MODUL
Oleh
Kelompok
Nama
Kelas
:V
: 1. Nisa Mardiyah
131424018
2. Nova Puspita
131424019
3. Puteri Aulia Rahmah
131424020
: 2A Teknik Kimia Produksi Bersih
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Senyawa-senyawa ester secara komersial telah banyak diproduksi oleh industri.
Salah satu di antaranya adalah ester asetat dari alcohol yang diperlukan untuk berbagai
kegunaan misal etil, butyl, isopropyl, dan amil asetat yang digunakan asetat yang
digunakan sebagai pelarut untuk selulosa nitrat dan lacquer-type coating. Untuk
polyurethane coating systems dipakai butyl dan hexyl asetat karena kedua ester ini
mempunyai sifat sebagai pelarut yang baik. Pada industry makanan dan minuman dan
butyl asetat secara rutin digunakan sebagai salah satu komponen yang dipakai untuk
memberi rasa (flavourings). Sedangkan untuk pembuatan parfum ditambahkan isoprpil,
benzyl, dan metal asetat sebagai zat-zat aditif.
1.2. Tujuan
a. Membuat n-butil asetat dan etil asetat melalui esterifikasi.
b. Mengerti bahwa esterifikasi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain, struktur
molekul, suhu, dan konsentrasi.
c. Mengidentifikasi produk ester melalui pengukuran titik didih, indeks bias, berat
jenis, bau dan warna.
II.
LANDASAN TEORI
Asam asetat dengan rumus struktur CH3COOH biasa dikenal juga dengan asam
ethanoat merupakan salah satu bahan kimia organik. Dalam keadaan murni asam
asetat bebas dari air (asam asetat glasial) merupakan cairan berwarna bening yang
menyerap air dari lingkungan (bersikap higroskopis) dan membeku di bawah suhu
o
o
16,7 C (62 F) menjadi sebuah Kristal padat tidak berwarna. Asam asetat merupakan
salah satu asam karboksilat yang paling sederhana, merupakan regensia dan dalam
industri kimia banyak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan berbagaimacam
bahan kimia lainnya.
Asam asetat merupakan salah satu bahan kimia yang penting di dunia. Asam asetat
banyak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan berbagai macam bahan
kimia, seperti vinil asetat monomer (VAM), asam tereptalik yang dimurnikan, asetat
anhidrat, asam monokloro asetat (MCA) dan ester asetat (n-butyl asetat) (Anonim, 2012).
Penggunannya dalam pembuatan n-butyl asetat adalah dengan melakukan reaksi
esterifikasi antara asam asetat dengan butadiene ataupun juga dengan alcohol seperti
buthanol.
Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversible antara suatu asam karboksilat
dengan suatu alkohol. Produk esterifikasi disebut ester yang mempunyai sifat yang khas
yaitu baunya yang harum. Sehingga pada umumnya digunakan sebagai pengharum
(essence) sintetis. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversible yang sangat lambat.
Tetapi bila menggunakan katalis asam sulfat atau asam klorida, kesetimbangan reaksi akan
tercapai dalam beberapa jam. Persamaan reaksinya diringkas sebagai berikut :
Esterifikasi dipengaruhi oleh bebrapa faktor diantaranya adalah : struktur molekul dari
alkohol, suhu proses dan konsentrasi katalis maupun reaktan.
Kereaktifan alkohol terhadap esterifikasi :
CH3OH > primer > sekunder > tersier
Kereaktifan asam karboksilat terhadap esterifikasi :
HCO2H >CH3CO2H > RCH2CO2H > R2CHCO2H > R3CCO2H
Kinetika reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol yang menggunakan katalis
katalis asam dinyatakan sebagai berikut :
ROH + H+ -> ROH2+
RCOOH + ROH2+ -> RCOOR +H3O+
Persamaan diatas didasarkan pada asumsi bahwa ion hidrogen (H +) dari katalis
bereaksi dengan gugus hidroksil dari alkohol untuk mmbentuk kompleks ROH2+ kemudian
bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester.
Laju esterifikasi sesuai dengan konsentrasi ester dan kompleks alkohol :
d[RCOOR] / dt = k [RCOOH] [ROH2+]
Dengan terbentuknya air dalam reaksi ini menyebabkan lambatnya laju esterifikasi,
sehingga ketimbangan antara alkohol dengan kompleks air ditunjukkan dengan persamaan
sebagai berikut :
ROH2+ + H2O <-> H3O+ + ROH
Berdasarkan reaksi kesetimbangan diatas, maka konstanta kesetimbangan dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut :
K = [H3O+] [ROH] / [ ROH2+] [H2O]
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada halangan sterik
dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Dengan bertambahnya halangan sterik di dalam
zat antara, laju pembentukan ester akan menurun. Dengan demikian rendemen ester akan
berkurang. Jika suatu ester yang meruah (bulky) harus dibuat, maka lebih baik digunakan
rute sintetis yang lain. Contoh adalah reaksi antara alkohol dengan anhidrida asam atau
klorida asam yang lebih reaktif daripada asam karboksilat dan yang bereaksi dengan
alkohol secara irreversible.
Kesetimbangan dapat tercapai setelah direfluks selama beberapa jam atau hari. Bila
ditambahkan katalis berupa asam sulfat atau asam klorida, maka kesetimbangan dapat
dicapai setelah beberapa jam.
Sesuai dengan hukum aksi massa, kesetimbangan dapat bergeser ke arah
pembentukkan ester dengan adanya kelebihan salah satu pereaksi. Reaksi esterifikasi ini
akan memberi hasil yang lebih baik untuk alcohol primer dan cukup baik untuk alcohol
sekunder, tetapi untuk alcohol tersier tidak memberikan hasil yang baik.
n-Butyl asetat yang juga dikenal sebagai butyl etanoat atau butyl asetat merupakan
salah satu bahan kimia organik yang banyak digunakan sebagai solven dalam produksi
berbagai macam bahan kimia. Merupakan cairan tidak berwarna yang mudah terbakar.
Butyl asetat bisa ditemukan dalam berbagai jenis buah-buahan yang memberikan rasa dan
bau yang khas seperti pisang yang biasa juga digunakan sebagai perasa sintetik dalam
permen, es krim dan bahan-bahan perasa dalam pembuatan kue. Ada empat macam butil
asetat : butil asetat, iso-butil asetat, sec-butil asetat, dan tert-butil asetat. Pada umumnya
hanya butil asetat dan isobutyl asetat yang diproduksi secara komersial.
Ada beberapa macam proses dalam pembuatan n-butyl asetat.
Pembuatan
n-butyl
asetat
adalah
dengan
proses
esterifikasi
menggunakan bahan baku butanol dan asam asetat dengan katalisator asam sulfat.
Untuk menyempurnakan reaksi, salah satu reaktan diberikan berlebih. Ada 2 macam
proses pembuatan butil asetat ini, yaitu :
1). Proses Batch
Asam asetat, butil alkohol, dan katalis dimasukkan dalam reaktor dengan jumlah
tertentu, steam dipakai sebagai pemanas hinggga menghasilkan refluk. Uap yang
terbentuk setelah dikondensasi akan masuk ke unit dekanter, hasil atas direfluk ke
kolom distilasi sedang hasil bawah direcovery. Reaksi dilanjutkan dengan
beroperasi kira-kira 87C sampai tidak ada air yang terpisahkan. Alkohol
dimasukkan ke dalam reaksi, temperatur kolom naik sampai 126C, sehingga
dapat diperoleh butil asetat.
2). Proses kontinyu
Proses dijalankan dengan reactor CSTR (Continue Stirred Tank Reactor). Butil
alkohol, asam asetat dan katalis dimasukkan ke dalam reaktor esterifikasi dan
campuran tersebut menghasilkan refluk melalui kolom esterifikasi. Air dari reaksi
III. PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan yang digunakan
1.
2.
a. Neraca analitik
b. Viscometer
c. Refraktometer
d. Piknometer
Bahan yang digunakan:
a. N-butil alkohol 50 ml
b. Etanol 25 ml
c. Asam asetat glacial 60 ml
d. Asam sulfat pekat 5 ml
e. Larutan jenuh natrium bikarbonat 25 ml
f. Natrium sulfat anhydrous 10 gram
g. Natrium Karbonat 1M 50 ml
h. Kalsium Klorida anhydrous 5 gram
i. Larutan CaCl2 1M
50 ml
Bahan-bahan Reaktan
Proses REFLUKS
Proses EKSTRAKSI
Proses DISTILASI
Identifikasi Produk secara Fisika
Campurkan
mL nnCampurkan 91
91 mL
butil
alkohol dan
dan 114
114
butil alkohol
mL
mL asam
asam asetat
asetat
glacial
dalam
glacial ke
ke dalam
reaktor
reaktor
Tambahkan
Tambahkan tetes
tetes
demi
mL
demi tetes
tetes 1
1 mL
asam
pekat
asam sulfat
sulfat pekat
Lakukan refluks 1
jam. Lakukan pengamatan
terhadap
terhadap bau,
bau, warna
warna dan
dan
suhu
suhu
Tambahkan
25 mL
mL
Tambahkan 25
larutan jenuh natrium
bikarbonat
bikarbonat dan
dan 50
50 mL
mL
aquadest, kocok,
lakukan pemisahan
Tuangkan hasil
refluks
ke dalam
refluks ke
dalam
ekstaktor
ekstaktor 500
500 mL
mL
yang
berisi 250
mL
yang berisi
250 mL
aquadest,
kemudian
aquadest, kemudian
kocok, diamkan.
Tambahkan
Tambahkan 6
6 gram
gram
natrium
natrium sulfat
sulfat
anhydrous,
kemudian
anhydrous, kemudian
saring
saring dan
dan masukkan
masukkan
ke dalam
labu distilat
ke
dalam labu
distilat
Masukkan
Masukkan 2
2 butir
butir
batu
didih ke
ke dalam
dalam
batu didih
labu
distilat,
lakukan
labu distilat, lakukan
distilasi.
Amati.
distilasi. Amati.
Bahan
Volume/g
ram
Indeks
Bias
Massa
Molekul
Rumus
Titik
Didih
Titik
Leleh
114 mL
1,37
60 gr/mol
CH3COOH
1180C
16,690C
1 mL
98 gr/mol
H2SO4
3153380C
10,40C
Butanol
91 mL
1,3920
74 gr/mol
C4H10O
78,40C
-114,30C
Na Bikarbonat
25 mL
1,3340
500C
Na Sulfat
6 gram
1,4680
110 gr/mol
14290C
8040C
Na2SO4
Mr C4H10O = 74 gr/mol
C4H10O = 0,81 gr/mL
massa=mol Mr=1 mol 74
V=
gr
=74 gr
mol
m
74 gr
=
=91,3580 mL
0,81 gr /mL
V=
gr
=120 gr
mol
m
120 gr
=
=114,3946 mL
1,049 gr /mL
b. Proses refluks
Waktu
Media
Suhu
Penangas
25
Suhu
reaktor
25
10
20
30
40
50
60
70
140
120
144
140
140
158
154
96
94
96
96
96
96
96
Labu
leher
empat
Pengamatan (warna
dan bau)
Warna larutan asam
asetat glacial + n-butil
alkohol dengan katalis
asam sulfat pada saat
awal bening keruh dan
baunya masih tercium
dominan asam asetat
glacial. Sekitar 10 menit
refluks
berlangsug,
warna larutan dalam labu
leher empat berubah
menjadi warna bening,
namun baunya masih
dominan asam asetat
glacial. Pada saat menit
ke-40, sudah tercium bau
n-butil
asetat
yang
menyerupai bau permen.
Keterangan
Walaupun
sudah
terdapat
indikasi
bahwa n-butil asetat
telah
terbentuk,
proses refluks masih
tetap
dilanjutkan
karena suhu dalam
reaktor belum stabil
dan bahan baku
belum
terkonversi
secara keseluruhan
menjadi
n-butil
asetat.
c. Proses destilasi
Suhu
Cairan
1100C
Uap
1000C
CH3COOH
C6H12O2 +
Awal :
1 mol
2 mol
Reaksi :
1 mol
1 mol
1 mol
1 mol
1 mol
1 mol
1 mol
Setimbang :
H2O
-
Massa=116,1583 gram
Massa n-butil asetat hasil percobaan
Dik : Volume = 84 mL
C6H12O2 = 0,9 gram/mL
Dit : Massa ?
Jawab :
Massa= C6 H 12 O 2 Volume
Massa=0,9
gram
84 mL
mL
Massa=75,6 gram
Yield Hasil Percobaan
Yield=
Yield=
75,6 gram
x 100
116,1583 gram
Yield=65,084
5.2. Sifat Fisik dan Kimia dari n-butil asetat Hasil Percobaan
Nama
C6H12O2
Indeks Bias/brix
1,3933/36,6
Berat Jenis
0,9896 gram/mL
VI. PEMBAHASAN
Atom karbon karbonil kemudian diserang oleh atom oksigen dari alkohol, yang bersifat
nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium. Kemudian terjadi pelepasan proton dari
gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan kompleks teraktivasi. Setelah itu, terjadi
protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang diikuti oleh pelepasan molekul air
menghasilkan ester.
Pada praktikum, untuk menghasilkan ester dengan rendemen yang tinggi maka
salah satu zat pereaksi dibuat berlebih. Zat pereaksi yang dibuat berlebih tersebut
adalah asam asetat karena asam asetat merupakan pereaksi yang lebih murah
dibandingkan dengan butanol, sehingga lebih efisien. Perbandingan antara asam
asetat dan botanol adalah 2:1, di mana pada praktikum asam asetat yang digunakan
sebanyak 114 mL sedangkan butanol digunakan sebanyak 91 mL.
Proses esterifikasi ini melalui tiga tahap yaitu, refluks, ekstraksi, dan distilasi.
Pada proses refluks, dilakukan pengamatan selama 1 jam lebih 10 menit di mana
selama pengamatan berlangsung terjadi perubahan warna suhu dan bau. Warna
larutan yang direfluks berubah dari keruh menjadi bening pada menit ke 10 dengan
suhu 960C. Sedangkan baunya berubah dari yang dominan asam asetat menjadi bau
seperti permen pada menit ke-40 dengan suhu 96 0C. Proses refluks dihentikan pada
menit ke 70 di mana suhu dalam reaktor sudah mencapai titik didih produk dan
suhunya stabil.
Proses ekstraksi dilakukan dengan tujuan mendapatkan ester yang semurnimurninya bebas dari air atau bahan baku yang masih terlarut di dalam produk, serta
untuk menghilangkan kotoran. Untuk memisahkan ester dari air yang masih
terkandung di dalamnya, maka dilkukan distilasi dengan suhu cairan mencapai 110 0C
agar air dapat menguap semuanya dan pindah ke dalam labu distilat sehingga terpisah
dari ester. Pada labu residu terdapat ester yang murni dan bebas dari air.
Ester hasil destilasi ini diukur volumenya untuk mengetahui yield hasil
percobaan. Ternyata ester yang dihasilkan sebanyak 84 mL sehingga yield yang
didapatkan dari hasil percobaan ini adalah 65,084%. Kemudian dilakukan pengujian
terhadap sifat fisiknya yaitu terhadap indeks bias dan massa jenis. Pengujian indeks
bias menggunakan refraktometer didapatkan nilai 1,3933 , nilai ini mendekati indeks
bias n-butil asetat pada literatur yaitu sebesar 1,397. Pengujian massa jenis
menggunakan piknometer bernilai 0,9896 gram/mL sedangkan berdasarkan literatur,
nilai massa jenisnya adalah 0,88 gram/mL kedua nilai tersebut kurang mendekati,
sehingga diperkirakan bahwa produk ester yang terbentuk masih terdapat kandungan
air karena massa jenisnya mendekati massa jenis air.
VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Laporan Esterifikasi Kelompok 8. https://www.academia.edu/5815772/Laporan
Esterifikasi Kelompok 8. [Diakses 27 Oktober 2014]
Anonim. Reaksi Esterifakasi. http://www.ilmukimia.org/2013/03/reaksi-esterifikasi.html.
[Diakses 27 Oktober 2014]
Anonim. Dasar Teori Butil Asetat. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34984/
4/Chapter%20II.pdf. [Diakses 27 Oktober 2014]
Anonim. Butil Asetat. https://id.scribd.com/doc/94899037/Butil-Asetat#download. [Diakses
27 Oktober 2014]
Anonim.
Esterifikasi
Pembuatan
Butil
Asetat.
https://id.scribd.com/doc/110658853/
LAMPIRAN
Gambar
Keterangan
Proses Refluks