lengkap dengan nama tiap bagian dan fungsinya
masing-masing!
Jawab : Gambar alat sokletasi :
3.
2. Tentukan kadar lemak dan minyak (%) dalam sampel ikan tersebut!
Jawab : Kadar lemak/minyak = [(Mikan asap + MCaCl2) (Mikan+CaCl2)] / (Mikan asap
+ MCaCl2) x 100%
= [(16,08 + 3) (14,5)] / (16,08 + 3) x 100%
= 4,58 / 19,08 x 100%
10
= 24 %
3. Sebutkan jenis pelarut lain yang dapat digunakan dalam melarutkan lemak
atau minyak!
Jawab : Pelarut lain yang dapat digunakan adalah petroleum eter, etano,
benzene, heksana dan senyawa organic lainnya.
11