D. Cara Kerja
Sampel 5 kg
sereh dapur)
Minyak atsiri
Hasil
E. Hasil Pengamatan
➢ Hasil Destilasi sereh dapur
Minyak atsiri Keterangan
Warna Minyak Kuning Pudar
Volume Minyak 10 ml
Massa Minyak 4,5638 gram
Berat Piknometer 12,3471
Berat Piknometer+ minyak 16,9109
Rendemen 0,000912 %
Masa Jenis 0,45638 g/ml
➢ Hasil GC-MS
Senyawa Waktu retensi
.beta-myrsen 6.348
Linalool 19.374
z-stral 24.753
e-stral 26.752
.beta-sitranelol 27.819
geraniol 30.762
F. Pembahasan
Pada penelitian ini tanaman sereh dapur didapat dari pedagang bumbu di pasar.
Tanaman sereh dapur yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 5kg.
Selanjutnya, pada proses pelayuan dilakukan dengan cara diangin-anginkan selama
tiga hari. Pelayuan bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan baku. Setelah
mengalami proses pelayuan kemudian batang dan daun sereh dapur dirajang menjadi
ukuran 2- 3 cm dan ditimbang sebelum dimasukkan ke dalam ketel suling. Perajangan
bertujuan untuk mengurangi sifat kamba bahan dan mempermudah proses penguapan
minyak pada saat proses destilasi. Hasil perajangan disuling dengan menggunakan
destilasi uap.
Metode penyulingan dengan air dan uap disebut dengan sistem kukus atau
sistem uap tak langsung. Prinsip kerja penyulingan ini adalah sebagai berikut : ketel
penyulingan diisi air sampai pada batas saringan. Bahan baku diletakkan di atas
saringan, sehingga tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih, tetapi akan
berhubungan dengan uap air. Oleh karena itu cara penyulingan semacam ini disebut
penyulingan tidak langsung (indirect distilation). Air yang menguap akan membawa
partikelpartikel minyak atsiri dan dialirkan melalui pipa ke alat pendingin, sehingga
terjadi pengembunan dan uap air yang bercampur minyak atsiri tersebut akan mencair
kembali. Selanjutnya dialirkan ke alat pemisah untuk memisahkan minyak atsiri dari
air (lihat gambar 1 dan 2.). Setelah selesai dilakukannya penyulingan diperoleh destilat,
kemudian ditambahkan Na2 SO 4 setelah selesai destilat ditampung ke dalam corong
pisah. Setelah penyulingan selesai, minyak yang sudah terpisah dari air ditimbang
kemudian dilakukan analisis terhadap mutu minyak atsiri yang dihasilkan berupa
rendemen, dan masa jenis dan uji gc-ms
Gambar 1 Gambar 2
Minyak atsiri yang sudah terpisah dipindahkan dalam botol vial. Selanjutna,
minyak atsiri yang diperoleh dihitung rendemennya. Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan dapat diketahui bahwa dari 5 kg sereh dapur diperoleh 0,000912 %
rendemen, sedangkan untuk masa jenis sebesar 0,45638 g/ml. Bobot jenis merupakan
salah satu cara untuk menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri sereh dapur.
Minyak atsiri pada sereh dapur diidentifikasi komponen- komponen ekstrak
minyak atsiri menggunakan uji GC-MS dapat dilihat pada gambar 3. Puncak dan waktu
retensi dari data kromatogram, dapat dilihat pada tabel 2. Hasil GC-MS komponen-
komponen minyak atsiri pada sereh dapur, diperoleh kadar .beta-myrcene 16,07 %
pada waktu rentensi 6.348 menit. Kadar linalool pada waktu retensi 19.374,; kadar Z-
Cital pada waktu retensi24.753; kadar E-Citral sebesar 54.13% pada waktu retensi
26.752; kadar .beta-citranellol sebesar 0,71 % pada waktu retensi27.819 ; dan kadar
geraniol sebesar 5.20% pada waktu retensi 30.762. Senyawa dominan yang terkandung
dalam minyak atsiri pada sereh dapur adalah golongan terpenoid. Terpenoid yang
terbanyak pada minyak atsiri adalah golongan monoterpena dan seskuiterpena dengan
jumlah C10 dan C15. Kedua jenis terpenoid tersebut memiliki perbedaan dalam hal titik
didih sehingga berpengaruh pada waktu retensi yang dihasilkan. Pada sistem
kromatografi gas, senyawa yang memiliki titik didih rendah akan keluar terlebih dahulu
menuju detektor karena titik didih yang lebih rendah mengakibatkan senyawa lebih
mudah menguap sehingga waktu retensinya lebih cepat. Waktu retensi masingmasing
senyawa ditentukan oleh titik didih senyawa tersebut. Perbedaan waktu retensi dari
kedua senyawa tersebut dapat disebabkan interaksi senyawa dengan fase diam yang
dalam hal ini adalah kolom yang digunakan pada sistem kromatografi gas. Kolom yang
digunakan bersifat nonpolar sehingga senyawa yang bersifat polar yang keluar terlebih
dahulu dan yang bersifat lebih nonpolar akan tertahan lebih lama berada dikolom.
Kromatogram yang dihasilkan terbentuk berdasarkan jumlah ion total yang terbentuk
dari masingmasing komponen senyawa kimia yang terkandung dalam suatu sampel.
Semakin besar persentase suatu komponen dalam sampel tersebut maka puncak yang
dihasilkan akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Spektrum massa hasil analisis
merupakan gambaran mengenai jumlah fragmen molekul yang terbentuk dari pecahan
suatu komponen kimia yang memiliki berat molekul yang berbeda.
E-sitral
z-sitral
.beta-sitranelol
.beta myrene
Lilnalol Geraniol
G. Kesimpulan
Hasil GC-MS komponen-komponen minyak atsiri pada sereh dapur, diperoleh kadar
.beta-myrcene 16,07 % pada waktu rentensi 6.348 menit. Kadar linalool pada waktu
retensi 19.374,; kadar Z-Cital pada waktu retensi24.753; kadar E-Citral sebesar 54.13%
pada waktu retensi 26.752; kadar .beta-citranellol sebesar 0,71 % pada waktu
retensi27.819 ; dan kadar geraniol sebesar 5.20% pada waktu retensi 30.762
Daftar Pustaka
Masa sampel 5 kg
Warna minyak Kuning pudar
Volume minyak 10 ml
Berat Piknometer 12,3471
Berat Piknometer+ minyak 16,9109