Anda di halaman 1dari 24

Laporan Praktikum Kimia Organik

Nama:

Al Amin Hidayatullah (1907113340)

Percobaan 5
Proses Ekstraksi Sokletasi
“Isolasi Minyak Biji Nyamplung”

Asisten:
Hadrian Yonas

Dosen Pengampu:
Drs. Irdoni, HS, MS

Program Studi Sarjana Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Riau
2020
2
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM


KIMIA ORGANIK

NAMA AL AMIN HIDAYATULLAH


NIM 1907113340
KELAS TEKNIK KIMIA S1 B

No Praktikum Rev Rev Rev Rev Laporan Asistensi

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


3
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


ORGANIK

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”

Dosen pengampu praktikum kimia organik dengan ini menyatakan bahwa :

Al Amin Hidayatullah
1907113340
1. Telah melakukan perbaikan-perbaikan yang disarankan oleh Dosen
Pengampu/Asisten Praktikum.
2. Telah menyelesaikan laporan lengkap praktikum Eseterifikasi dari
praktikum kimia organik yang disetujui oleh Dosen Pengampu/ Asisten
Praktikum

Catatan Tambahan:

Dosen Pengampu, Dosen Pengampu,


Drs. Irdoni, H.S., M.S. Dra. Nirwana, M.T.

Pekanbaru, 2020 Pekanbaru, 2020


ABSTRAK

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


4
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko bagian
selatandan bagian utara dari Amerika Selatan. Biji pepaya dapat diolah untuk diambil
minyaknya akan sangat menguntungkan karena mengandung senyawa aktif diantaranya
alkaloid, steroid, tannin dan minyak atsiri. Minyak biji pepaya yang berwarna kuning
diketahui mengandung 71,60%asam oleat, 15,13% asam palmitat, 7,86% asam linoleat,
3,60% asam stearat, dan asam-asam lemak lain dalam jumlah relatif sedikit. Salah satu
cara yang digunakan untuk mengisolasi minyak adalah dengan metode ekstraksi
sokletasi. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari dan mengamati proses
isolasi suatu komponen dari suatu bahan alam dengan metoda sokletasi serta menghitung
rendemen minyak biji pepaya. Berdasarkan data praktikum yang dilakukan didapatkan
massa minyak sebanyak 15 gram dan rendemen 25%.

Kata kunci: minyak, biji pepaya, Carica papaya L., ekstraksi sokletasi

ABSTRACT

Papaya (Carica papaya L.) is a plant originating from southern Mexico and the
northernpart of South America.Papaya seeds can be processed to extract the oil will be
very beneficialbecause it contains active compounds including alkaloids, steroids, tannins
and essential oils.Theyellow papaya seed oil is known to contain 71.60% oleic acid,
15.13% palmitic acid, 7.86%linoleic acid, 3.60% stearic acid, and other relatively small
amounts of fatty acids.One methodthat used to isolate oil is by socletation extraction
method. The purpose of this practicum is to study and observe the isolation process of a
component from a natural material using the soxhletation method and to calculate the
yield of papaya seed oil. Based on the practicum data carried out, it was found that the oil
mass was 15 grams and the yield was 25%.

Keywords: oils, papaya seeds, Carica papaya L., socletation extraction.

DAFTAR ISI

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


5
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................3
ABSTRAK........................................................................................................................4
DAFTAR ISI.....................................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................6
DAFTAR TABEL.............................................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................8
1.2 Tujuan Praktikum......................................................................................10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tanaman Pepaya........................................................................................11
2.2 Ekstraksi.....................................................................................................11
2.2.1 Cara cara ekstraksi...........................................................................11
2.2.2 Prinsip Ekstraksi..............................................................................12
2.3 Ekstraksi Sokletasi.....................................................................................13
2.4 Jenis Pelarut...............................................................................................15
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
.1 Alat-alat.....................................................................................................16
.2 Bahan-bahan..............................................................................................16
3.3 Prosedur Percobaan...................................................................................16
3.4 Rangkaian Alat..........................................................................................17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .........................................................................................................18
4.2 Pembahasan...............................................................................................18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................21
5.2 Saran..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


6
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Sokletasi...........................................................................17

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


7
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pada Saat Refluks...............................................................18

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


8
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Lemak dan minyak merupakan makanan yang sangat penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi
yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Minyak memiliki
peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia dimana dalam tubuh lemak
mempunyai fungsi fisiologis yang sangat penting anatara lain sumber asam lemak
esensial dan pelarut vitamin A, D, E, K. Lemak dan minyak juga dapat diperoleh dari dua
sumber yaitu sumber hewani dan nabati.(F.G.Winarno. 2002). Di Indonesia hampir
semua manusia dari semua kalangan menggunakan minyak makan dengan berbagai jenis
minyak makan yaitu seperti dari : kelapa, jagung, biji matahari, kemiri, dan lain-lain,
bukan hanya minyak makan yang didapatkan dari kelapa sawit. Akan tetapi Indonesia
juga sangat berpotensi untuk menghasilkan minyak dari biji-bijian, diantaranya adalah
biji pepaya yang diperoleh di dalam buah pepaya. Buah pepaya memiliki biji buah
berwarna hitam penuh pada bagian dalam buah dan diselimuti kulit biji berwarna putih,
berair cukup banyak, beraroma sangat harum dan segar. Selama ini biji pepaya belum
banyak dimanfaatkan kecuali hanya sebagai benih dan obat cacing untuk ternak. Asam
lemak yang terkandung dalam biji papaya sebagian besar adalah asam lemak tak jenuh.
(Yuniwati dan Purwanti, 2008).
Menurut penelitian Yuniwati dan Purwanti, (2008), biji buah papaya hanya dibuang
begitu saja setelah pepaya diambil buahnya, dan apabila biji pepaya diolah untuk diambil
minyaknya akan sangat menguntungkan. Secara tradisional biji pepaya dapat
dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, diare, penyakit kulit,
kontrasepsi pria, bahan baku obat masuk angin dan sebagai sumber untuk mendapatkan
minyak dengan kandungan asam-asam lemak tertentu. Biji pepaya merupakan limbah
makanan yang jarang dimanfaatkan setelah papaya diambil daging buahnya. Biji pepaya
dalam berat kering 30%, dan 2 didalam biji pepaya memiliki kadar minyak yang relatif
unggul dibandingkan minyak nabati lainnya seperti kedelai dengan kadar minyak sekitar
19%, biji bunga matahari denagan kadar minyak 22-23%. (Larasati, 2010). Di dalam
minyak biji pepaya mengandung kadar air 4,6 %, Abu 6,9 %, Protein 25,1%, Lemak
7,9%, Serat kasar 17,5%, dan Karbohidrat 37,9%. Minyak biji papaya memiliki
kandungan kolesterol rendah sehingga dapat digunakan sebagai minyak pangan atau
untuk keperluan lain sesuai karakteristiknya. (Larasati, 2010).

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


9
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

Menurut penelitian Warisno, (2003). Senyawa antioksidan dan non-enzim berasal


dari makanan yang berasal dari tumbuhan. Beberapa bahan makanan tersebut berupa
buah-buahan, sayuran dan rempah, dimana zat antioksidan tersebut berfungsi sebagai
vitamn dan metabolit sekunder lainnya. dan dalam pemanfatan buah-buahan tersebut,
bagian yang biasa diambil adalah daging buahnya. Sedangkan bijinya jarang digunakan
dan hanya menjadi limbah. Biji pepaya yang biasa dibuang ternyata mempunyai khasiat
melindungi tubuh. Biji pepaya merupakan biji yang paling tinggi kandungan proteinnya
lebih dari 24% dan mudah dicerna, 32% karbohidrat dan 25% minyak termasuk esens.
(Tietze, 2002). Dalam minyak yang terdapat dalam biji pepaya terkandung asam lemak
oleat yang tinggi yaitu 71,30% dan kandungan tokoferol 74,71 mg/kg, serta karotenoid
7,05mg/kg.(Malacrida., et al 2011). Minyak yang terkandumg dalam minyak biji papaya
adalah berkisar antara 33,3–35,33% dengan komponen penyusun asam lemaknya adalah
asam laurat 1,3%, asam miristat dan asam palmitat 20,3% dan asam oleat 66,1%, asam
linoleat 8,99% dan asam linolenat 3.35%, sehingga minyak biji pepaya bisa digunakan
sebagai minyak makan. Provitamin A terdiri dari α, β, dan γ- karoten. β – karoten
merupakan pigmen kuning dan salah satu jenis antioksidan yang memegang peran
penting dalam mengurangi reaksi berantai radikal bebas dalam jaringan.
Betakaroten berfungsi sebagai antioksidan, penting dalam pembentukan vitamin A,
untuk pertumbuhan sel-sel epitel tubuh, mengatur rangsangan sinar pada saraf mata, dan
membantu proses pembentukan pigmen di retina mata. Betakaroten merupakan senyawa
pigmen berwarna kuning atau oranye yang bersifat larut dalam lemak, tidak larut dalam
air, mudah rusak karena teroksidasi pada suhu 3 tinggi, dan menjadi penyusun vitamin A.
Beta karoten sama dengan karotenoid yang lain , yaitu pigmen alami yang larut dalam
lemak yang secara umum ditemukan pada tanaman, alga dan sintesis mikroorganisme.
Betakaroten memiliki peran yang menguntungkan bagi kesehatan salah satunya
mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, meningkatkan “komunikasi” interselular,
immunomodulator dan antikarsinogenik. Berdasarkan penelitian Larasati, disimpulkan
bahwa Jenis pelarut berpengaruh nyata terhadap kandungan betakaroten dan vitamin E.
Kandungan betakaroten minyak biji carica dieng berkisar antara 557,17-1261.01 g dan
Vitamin E antara 0,95 - 1,05mg/kg. Ekstraksi minyak biji papaya secara soxhlet
menggunakan pelarut nheksan dan pengeringan bahan baku telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yaitu Apriani (2008), dari penelitiannya diperoleh minyak biji papaya
sebesar 26,7% dari berat keringnya serta jumlah masing-masing dari asam lemak yaitu
asam palmitat 20,3%, asam oleat 66,1% dan asam linolenat 8,99%. Apriani (2008).
Spektrofotometer bekerja berdasarkan pada prinsip penyerapan gelombang cahaya

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


10
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

(radiasi) yang dilewatkan pada suatu larutan. Spektrofotometer yang digunakan adalah
visible atau menggunakan cahaya tampak, yang Panjang gelombang terukurnya berkisar
antara 340 nm – 1000 nm. Panjang gelombang maksimum dicari untuk mengetahui
seberapa besar energy cahaya tertinggi yang diserap oleh suatu larutan. Jenis-jenis
spektrofotometer terbagi menjadi Spektrofotometer UV- Visible, Spektrofotometer Infra
merah, Spektrofotometer Serapan Atom (SSA), Spektrofotometer Resonansi, Magnetik
(NMR), Spektrofotometer Pendar Molecular (pendar fluor/pendar fosfor) dan
Spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya ( nefelometer, turbidimeter dan
spektrofotometer Raman). (Depdikbud Pusat Penelitian UNAND 1988). Berdasarkan
permasalahan inilah maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul uji kadar
betakaroten terhadap pembuatan minyak makan dari limbah minyak biji pepaya (Carica
papaya Linn) dengan metode spektrofotometer uv-vis.

1.2. Tujuan Praktikum


1. Mempelajari dan mengamati proses isolasi suatu komponen dari suatu bahan
alam dengan motoda sokletasi.
2. Menghitung rendemen.

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


11
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tanaman Pepaya

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman holtikultura yang cukup banyak
dibudidayakan di Indonesia. Kandungan biji dalam buah pepaya kira-kira 14,3% dari
keseluruhan buah pepaya (Satriasa dan Pangkahila, 2010). Secara tradisional biji pepaya
dapat dimanfaatkan sebagai obat cacing gelang, gangguan pencernaan, diare, penyakit
kulit, kontrasepsi pria, bahan baku obat masuk 2 angin, dan sebagai sumber untuk
mendapatkan minyak dengan kandungan asam-asam lemak tertentu (Apriani, 2008).

Biji pepaya umumnya dibuang setelah daging buahnya dikonsumsi. Agar biji
pepaya memiliki nilai ekonomi lebih, penelitian pemanfaatan biji pepaya sebagai sumber
minyak nabati perlu dilakukan. Biji papaya dengan selaput bening jika diolah untuk
diambil minyaknya akan sangat menguntungkan karena mengandung senyawa aktif
diantaranya alkaloid, steroid, tanin dan minyak atsiri Minyak biji papaya memiliki
potensi yang cukup besar sebagai minyak nabati karena memiliki kandungan kolestrol
rendah sehingga dapat digunakan sebagai minyak pangan maupun untuk keperluan
lainnya.

Minyak biji pepaya yang berwarna kuning diketahui mengandung 71,60% asam
oleat, 15,13% asam palmitat 7,68%, asam linoleat 3,60% asam stearat, dan asam-asam
lemak lain dalam jumlah relatif sedikit atau terbatas (Apriani, 2008). Kandungan minyak
pada biji pepaya bervariasi antara 25,41% - 34,65% tergantung dari jenis buah. Jika
dibandingkan dengan kedelai 19,63%, biji bunga matahari 22,23% dan kelapa 54,74%
maka kandungan minyak dalam biji pepaya relatif besar.

2.2 Ekstraksi

2.2.1 Cara-cara Ekstraksi

Cara ekstraksi bermacam-macam, yaitu;

a. Rendering

Suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung
minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada proses ini digunakan panas

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


12
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecah dinding
sel tersebut sehingga mudah di tembus oleh minyak atau lemak yang ada di
dalamnya. Ada 2 cara rendering yakni :

 Wet rendering

Proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses


tersebut. Proses ini dilakukan pada ketel terbuka atau tertutup dengan menggunakan
suhu tinggi dan tekanan uap 40-60 psi selama 4-6 jam. Alat yang digunakan untuk
wet rendering adalah autoklaf atau digester untuk menghasilkan minyak atau lemak
dalam jumlah besar.

 Dry rendering

Proses rendering yang dilakukan tanpa dilengkapi steam jacket dan pengaduk.
Bahan yang akan di ekstrak dipanasi sambil di aduk pada suhu 105 – 110oC. ampas
bahan yang telah diambil minyaknya akan mengendap di dasar ketel. Pengambilan
minyak dilakukan dari bagian atas ketel.

b. Mechanical expression

Cara ekstraksi minyak atau lemak yang berasal dari biji-bijian atau suatu bahan
yang memiliki kandungan minyak atau lemak dalam jumlah besar.

c. Solvent extraction

Ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan pelarut minyak dan lemak.

2.2.2 Prinsip Ekstraksi

Metoda – metoda ekstraksi terdiri dari maserasi, sokletasi, perkolasi serta refluks.
Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi (Apriani,
2008) :

1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam
kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang
sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.

2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya


alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini
bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


13
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini
diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia
tertentu.

3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan


biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali
membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan
sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian
ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi
penggunaan obat tradisional.

4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun.
Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk
menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan
tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.

Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi
keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel (Kunarto, 1992)

2.3 Ekstraksi Sokletasi

Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi


dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang-ulang dan menjaga jumlah pelarut
relatif konstan, dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu
senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati
umumnya larut baik dalam pelarut organik, seperti benzen dan heksan. Untuk
mendapatkan minyak nabati dari bagian tumbuhan dapat dilakukan metode sokletasi
dengan menggunakan pelarut yang sesuai (Kunarto, 1992).

Proses sokletasi digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari suatu senyawa dari
material atau bahan padat dengan pelarut panas. Alat yang digunakan adalah labu didih,
ekstraktor dan kondensor. Sampel dalam sokletasi perlu dikeringkan sebelum disokletasi.
Tujuan dilakukannya pengeringan adalah untuk mengilangkan kandungan air yang
terdapat dalam sample sedangkan dihaluskan adalah untuk mempermudah senyawa

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


14
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

terlarut dalam pelarut. Didalam sokletasi digunakan pelarut yang mudah menguap.Pelarut
itu bergantung pada tingkatannya, polar atau non polar.

Prinsip sokletasi yaitu Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang
didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah
selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersaring. Metode
sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan
senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang
tidak diinginkan. Namun zat yang diekstraksinya sesuai dengan polar dan nonpolarnya
pelarut yang digunakan.

Bila penyaringan telah selesai maka pelarut yang telah di uapkan kembali adalah
zat yang bersisa. Dietil eter merupakan pelarut yang baik untuik hidrokarbon dan untuk
senyawa yang mengandung oksigen proses penyaringan yang berulang ulang pada proses
sokletasi bergantung pada tetesan yang mengalir pada bahan yang di ekstraksi. Sampel
pelarut yang digunakan bening atau tidak berwarna lagi. Umumnya prosedur sokletasi
hanya pengulangan, sistematis dan pemisahan dengan menggunakan labu untuk ekstraksi
sederhana tetapi lebih merupakan metoda yang spesial, dan alat yang digunakan lebih
kompleks. Oleh karena itu alat soklet cenderung mahal.

Syarat-syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi:

a. Pelarut yang mudah menguap, misalnya n-heksana, eter, petroleum eter, metil
klorida dan alkohol
b. Titik didih pelarut rendah
c. Pelarut dapat melarutkan senyawa yang diinginkan
d. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan
e. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi (polar atau nonpolar)

Keuntungan metode ini adalah :

a. Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.
b. Digunakan pelarut yang lebih sedikit
c. Pemanasannya dapat diatur

Kerugian dari metode ini :

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


15
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

a. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian
oleh panas.
b. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya
dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan
membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
c. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan
pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena
seluruh alat yang berada di bawah kondensor perlu berada pada temperatur ini
untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.

Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik
dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan :
diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan
mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah.

2.4 Jenis Pelarut

Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas,
yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan
sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan kimia
organik (mengandung karbon) yang juga disebut pelarut organik. Pelarut biasanya
memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap, meninggalkan substansi terlarut
yang didapatkan. Untuk membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut
biasanya terdapat dalam jumlah yang lebih besar (Kunarto, 1992).

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


16
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

BAB III

METOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat-alat
1. Satu set alat soklet
a. Kondensor
b. Tabung soklet
c. Selongsong/timbel
d. Batu didih
e. Mantel Pemanas
f. Klem
g. statif
2. Corong
3. Gelas Piala 600ml
4. Gelas ukur 100ml
5. Mantel Pemanas
6. Pipet Tetes
7. Oven
8. Blender
9. Statif
10. Timbangan
11. Klem
3.2 Bahan-bahan
1. Bahan yang mengandung Minyak
2. n-Heksane
3. Batu didih
4. Kapas
5. Benang
6. Kertas Saring
3.3. Prosedur Percobaan
1. Sampel dihaluskan atau dicacah kasar dan kemudian dikeringkan.

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


17
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

2. Buat selongsong, lalu masukkan sampel ke dalam selongsong sesuai jumlah yang
ditentukan.
3. Selongsong yang berisi sampel ditimbang.
4. Labu didih berisi 3 butir batu didih di oven selama 15 menit lalu ditimbang.
5. Selongsong dimasukkan kedalam kolom soklet.
6. Tabung soklet dan labu didih dirangkai pada mantel pemanas (diberi vaselin pada
setiap sambungan dan tisu dibagian yang akan dipasang klem).
7. Pelarut dimasukkan ke kolom soklet hingga pelarut turun kedalam labu didih,
tambahkan pelarut hingga merendam sampel ketika pelarut tidak turun lagi.
8. Pemasangan kondensor dan dialiri air pendingin.
9. Mentel pemanas dihidupkan dan temperature disesuaikan dengan kebutuhan.
10. Setelah beberapa jam (cek kadar minyak, apabila masih ada kadar minyak proses
dilanjutkan).
11. Setelah proses selesai, alat didinginkan.
12. Setelah dingin, kondensor dilepas untuk mengeluarkan selongsong dari kolom
soklet, lalu alat kembali di pasang.
13. Lakukan destilasi untuk mengambil pelarut.
14. Pelarut yang digunakan dapat disimpan dan digunakan kembali.
15. Minyak dioven bersama labu didih dasar bulat + batu didih dan ditimbang hingga
konstan (minimal 3x penimbangan konstan).
16. Menghitung rendemen minyak.
17. Minyak disimpan dan peralatan dikembalikan pada tempatnya.
18. Proses ekstraksi selesai.

3.4. Rangkaian Alat

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


18
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

3
4 Keterangan :
1. Kondensor
2. Statif
3. Selonsong
5 4. Tabung soklet
6 5. Klem
7 6. Labu didih dasar bulat
7. Termometer
8 8. Penangas air

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Sokletasi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pada saat Refluks

NO Refluks
Waktu
1 1 15,23 menit
2 2 10,25 menit
3 3 10,90 menit
4 4 10,76 menit
5 5 9,43 menit
6 6 9,55 menit
7 7 9,12 menit
8 8 8,98 menit
9 9 8,84 menit
10 10 8,62 menit
11 11 8,23 menit
12 12 9,07 menit
13 13 9,04 menit
14 14 8,87 menit
15 15 8,84 menit
16 16 8,12 menit
17 17 10,23 menit
18 18 7,85 menit
19 19 7,92 menit

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


19
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

20 20 9,07 menit

4.2. Pembahasan
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan
yang diduga mengandung minyak atau lemak. Salah satu metode ekstraksi padat-cair
adalah metode sokletasi. Sokletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang-ulang dengan pelarut yang
sama sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan
sempurna.

Sebelum proses ekstraksi dengan metoda sokletasi dilakukan, hal yang perlu
diperhatikan adalah kesiapan bahan dan alat. Sampel yang digunakan (biji pepaya)
dihaluskan dan dikeringkan terlebih dahulu. Penghalusan kacang tanah dilakukan dengan
tujuan agar partikel sampel kacang tanah menjadi lebih kecil, sehingga luas permukaan
akan menjadi lebih besar. Semakin luas permukaan padatan maka perpindahan massa
ekstraksi akan berlangsung lebih cepat dikarenakan ukuran kecil padatan ini kemudian
akan memperpendek lintasan kapiler proses difusi dan tahanan proses difusi internal
dapat diabaikan. Sampel dikeringkan dengan tujuan untuk menghilangkan kandungan air
yang terdapat dalam sampel sehingga tidak mengganggu proses ekstraksi.

Selongsong terbuat dari kertas saring yang di isi dengan kacang tanah yang telah
di haluskan. Kertas saring berfungsi sebagai alat pembungkus atau penyaring. Saringan
bermacam-macam mulai dari porinya yang lebih besar sampai yang sangat halus, kertas
saring termasuk yang memiliki pori yang sangat halus. Sehingga kertas saring digunakan
untuk memisahkan kacang tanah yang telah halus atau padatan dari pelarut.

Pastikan bahwa alat dalam keadaan baik, bersih dan kering. Proses dapat dimulai
dengan pengovenan labu didih yang telah berisi tiga buah batu didih selama 15 menit.
Labu didih berfungsi sebagai wadah penampung minyak dan pelarut selama proses
ekstraksi berlangsung. Labu didih ditimbang bersama dengan batu didih yang telah
dioven. Batu didih dalam proses ekstraksi ini berfungsi sebagai media yang dapat
meratakan penghantaran panas selama proses pemanasan berlangsung. Selain itu
berfungsi untuk mempercepat proses pendidihan, meratakan panas, dan mencegah
terjadinya bumping (letupan akibat panas yang tidak merata).

Kemudian selongsong tersebut dimasukkan kedalam tabung soklet dan dirangkai


dengan mantel pemanas dan labu didih yang telah berisi batu didih. Setelah itu
ditambahkan larutan pada tabung soklet hingga melebihi tinggi pipa kapiler dan pelarut

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


20
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

akan turun melalui pipa kapiler, lalu tambahkan lagi pelarut tetapi tidak sampai melebihi
tinggi pipa kapiler. Kemudian kondensor dipasang dan dialiri pendingin. Sebelum
merangkai alat, setiap sambungan pada alat pastikan dioles vaselin terlebih dahulu agar
pada saat pelepasan alat tidak lengket sehingga mudah di lepas.

Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik yaitu n-heksana. Salah satu
prinsip pada ekstraksi ini adalah ”like dissolve like” maksudnya adalah zat akan lebih
tertarik atau mudah bercampur dengan zat yang sifatnya sama, misalnya bahan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah minyak yang bersifat nonpolar dan pelarut
(heksana) yang bersifat nonpolar juga.
Ketika pelarut dipanaskan dalam labu didih, pelarut berubah fasanya menjadi
uap. Uap pelarut didinginkan melalui tabung kondensor, kemudian pelarut menetes secara
perlahan ke dalam tabung soklet yang didalamnya terdapat selongsong. Ketika larutan n-
heksana barcampur dengan sampel atau padatan, maka pelarut n-heksana itu akan
menembus pori–pori dalam bahan padat. Pelarut n-heksana melarutkan minyak yang
berada dalam sampel. Setelah pelarut dan minyak dalam tabung soklet penuh maka secara
otomatis akan turun ke labu didih dengan membawa minyak, proses ini disebut refluks.
Larutan n-heksana yang turun ke labu didih kemudian akan dipanaskan kembali. Pelarut
n-heksana memiliki titik didih yang rendah dibandingkan dengan minyak, sehingga n-
heksana lebih mudah menguap daripada minyak dan meninggalkan minyak sampel pada
labu didih.
Setelah proses sokletasi, untuk memisahkan minyak dari sampel selesai.
Selongsong dikeluarkan dari tabung soklet dan ditimbang. Kemudian dilakukan
pemanasan yang kedua (tanpa selongsong) atau destilasi dengan tujuan mengambil
pelarut yang masih terkandung didalam minyak. Pelarut yang diperoleh dapat disimpan
dan dipergunakan kembali. Selanjutnya, minyak hasil destilasi dioven untuk
menghilangkan sisa pelarut hingga beratnya konstan. Dari hasil percobaan berat minyak
yang didapat adalah 15 gram, rendemen 25%.

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


21
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini, yaitu:

1. Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan
menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan
terisolasi. Pemisahan minyak dari kacang tanah dapat dilakukan dengan
metode sokletasi menggunakan pelarut n-heksana.
2. Minyak kacang tanah yang diperoleh pada percobaan ini adalah seberat 15
gram dan rendemen 25%.
5.2. Saran

Sebaiknya bahan yang digunakan sudah dikeringkan terlebih dahulu, karena


kadar air akan mempengaruhi proses ekstraksi. Dan teliti dalam menjaga rentang suhu
pemanasan dan aliran air pada kondensor pada proses sokletasi karena sangat
mempengaruhi refluks yang akan terjadi.

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


22
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

DAFTAR PUSTKA

Apriani, R.2008. Studi Ekstraki dan Penentuab Sifat Fisika-Kimia Serta Komposisi Asam
Lemak Penyusun Trigliserida dan Minyak Biji Pepaya (Carica Papaya. L.).
Jakarta : FMIPA UI SKRIPSI. Diakses 16 februari 2014.

Gardjito, M. dan A. S. Wardana. 2003. Hortikultura, Teknik dan Analisis pasca panen.
Transmedia Global Waana. Yogyakarta.

Larasati, Dewi.2010. Pengaruh Pelarut Pada Pembuatan Minyak Makan Biji (Carica
candamar censis Hok) Terhadap Kandungan Betakaroten dan Vitamin E
(Tokoferol). Jurnal Teknologi Pagan dan Hasil Pertanian.Vol. 8. No.2. Halaman
78-83. \

Kunarto, B. 1992. Pengaruh Metode Ekstraksi dan Karakteristiksasi Minyak Biji Pepaya
(Carica papaya Linn). FTP UGM. Yogyakarta.

Kritchevsky, S. B. 1999. β-Carotene, Carotenoids and the Prevention of Coronary Heart


Disease. Journal Of Nutrition 129: 5–8, 1999.

Malacrida, CR, Kimura M dan Jorge N, 2011. Characterization of High Oleic Oil
Extracted from Papaya ( Carica papaya. L.) Seeds. Departement of Food
Ingineering and Technology. Sao Pauo State University. UNESP, Brazil. 929-934.
(email: Cmalacrida@terra.com)

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


23
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

Murdyati, G.S. dan Suprianto.1986. Teknologi Pengolahan Minyak. Pusat untuk


Universitas Ilmu Pangan dan Gizi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Matsjeh, Sabirin.dkk.1994.Kimia Organik II. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan


Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kerja.

Nio, O.K. 2011. Daftar Analisis Bahan Makanan. Penerbit FKUI. Jakarta. 41

Sudarmaji, S,B. Haryono dan Suhardi. 1996. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan
dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

Tietze, Herald W. 2002. Papaya As Medicine a Safe and Cheap from Of Food Therapy.
PT. Prestasi Pustaka Raya. Jakarta. Hal.55

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Warisno. 2003. Budidaya Pepaya. Yogyakarta : Kanisius.

Yuniwati, M dan Purwanti, A. 2008. Optimasi Kondisi Proses Ekstraksi Biji Pepaya.
Juornal. Teknology Technos Cientia. Vol.1. 75-82.

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”


24
Praktikum Kimia Organik/II/S.Ganjil/2019-2020

LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Berat Sampel + Kertas saring (Selongsong) = 61 gr
Berat Kertas Saring = 1 gr
Berat sampel = 60 gr
Berat Labu Didih Kosong = 173 gr
Berat Batu Didih = 2 gr
Berat Labu Didih + Batu Didih + Minyak = 190 gram
Maka massa minyak adalah = 15 gram

Maka rendemen dapat dihitung sebagai berikut:

Massaminyak
Rendemen = x 100 %
Massa sampel awal

15 gram
= x 100 %
60 gram

= 25 %

Proses Sokletasi “Isolasi Minyak Biji Pepaya”

Anda mungkin juga menyukai