Anda di halaman 1dari 14

METODE PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan karakterisasi dan identifikasi
isolate
2. Mahasiswa mampu menjelaskan metode penetepan kadar minyak atsiri
yang dapat digunakan untuk karakterisasi dan identifikasi isolate
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme / proses yang terjadi pada
metode untuk karakterisasi dan identifikasi isolate

II. DASAR TEORI


Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang berasal dari tanaman
cengkeh (Syzigium aromaticum), yang termasuk dalam family Myrtaceae, yang
banyak ditanam diIndonesia, India dan Madagaskar . Minyak cengkeh telah
banyak dimanfaatkan sebagai agen perasa dan pemberi aroma pada berbagai
makanan dan campuran dalam rokok kretek karena aroma dan rasanya yang kuat
dan pedas, selain itu minyak cengkeh memiliki aktivitas biologis karena
mengandung eugenol dengan kadar tinggi, yaitu sebagai antiseptik dan analgesik
pada pengobatan gigi dan mulut, antifungal, antibakteri, antioksidan,
antikarsinogen dan anti radikal bebas. Minyak cengkeh dapat diisolasi dari daun
(1-4%), batang (5-10%), maupun bunga cengkeh (10-20%). Minyak atsiri dari
bunga cengkeh memiliki kualitas terbaik dan harganya mahal karena
rendemennnya tinggi dan mengandung eugenol mencapai 80-90%. Kelimpahan
komponen-komponen dalam minyak cengkeh bergantung dari jenis, asal tanaman,
metode isolasi, dan metode Analisa yang digunakan. Minyak cengkeh umumnya
diisolasi dari bunga cengkeh kering. Proses pengeringan bertujuan sebagai teknik
pengawetan bunga cengkeh setelah panen untuk keperluan berbagai industri
makanan, farmasi, dan kosmetik. Bunga cengkeh segar didistilasi dan dihasilkan
minyak cengkeh dengan eugenol sebanyak 47,57%, β-karyofilen35,42%, eugenil
asetat 13,42%. Namun selama ini belum ada riset tentang pengaruh pengeringan
terhadap perubahan komponen dalam minyak cengkeh (Prianto et al , 2013).
Cengkeh (Syzygium aromaticum) umumnya didapatkan terutama di
Indonesia, Madagaskar dan Zanzibar, India, Pakistan dan Sri Lanka. Menurut
FAO, Indonesia memproduksi hampir 80% cengkeh yang dipasarkan di dunia
pada tahun 2005. Cengkeh mengandung eugenol (4-alel-2-methoxyphenol), yang
merupakan konstituen utama dari minyak esensial dan digunakan untuk
antimikroba dan anestesi. Eugenol dianggap sebagai senyawa fenolik yang mirip
dengan benzena yang memiliki tiga substituen (hidroksi, metoksi dan allyl) yang
mengalami reaksi substitusi elektrofilik aromatik melalui nitrasi. Nitro-eugenol
merupakan senyawa penting dalam produksi senyawa kimia lainnya seperti
aminoeugenol untuk sintesis lebih lanjut. Amino eugenol memiliki gugus amino (-
NH2) yang mudah bereaksi dengan karbon disulfida (Sudarma, 2015).
Senyawa alami dari ekstrak tumbuhan telah menjadi komponen penting
dalam dunia medis tradisional. Ekstrak kayu manis (Cinnamomum verum), thyme
(Thymus vulgaris), oregano (Origanum glandulosum) dan cengkeh (Syzygium
aromaticum) menjadi yang paling banyak diteliti. Ekstrak spesifik dari tanaman
ini memiliki aktivitas tinggi termasuk trans-cinnamaldehyde dari kayu manis,
timol dari thyme atau oregano dan eugenol dari cengkeh. Senyawa alternatif lain
yang sering dievaluasi ialah asam kaprilat yang terdapat dalam susu dan minyak
kelapa. Ekstrak ini menunjukkan khasiat melawan bakteri patogen E. coli,
Staphylococcus aureus. Salmonella spp dan Clostridium spp secara in vitro dan
invivo (Donoghue et al, 2015).
Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dari famili Myrtaceae merupakan
tanaman cemara dengan tinggi mulai dari 8-12m, daun bentuk persegi besar dan
bunga berada pada berbagai terminal cluster. Kuncup bunga cengkeh kering dari
S. aromaticum telah digunakan sebagai rempah-rempah dalam masakan di seluruh
dunia. Manfaat penting lainnya ialah tanaman tersebut telah digunakan sebagai
obat masyarakat tradisional selama berabad-abad untuk mengobati gangguan
pencernaan, aterosklerosis, asma, batuk,gangguan kulit, sakit kepala, infeksi pada
gigi dan penyakit gusi, jerawat, luka, kudis, gigitan serangga dan gangguan
seksual pada laki-laki (Sultana et al, 2014).
Peralatan pada metode destilasi dengan air (hidrodestilasi) pada umumnya
terdiri dari 3 bagian utama. Tiga bagian utama tersebut adalah alat penyulingan,
pendingin dan penampung kondensat. Alat penyulingan berfungsi sebagai tempat
bahan tanaman yang akan diproses. Dalam alat ini terdapat air yang berhubungan
langsung dengan bahan tanaman dan menguapkan minyak atsiri yang
dikandungnya. Pendingin berfungsi mengubah uap uap air yang mengandung uap
minyak atsiri menjadi cairan.Penampung kondensat berfungsi untuk memisahkan
minyak atsiri dari air yang terkondensasi secara sempurna. Kondensat mengalir
dari pendingin ke penampung kondensat dan akan terlihat minyak atsiri yang
dihasilkan akan terpisah dari air dengan sendirinya, karena berat jenis minyak
atsiri lebih ringan dari pada air (Sastrohamidjojo, 2004).
Destilasi dalam kata lain bisa disebut sebagai Distillation dan dalam
bahasa Indonesia sering kita dengar sebagai Penyulingan atau dapat disebutkan
dengan distilasi. Destilasi adalah metode yang sering digunakan untuk
memisahkan campuran senyawa dalam cairan berdasarkan perbedaan kecepatan
dan relativitas volatilitas (kemudahan menguap) sehingga mengubah fase
campuran senyawa cairan tersebut. Dalam operasi kimia, proses penyulingan ini
dapat dikategorikan sebagai jenis perpindahan massa.
Dalam Distilasi untuk memisahkan campuran senyawa bahan kimia yang
ada dalam sebuah cairan, cairan tersebut harus dipanaskan untuk memaksa
komponen yang memiliki titik didih berbeda, berubah (menguap) ke dalam fase
gas. Gas tersebut kemudian dikondensasikan kembali menjadi bentuk cair dan
dikumpulkan. Mengulangi proses pada cairan yang dikumpulkan untuk
meningkatkan kemurnian produk disebut destilasi ganda. Meskipun istilah ini
paling sering digunakan untuk cairan, proses sebaliknya dapat digunakan untuk
memisahkan gas dengan mencairkan komponen menggunakan perubahan suhu
dan/atau tekanan. Etanol tidak menyebabkan pembengkakan membran sel dan
memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut. Keuntungan lain, etanol mampu
mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim. Umumnya yang digunakan
sebagai cairan pengekstraksi adalah campuran bahan pelarut yang berlainan,
khususnya campuran etanol-air. Etanol (70%) sangat efektif dalam menghasilkan
jumlah bahan aktif yang optimal, dimana bahan penganggu hanya skala kecil
yang turut ke dalam cairan pengekstraksi (Voight, 1994).
Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah
air, etanol, etanol-air atau eter. Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena
lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, tidak
beracun, netral, absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala
perbandingan dan panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit (Anonim,
1986). Etanol dapat melarutkan alkaloid basa, minyak menguap, glikosida,
kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar dan klorofil. Lemak,
malam , tanin dan saponin hanya sedikit larut. Dengan demikian zat pengganggu
yang terlarut hanya terbatas. Untuk meningkatkan penyarian biasanya
menggunakan campuran etanol dan air. Perbandingan jumlah etanol dan air
tergantung pada bahan yang disari (Anonim, 1986).

III. ALAT DAN BAHAN


ALAT
a. Toples kaca 1 buah
b. Corong glass 1 buah
c. Gelas beker 1 buah
d. Kayu pengaduk 1 buah
e. Gelas ukur 1 buah
f. Rotatory Evaporator 1 buah
g. Kain flanel 1 buah
h. Cawan penguap 5 buah
i. Waterbath 1 buah
BAHAN
a. Serbuk simplisia Syzigium aromaticum 50 gram
b. Etanol 70% 750 mL
c. Kertas saring 2 buah
IV. CARA KERJA
 Cara Kerja

1. Masukkan air kedalam labu bundar sebanyak 200-300 ml. Untuk

minyak atsiri dengan bobot jenis lebih besar dari 1, tambahkan 0,2

ml xilen kedalam buret

2. Tambahkan 3-5 butir batu didih

3. Sambungkan alat

4. Panaskan cairan sampai mendidih dan atur kecepatan destilasi 2-3

ml per menit

5. Untuk penentukan laju destilasi turunkan permukaan air dengan

kran sampai dasar tabung berbentuk pear, tutup kran dan nyalakan

stopwatch catat waktu yang diperlukan untuk mengisi 5 ml labu

paer, buka kran kembali dan lanjutkan destilasi

6. Hentikan pemanasan setelah 30 menit dan 10 menit kemudiaan

catat volume xilen

7. Masukkan simplisia dan lanjutkan destilasi sampai terjadi

penambahan volume minyak atsiri. Catat volume minyak atsiri dan

kurangi dengan volume xilen, lalu hitung kadar %b/v

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


 Hasil

Berat Uji Volume Volume Kadar minyak atsiri dalam sampel


Sampel minyak xylena
atsiri
5 gr 32 ml 0,2 ml

= 6,36 %

 PEMBAHASAN
Minyak atsiri merupakan suatu zat berbau yang terkandung dalam
tanaman. Minyak inidisebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak
esensial karena pada suhu kamar mudahmenguap. Istilah esensial dipakai
karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan
segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada
penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya,
minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap,
diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk
(Gunawan & Mulyani, 2004).
Minyak atsiri atau disebut juga volatil oil atau essential oil adalah
istilah yang digunakanuntuk minyak mudah menguap dan diperoleh
dalam tanaman (daun, bunga, buah, kulit batangdan akar) dengan cara
destilasi. Minyak atsiri bukanlah senyawa murni, akan tetapi
merupakancampuran senyawa organik yang seringkali tersusun lebih dari
25 senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagian komponen minyak
atsiri adalah senyawa yang mengandung karbon danhidrogen, atau
karbon, hidrogen, dan oksigen yang tidak bersifat aromatik. Senyawa-
senyawa inisecara umum disebut terpenoid (Guenther, 2006)
Pada percobaan penentuan kadar minyak atsiri ini, digunakan
metode destilasi. Destilasi yang kami lakukan adalah destilasi dengan
sistem rebus (water distillation), yaitu dengan cara memasukkan sampel
ke dalam labu destilasi/labu alas bundar yang telah diisi air dan
dipanaskan. Zat cair pada bahan dengan titik didih yang rendah akan
menguap terlebih dahulu. Uap yang terdiri dari air serta minyak akan
dikondensasi untuk diubah kembali menjadi zat cair dalam suatu wadah.
Kondensor ini berfungsi untuk mendinginkan dan mengembunkan uap
yang keluardari tungku destilasi. Cara destilasi ini tidak cocok untuk
bahan/sampel yang tidak tahan panas.
Pada percobaan kali ini dilakukan uji isolasi minyak atsiri dari
sampel cengkeh. Proses isolasi dilakukan dengan metode destilasi
menggunakan alat destilasi stahl dimana alat tersebut sesuai digunakan
untuk proses isolasi senyawa-senyawa volatil atau mudah menguap
seperti minyak atsiri. Cengkeh mengandung eugenol (4-etil-2-
methoxyphenol), yang merupakan konstituen utama dari minyak esensial
dan digunakan untuk antimikroba dan anestesi. Eugenol dianggap sebagai
senyawa fenolik yang mirip dengan benzena yang memiliki tiga substituen
(hidroksi, metoksi dan allyl) yang mengalami reaksi substitusi
elektrofilikaromatik melalui nitrasi. Nitro-eugenol merupakan senyawa
penting dalam produksi senyawa kimia lainnya seperti aminoeugenol
untuk sintesis lebih lanjut. Amino eugenol memiliki gugus amino (-NH2)
yang mudah bereaksi dengan karbon disulfida (Sudarma,2015). Struktur
dari eugenol ialah:

Pada percobaan ini,digunakan sampel bunga cengkeh kering


sebanyak 50 g. Sampel cengkeh ditumbuk terlebih dahulu untuk
mememarkan dan sedikit menghaluskan untuk memperkecil ukurannya
sehingga luas permukaan kontak dengan penyari akan lebih banyak dan
penyari dapat masuk ke dalam sel dan mengambil senyawa aktif atau
minyak atsiri dengan lebih optimum. Namun proses penggerusan hanya
dilakukan singkat dan tidak sampai terbentuk serbuk halus untuk
mencegah kerusakan sel dari cengkeh dan mencegah terbentuknya
serbuk yang terlalu halus yang justru akan mempersulit proses penyarian
karena banyak sel yang telah pecah dan rusakserta akan membentuk
suspensi dengan adanya pelarut.
Sampel cengkeh yang digunakan akan diisolasi senyawa aktifnya
berupa senyawa minyak atsiri eugenol. Eugenol merupakan salah satu
komponen kimia dalam minyak cengkeh yang memberikan bau dan
aroma khas pada minyak cengkeh. Proses isolasi minyak atsiri dari sampel
cengkeh dilakukan dengan metode destilasi stahl. Prinsip isolasi dengan
destilasi stahl ialah pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih suatu
zat dimana komponen dengan titik didih yang lebih rendah akan
menguap terlebih dahulu, sedangkan yang mempuyai titik didih lebih
tinggi akan tertampung di labu distilasi. Saat pemanasan, uap yang
dihasilkan akan mengalir menuju pipa kondensor untuk didinginkan
kembali, sehingga uap air akan diubah kembali menjadi cair.
Digunakan proses isolasi dengan destilasi stahl ialah karena
senyawa yang diisolasi merupakan senyawa yang volatil dan mudah
menguap sehingga membutuhkanalat isolasi yang sangat khusus untuk
mencegah adanya celah penguapan dari sampelhasil isolasi. Pada alat
destilasi stahl dilengkapi dengan skala ukuran untuk menampungdan
mengukur volume senyawa yang telah didapatkan dan menampung
sementara senyawa untuk mencegah terjadinya penguapan bila
dikeluarkan dari alat. Selain itu, senyawa yang akan diisolasi tahan
terhadap pemanasan sehingga sesuai untuk diisolasi menggunakan
destilasi stahl. Kelebihan lain dari destilasi stahl ialah dapat dilakukan
penambahan pelarut sehingga apabila sampel sudah mulai mengalami
kekeringan dapatdilakukan penambahan pelarut melalui pipa
penghubung pada alat. Destilasi stahl termasuk kedalam destilasi air
dimana pelarut dan sampel dicampurkan menjadi satu dalam labu alas
bulat dan dilakukan pemanasan secara bersamaan.
Setelah proses penggerusan, sampel dimasukkan ke dalam labu
alas bulat dan ditambahkan pelarut berupa aquadest dimana
penambahan pelarut dilakukan sampai seluruh sampel terendam oleh
pelarut dan tidak ada bagian yang kering sehingga mencegah
penggosongan dan perusakan sampel selama pemanasan. Dilakukan
penambahan batu didih yang berfungsi meratakan pemanasan pada
seluruh labu alas bulat sehingga suhu merata pada seluruh bagian. Selain
itu batu didih juga membantu mempercepat proses pemanasan pada
labu alas bulat. Gelembung yang dihasilkan dari batu didih dapat
membantu proses pengadukan dari sampel dengan pelarut bila
diperlukan. Proses isolasi dilakukan dengan menggunakan pelarut
aquades yang merupakan pelarut polar yang berfungsi untuk membasahi
sampel selama pemanasan. Selain itu digunakan pelarut aquades karena
memiliki titik didih yang lebih tinggi dari minyak atsiri sehingga pada
proses destilasi, minyak atsiri yang memiliki titik didih lebih rendah akan
mudah menguap terlebih dahulu dibandingkan dengan aquades.
Pada proses pemanasan, suhu harus tetap dijaga agar hanya
minyak atsiri saja yang dapat menguap tanpa diikuti oleh penguapan dari
pelarut aquades yang terlalu banyak. Minyak atsiri yang berasal dari
cengkeh akan menguap selama proses pemanasan. Uap tersebut
kemudian melewati kondensor. Fungsi kondensor adalah sebagai
pendingin balik, sehingga uap yang melewati kondensor akan berubah
wujudmenjadi cair kembali (mengembun). Proses pendinginan ini terjadi
karena dalam kondensor dialiri air yang berfungsi sebagai pendingin uap.
Uap yang telah melewati kondensor dan mengalami perubahan fase
menjadi cairan akan masuk mengalir ke pipa berskala untuk kemudian
ditampung pada erlenmayer.
Pada proses pemanasan, suhu yang digunakan terlalu tinggi
sehingga menyebabkan banyak pelarut aquades yang ikut menguap dan
mengembun mengalir menuju pipa skala sehingga pada pipa skala
didapatkan dua cairan yang tidak larut dimana pada bagian bawah
berwarna kuning bening sedangkan bagian atas berwarna putih. Hal ini
menunjukkan cairan dibagian bawah merupakan minyak atsiri sedangkan
bagian atas merupakan aquades. Minyak atsiri berupa eugenol memiliki
massa jenis yang lebih besar dari air yaitu sekitar 1,0664 (Kusumadewi,
2011). Hal tersebut menyebabkan minyak atsiri berada di bagian bawah
sedangkan air berada di bagian atas.
Untuk memisahkan minyak yang telah terisolasi, dapat dilakukan
dengan membuka kran pada destilasi stahl secara perlahan sehingga
bagian minyak akan turun terlebih dahulu dan terpisah dari bagian air.
Proses destilasi dilakukan selama 1 jam dengan beberapa kali
penambahan pelarut hingga didapatkan minyak yang cukup. Pada akhir
hasil isolasi, didapatkan minyak atsiri sebanyak 32 ml dari sampel
cengkeh sebanyak 5 gr dan kadar minyak atsiri dalam sampel sebesar
6,36 % v/b.

VI. KESIMPULAN
Dari praktikum ini telah dilakukan isolasi minyak atsiri dari sampel
cengkeh menggunakan metode destilasi stahl dimana prinsip dari metode
tersebut ialah ekstraksi cair cair berdasarkan perbedaan titik didih komponen.
Didapatkan hasil berupa minyak atsiri sebanyak 32 ml dari sampel cengkeh
sebanyak 5 gr dan kadar minyak atsiri dalam sampel sebesar 6,36 % v/b.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 1986. Sediaan Galenik. Departemen kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Anief,Moh. 2007. Farmasetika. Jogjakarta : UGM Press.
Anif,N dan Heru,S. 2012. Petunjuk Praktikum Galenika. Surakarta : FMIPA
UNS
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta :
Universitas Indonesia Press.
Haqiqi,Sohibul Himam. 2008. Kromatografi Lapis Tipis. Jakarta.
Hariana, Arief. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya seri 3. Jakarta :
Penebar Swadaya
Madbardo.2010. Pengertian Pengujian Organoleptik.
http://madbardo.blogspot.com/2010/02/pengertian-pengujian-
organoleptik.html (diakses pada tanggal 6 April 2012, pukul 11.10)

Sidik dan H mudahar.2000. Ekstraksi Tumbuhan Obat, Metode dan


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Produksinya. jakarta,
12-15.
Silalahi, M., Nisyawati., Walujo, E.B., Supriatna, J., & W, Mangunwardoyo.
(2015). The local knowledge of medicinal plants trader and
diversity of medicinal plants in the Kabanjahe traditional market,
North Sumatra, Indonesia. Journal Ethnopharmacology 175, 432-
443.
Siskha.2010.Pembuatan dan Penetapan Kontrol.
http://siskhana.blogspot.com/2010/01/pembuatan-dan-
penetapan-kontrol.html (diakses pada tanggal 6 April 2012, pukul
10.50)
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5.
Yogyakarta : UGM Press.
LAMPIRAN

Proses Destilasi Penimbangan sampel

Anda mungkin juga menyukai