Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS PULP DAN KERTAS

MODUL 8
ANALIS KADAR TEMBAGA PADA AIR KRAN DENGAN ATOMIC
ABSORPTION SPECTROPHOTOMETER (AAS)

Dosen Pengampu :
Dra. Yunismar, Msi., M.Phil

Disusun Oleh :
Roger Agustinus Pakpahan
(2107024450)

Kelompok 7 :

Devti Marna Syafitri 2107035479


Grace Viollet Angelica Tarihoran 2107036665

Roger Agustinus Pakpahan 2107024450

PRODI DIPLOMA-III TEKNOLOGI PULP DAN KERTAS


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
ABSTRAKS
Telah dilakukan penentuan kadar tembaga (Cu) pada air kran. Air kran
merupakan salah satu kebutuhan masyarakat sebagai sumber kehidupan sehari-hari.
Untuk menjaga kesehatan air yang akan digunakan harus higenes dan air juga rentan
tercampur dari unsur-unsur lain seperti tembaga Cu. Tembaga (Cu) merupakan
logam yang secara alami terdapat dalam air, namun jika dalam kadar yang tinggi
mengakibatkan keracunan. Gejala yang muncul jika terkenan dampak tembaga
anatara lain mual-mual, mencret, dan sakit perut. Praktikum ini bertujuan
menganalisis kadar tembaga pada air kran dengan pengoperasian alat Atomic
Absorption Spectrophotometer (AAS). Pada praktikum ini menggunakan larutan
standar Cu dan dengan Panjang gelombang Cu sebesar 325 nm. Hasil praktikum ini
menunjukkan kadar logam pada air keran sebesar 0,000159722%. Kadar tembaga
dalam sampel rendah.
BAB I
PENDAHULUAN

Tembaga (Cu) merupakan salah satu jenis logam berat yang dapat kita temui
di alam. Umunya logam Cu berwarna kuning kemerahan (orange). Logam Cu
memiliki titik didih yang tinggi, sekitar 2595ºC dan titik leleh 1083ºC (MSDS,
2013). Logam Cu merupakan salah satu logam dari golongan transisi IB, dengan
nomor atom 29. Di dalam larutan, logam Cu dapat membentuk ion Cu2+ dengan
jari-jari ion 0,96 A°. Logam ini dalam kadar yang melebihi ambang batas normal,
dapat menyebabkan keracunan (MSDS, 2017).
Air (H2O) terutama air yang bisa diminum perlu menjadikan perhatian, air
merupakan sumber kehidupan yang dibutuhkan seluruh makluk hidup. Air yang
bisa diminum air yang mengandung unsur-unsur tertentu atau mineral tertentu yang
diperlukan tubuh manusia. Bahan mineral yang terkandung meliputi kalsium,
magnesium, natrium, besi maupun mineral lainnya (Sulaksono dan Prasetyo, 2014).
Dalam hal persyaratan kualitas air harus sesuai dengan ketentuan yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/MENKES/PER/IV/2010 dimana ada dua parameter yaitu parameter wajib dan
parameter tambahan yang meliputi persyaratan kimia, mikrobiologi, fisik dan
radioaktivitas. Persyaratan kimia yaitu air minum tidak mengandung senyawa
kimia yang beracun dan setiap zat yang terlarut dalam air mempunyai batas tertentu
yang diperkenankan (Khaira, 2014).

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menguji kandungan logam
berat di dalam batuan adalah metode Atomic Absorption Spectrophotometry atau
yang biasa dikenal dengan istilah AAS. Prinsip kerja alat ini adalah mendeteksi
radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu yang dapat diserap
oleh atom-atom unsur dalam nyala dan juga mendeteksi radiasi yang diteruskan.
Rasio energi yang diserap dan diteruskan tersebut disebut sebagai absorbansi (S. P.
D. Kunti, 2009).
AAS adalah suatu alat analisa untuk penentuan unsur-unsur logam dan
metaloid yang berdasarkan pada penyerapan radiasi oleh atom-atom bebas tersebut.
Berbagai unsur dapar ditentukan dengan alat ini mulai dari analisa runutan(trace
element) sampai dengan analisa komponen utama. Alat ini sangat spesifik dimana
batas deteksinya sangat rendah, dari satu larutan contoh dapat ditentukan langsung
unsur lain tanpa pemisahan terlebih dahulu dan output data dapat dibaca langsung
yang sangat ekonomis. Dalam laboraturium alat ini telah banyak membantu
penyederhanaan prosedur dan efektivitas waktu, terutama dalam analisa
logamlogam berat. Peralatan spektrofotomoeter serapan atom terdiri dari enam
komponen utama: sumber radiasi (cahaya), nebulizer, sistem pemasukan sampel
(sampel introduction system), monokromator, sistem detektor dan mesin pembaca

(sihotang, 2018).

prinsip dasar spektrofotometer serapan atom adalah tubrukan radiasi


(cahaya) dengan panjang gelombang spesifik ke atom yang sebelumnya telah
berada pada tingkat energi dasar (ground-state atom). Atom tersebut akan
menyerap radiasi ini dan akan timbul transisi ke tingkat energi yang ebih tinggi.
Intensitas dari transisi tersebut berhubungan dengan konsentrasi awal atom pada
tingkat energi dasar. Hukum Bouguer (Lambert) : jika suatu sinar radiasi
monokromatik (yaitu radiasi dari satu panjang gelombang tunggal) diarahkan
melewati medium, diketahui bahwa setiap lapisan menyerap bagian yang sama dari
radiasi atau tiap lapisan mengurangi tenaga radiasi sinar dengan bagian yang sama.
Hukum Beer : intensitas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial
dengan bertambahnya konsetrasi zat penyerap secara linier (khopkar, 2008).
Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan
zat penyerapan berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan (Rohman,
2007)
Sebelum suatu sampel batuan diuji dengan alat AAS, terlebih dahulu batuan
harus didestruksi. Sampel batuan didekomposisi dengan penambahan asam
oksidator, diantaranya H2SO4 dan HNO3. Destruksi merupakan tahap yang
penting, karena dengan adanya proses ini dapat mengurangi kandungankandungan
ion pengganggu yang mungkin ditemukan di dalam batuan. Terdapat dua macam
metode destruksi, yaitu destruksi basah dan destruksi kering (K. Susila, 2012).

Destruksi merupakan suatu perlakuan untuk melarutkan atau mengubah


sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur sehingga kandungan berupa
unsur-unsur di dalamnya dapat dianalisis. Pada dasarnya ada dua jenis destruksi
yang dikenal, yaitu destruksi basah dan destruksi kering, yang masing-masing
mempunyai keunggulan dan kelemahan. Destruksi kering merupakan perombakan
organik logam di dalam sampel menjadi logam-logam anorganik dengan jalan
pengabuan sampel dalam muffle furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu.
Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal
maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator.
Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain asam nitrat
(HNO3), asam sulfat (H2SO4), asam perklorat (HClO4), dan asam klorida (HCl)
(A. Smith, 2001).
BAB II
PROSEDUR PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan Analisa kadar tembaga (Cu) pada air kran
yaitu Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), cawan alumunium,
corong, gelas kimia 250 ml, gelas ukur 50ml, labu ukur 1000 ml dan 100 ml,
kertas saring, spatula. Adapun bahan yang digunakan pada percobaan yang
dilakukan adalah air kran, aquadest, larutan standar Cu 50 ppm.

2.2. Prosedur Kerja

2.2.1. Pembuatan Larutan Standar Induk Cu 50 ppm

Ditimbang serbuk logam Cu (99,9%) sebanyak 0,05 gram. Lalu dimasukkan


serbuk kedalam gelas kimia dan diisi dengan aquades dan HCl 10 ml.
Dilarutkan larutan dengan dipanaskan menggunakan hot plate. Ditambahkan
50 aquades setelah larutan tercampur dan di sarung menggunakan kertas
saring. Dimasukkan larutan kedalam labu ukur 1000ml dan ditambahkan
aquades hingga tanda batas. Dikocok larutan hingga homogen.

2.2.2. Pembuatan Larutan Standar (Cu)

Dipipet masing-masing larutan standar induk sebanyak 2ml; 4ml; 6ml; 8ml;
10 ml; dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml. Kemudian ditambahkan
aquades hingga tanda batas dan dihomogenkan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Percobaan

Pada percobaan dilakukan perhitungan absorbansi pada larutan standar Cu


menggunakan. Dapat dilihat besar Absorbansi larutan yang tercatat pada Atomic
Absorption Spectrophotometer (AAS) pada Tabel 3.1. Sebagai berikut.

Tabel 3.1 Data pengukuran besar Absorbansi pada larutan induk Cu dan
Samep pada alat Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS).
Nama Bahan Konsentrasi (ppm) Absorbansi
Larutan Blanko - 0,0008
Standar 1 2 0,0074
Standar 2 4 0,0208
Standar 3 6 0,0305
Standar 4 8 0,0490
Standar 4 10 0,0613
Sampel 0,3194444 0,0460

Tabel 3.2. Kadar tembaga dalam sampel


Sampel Kadar Tembaga (%)
Air Kran 0,0037647059%
Gambar 3.1 Kurva Kalibrasi Cu

Absorbansi Larutan Standar


0.0700

0.0600 R2=0,9946528414 0.0613

0.0500 0.0490
0.0400

0.0300 0.0305

0.0200 0.0208

0.0100
0.0074
0.0000
2.0000 4.0000 6.0000 8.0000 10.0000

3.2. Pembahasan

Pada percobaan ini bertujuan menentukan konsesntrasi dari larutan sampel


yaitu air kran dengan menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer
(AAS) dengan menggunakan prinsip hollow chatode lamp di dalamnya. Prinsip
penembakan sinar oleh hollow katoda adalah dalam katoda akan dipilih energi yang
cocok untuk menembakkan suatu atom menjadi suatu atom yang tereksitasi. Sinar
yang keluar dalam katoda dipilih hanya sinar dari eksitasi Cu,yaitu dengan cara
memprogram panjang gelombangnya yang sesuai dengan Panjang gelombang Cu
dimana Panjang gelombang Cu sebesar 325nm.
Pengukuran kadar Cu dengan menggunakan alat AAS pada kondisi atom gas,
sehingga larutan Cu yang encer mengalami pembakaran pada ruang pengkabutan
oleh O2 dan asetilena. Hasil dari atomisasi tersebut mengalami eksitasi menuju
tingkat energi yang lebih tinggi karena mendapatkan tambahan energi dari
tembakan Hollow Chatode Lamp tersebut. Setelah itu atom logam tersebut kembali
ke dasar dengan melepas energi yang diamati berupa warna nyala, dalam hal ini
warna nyala atom Cu berwarna biru tua. Sedangkan atom yang tidak diserap oleh
Hollow Chatode Lamp diteruskan kedetektor untuk dibaca dalam bentuk angka
absorbansi.
Pada grafik tersebut, di peroleh regresi (R2) sebesar 0,9946528414 hal ini
membuktikan bahwa keakuratan dalan menentukan konsentrasi cukup akurat,
dengan ini menunjukkan bahwa pada kurva tersebut terbentuk garis linier yang
lurus dengan sumbu x (konsentrasi) dan sumbu y (absorbansi). Dari persamaan
grafik tersebut dapat dilakukan perhitungan kadar Cu pada larutan sampel. Dari
perhitungan diperoleh kadar Cu dalam sampel sebesar 0,0037647059% dengan
konsentrasi 7,5294117647. Menurut Effendi (2003). Air tanah dapat mengandung
tembaga sekitar 12 mg/liter. Maka kadar Cu yang didapat pada percobaan
tergolong rendah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan analisis kadar Cu pada air kran di dapat


regresi (R2) sebesar 0,9946528414 hal ini membuktikan bahwa keakuratan dalan
menentukan konsentrasi cukup akurat, Dari persamaan grafik tersebut dapat
dilakukan perhitungan kadar Cu pada larutan sampel. Dari perhitungan diperoleh
kadar Cu dalam sampel sebesar 0,0037647059% dengan konsentrasi
7,5294117647. Kadar Cu yang didapat pada percobaan tergolong rendah.

4.2 Saran
Adapun saran pada saat percobaan analisis kadar Cu pada air kran
yaitu Praktikan menggunakan APD yang lengkap dan sesuai keperluan.
Sebelum melakukan praktikum hendaklah memahami modul. Praktikan
hendaklah teliti dan hati-hati dalam penggunaan bahan kimia pada saat
di Lab. Dan dalam pengolahan data diharapakan teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Khaira, K. (2014). Analisis Kadar Tembaga (Cu) dan Sengm(Zn) Dalam Air
Minum Isi Ulang Kemasan Galon di Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah
Datar. Jurnal Saintek, 2(6):1-2.

Supriyantini, E, dan Soenardjo, N. (2015). Kandungan Logam Berat Timbal


(Pb) Dan Tembaga (Cu) Pada Akar Dan Buah Mangrove Avicennia marina Di
Perairan Tanjung Emas Semarang. Jurnal Kelautan Tropis. 18(2): 3-4.

Yustisia, Aliya. 2012. Dampak Kelebihan dan Kekurangan Mikronutrien.


http;//www.futuremidwife.com. (diakses 26 May 2022).

Khopkar, S.M., 2008, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.

Rohman, A. (2007). Kimia Analisis Farmasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

A. Smith, Pustaka Sains Material. London: Usborne Publishing Ltd, 2001

K. Susila, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya,” in


Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA
Yogyakarta, 2012, p. K-195- K-202.

“MSDS,” 2017. [Online]. Available: www.sciencelab.com

S. P. D. Kunti, “Kemampuan Adsorspi Batu Pasir yang Dilapisi Besi Oksida


(Fe2O3) untuk Menurunkan Kadar Pb dalam Larutan,” J. Bumi Lestari, vol. 9, no.
2, pp. 254–262, 2009
LAMPIRAN A
PENGAMATAN
A.1 Tabel Pengamatan Pembuatan Larutan Standar Cu 50 ppm
No. Perlakuan Pengamatan

1. Ditimbang serbuk Cu sebanyak Serbuk logam Cu berwarna


0,05 gram dan dimasukkan ke biru.
dalam gelas kimia.
2. Ditambahkan aquades dan HCl Larutan berubah warna dari
sebanyak 10 ml (1:1) ke dalam bening menjadi sedikit
gelas kimia berisi serbuk Cu. kekuningan.
3. Larutan dipanaskan hingga serbuk Serbuk Cu larut dan larutan
Cu larut. berwarna kekuningan
transparan.
4. Ditambahkan aquades sebanyak 50 Larutan berubah warna
ml. menjadi bening.
5. Larutan disaring menggunakan Larutan Berwarna bening.
kertas saring dan dimasukkan ke
dalam abu ukur 1000ml, lalu
ditambahkan aquades hingga tanda
batas dan dihomogenkan.
A.2 Tabel Pengamatan Pembuatan Larutan Standar Cu
No. Perlakuan Pengamatan

1. Dipipet masing-masing 2ml; 4ml; Larutan berwarna bening


6ml; 8ml; 10ml larutan standar induk dan masing-asing labu
Cu 50 ppm ke dalam labu ukur 100ml. ukur diberi tanda.
2. Ditambahkan aquades hingga tanda Deret larutan standar Cu
batas labu ukur 100ml. mengandung 2;4;6;8;10
ppm Cu.
3. Dibuat larutan blanko, yaitu aquades Warna larutan blanko
yang dimasukkan ke dalam gelas bening.
kimia.
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
x y (x-x) (y-y) (x-x)2 (y-y)2 (x-x) (y-
y)
2 0.0074 -4 -0,0282 16 0,00079524 0,1128
4 0,0208 -2 -0,0148 4 0,00021904 0,0296
6 0,0395 0 0,0039 0 0,001521 0
8 0,0490 2 0,0134 4 0,00017956 0,0268
10 0,0613 4 0,0257 16 0,0066049 0,1028
x= 6 y= Ʃ= 0 Ʃ= 0 Ʃ= 40 Ʃ=0,00186954 Ʃ= 0,272
0,0356

b.1 Perhitungan R

∑(𝒙−𝒙)(𝒚−𝒚)
𝑹=
√∑(x−𝑥)2 −∑(y−𝑦)2

𝟎,𝟐𝟕𝟐
𝑹=
√𝟒𝟎 . 𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟖𝟔𝟗𝟓𝟒

𝟎,𝟐𝟕𝟐
𝑹=
𝟎,𝟐𝟕𝟑𝟒𝟔𝟐𝟐𝟒𝟔

𝑹 = 0,9946528414

b. 2 Perhitungan Slope

∑(𝒙−𝒙)(𝒚−𝒚)
𝒃= ∑(𝒙.𝒙)𝟐

𝟎,𝟐𝟕𝟐
𝒃=
𝟒𝟎

b = 0,0068
b. 3 Perhitungan nilai a

y = a + bx

0,0356 = a + 0,0068 . 6

0,0356 = a + 0,0408

a = 0,0356- 0,0408

a = -0,0052

b. 4 Konsentrasi Korelasi

 2 ppm
= -0,0052 + 0,0068 . 2
= 0,0084
 4 ppm
= -0,0052 + 0,0068 . 4
= 0,022
 6 ppm
= -0,0052 + 0,0068 . 6
= 0,0356
 8 ppm
= -0,0052 + 0,0068 . 8
= 0,0492
 10 ppm
= -0,0052 + 0,0068 . 10
= 0,0628
b.5 Perhitungan sampel air kran

abs = 0,0460

y = a + bx

0,0460 = - 0,0052 + 0,0068(x)

0,0512
X =
0,0068

X = 7,5294117647

b.6 Perhitungan kadar sampel

𝑉𝑡𝑐 .𝐶𝑗 .10−3


Air kran = 100%
𝑚𝑔

50 𝑝𝑝𝑚 (7,5294117647)10−3
Air kran = 100%
10000

Air kran = 0,0037647059%

Anda mungkin juga menyukai