ANALISIS INSTRUMEN I
Oleh :
Kelas : AK 2A
Jurusan : KIMIA ANALISIS - IIA
Kelompok : AK 2A1 dan AK 2A2
A = - log T
1. Sumber cahaya
Untuk radisi kontinue :
Untuk daerah UV dan daerah tampak
Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontiniu pada gelombang
320-2500 nm.
Lampu hidrogen atau deutrium (160-375 nm)
Lampu gas xenon (250-600 nm)
Untuk daerah IR
Ada tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan :
Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%) Itrium oxida (38%)
dan erbiumoxida (3%)
Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).
Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom, panjang gelombang 0,4–20 nm
Spektrum radiasi garis UV atau tampak :
Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)
Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga
Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless dhischarge lamp)
Laser.
2. Pengatur Intensitas
Berfungsi untuk mengatur intensitas sinar yang dihasilkan oleh sumber cahaya agar
sinar yang masuk tetap konstan.
3. Monokromator
Berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis sesuai yang
dibutuhkan oleh pengukuran.
Macam-macam monokromator :
Prisma
Bentuk prisma ada 2 yaitu:
A. Cornu
Terbuat dari kaca berbentuk segitiga sama sisi(600)
Polikromatis
B. Litro
Terbuat dari kaca berbentuk segitiga siku-siku yang salah satu sisinya dilapisi
dengan cermin datar
sinar polikromatis
sinar monokromatis
4. Kuvet
Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah UV
digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.
5. Detektor
Fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran
yang dapat diukur.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor :
a. Kepekan yang tinggi
b. Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
c. Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
d. Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
e. Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Macam-macam detektor :
- Detektor foto (Photo detector)
- Photocell
- Phototube
- Hantaran foto
- Dioda foto
- Detektor panas
6. Penguat (amplifier)
Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca
oleh indikator.
7. Indikator
Dapat berupa :
a. Recorder
b. Komputer
Bagan kerja alat
SC PI M C D I
Warna MB = Biru
Warma MR = Merah
Warna HCl = Bening
Panjang gelombang max MB = 664nm
Panjang gelombang max MR = 517nm
VI. DATA DAN PERHITUNGAN
Data
Larutan ƛ max (nm) Absorban
MB 664 3,023
MR 517 2,052
Sampel 664 0,491
517 0,186
Perhitungan
Pembuatan metylen red ( MR) 0.1%
massa
MR = x 100%
volume
massa
0.1% = x 100%
50
Massa = 0.05 gram
Pembuatan metylen blue( MB) 0.1%
massa
MR = x 100%
volume
massa
0.1% = x 100%
50
Massa = 0.05 gram
Menemtukan konsentrasi larutan MB dan MR
C1V1 = C2V2
0.1% x 1ml = C2 x 25ml
C2 = 0,004%
Cx = 60.27
92768.3125
Cx = 0.00062973
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini yang dilakukan adalah analisa campuran dua komponen secara
langsung dengan spektrofotometri uv – vis. Dimana tujuan percobaan ini adalah
untuk mengetahui panjang gelombang dari larutan MB dan MR dengan
spektrofotometri uv – vis. Panjang gelombang maksimum dapat diketahui dengan
melihat nilai absorbansi maksimum yang terukur pada spektrofotometri uv vis untuk
panjang gelombang tertentu
Larutan yang digunakan untuk larutan standar adalah metylen blue dan metylen
red. Kemudian larutan ini diencerkan dengan menambahkan HCl. Pada percobaan ini
didapatkan panjang gelombang maksimum Metylen Blue (MB) adalah 664nm dengan
absorbannya yaitu 3.023, panjang gelombang maksimum Metylen Red (MR) adalah
517nm dengan absorbannya yaitu 2.052 dan panjang gelombang sampel 664nmdan
517nm dengan absorbannya yaitu 0.491 dan 0.186
Pada percobaan ini diperoleh konsentrasi Metylen Blue yaitu 0.00062973 dan
konsentrasi Metylen Red adalah 0.000029239 , pada percobaan ini tidak dapat
ditentukan nilai cx dan cy nya melalui eliminasi jika dilakukan eliminasi maka
didapatkan cxnya negative. Pada praktikum ini kami melakukan kesalahan yaitu pada
saat memasukkan larutan kedalam spektrofotometri kami lupa menghomogenkan
larutan sehingga hasilnya kurang baik.
Penentuan komposisi cxampuran sampel dsapat diketahui dari data absorban
untuk sampel pada ƛ1 dan ƛ2. Oleh karena itu akan ditentukan komposisi dua buah
senyawa, maka dibutuhkan dua buah persamaan yang kemudian dieliminasi untuk
memperoleh komposisi kedua senyawa tersebut didalam sampel. Jika terdapat lebih
dari dua komponen yang yang ingin dianalisis, maka jumlah persamaan pun
menyesuaikan dengan jumlah komponen yang akan dianalisis