Anda di halaman 1dari 30

Laporan Praktikum Kimia Organik

Percobaan VI
Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap – Air Langsung
Kelompok VI Kelas A:
Divandra Habib Maulana 2007125615
Tiara Dwisca Nadimisia 2007113917
Wenny Mulana 2007113927

Asisten :
Rio Rifaldo

Dosen Pengampu :
Drs. Irdoni, HS, M.S
Dra. Nirwana, M.T

Program Studi Sarjana Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Riau

Pekanbaru

2021
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022
Lembar Pengesahan Laporan Praktikum
Kimia Organik

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap – Air Langsung

Dosen pengampu praktikum kimia organik dengan ini menyatakan bahwa :

Kelompok VI :

Divandra Habib Maulana 2007125615

Tiara Dwisca Nadimisia 2007113917

Wenny Mulana 2007113927

1. Telah melakukan perbaikan-perbaikan yang disarankan oleh Dosen


Pengampu/Asisten Praktikum.
2. Telah menyelesaikan laporan lengkap praktikum Ekstraksi Minyak Atsiri
Secara Destilasi Uap Air Langsung dari praktikum kimia organik yang
disetujui oleh Dosen Pengampu/ Asisten Praktikum.

Catatan Tambahan:

Pekanbaru, 21 September 2021


Dosen Pengampu Dosen Pengampu

Dra. Nirwana, M.T Drs. Irdoni, HS, M.S


NIP.19600825 198609 2 002 NIP.19570415198609 1 001

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

i
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022
Abstrak

Jeruk banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan produk di berbagai


bidang industri dan makanan. Tetapi proses produksi ini akan memunculkan yang
namanya limbah industri. Kulit jeruk adalah contoh hasil dari limbah industri
yang dapat diolah kembali dengan mengambil minyak atsiri yang terkandung di
dalamnya. Minyak atsiri merupakan kelompok besar minyak nabati yang
berwujud cairan kental pada suhu ruang dan mudah menguap. Tujuan dari
percobaan pengambilan minyak atsiri kulit jeruk adalah untuk mempelajari proses
destilasi uap-air langsung dan menghitung yield minyak atsiri kulit jeruk. Salah
satu proses cara pengambilan minyak atsiri pada kulit jeruk adalah proses destilasi
uap dan air yaitu metode dengan prinsip pengukusan sehingga sampel tidak
berkontak langsung dengan air, namun terikut dengan uap yang dihasilkan dari air
yang mendidih. Proses pengambilan minyak atsiri berlangsung selama 10 jam
dengan suhu operasi sebesar 1000C dan menggunakan bahan sampel A sebanyak
400 gram dan sampel B sebesar 600 gram. Minyak atsiri yang didapatkan dari
proses ini sebanyak 12 mL dan 18 mL untuk masing-masing sampel A dan sampel
B serta yield yang didapat minyak atsiri adalah sebanyak 2,76%.

Kata kunci: Densitas, Distilasi Uap Air, Kulit Jeruk, Minyak Atsiri, Yield.

ABSTRACT

Oranges are widely used as a basic material for making products in various
industrial and food fields. But this production process will give rise to what is
called industrial waste. Orange peel is an example of the result of industrial waste
that can be reprocessed by taking the essential oil contained in it. Essential oils
are a large group of vegetable oils in the form of viscous liquids at room
temperature and volatile. The aim of the experiment taking orange peel essential
oil is to study the process of direct steam-water distillation and calculate the yield
of orange peel essential oil. One of the processes for taking essential oils on
orange peels is the process of steam and water distillation, which is a method with
the principle of steaming so that the sample does not come in direct contact with

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

ii
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022
water, but is followed by steam produced from boiling water. The process of
taking essential oils lasted for 10 hours with an operating temperature of 1000C
and used 400 grams of sample A and 600 grams of sample B. The essential oil
obtained from this process was 12 mL and 18 mL for sample A and sample B,
respectively, and the yield of essential oil was 2.76%.

Keywords: Density, Essential oils, Orange peel, Water Vapor Distillation, Yield

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

iii
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Tanaman Jeruk .............................................................................................. 3
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Jeruk...................................................................... 4

2.2 Minyak Atsiri ........................................................................................... 5


2.3 Proses Ekstraksi ........................................................................................ 6
2.3.1 Proses Ekstraksi Cara Dingin ................................................................. 7

2.3.2 Proses Ekstraksi Cara Panas ................................................................... 8

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ......................................................... 13


3.1 Alat-alat yang Digunakan ............................................................................ 13
3.2 Bahan-bahan yang Digunakan .................................................................... 13
3.3 Prosedur Kerja ............................................................................................. 13
3.4 Rangkaian Alat ............................................................................................ 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 15
4.1 Hasil Praktikum ........................................................................................... 15
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 15
4.2.1 Grafik Perbandingan Sampel A dan Sampel B…………………………18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 19


5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 19
5.2 Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
LAMPIRAN A ..................................................................................................... 22
PERHITUNGAN ................................................................................................. 22
A.1 Sample A ................................................................................................... 22
A.2 Sample B .................................................................................................... 22

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

iv
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Tanaman Jeruk……………………………………………………...3


Gambar 2. 2 Alat Maserasi……………………………………………………….7
Gambar 2. 3 Alat Perlokasi……………………………………………………….8
Gambar 2. 4 Alat Distilasi Air…………………………………………………..10
Gambar 2. 5 Alat Distilasi Uap…………………………………………………11
Gambar 2. 6 Alat Distilasi Uap Air……………………………………………..12
Gambar 3.4 Rangkaian Alat Destilasi Uap Air Langsung………………………14

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

v
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Hasil Praktikum………………………………………………15

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

vi
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak Atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris (Aetheric Oil),
minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik adalah kelompok besar
minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas (Gunther, 1990). Minyak atsiri
merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi besar di Indonesia.
Minyak atsiri sebagai komoditas ekspor agroindustri yang dapat menjadi andalan
bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. Setidaknya ada 80 jenis minyak atsiri
yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional dan 40 jenis di antaranya
dapat diproduksi di Indonesia karena Indonesia memiliki keanekaragaman hayati
yang dapat dibudidayakan. Meskipun demikian, baru sebagian kecil dari jenis
minyak atsiri yang telah diproduksi di Indonesia, sedangkan permintaan akan
minyak atsiri terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi jumlah
penduduk dan industri modern seperti industri parfum, kosmetik, makanan, aroma
terapi, dan obat-obatan (Ella, 2013).
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari buah,
bunga, biji, batang, kulit buah, dan akar. Salah satu sumber minyak atsiri itu
adalah minyak kulit jeruk. Mengingat bahwa jeruk merupakan salah satu buah-
buahan tropis andalan yang dihasilkan di Indonesia dan banyaknya industri
minuman yang menggunakan buah jeruk sebagai bahan baku, maka limbah jeruk
yang dihasilkan jumlahnya cukup banyak. Pengambilan minyak kulit jeruk
dilakukan dengan cara destilasi uap-air langsung, karena proses destilasi uap-air
merupakan merupakan metode paling efektif untuk memperoleh minyak dari kulit
jeruk. Metode ini memiliki keuntungan yaitu uap dapat berpenetrasi secara merata
ke dalam jaringan bahan dan menghasilkan minyak atsiri dalam jumlah yang
cukup banyak sehingga efisien dalam penggunaannya serta mutunya lebih baik
jika dibandingkan dengan minyak atsiri hasil metode destilasi air. Oleh karena itu,
dengan adanya percobaan ini praktikan maupun pembaca dapat mengetahui dan
memahami proses destilasi uap air minyak atsiri dari kulit jeruk dengan baik.

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

1
2
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari percobaan proses ekstraksi minyak atsiri secara
distilasi uap air langsung adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari destilasi uap – air langsung
2. Menghitung rendemen minyak atsiri

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jeruk


Tanaman jeruk merupakan salah satu buah-buahan tropis yang banyak
ditemukan di wilayah Indonesia dan sudah tumbuh di tanah Indonesia sejak
ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia, tanaman jeruk yang paling banyak dijumpai
adalah jenis jeruk manis (Citrus Aurantium). Tanaman jeruk banyak sekali
digunakan di Indonesia karena jeruk memiliki banyak manfaat diantaranya adalah
mencegah penyakit kanker dan penyakit stroke. Buah yang ada pada tanaman
jeruk dapat dibilang memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, karbohidrat,
kalium, magnesium, tembaga, kalsium, fosfor, folat, thiamin, niacin, riboflavin,
vitamin B, vitamin C, asam pantotenat, dan senyawa fitokimia. Senyawa yang
terkandung dalam minyak atsiri jeruk (Citrus Oil) seperti limonene, α–pinene, β–
pinene, citronellal dan geraniol (rhodionol) bermanfaat dalam bidang kesehatan
yaitu menghambat pertumbuhan sel kanker (chemoprevention), sebagai
antioksidan, antimikroba, antiaging, dan menghindarkan dari radikal bebas.
Senyawa tersebut juga memiliki bau yang harum, sehingga dapat digunakan
dalam industri aromatik hilir seperti untuk pewangi sabun, kosmetik, flavoring
agent untuk aneka makanan minuman, industri.

Gambar 2.1 Tanaman Jeruk (IDN Times, 2019)


Menurut Albrigo dan Carter (1977), dalam Mauliyah, N.H, (2006), bagian
dari buah jeruk jika dilihat dari arah luar ke dalam dapat berupa kulit, segmen dan
core. Kulit jeruk terbentuk atas bagian epidermis, flavedo, kelenjar minyak, dan

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

3
4
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

bagian yang paling dalam disebut ikatan pembuluh. Pada bagian segmen jeruk,
terdapat bagian dinding segmen, rongga cairan, dan biji jeruk. Sedangkan pada
bagian core jeruk adalah bagian tengah uang terdiri dari ikatan pembuluh dan
jaringan parenkim. Buah jeruk banyak digunakan pada bidang makanan dan
minuman. Pembuatan produksi dari kulit jeruk ini akan menghasilkan limbah
industri kulit jeruk.
Untuk menambah nilai ekonomis dari limbah industri kulit jeruk dilakukan
langkah-langkah pemanfaatan limbah buah jeruk. Biasanya langkah yang akan
dilakukan yaitu mengambil ekstrak minyak atsiri yang terdapat pada bagian kulit
jeruk. Telah ada banyak metode konvensional yang dilakukan untuk mendapatkan
ekstrak minyak atsiri yang diambil dari kulit jeruk. Beberapa metode yang
dilakukan mulai dari metode cold pressing, solvent extraction, hydrodistillation,
dan steam distillation. Menurut Sawamura (2010), metode konvensional kurang
efektif untuk mendapatkan minyak atsiri terutama dalam hal kualitas produk.
Beberapa kekurangannya yaitu waktu proses yang terlalu lama, hilangnya
beberapa senyawa penting yang volatil, degradasi senyawa penting dalam minyak
karena efek pemanasan dan hidrolisis, rendahnya efisiensi ekstraksi, konsumsi
energi yang besar, dan adanya residu pelarut beracun yang tertinggal dalam
ekstrak.

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Jeruk


Kedudukan taksonomi dari tanaman jeruk dapat diuraikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus Sp

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


5
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

2.2 Minyak Atsiri


Menurut Gunther (1990), minyak atsiri (minyak esensial) adalah
komponen pemberi aroma yang dapat ditemukan dalam berbagai macam bagian
tumbuhan. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau tanaman
asalnya. Dalam keadaan murni tanpa pencemar, minyak atsiri tidak berwarna.
Namun pada penyimpanan yang lama, minyak atsiri dapat teroksidasi dan
membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap).
Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindung dari
pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap.
Ciri-ciri minyak atsiri adalah sebagai berikut :
1. Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah.
2. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf
manusia (terutama hidung) sehingga seringkali memberikan efek
psikologis tertentu (baunya kuat).
3. Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannnya
dapat menghasilkan rasa yang berbeda.
4. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai
senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas
suatu aroma tertentu.
5. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik
terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak.
Menurut Fessenden (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dari
minyak atsiri adalah:
1. Suhu
Semakin tinggi suhu dari air maka semakin cepat dan banyak uap yang
dihasilkan, jika semakin tinggi uap yang dihasilkan maka uap tersebut
akan menyentuh jahe secara merata.
2. Luas permukaan sampel
Semakin besar luas permukan suatu sampel, maka uap akan mudah
mengekstrak minyak dari daun serai. Karena jika dibandingkan
dengan jahe yang memiliki luas penampang kecil uap akan sulit

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


6
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

menyentuh sampel tersebut.


3. Waktu
Semakin lama waktu untuk destilasi uap-air maka uap akan lebih banyak
mengekstrak minyak tersebut karena proses ekstraksi terjadi berulang-
ulang.
4. Uap yang diberikan
Uap yang diberikan pada percobaan tersebut tekanan yang diberikan
sangat kurang sehingga uap susah untuk menembus semua sampel
sehingga semua sampel tidak dapat kontak degan uap secara langsung
(Ketaren, 1985).

2.3 Proses Ekstraksi


Dalam proses pengolahan tanaman jeruk menjadi berbagai macam produk
seperti bahan makanan dan minuman sudah pasti meninggalkan limbah. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu proses untuk mendaur ulang limbah dari tanaman
jeruk yang salah satunya adalah kulit jeruk bekas limbah industri diolah kembali
menjadi minyak atsiri. Proses ini bisa disebut dengan proses ekstraksi. Proses
ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan menggunakan
pelarut organik yang bersifat mudah menguap dan umumnya dapat dilakukan
dalam tempat yang disebut ”extractor”. Ekstraksi menggunakan pelarut organik
biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak karena
pemanasan dengan uap dan air. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi
yaitu: alkohol, petroleum eter, dan benzene (Guenther, 1987).
Proses ektraksi sendiri dibagi menjadi dua yaitu rendering dan ekstraksi
dengan pelarut. Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi.
Penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik dalam metode rendering,
tujuannya adalah untuk membuka jaringan/tekstur bahan sehingga minyak dapat
keluar. Proses ekstraksi juga dibagi menjadi dua bagian yaitu proses ekstraksi
dengan cara dingin dan proses ekstraksi dengan cara panas. Pada ekstraksi dengan
cara dingin tidak ada proses pemanasan yang terjadi dengan tujuan untuk

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


7
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

menghindari rusaknya senyawa yang ada pada tanaman asal karena pemanasan.
Ekstraksi cara dingin dibagi menjadi maserasi dan perlokasi.
2.3.1 Proses Ekstraksi Cara Dingin
Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi
berlangsung, tujuanya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud rusak
karena pemanasan. Jenis ekstraksi dingin adalah :
A. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu
kamar. Metode maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang
mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan pencari,
tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin. Umumnya perendaman
dilakukan 24 jam dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru. Ada
juga maserasi kinetik yang merupakan metode maserasi dengan
pengadukan secara sinambung tapi yang ini agak jarang dipakai.

Gambar 2.2 Alat Maserasi (Subaghdja, R., 2012)


B. Perlokasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustive extraction) dan umumnya dilakukan pada suhu
kamar. Perkolasi merupakan proses penyaringan simplisia dengan jalan
melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu
percolator. Percolator adalah alat yang digunakan untuk proses perkolasi.
Tujuan perkolasi adalah upaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan
biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


8
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

pemanasan.

Gambar 2.3 Alat Perlokasi (Friz, 2019)

2.3.2 Proses Ekstraksi Cara Panas


Selain proses ekstraksi dengan cara dingin, juga diketahui ada proses
ekstraksi dengan cara panas. Ekstraksi cara panas melibatkan panas dalam
prosesnya dan dilakukan karena panas dapat mempercepat proses pencarian
minyak. Proses ekstraksi dengan cara panas meliputi proses reflux, sokletasi, dan
distilasi.
A. Refluks
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relatif konstan
dengan adanya pendinginan balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk
mengekstraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan. Prinsip dari
metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada
suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor. Pelarut
mengalami perubahan fasa yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun menjadi cair pada kondensor. Setelah dari kondesor,
campuran akan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan
tetap ada selama reaksi berlangsung
B. Sokletasi
Sokletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi
menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


9
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu


alas bulat setelah melewati pipa sifon. Keuntungan metode ini adalah
dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung, pelarut yang digunakan lebih sedikit
dan pemanasannya dapat diatur. Sedangkan kerugiannya, karena pelarut
digunakan secara berulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi
peruraian oleh panas.
C. Distilasi (Penyulingan)
Menurut Ketaren (1985), yang dimaksud dengan destilasi atau
penyulingan merupakan suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk
sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen
akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada
Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
1. Distilasi Air (water distillation)
Metode penyulingan dengan air merupakan metode paling sederhana
jika dibandingkan dua metode penyulingan yang lain. Pada metode
ini, bahan yang akan disuling dimasukkan dalam ketel suling yang
telah diisi air. Dengan begitu, bahan bercampur langsung dengan air.
Pada metode ini, perbandingan jumlah air perebus dan bahan baku
dibuat berimbang, sesuai dengan kapasitas ketel. Bahan yang telah
mengalami proses pendahuluan seperti perajangan dan pelayuan
dimasukkan dan dipadatkan. Selanjutnya, ketel ditutup rapat agar
tidak terdapat celah yang mengakibatkan uap keluar. Uap yang
dihasilkan dari perebusan air dan bahan dialirkan melalui pipa
pendingin sehingga terjadi pengembunan (kondensasi). Selanjutnya
air dan minyak ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


10
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

minyak dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis (Lutony, 2000).

Gambar 2.4 Alat Distilasi Uap Air (Wikipedia, 2006)


2. Distilasi Uap (Steam Distillation)
Prinsip dari distilasi uap adalah dengan mengalirkan uap air ke dalam
campuran bahan yang terdapat komponen yang akan dipisahkan.
Contohnya adalah pada pemisahan minyak atsiri yang terdapat pada
batang, daun dan bunga tumbuhan. Aliran uap air di sekitar batang,
daun atau bunga akan menyebabkan dari minyak teruapkan dan
terbawa bersama uap air. Kemudian diembunkan dan terpisah dengan
cara dekantasi. Penelitian tentang distilasi uap diarahkan untuk
menemukan cara pemisahan minyak atsiri dari tumbuhan tertentu
dengan membuat beberapa variabel seperti ukuran pencacahan bahan,
kepadatan bahan, bentuk alat distilasi dan lain-lain.
Dalam penelitian ini akan dicoba untuk menerapkan prinsip
termodinamika kesetimbangan uap-liquid-liquid agar biaya
operasional distilasi menjadi lebih murah. Jika uap air mengalir
melalui bahan yang mengandung minyak atsiri maka sebagian uap air
akan mengembun dan menguapkan minyak atsiri. Banyaknya minyak
yang menguap ini adalah sedemikian rupa sehingga jika distilasi
diakukan pada tekanan atmosfer maka konsentrasi minyak maksimum
pada fase uap adalah sesuai dengan tekanan parsial uap jenuhnya.
Kebanyakan operasi distilasi uap, tekanan parsial minyak belum
mencapai tekanan jenuh atau tekanan maksimumnya karena
sedikitnya waktu kontak antara uap air dengan bahan yang didistilasi.
Distilasi uap merupakan salah satu jenis distilasi yang merupakan

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


11
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

gabungan antara distilasi kontinu dan distilasi batch. Bahan yang akan
dipisahkan dengan distilasi berada dalam kolom distilasi (batch)
sedangkan uap air mengalir melalui bahan secara kontinu. Bahan baku
yang akan didistilasi ditempatkan di atas plat penyangga yang
berlubang-lubang tempat aliran uap. Selama operasi distilasi
berlangsung, uap air akan mengalir melalui sela-sela bahan baku dan
memanaskan minyak yang terkandung sehingga menguap dan terbawa
bersama uap air. Campuran uap air dan uap minyak ini kemudian
diembunkan di dalam kondenser sampai seluruhnya mencair. Karena
antara minyak dengan air tidak dapat larut maka akan dengan mudah
dapat dipisahkan dengan cara didiamkan (dekantasi).

Gambar 2.5 Distilasi Uap (Kumar, 2019)


3. Distilasi Uap Air (Water and Steam Distillation)
Metode ini disebut juga dengan sistem kukus. Pada metode
pengukusan ini, bahan diletakkan di atas piringan atau plat besi
berlubang seperti ayakan (saringan) yang terletak beberapa sentimeter
di atas permukaan air. Saat air direbus dan mendidih, uap yang
terbentuk akan melalui sarangan lewat lubang-lubang kecil dan
melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri dalam bahan pun akan ikut
bersama uap panas tersebut melalui pipa menuju ketel kondensator
(pendingin). Selanjutnya, uap air dan minyak akan mengembun dan
ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak atsiri
dilakukan berdasarkan berat jenis. Keuntungan dari metode ini yaitu
penetrasi uap terjadi secara merata ke dalam jaringan bahan dan suhu
dapat dipertahankan sampai 1000C. Lama penyulingan relatif lebih

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


12
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih baik jika
dibandingkan dengan minyak hasil dari sistem penyulingan dengan air
(Lutony, 2000).

Gambar 2.6 Distilasi Uap Air (Evitasari, 2019)


4. Distilasi Sederhana
Menurut Lin (2009), yang dimaksud dengan distilasi sederhana adalah
suatu proses Teknik pemisahan dengan cara kimia yang dilakukan
pada dua atau lebih komponen yang berdasarkan perbedaan derajat
titik didih yang tinggi (Volatilitas). Suatu campuran dapat dipisahkan
dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya.
Senyawa-senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada
saat mencapai titik didih masing-masing. Termometer biasanya
digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama
proses destilasi berlangsung.
5. Distilasi Fraksional
Menurut Lin (2009), Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan
destilasi ke dalam bagian-bagian dengan titik didih makin lama makin
tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan
untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses
pemurnian zat senyawa cair dimana zat pencampurannya berupa
senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh
dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Destilasi ini
bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran
yang komponen-komponen nya memiliki perbedaan titik didih relatif
kecil.

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat-alat yang Digunakan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses ekstraksi minyak atsiri
secara distilasi uap air langsung adalah :
1. Satu unit alat destilasi uap air langsung
2. Unit clavenger
3. Timbangan analitik
4. Kondensor
5. Termometer
6. Botol kaca
7. Gelas ukur
8. Piknometer
9. Statif & klem
10. Selang

3.2 Bahan-bahan yang Digunakan


Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam proses ekstraksi minyak atsiri
secara distilasi uap air langsung adalah :
1. Sampel kulit jeruk Valencia
2. Aquadest

3.3 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam proses ekstraksi minyak
atsiri secara distilasi uap air langsung adalah:
1. Kulit jeruk diambil lalu dikeringkan pada suhu kamar.
2. Kulit jeruk dipotong sesuai instruksi asisten.
3. Sampel yang telah dikeringkan, ditimbang sebanyak 400 gram dan 600
gram.
4. Labu didih diisi air hingga tanda batas.
5. Unit alat dirangkai dengan benar dan disambungkan juga pada unit

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

13
14
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

clevenger dan kondensor. Periksa jangan sampai ada kebocoran.


6. Air pendingin dialirkan ke dalam kondensor dan dihidupkan alat pemanas.
7. Air didestilasi selama waktu yang telah ditentukan asisten.
8. Campuran minyak dan air hasil distliasi dipisahkan dengan cara membuka
kran pada unit pemisah, diambil bagian minyak atsiri. Lalu ditimbang dan
dicatat.
9. Dihitung densitas yang diperoleh .
Rumus :
massa piknometer isi−massa piknometer kosong
ϼ= Volume Piknometer

10. Hitung rendemen minyak atsiri yang diperoleh.


Rumus :
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
yield = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑘𝑢 𝑥 100%

3.4 Rangkaian Alat


Keterangan :
5
1. kompor pemanas
2. labu didih dasar bulat
3. klem berpori /angsang
6
7
4
4. labu destilasi
3
5. konektor
8 6. kondensor
9
2 7. statif
11
8. selang
10
12 9. panci
1
10. pompa air
11. clavenger
12. erlenmyer

Gambar 3.4 Rangkaian alat destilasi uap air langsung

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


Tabel 4.1 Tabel Hasil Praktikum
Parameter Hasil Hasil
(Sampel A) (Sampel B)
Nama Bahan/Sampel Kulit Jeruk Valencia Kulit Jeruk Valencia
Waktu Distilasi 10 Jam 10 Jam
Suhu Operasi 1000C 1000C
Massa Bahan 400 gram 600 gram
Volume Minyak 12 mL 18 mL
Volume Piknometer 10 mL 10 mL
Massa Piknometer 11,58 gram 11,58 gram
kosong
Massa Piknometer 20,48 gram 20,50 gram
Kosong + Isi
Densitas Minyak Atsiri 0,89 gram/mL 0,892 gram/mL
Yield Minyak Atsiri 2,76 % 2,76 %

4.2 Pembahasan
Percobaan pengambilan minyak atsiri dari bahan kulit jeruk ini dilakukan
dengan metode distilasi uap air. Pada mulanya kulit jeruk Valencia akan dipotong-
potong menjadi lebih kecil agar luas permukaan dari jeruk bisa menjadi lebih
besar yang menyebabkan kemudahan proses penguapan minyak atsiri. (Yustinah,
2016). Luas permukaan sampel yang lebih besar akan menyebabkan penyingkatan
waktu percobaan. Lalu setelah bahan kulit jeruk sudah dipotong menjadi bagian
yang lebih kecil, maka kulit jeruk sudah bisa dikeringkan. Pengeringan bahan
bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam bahan. Bahan bisa
dikeringkan dengan hanya dibiarkan pada suhu ruangan hingga kadar air dari
bahan dapat berkurang. Dalam percobaan ini, berat bahan yang digunakan pada
sampel A adalah 400 gram dan pada sampel B adalah 600 gram.

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

15
16
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

Menurut Cahyati (2016), proses ekstraksi minyak atsiri membutuhkan


banyak pelarut. Pelarut yang digunakan nantinya akan berpengaruh terhadap
banyaknya yield minyak atsiri. Jika rasio pelarut lebih sedikit dari sampel, maka
minyak yang dihasilkan akan lebih sedikit sehingga jumlah yield akan kecil. Jika
rasio pelarut lebih banyak dari sampel, maka jumlah air akan lebih banyak,
sehingga akan mempengaruhi yield.
Pada proses ekstraksi minyak atsiri dengan metode distilasi uap air, alat
distilasi akan dirangkai dengan hal paling mendasar yaitu meletakkan hot place
pada bagian paling bawah kemudian di atasnya diletakkan labu didih yang berisi
batu didih untuk meratakan panas yang ada. Di dalam labu didih akan diletakkan
juga akuades. Di atas labu didih disambungkan labu destilasi yang berisi kulit
jeruk yang hendak diekstrak kemudian disangga menggunakan statif dan klem.
Pada dasar labu destilasi diletakan sekat berupa kawat jaring agar kulit jeruk tidak
masuk ke dalam labu didih dan dapat dilewati oleh uap akuades akibat proses
pemanasan.
Setelah semua alat dirangkai maka proses distilasi sudah dapat dimulai.
Mulai dari akuades yang dipanaskan hingga suhu melebihi titik didih dari akuades
yaitu 1000C, maka akuades akan menguap menuju labu ditilasi. Pada labu
distilasi, minyak akan keluar dari kulit jeruk. Uap air ini akan naik dan akan
membawa ekstrak minyak atsiri yang ada di potongan kulit jeruk menuju
kondensor yang sebelumnya sudah melewati konektor. Uap dapat membawa
minyak yang terkandung di kulit jeruk saat uap tersebut bersentuhan dengan
sampel. Suhu yang panas akan membuat protein lemak nabati yang ada di kulit
jeruk akan bertumpuk di dinding sel. Selanjutnya dinding sel ini akan memecah
seiring dengan panas yang ada dan akan tembus menuju keluar kulit jeruk dan
terbawa oleh uap air yang sebelumnya menguap menuju kondensor. Pada metode
ini mirip dengan metode kukus tetapi air tidak diisikan pada ketel penyulingan.
Uap yang digunakan merupakan uap jenuh atau uap berlebih panas pada tekanan
lebih dari 1 atmosfer. Selanjutnya di dalam kondensor, terjadi penukaran suhu
panas dingin antara uap air dan air yang dialirkan melalui water in pada
konsensor. Pendinginan ini akan menyebabkan terjadinya perubahan fasa gas
menjadi fasa cair yang dimana fasa cair ini akan turun menuju unit clavenger.

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


17
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

Hasil yang diperoleh dari proses distilasi ini berupa cairan yang terdiri dari
air dan minyak atsiri dari kulit jeruk valencia, dimana minyak atsiri berada di atas
dan air berada di bawah. Ketidaklarutan antara keduanya disebabkan adanya
perbedaan kepolaran, dimana air bersifat polar dan minyak bersifat non polar.
Posisi minyak atsiri berada di atas air disebabkan karena minyak memiliki massa
jenis yang lebih kecil dibandingkan massa jenis air. Pada bagian bawah clavenger
terdapat keran untuk mengeluarkan sekaligus memisahkan antara air dan minyak.
Perbedaan massa jenis memudahkan proses pemisahan dengan mengeluarkan air
dan hanya menyisakan minyak saja. Selama proses pemanasan berlangsung, hasil
destilasi akan terus mengalir, dan selama itu juga proses pemisahan air dan
minyak berlangsung. Proses ini akan berlangsung selama 10 jam.
Setelah keran pada unit clavenger dibuka maka akan didapat hasil dari
minyak atsiri kulit jeruk yang diinginkan. Adapun berat total yang didapatkan dari
400 gram sampel A minyak atsiri adalah sebanyak 12 ml. sedangkan berat total
dari 600 gram sampel B minyak atsiri adalah sebanyak 18 ml. Adapun untuk
jumlah dari densitas yang dihasilkan dari sampel A adalah sebesar 0,89 gram/mL
dan pada sampel B didapatkan hasil densitas sebanyak 0,892 gram/mL. Selain
mencari nilai dari densitas minyak atsiri yang didapat, percobaan ini juga dibuat
dengan tujuan mencari tahu jumlah total dari yield produk. Pada sampel A dengan
berat 400 gram sampel, didapatkan besar persen yield yaitu 2, 76%. Begitu pun
dengan sampel B yang memiliki berat sebesar 600 gram juga memiliki persen
yield sebesar 2,76%. Menurut Khabibi (2011), rendemen atau yield minyak atsiri
yang dihasilkan tergantung dari kualitas bahan baku, iklim, cara penjemuran dan
cara penyulingan.
4.2.1 Grafik Perbandingan Sampel A dan Sampel B
Berdasarkan hasil data dan hasil perhitungan yang telah diamati,
didapatkan hasil dari densitas dan yield minyak atsiri yang didapat. Adapun
grafiknya dapat dilihat sebagai berikut:

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


18
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

Grafik perbandingan antara massa bahan dan volume

Volume minyak yang didapat


minyak yang didapat
20 18

15
(mL) 12
10

0
400 gram 600 gram
Massa bahan yang dipakai (gram)

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat perbandingan antara sampel A dan


sampel B yang digunakan dalam percobaan minyak atsiri secara distilasi uap air
langsung ini. Bagian grafik yang berwarna biru merupakan sampel A yang
memiliki massa yaitu 400 gram. Sedangkan bagian grafik yang berwarna hijau
merupakan sampel B yang memiliki massa 600 gram. Dapat dilihat bahwa sampel
B memiliki hasil akhir volume minyak atsiri yang lebih besar dibanding dengan
sampel A. Hal ini dapat terjadi karena jumlah total minyak atsiri yang didapat
berbanding lurus dengan massa bahan baku yang digunakan.
Hal ini dapat terjadi karena dalam proses distilasi, jika bahan sudah
dimasukkan ke dalam labu distilasi, maka proses penguapan akan terjadi dengan
memanfaatkan panas dan uap air. Selanjutnya akan dibawa menuju kondensor
untuk diembunkan kembali menjadi fasa cair. Selanjutnya jika bagian dari minyak
dan air sudah terpisah di unit clavanger, maka air yang berada di lapisan bawah
dapat dikeluarkan dan yang tersisa hanyalah minyak atsirinya. Kadar minyak atsiri
yang didapatkan ini akan berbanding lurus dengan banyak massa bahan baku yang
dipakai karena antara massa bahan baku dengan volume minyak atsiri yang
didapatkan berbanding lurus, maka semakin banyak massa bahan akan semakin
banyak juga didapatkan minyak atsiri. Hal ini sudah sesuai dengan teori dari
litelatur yang menyatakan bahwa berat bahan yang digunakan mempengaruhi
tinggi volume minyak atsiri kulit jeruk yang diperoleh. Semakin banyak bahan
yang didistilasi, maka jumlah minyak yang terbentuk oleh uap air akan semakin
banyak yang menyebabkan volume minyak juga semakin besar (Cahyati, 2016)

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Destilasi uap air langsung merupakan metode pemisahan komponen yang
terdapat dalam suatu bahan berdasarkan perbedaan derajat volatilitas
dengan memisahkan sampel dan pelarut menggunakan ansang. Kemudian
uap yang dihasilkan dari pemanasan pelarut menjadi media pembawa
minyak atsiri yang berasal dari sampel kulit jeruk. Kemudian uap yang
mengandung minyak atsiri didinginkan di kondensor dan mengalami
perubahan fasa menjadi cair. Selanjutnya, minyak dipisahkan dari cairan
dengan memanfaatkan perbedaan densitas fluida.
2. Dengan menghitung rendemen minyak atsiri menggunakan pembagian
massa minyak atsiri dan massa bahan baku dikalikan 100%, maka
diperoleh rendemen pada percobaan ini adalah 2,76% untuk sampel A dan
2,76% untuk sampel B. 2,76%.

5.2 Saran
1. Sebaiknya percobaan selanjutnya dapat membahas pengaruh minyak atsiri
dari daun jeruk
2. Sebaiknya praktikan dalam percobaan ekstraksi minyak atsiri dapat
memperluas pengetahuan tentang keuntungan dari daun jeruk sebagai
sumber minyak atsiri

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

19
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

DAFTAR PUSTAKA

Cahyati, S. 2016. Efisiensi Isolasi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk dengan Metode
Destilasi Air-Uap Ditinjau dari Perbandingan Bahan Baku dan Pelarut yang
Digunakan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen”, 4(2), 103-110

Ella.U.M., dkk. 2013. Uji Efektivitas Konsentrasi Minyak Atsiri Sereh Dapur
(Cymbopogon Citratus (DC.) Stapf) terhadap Pertumbuhan Jamur
Aspergillus Sp. secara In Vitro. EJurnal Agroekoteknologi Tropika. 2 (1):
39-48

Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. 1997. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid I.
Jakarta: Erlangga

Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I (Terjemahan). Jakarta: UI Press

Guenther, E. 1990. The Essential Oil (minyak atsiri), diterjemahkan oleh


S.Ketaren, Jakarta,UI Press.

Iin, Satya. 2009. Jenis-jenis Destilasi dan Kurva yang Diperoleh. Mataram:
Universitas Mataram

Ketaren. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka

Kurniawan, A., Kurniawan, C., & Indraswati, N. (2017). Ekstraksi minyak kulit
jeruk dengan metode distilasi, pengepresan dan leaching. Widya
Teknik, 7(1), 15-24.

Lutony, T. 2000. Minyak Atsiri. Jakarta: Penerbit Swadaya

Megawati, A.F. 2013. Pengambilan Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus
Sinensis) Dengan Metode Vacuum Microwave Assisted Hydrodistillation.
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 4(2), 61-62

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: UGM Press

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

20
21
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

Sawamura, M. 2010. Citrus Essential Oils: Flavor and fragnance. New Jersey :
John Wiley and Sons Inc

Yustinah. 2016. Ekstraksi Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Sebagai Tambahan Pada
Pembuatan Sabun, Konversi, 5(1), 25-29

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air


Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

A.1 Sample A
Diketahui: Waktu Distilasi = 10 Jam
Suhu Operasi = 100oC
Massa Bahan = 400 gram
Volume Minyak = 12 ml
Substitusi 1 ml ke 1 gr = 12 ml × 0,92 gram
Massa minyak = 11,04 gram
Volume Piknometer = 10 ml
Massa piknometer kosong = 11,58 gram
Massa piknometer kosong + isi = 20,48 gram
Ditanya: a. Hitunglah densitas minyak atsiri?
b. Hitunglah persen yield perolehan minyak?
Jawab:
a. Densitas ϼ
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑠𝑖−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ϼ= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
20,48 𝑔𝑟𝑎𝑚 −11,58 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 10 𝑚𝐿
8,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
= = 0,89 𝑔𝑟/𝑚𝐿
10 𝑚𝐿

b. yield minyak
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
yield = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑘𝑢 𝑥 100%
11,04 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
400 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 2,76%
A.2 Sample B
Diketahui : Waktu Distilasi = 10 Jam
Suhu Operasi = 100oC
Massa Bahan = 600 gram
Volume Minyak = 18 ml
Substitusi 1 ml ke 1 gr = 18 ml × 0,92 gram

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

22
23
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022

Massa minyak = 16,56 𝑔𝑟𝑎𝑚


Volume Piknometer = 10 ml
Massa piknometer kosong = 11,58 gram
Massa piknometer kosong + isi = 20,50 gram
Ditanya: a. Hitunglah densitas minyak atsiri?
b. Hitunglah persen yield perolehan minyak?
Jawab :
a. Densitas ϼ
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑠𝑖−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ϼ= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
20,50 𝑔𝑟𝑎𝑚 −11,58 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 10 𝑚𝐿
8,92 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 10 𝑚𝐿
= 0,892 𝑔𝑟/𝑚𝐿

b. yield minyak
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
yield = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑘𝑢 𝑥 100%
16,56 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100%
600 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 2,76%

Ekstraksi Minyak Atsiri secara Destilasi Uap - Air

Anda mungkin juga menyukai