Anda di halaman 1dari 2

Polarimetri adalah suatu cara analisa yang didasarkan pada pengukuran sudut

putaran (optical rotation) cahaya terpolarisir oleh senyawa yang transparan dan
optis aktif apabila senyawa tersebut dilewati sinar monokromatis yang terpolarisir
tersebut (Scribd, 2010).
Menurut Wikipedia (2010), jenis-jenis polarimeter yaitu :
1.
Manual. Polarimeter pertama kembali pada tahun 1830-an, yang dibutuhkan
pengguna secara fisik memutar analyzer, dan detektor itu mata pengguna menilai
saat yang paling bersinar cahaya melalui. Sudut ditandai pada skala yang
mengelilingi analyzer tersebut. Desain dasar masih digunakan dalam polarimeter
sederhana.
2.
Semi-otomatis. Membutuhkan deteksi visual tetapi push menggunakantombol untuk memutar analisa dan menawarkan tampilan digital
3.
Sepenuhnya otomatis. Polarimeter yang paling modern yang sepenuhnya
otomatis, dan hanya memerlukan user untuk menekan tombol dan menunggu
pembacaan digital.
Menurut Scribd (2010), Hal-hal yang dapat mempengaruhi sudut putar suatu larutan
adalah sebagai berikut :
1.
Jenis zat. Masingmasing zat memberikan sudut putaran yang berbeda
terhadap bidang getar sinar terpolarisir.
2.
Panjang lajur larutan dan panjang tabung. Jika lajur larutan diperbesar maka
putarannya juga makin besar.
3.
Suhu. Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini
disebabkan karena zat akan memuai dengan naiknya suhu sehingga zat yang
berada dalam tabung akan berkurang.
4.
Konsentrasi zat.
Konsentrasi sebanding dengan sudut putaran, jika
konsentrasi dinaikkan maka putarannya semakin besar.
5.
Jenis sinar (panjang gelombang). Pada panjang gelombang yang berbeda zat
yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda.
6.
Pelarut. Zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda dalam pelarut
yang berbeda.
Menurut Scribd (2010), komponen-komponen alat polarimeter adalah :
1.
Sumber cahaya monokromatis, yaitu sinar yang dapat memancarkan sinar
monokromatis. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah lampu D Natrium
dengan panjang gelombang 589,3 nm. Selain itu juga dapat digunakan lampu uap
raksa dengan panjang gelombang 546 nm.
2.
Polarisator dan analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan sinar
terpolarisir. Sedangkan analisator berfungsi untuk menganalisa sudut yang
terpolarisasi. Yang digunakan sebagai polarisator dan analisator adalah prisma nikol.
3. Prisma setengah nikol merupakan alat untuk menghasilkan bayangan setengah
yaitu bayangan terang gelap dan gelap terang.
4. Skala lingkar merupakan skala yang bentuknya melingkar dan pembacaan
skalanya dilakukan jika telah didapatkan pengamatan tepat baur-baur.
5. Wadah sampel ( tabung polarimeter ). Wadah sampel ini berbentuk silinder
yang terbuat dari kaca yang tertutup dikedua ujungnya berukuran besar dan yang
lain berukuran kecil, biasanya mempunyai ukuran panjang 0,5 ; 1 ; 2 dm. Wadah
sampel ini harus dibersihkan secara hati-hati dan tidak bileh ada gelembung udara
yang terperangkap didalamnya.
6. Detektor. Pada polarimeter manual yang digunakan sebagai detektor adalah
mata, sedangkan polarimeter lain dapat digunakan detektor fotoelektrik.
Menurut Scribd (2010), prinsip kerja polarimeter adalah sebagai berikut :
1.
Sinar monokromtis dari sumber cahaya (lampu natrium) akan melewati lensa
kolimator sehingga berkas sinar yang dihasilkan akan disejajarkan arah rambatnya.
2.
Dari lensa terus ke polarisator untuk mendapatkan berkas cahaya yang
terpolarisasi
3.
Cahaya terpolarisasi ini akan terus ke prisma nicol untuk mendapatkan
bayangan gelap dan terang, kemudian melewati larutan senyawa optik aktif yang
berada dalam tabung polarimeter.
Bila cahaya terpolarisasi dilewatkan ke dalam suatu zat optis aktif seperti gula,
maka cahaya itu akan dibelokkan. Kalau cahaya tersebut dilewatkan ke dalam air
murni kita melihat cahaya tersebut diteruskan, artinya air tidak dapat memutar
bidang cahaya terpolarisasi. Zat optis aktif ditandai oleh adanya atom karbon tak
setangkap (asimetri-tak simetri) atau kiral di dalam senyawa organik. Besarnya
sudut perputaran cahaya terpolarisasi dapat diukur denganpolarimeter dan

harganya dipengaruhi oleh konsentrasi zat optis aktif. Hubungan antara konsentrasi
dan besar sudut putar dirumuskan sebagai
Dengan merupakan perputaran (rotasi) jenis pada suhu (T) dan panjang gelombang
(l) tertentu, menyatakan panjang larutan yang dilewati cahaya, dan c menyatakan
konsentrasi. Dari rumusan ini kita peroleh jenis dan jumlah zat optis aktif (Sumarna,
1990).

Anda mungkin juga menyukai