Disusun oleh
R.E.M Fatuh Tedy Syamsiah
XI AK 1
Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Octavina selaku guru dari pelajaran Analisis
Titrasi Gravimetri yang telah memberikan tugas ini sehingga saya dapat bertujuan untuk
menambah wawasan dan memperluas pengalaman.
Akhir kata, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan
Makalah ini terdapat banyak kesalahan.Maka dari itu saya dengan kerendahan hati menerima
masukan, dan saran guna menyempurnakan makalah ini.Semoga Makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang....................................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................................................................. 4
C. Tujuan.................................................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................................................. 5
Tinjauan Pustaka/Kajian Teori............................................................................................................................ 5
A. Pengertian Pemanganometri................................................................................................................. 5
B. Sifat-sifat Asam Format......................................................................................................................... 7
C. Prinsip Kerja Titrasi................................................................................................................................ 8
D. Kelebihan dan Kekurangan Titrasi Permanganometri............................................................................8
E. Manfaat Titrasi Permanganometri......................................................................................................... 9
BAB III.............................................................................................................................................................. 10
METODE PENELITIAN....................................................................................................................................... 10
A. Prosedur Penentuan Kadar HCOOH Dengan Menggunakan Metode Permanganimetri.......................10
B. Alat dan Bahan..................................................................................................................................... 10
C. Kerangka Perhitungan.......................................................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP............................................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................... 14
B. Saran.................................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................ 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Titrimetri, dikenal juga sebagai titrasi,[1] adalah metode analisis kimia kuantitatif
yang umum digunakan untuk menentukan konsentrasi dari suatu analit yang telah
diketahui. Oleh karena pengukuran volume memainkan peran kunci dalam titrasi,
metode ini dikenal juga dengan analisis volumetri. Pereaksi, disebut juga sebagai titer
atau titrator[2] adalah larutan standar yang telah dipersiapkan. Titer dengan konsentrasi
dan volume yang telah diketahui bereaksi dengan larutan analit atau titran[3] untuk
menentukan konsentrasinya. Volume titer yang bereaksi disebut volume titrasi.
Titrasi balik adalah titrasi yang dilakukan secara terbalik; bukannya mentitrasi
sampel aslinya, tetapi sejumlah pereaksi standar ditambahkan berlebih secara
kuantitatif ke dalam sampel, dan kelebihannya dititrasi. Titrasi balik berguna jika titik
akhir titrasi balik lebih mudah diidentifikasi daripada titik akhir titrasi normal, seperti
pada kasus reaksi presipitasi. Titrasi balik juga berguna jika reaksi antara analit dan
pentiter berlangsung lambat, atau jika analit berupa padatan tak larut.
Meskipun titik ekivalen dan titik akhir titrasi sering dimaknai sama, sebetulnya
keduanya memiliki perbedaan. Titik ekivalen adalah penyelesaian reaksi secara teoretis:
volume pentiter yang ditambahkan pada saat jumlah mol pentiter sama dengan jumlah
mol analit. Titik akhir titrasi adalah titik yang secara nyata teramati, perubahan fisika
dalam larutan yang ditentukan oleh suatu indikator atau instrumen yang dinyatakan di
atas. Terdapat sedikit perbedaan antara titik akhir titrasi dan titik ekivalen titrasi.
Kesalahan ini merujuk pada kesalahan indikator, dan itu merupakan kesalahan taktentu.
Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium
permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas
titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Permanganometri juga bisa digunakan untuk
menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya.Cara titrasi permanganometri
ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik.
Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara
meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak
memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer.
Permanganat bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan
oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7 (Day, 1999).
Asam format atau asam formiat (nama sistematis: asam metanoat) adalah asam
karboksilat yang paling sederhana. Asam format secara alami antara lain terdapat pada
sengat lebah dan semut, sehingga dikenal pula sebagai asam semut. Asam format
3
merupakan senyawa antara yang penting dalam banyak sintesis bahan kimia. Rumus
kimia asam format dapat dituliskan sebagai HCOOH atau CH2O2.
Dalam lingkar asam yang dingin, KMnO4 bereaksi lambat dengan asam formiat,
sedangkan bila dipanaskan asam akan menguap. Oleh karena itu pengoksidasian dalam
suasana basa akan berlangsung dengan cepat, maka format mula-mula asam dititar
dengan kalium permanganat dengan penambahan natrium bikarbonat berlebihan,
kemudian endapan MnO2 yang terbentuk diasamkan dengan asam sulfat dan
direaksikan dengan asam oksalat yang ditambahkan berlebihan. Akhirnya asam oksalat
dititar dengan KMnO4.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana reaksi KMnO4 dalam lingkar asam yang dingin?
2. Mengapa kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas
lebih dari 100 tahun?
C. Tujuan
Tujuan dari menetapkan kadar HCOOH menggunakan prinsip-prinsip titrasi
reaksi reduksi-oksidasi dengan KMnO4.
Praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan
larutan, dan menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuatkadar hcooh dengan
metode permanganimetri ini adalah di dalam suatu sampel dengan titrasi
permagonometri dengan menggunakan larutan standar kalium permanganat (KmnO4)
4
BAB II
Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung dengan alat yang dapat
dioksidasi seperti Fe2+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya.
Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung
dengan permanganometri seperti:
1. Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat.
Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga
terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya
dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
2. Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam kromat. Setelah
disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku
FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh kromat tersebut dan sisanya dapat
ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
Dalam permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium
permanganat.Kalium permanganat telah digunakan sebagai zat pengoksid secara
meluas lebih dari seratus tahun.
Pereaksi ini mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan indikator kecuali
bila digunakan larutan yang sangat encer. Setetes permanganat 0,1 N memberikan
warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini
digunakan untuk menyatakan berlebihnya pereaksi yang digunakan.
5
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat
asam lemah, netral atau basa lemah. Dalam larutan yang bersifat basa kuat, ion
permanganat dapat tereduksi menjadi ion manganat (Mn2+) yang berwarna hijau.
Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat
karena reaksi tersebut tidak terjadi bolak balik, sedangkan potensial elektroda
sangat tergantung pada pH.
Reaksi yang terjadi antara permanganat dengan besi (II) pada proses titrasi
permanganometri adalah:
Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan
kelebihan permanganat. Warna pada titik akhir ini tidak tetap bertahan, setelah
beberapa lama lenyap kembali akibat reaksi antara kelebihan MnO 4- dengan ion
Mn2+ hasil titrasi:
Namun karena reaksinya sangat lambat, warna tidak segera hilang dan tidak perlu
menimbulkan keraguan apakah benar sudah tercapai titik akhir. Larutan dalam air
tidak stabil dan air teroksidasi dengan cara :
Penguraiannya dikatalisis oleh cahaya panas asam-basa, ion Mn(II) dan MnO2. MnO2
biasanya terbentuk dari dekomposisinya sendiri dan bersifat auto-katalitik. Untuk
mempersiapkan larutan standar KMnO4, harus dihindarkan adanya MnO 2. KMnO4
dapat distandarkan terhadap H2C2O4 :
6
format sering di sebut dengan asam semut. Asam format juga terdapat dalam
bermacam macam tumbuh-tumbuhanb dan binatang dalam jumlah yang kecil.
Dalam abad ke XVII, asam format untuk pertama kalinya dibuat dengan jalan
penyulingan dari sejenis semut yang mengandung asan format. Asam format yang
murni adalah suatu cairan jernih tak berwarna yang dapat menyebabkan kerusakan
kulit apabila terkena tetesan serta mempunyai bau yang khas dan tajam. Dalam
segala perbandingan asam format dapat larut dan bercampur dengan air, alkohol,
dan eter. Penggunaan asam format dalam industri tekstil, pada penyamakan kulit
dan sebagai "coagulant" dari lateks, desinfektan dan bahan
Pengawet pada industri farmasi, pada industri makanan ternak asam format
digunakan sebagai zat aditive anti salmonella dan mencegah infeksi flock pada
makanan ternak dan dalam jumlah yang kecil digunakan sebagai bahan campuran
pada industri kosmetika (Kirk and Othmer,1994).
7
Karena berat molekul rendah dan ke asaman yang tinggi Maka asam
format sangat baik digunakan sebagai "Acidifying agent"0
Bereaksi baik dengan alkohol yang akan membentuk Ester
2. Sifat thermodinamika dan fisika
a. Larutan yang tidak berwarna, hidroskopis
b. Titik didih = 100,5°C
c. Panas pembentukan = -97,8 kcal
d. Free energy = -82,7 kcal
e. Heat capacity (Cp) = 23,67 cal/°C
f. Entropy = 30,82/°C
Note : per gram mole 25°C
8
MnO4– + 3Mn2+ + 2H2O ---> 5MnO2 + 4H+
Oleh karena itu pula, penambahan pentiter pada proses titrasi harus sedikit
demi sedikit, agar kesalahan dalam menentukan titik akhir titrasi dapat
dihindari.
Waktu penelitian yang dilakukan untuk penentuan kadar HCOOH dengan metode
permanganimetri yaitu pada 18 Maret 2021.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Prosedur Penentuan Kadar HCOOH Dengan Menggunakan Metode
Permanganimetri
1) Timbang teliti 5 ml larutan sampel HCOOH, masukkan ke dalam labu ukur sebanyak
250 ml, encerkan hingga tanda batas, kemudian homogenkan.
2) Pipet sebanyak 25 ml, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml, tambahkan 2 ml
NaOH 1N, kocok.
3) Tambahkan sebanyak 25 ml KMnO4 standar, kocok, panaskan hingga tepat mendidih
4) Tambahkan 25 ml H2C2O4 standar (0,1 N), kocok, panaskan hingga 80C, kemudian
dititrasi oleh larutan KMnO4 standar hingga terbentuk warna pink muda.
10
- NaOH 1 N
- H2C2O4 standar 0,1 N
- Aqua DM
- Kertas hisap
C. Kerangka Perhitungan
Penentuan Kadar HCOOH Metode Permanganimetri
Persamaan reaksi
Reaksi yang terjadi jika sudah masuk pada penentuan ini antara lain :
Reaksi 1 :
HCOO-→ CO2 + H⁺ + 2e x3
MnO4⁻ + 2H2O + 3e⁻ → MnO2 + 4OH⁻ x2
Reaksi 2 :
C2O42⁻ → 2CO2 + 2e
Reaksi titrasi :
C2O42⁻ → 2CO2 + 2e x5
11
Reaksi:
Dasar Perhitungan
Titrasi ke- 1 2 3
Skala Akhir 12,90 ml 12,90 ml
Skala Awal 0,00 ml 0,00 ml
Volume Pemakaian 13,30 ml 12,90 ml
Warna TA Rose pucat Rose pucat
Paraf
DATA
PENIMBANGAN
Penimbanga
1.HCOOH 2.00
n
Alat&Zat 32,6348 g
Alat 27,5931 g
Zat 5,0417 g
12
Perhitungan (Toleransi Penimbangan)
5% x 5ml = 0,25ml
Maka,Ba(Batas Atas) = 5ml + 0,25ml = 5,25ml
Bb(Batas Bawah) = 5ml - 0,25ml = 4,75ml
Perhitungan %HCOOH
Dik : [KMnO4] = 0,1010N
Volume rata-rata KMnO4 = 12,90ml
Massa sampel larutan HCOOH = 5,0417g
Dit : %HCOOH
Jawab:
1) m.Ek KMnO4 total = (25ml + Vtitrasi) x [KMnO4]
= (25ml + 12,90ml) x 0,1010N
= 37,9ml x 0,1010N
= 3,8279 m.Ek
2) m.Ek H2C2O4 = 25ml x [H2C2O4]
= 25ml x 0,1N
= 2,5 m.Ek
3) m.Ek HCCOH = 0,305417g
4) %HCOOH = 100%
= 100%
= 6,06%
Maka, %HCOOH adalah = 6,06%
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permanganometri adalah teknik pengukuran penetapan kadar zat berdasar atas
reaksi oksidasi reduksi dengan KMnO4. Kalium permanganate merupakan oksidator kuat
dalam larutan yang bersifat asam, netral dan basa. KMnO4 perlu distandarisasi karena
sifatnya yang tidak stabil jika kontak dengan lingkungan. Praktikan hendaknya menjaga
agar larutan KMnO4 tidak tersinari oleh sinar matahari berhubung KMnO4 bereaksi
secara langsung dengan sinar matahari.
Pada saat pengukuran suhu, termometer tidak boleh menyentuh dasar beaker
glass untuk menghindari kesalahan pada pembacaan suhu.Warna yang di hasilkan pada
saat titrasi penentuan % HCOOH adalah Rose pucat. Dari hasil praktikum didapatkan
volume titrasi penentuan % HCOOH sebanyak 12,90 dan 12,90 Adalah = 6,06%, dari
hasil praktikun didapatkan %HCOOH adalah = 6,06% atau Adalah 6,06%.
B. Saran
1. Saat praktikum hendaknya dilakukan dengan teliti
2. Pengamatan ekivalen harus tepat
3. Sebelum ditambahkan asam oksalat, reaksi asam format dengan kalium
permanganat dilakukan pada suasana basa
4. Penambahan peniter harus sedikit demi sedikit, agar kesalahan dalam menentukan
titik akhir titrasi dapat dihindari
5. Pada saat pengukuran suhu, termometer tidak boleh menyentuh dasar beaker glass
untuk menghindari kesalahan pembacaan suhu
6. Saat praktik hendaknya menjaga larutan KMnO4 tidak terkena sinar matahari karena
KMnO4 bereaksi secara langsung dengan matahari
14
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.unpad.ac.id/jurnalilmuternak/article/view/443
https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_format
https://ardienataashari.blogspot.com/2015/10/penetapan-kadar-hcooh-dalam-larutan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Titrimetri#:~:text=Titrimetri%2C%20dikenal%20juga%20sebagai
%20titrasi,dikenal%20juga%20dengan%20analisis%20volumetri.
https://www.slideshare.net/gitaagustina13/analisis-titrimetri-kimia-analisi-dasar
https://muthiaura.wordpress.com/2012/06/16/titrasi-redoks-permanganometri/
https://yoeselynwangi.blogspot.com/2017/09/pengertian-permanganometri.html
https://www.temukanpengertian.com/2016/02/pengertian-permanganometri.html
https://www.slideshare.net/duanerror/permanganometri-35092205
http://eprints.ums.ac.id/47268/3/7.BAB%20I.pdf
http://lib.unj.ac.id/buku/index.php?p=show_detail&id=13889&keywords
https://wiwidhikaru.blogspot.com/2015/06/laporan-oh-laporan-permanganometri.html
http://distyaresti.blogspot.com/2014/07/metode-titrasi-reduksi-oksidasi.html
https://media.neliti.com/media/publications/277051-none-4d1824c5.pdf
https://www.academia.edu/36388951/TITRASI_PERMANGANOMETRI_doc
15