Anda di halaman 1dari 17

DESTILASI DAN EKSTRAKSI

I.

Tujuan
Pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan paham dan terampil dalam :
a. Melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian zat cair
b.

Mengkalibrasi termometer

c. Melakukan teknik ekstraksi untuk pemisahan senyawa organik


Prinsip destilasi dan ekstraksi
II.

Landasan teori
Ekstraksi pelarut atau biasa disebut penyarian, merupakan suatu proses
pemisahan dimana suatu zat terdistribusi dalam dua pelarut yang tidak
bercampur. Penyarian merupan proses pemisahan dimana suatu zat
terdistribusi kedalam dua pelarut yang tidak saling bercampur. Kegunaan
besar dari penyarian ini adalah kemungkinan untuk pemisahan dua senyawa
atau lebih berdasarkan perbedaan koefisien distribusinya (Kd)
(Rudi, 2010)
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara
dua fasa air yang tidak saling bercampur[3]. Teknik ekstraksi sangat berguna
untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun
zat anorganik. Cara ini dapat digunakan untuk analisis makro maupun
mikro. Melalui proses ekstraksi, ion logam dalam pelarut air ditarik keluar
dengan suatu pelarut organik (fasa organik). Secara umum, ekstraksi ialah
proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu
pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air (fasa air). Tujuan
ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan
menggunakan pelarut
(Suyanti, 2008)

Walaupun suatu minyak mentah boleh jadi diperlakukan ke destilasi


dalam vakum dan penyulingan secara bertingkat, boleh tetap beberapa
minyak berharga membiarkan vacuum-residuum . minyak yang Berharga ini
adalah yang disembuhkan oleh bahan ekstraksi pelarut, dan aplikasi bahan
ekstraksi pelarut] yang pertama di dalam penyulingan menjadi kesembuhan
lebat

meminyaki

gudang

utama

dengan

sejenis

metan

(C3H8) deasphalting.Dalam memesan untuk memulihkan lebih minyak


yang kasar vacuum-reduced, sebagian besar untuk yang pecah katalitis
feedstocks, molekular lebih tinggi menimbang t bahan pelarut seperti sejenis
gas hidrokarbon ( C4H 10), dan bahkan pen tane ( C 5H12)
(Speight, 2006)
Ekatraksi dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) ekstraksi langsung, dan
(2) Ekstraksi dengan pelarut dan destilasi uap sekaligus. Pada ekstraksi
langsung, sampel dikocok dengan pelarut dietil eter dan dipisahkan fase
airnya. Fase pelarut selnjutnya dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat dan
dipekatkan dengan rotari evaporator. Sedangkan pada ekstraksi dengan alat
Linkens-Nickerson digunakan dietil eter sebagai pelarut. Sampel
dicampur dengan air destilat dan suhu penangas air pada labu pelarut diatur
37,5oC, ekstraksi-destilasi dilangsungkan selama 1 jam. Pelarut yang sudah
mengandung komponen volatil ini dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrat,
dipekatkan dengan rotari evaporator
(Amohorseya, 1995)
Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang didasarkan atas
perbedaan kelarutan suatu solute dalam pelarut. Teknik ekstraksi kontinu
dikhususkan bagi zat dengan D (harga banding distribusi) yang sangat kecil
(<1), atau jika harga factor pemisahan mendekati satu. Bila keadaan ini
terjadi, maka ekstraksi bertahap dengan corong pisah menjadi kurang
praktis, karena harus dilakukan ratusan kali. Ada bermacam-macam alat
untuk proses ini. Pada prinsipnya di dalam peralatan tersebut terjadi aliran
kontinu (terus menerus) dari pelarut melalui suatu larutan zat yang akan
diekstrak. Pelarut yang telah membawa zat yang terekstrak, diuapkan,
2

kemudian didinginkan, sehingga dapat digunakan lagi. Jika perlu pelarut


yang lebih segar dapat ditambahkan terus menerus.
(mafia,2012)
Uap suatu cairan selalu terdapat di atas cairan tersebut walaupun pada
suhu di bawah titik didihnya. Kecenderungan molekul-molekul cairan
menguap, merupakan sifat yang tetap pada suhu tetap yang disebut sebagai
tekanan uap
Prinsip destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya,
pada tekanan dan suhu tertentu. Titik didih suatu cairan adalah suhu di mana
tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfir. Tujuan destilasi adalah
pemurnian zat cair pada titik didihnya
Ada 4 jenis cara destilasi yaitu :
1. Destilasi biasa, pada cara destilasi ini tekanan uap di atas cairan adalah
tekanan atmosfir (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang
tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya
proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat.
2. Destilasi vakum digunakan untuk menguapkan suatu cairan pada
tekanan rendah, jauh di bawah titik didihnya. Biasanya untuk destilasi
zat cair yang mudah terurai pada suhu tinggi.
3. Destilasi

bertingkat

atau

destilasi

terfraksi,

digunakan

untuk

memisahkan campuran zat cair yang mempunyai perbedaan titik didih


tidak berbeda banyak. Pada destilasi ini menggunakan kolom yang
panjang dan mempunyai sekat/trap yang banyak, di tiap trap akan
terjadi proses penguapan-pengembunan tersendiri sehingga akan terjadi
proses pemisahan kedua komponen dalam banyak tahap. Pada bagian
bawah akan terdapat campuran uap yang kaya dengan fraksi yang
mempunyai titik didih tinggi, sedangkan pada bagian atas akan terdapat
campuran uap yang kaya dengan fraksi titik didih rendah. Makin
banyak trap yang dipunyai, makin banyak proses fraksinasi tersebut,
sehingga pemisahan akan terjadi lebih sempurna (hukum Raoult).

4. Destilasi azeotrop. Azeotropik adalah larutan campuran dua senyawa


yang mempunyai titik didih tetap dengan komposisi campuran tetap
pula.
(Tim kimia organik,2014:1)
III.

Prosedur kerja
III.1
alat dan bahan
a. alat
Labu alas bundar 100 mL
Set alat destilasi
Termometer 200 C
Batu didih
Pembakar bunsen
Penangas air
Corong pisah 100 mL
Erlenmeyer 100 mL
Corong Buchner dan pengisap
Statip dan klem bundar
Batang pengaduk
Tabung reaksi besar
b. Bahan
Benzena teknis
Metanol teknis
Asam benzoat
Toluena
Larutan NaOH 10%
Larutan HCl 10%
Kertas indicator
Kertas saring

III.2

skema kerja
1. destilasi
kalibrasi thermometer
campuran aires

Dicelupi termometer mengkalibrasi titik nol


termometer
4

Hasil pengamatan

10 mL aquades
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
Dimasukkan sedikit batu didih
Di panaskan secara perlahan sampai
mendidih
Dimasukkan thermometer pada uap
permukaan atas air
Hasil pengamatan
destilasi biasa
pemurnian
benzen teknis
Dimasukkan kedalam labu sebanyak 50 ml
Dimasukkan batu didih
Dipanaskan sampai mendidih
Diatur pemanasan sehingga destilat
menentes secara teratur
Dicatat suhu pada saat tetesan pertama
mulai jatuh
Diganti penampung yang bersih, untuk
menampung destilat murni
Dicatat suhu dan volume destilat secara
teratur

Hasil pengamatan
Pemisahan
50 mL campuran
metanolair
(perbandingan 50:50)
Dimasukkan ke labu destialat
Dilakukan pemanasan
Diatat suhu dan volume destilat
Hasil pengamatan

2. ekstraksi
30 mL larutan asam
benzoat dalam toluen
Dimasukkan ke corong pisah
15 mL larutan NaOH
10%
Dilakukan ekstraksi
Dibiarkan
Dipisahkan lapisan bagian bawah ke
dalam erlenmeyer 100 mL
Diulangi lagi ektraksi
35 mL larutan HCl
10%.
Ditambahkan kesetiap larutan ekstrak
Diatur PH nya 2
Disaring endapan dengan corong
Buchner
Dicuci endapan dengan air dingin
Dikeringkan endapan pada udara
terbuka
Ditimbang Kristal
Dibandingkan hasil keduanya
Hasil pengamatan

IV.

hasil dan pembahasan


IV.1
data pengamatan
1. Destilasi
Destilasi Biasa
A. Pemurnian (1)

Volume (mL)
5
10
15
Suhu tetesan pertama
Volume destilat
Waktu destilat pertama

Suhu (oC)
77
77
77
o
: 63 C
: 15 mL
: 6 menit, 9 detik

Pemurnian (2)

Volume (mL)
5
10
15
20
25
Suhu tetesan pertama
Volume destilat
Waktu destilat pertama

Suhu (oC)
78
79
80
80
80
o
: 75 C
:25 mL
: 1 menit, 49 detik
7

B. Pemisahan (1)
Volume (mL)
Suhu (oC)
5
79
10
79,5
15
80
20
81
25
82
30
84
35
87
o
Suhu tetesan pertama
: 70 C
Volume destilat
: 27,5 mL
Waktu tetesan pertama destilat
: 4 menit,1 detik
Pemisahan (2)

Volume (mL)
Suhu (oC)
5
72
10
73
15
74
20
73
25
74
30
75
35
75
40
75
Suhu tetesan pertama
: 61oC
Volume destilat
: 16 mL
Waktu tetesan pertama destilat
: 5 menit,47 detik

2.

Ekstraksi
Berat kertas saring = 1 gram
Berat kertas saring + endapan = 6,566 gram
Berat endapan = 5,566 gram

IV.2
Pembahsan
Pada praktikum ini praktikan meakukan percobaan tentang destilasi dan
ekstraksi.tujuan dari percobaan ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat
melakukan

destilasi

cair,mengkalibrasi

untuk

pemisahan

thermometer,melakukan

atau
teknik

pemurnian
destilasi

zat
untuk

pemisahan senyawa organic serta mengetahui prinsip destilasi dan


ekstraksi.
8

1. destilasi
Destilasi adalah proses pemisahan yang didasarkan pada tingkat
volatilitas (kemudahan suatu zat menguap) pada suhu dan tekanan
tertentu.prinsip dari destilasi yaitu penguapan dan pengembunan
kembali uapnya, pada tekanan dan suhu tertentu.
Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan dari zat padat atau memisahkan zat cair dari
campuran zat cair lainnya yang mempunyai titik didih yang berbeda.
Destilasi biasa
Secara umum destilasi terdiri dari 4 macam yaitu:
1) Destilasi biasa
2) Destilasi vakum
3) Destilasi bertingkat
4) Destilasi azeotrop
Namun pada percobaan ini lebih difokuskan pada destilasi biasa atau
destilasi normal.pada destilasi ini, tekanan uap di atas cairan adalah
tekanan atmosfir (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang
tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya
proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat
Adapun percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan adalah sebagai
berikut;
Kalibrasi termometer
pada percobaan ini,terdapat 2 kelompok secara bergantian yang
melakukan tahap pemisahan.sebenarnya,sebelum masuk melakukan
percobaan destilasi ini,termometer yang digunakn harus dikalibrasi
terlebih dahulu agar pengukuran yang dilakukan pada destilasi biasa
dapat berhasil dan memeproleh hasil yang akurat dan terpercaya.namun
praktikan

tidak melakukannya karena es yang dibutuhkan untuk

kalibrasi tidak ada.


Untuk melakukan kalibrasi pada titik nol termometer dapat dilakukan
mencelupkan termometer pada campuran air dan es yang diaduk
homogen.mengapa campuran yang digunakan adalah air dan es?karena
air dan es adalah campuran dingin yang dapat menurunkan suhu sampai
suhu 00C.sedangkan untuk memperoleh 100 pada termometer dapat
9

dilakukan dengan mencelupkan termometer pada permukan cairan


aquades yang mendidih yang sebelumnya telah diberi batu didih.air
mendidih digunakan karena air mendidih mempunyai titik didih sebesar
1000C.
Destilasi biasa
Destilasi biasa, pada cara destilasi ini tekanan uap di atas cairan adalah
tekanan atmosfir (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang
tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya
proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat.
Adapun percobaan yang dilakukan pada destilasi biasa adalah sebagi
berikut :
Pemurnian
menurut literatur,setelah peralatan destilasi secara sederhana dipasang
secara

lengkap,seharusnya

praktikan

mengalirkan

air

pendingin/kondensor, arah aliran dari bawah ke atas agar proses


pendinginan dapat berjalan dengan baik dan uap air melalui kondensor
akan menjadi cairan sehingga dapat ditampung sebagai hasil distilasi
.kemudian benzene teknis yang dimasukkan dalam labu destilasi
sebanyak 50 ml agar uap yang dihasilkan cepat.sebelum melakuak
pemanasan.terlebih daulu praktikan memasukkan batu didih kedalam
labu yang akan dipanaskan.tujuannya adalah untuk untukmempercepat
proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau menekan
gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada
menyebar ke seluruh bagian sampel, fungsi lainnya dari batu didih yaitu
agar dapat menyeimbangkan larutan pada proses pemanasan sehingga
larutan tidak keluar (meletup) dari labu alas bulat pada proses
pemanasan.
Pada tahap pemurnian,praktikan melakukan 2 kali pengulangan untuk
mendapatkan data yang akurat.pada pengulangan yang pertama
kalinya,setelah benzene teknis dipanaskan,diperoleh suhu destilat
tetesan pertama yaitu 630C dan waktu destilat pertama menetes yaitu
setelah pemanasan 6 menit

detik..kemudian suhu nya diperhatikan


10

setiap volume destilat 5 ml.ternyata suhu nya konstan hingga volume


destilat 15 ml.suhu yang diperoleh yaitu 770C.
Untuk mengetahui volume destilat yang dihasilkan 5 ml,praktikan
menggunakan metode tetes dimana 1 ml di asumsikan menjadi 20
tetes,jadi praktikan menghitung hingga 100 tetes dan kemudian melihat
suhu yang ditunjukkan oleh thermometer yang dimasukkan pada labu
destilasi yang sedang dipanaskan.
Grafik suhu terhadap volume destilat pada pemurnian 1 :

grafik suhu terhadap volume destilat


100
80
f(x) = + 77
R = 0

60
suhu

40
20
0
4

10

12

14

16

volume

Gambar 4.2.1.1 : grafik suhu terhadap volume destilat


Dengan cara yang sama,kelompok lain melakukan percobaan ini.suhu
pada pertama kali destilat menetes yaitu 750C dan waktu pertama kali
destilat menetes setelah 1 menit 49 detik.setelah diamati setiap volume
destilat yang dihasilkan 5 ml maka suhu yang terlihat pada thermometer
semakin lama semakin naik.dengan suhu akhirnya konstan yaitu pada
suhu
Grafik suhu terhadap volume destilat pada pemurnian 2 :

11

grafik suhu terhadap volume destilat


81
80
suhu

f(x) = 0.1x + 77.9


R = 0.78

79
78
77
0

10

15

20

25

30

volume

Gambar 4.2.1.2 : grafik suhu terhadap volume destilat


tidik didih yang dimiliki benzen adalah 80,1oC seharusnya benzen akan
mendidih dan terbentuk destilat pada suhu tersebut tetapi pada
percobaan ini tetesan destilat pertama yang praktikan dapatkan yaitu
pada suhu 64oC. Hasil ini kemungkinan dipengaruhi oleh alat yang
digunakan. Proses terbentuknya destilat dari proses pemurnian benzen
ini yaitu dimulai pada saat benzen mulai mendidih, kemudian uap
benzen tersebut bergerak menuju tekanan yang lebih rendah, pada
bagian ujung adapter penampung distilat terdapat lubang sebagai
pengurang tekanan sehingga uap benzen akan mengarah ke arah lubang
tersebut menuju ke kondensor untuk kemudian ditampung dalam labu
alas bulat (erlenmeyer).Jarak antara labu destilasi dengan pemanas
berpengaruh pada proses pemanasan, semakin dekat jarak antara labu
dengan pemanas maka akansemakin cepat pula larutan yang ada dalam
labu mendidih

Pemisahan
Percobaan ini memiliki prosedur yang sama dengan percobaan
sebelunya,yang membedakannya adalah senyawa yang akan dipisahkan

12

yaitu campuran methanol-air. Air dan metanol keduanya merupakan


senyawa polar. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki titik didih yang
tinggi, titik didih air yaitu 100C sedangakan titik didih metanol yaitu
64,7C. Titik didih air lebih tinggi dibandingkan metanol dikarenakan
ikatan hidrogen air dapat membentuk lebih banyak ikatan hidrogen
dibandingkan dengan metanol. Semakin kuatnya ikatan hidrogen yang
terbentuk menyebabkan terjadinya kenaikan titik didih. Ini disebabkan
karena ikatan hidrogen yang sangat kuat membutuhkan energi yang
kuat pula untuk bisa memutuskan ikatan hidrogen, sehingga untuk bisa
membuat air mendidih dibutuhkan suhu yang lebih besar dibandingkan
suhu untuk mendidihkan metanol.
Pada pemisahan 1, Dengan cara yang sama,kelompok lain melakukan
percobaan ini.suhu pada pertama kali destilat menetes yaitu 700C dan
waktu pertama kali destilat menetes setelah 4 menit 1 detik.setelah
diamati setiap volume destilat yang dihasilkan 5 ml maka suhu yang
terlihat pada thermometer semakin lama semakin naik.karena hingga
700 tetes destilat yang telah dihasilkan dan praktikan tidak menemukan
suhu yang konstan,maka praktikan menghentikan percobaan.setelah
diukur volume destilat yang dihasilkan dengan menggunakan gelas
ukur,maka volume destilat yang dihasilkan hanya 27,5.seharusnya,jika
100 tetes diasumsikan 5 ml maka volume destilat yang dihasilkan
adalah 35 ml karena 700tetea/20tetes=35 ml.kemungkinan kesalahan ini
terjadi karena kurang ketelitian dan kecermatan dalam pengamatan
praktikum
Grafik suhu terhadap volume destilat pada pemisahan 1 :

13

grafik suhu terhadap volume destilat


88
86

f(x) = 0.34x + 74.3


R = 0.94

84
suhu

82
80
78
76
10

15

20

25

30

35

40

volume

Gambar 4.2.1.3 : grafik suhu terhadap volume destilat


Pengulangan yang kedua dihasilkan suhu pertama kali destilat menetes
yaitu 610C.terjadi setelah pemanasan selama 5 menit 47 detik.
Suhu yang diperoleh setiap 5 ml destilat yang dihasilkan ada yang naik
dan ada yang turun,namun pada akhir pengamatan suhu nyacenderung
naik dan lama kelamaan suhunya konstan.suhu konstan nya adalah 750C
Grafik suhu terhadap volume destilat pada pemisahan 2 :

grafik suhu terhadap volume destilat


76
75

f(x) = 0.08x + 72
R = 0.82

74
suhu

73
72
71
70
0

10

15

20

25

30

35

40

45

volume

14

Gambar 4.2.1.3 : grafik suhu terhadap volume destilat


2. Ekstraksi
Metoda pemisahan adalah bagian paling penting di dalam kimia
organik, yaitu ekstraksi, kristalisasi/penyaringan, destilasi dan
kromatografi. Teknik ekstraksi dan kristalisasi tergantung pada sifat
kelarutan senyawa organik, sedangkan yang lainnya tergantung pada
sifat fisiknya, titik didih untuk destilasi dan adsorpsi untuk
kromatografi.
Ekstraksi adalah metoda pemisahan yang melibatkan proses
pemindahan suatu senyawa dari satu fasa ke fasa lain. Jika kedua
fasa tersebut adalah zat cair yang tidak saling bercampur, disebut
ekstraksi cair-cair. Dalam sistem ini senyawa tersebut berpartisi di
antara kedua pelarut. Keberhasilan pemisahan sangat tergantung
pada perbedaan kelarutan senyawa tersebut dalam kedua pelarut.
Secara umum prinsip pemisahannya adalah senyawa tersebut kurang
larut dalam pelarut yang satu dan sangat larut di pelarut lainnya. Air
banyak dipakai dalam sistem ekstraksi cair-cair senyawa organik,
karena banyak senyawa organik yang bersifat ion atau sangat polar
yang cukup larut dalam air. Pelarut lainnya adalah pelarut organik
non polar (tak bercampur dengan air). Dalam sistem ekstraksi ini
akan dihasilkan dua fasa yaitu fasa air (aqueous) dan fasa organik.
Selain syarat kelarutan yang harus berbeda jauh perbedaannya di
kedua pelarut tersebut, syarat lainnya adalah pelarut organik harus
mempunyai titik didih jauh lebih rendah dari senyawa terekstraksi
biasanya di bawah 100C, tidak mahal dan tidak bersifat racun.
Dasar metoda ekstraksi adalah distribusi senyawa di antara dua fasa
cair yang berada dalam keadaan kesetimbangan.
Pada percobaan ini,senyawa yang akan diekstrak adalah asam
benzoat dalam toluen.pengekstraknya berupa NaOH 10%.Tujuan
dari penambahan NaOH yaitu untuk mengubah asam benzoat dalam
toulene menjadi garam natrium benzoat yang dapat larut dalam air
dan tidak larut dalam toulene, sehingga larutan akan memisah

15

menjadi dua fase. Dimana terdiri dari fase toulene dan fase larutan
garam natrium benzoat dalam air.ekstraksi dilakukan sebanyak 3 kali
untuk

mengetahui

perbandingannya.kemudian

masing-masing

ekstrak ditambahkan HCl agar terdapat endapan dan dapat


dipisahkan secara kristalisasi. Tujuan dari proses pengasaman ini
yaitu untuk mereaksikan antara garam natrium benzoat yang
dihasilkan dengan asam, sehingga akan membentuk asam benzoat
yang berupa endapan putih yang tidak larut atau sedikit larut dalam
air.setelah terbentu endapan sempurna selanjutnya disaring dengan
corong buchner lalu dicuci dengan air dingin.setelah dikeringkan dan
ditimbang.Massa yang diperoleh adalah 6,566 gram. Namun massa
kertas saring adalah 1 gram. Maka massa endapan yang kering tanpa
kertas saring adalah 5, 566 gram.
V.

Penutup
V.1 kesimpulan
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa:
a) destialsi adalah pemisahan atau pemurnian zat yang didasarkan
pada perbedaan volatilitas kemudahan suatu zat menguap)
dengan suhu dan tekanan tertentu
b) kalibrasi thermometer dapat dilakukan menggunakan air yang
dicampurkan dengan es untuk mengaklibrasikan titik nol pada
thermometer
c) prinsip destilasi adalah penguapan dan pengembuana.prinsip
ekstrasi adalah pemisahan berdasarka perbedaan sifat kelarutan
V.2 saran
pada praktikum ini banyak sekali zat atau alat yang kurang lengkap
sehingga praktikan harus bergabung dengan kelompok lain untuk
melalukak percobaan ini dan menyebabakan percobaan yang praktikan
lakukan tidak sempurna.sebaiknya,zat dan alat yang dibutuhkan harus
tersedia lengkap sehingga praktikan lebih bisa menguasai praktikum
yang dilakukan

16

VI.

daftar pustaka
Verita, Amohorseya. 1995. Analisis Kandungan Flavor Yang
Dihasilkan Oleh Hansenula anomala Yang ditumbuhkan pada
substrat air kelapa. Jakarta:Bul. Tek. Dan Industri Pangan
Rudi.

2010.

Penuntun

Dasar-Dasar

Pemisahan

Analitik.

Kendari:Universitas Haluoleo
Speight J.G. 2006.The Chemistry and Technology of Petroleum
Fourth Edition. LLC :Taylor & Francis Group.
Suyanti. 2008. Ekstraksi Konsentrat Neodimium Memakai Asam di-2etilheksilfosfat. Yogyakarta:SDM Teknologi Nuklir..
Tim kimia organic.penuntun praktikum kimia rganik.jambi:universitas
jambi

17

Anda mungkin juga menyukai