Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

PENENTUAN pH LARUTAN I & II

NAMA : BERLIANA INDAH OKTARISA

KELAS : AK IA

BP : 1920009

POLITEKNIK ATI PADANG

2019/2020
PENENTUAN pH LARUTAN 1 dan II

1) Tujuan
• Membuat larutan asam dan basa dalam berbagai konsentrasi
• Mengukur pH larutan dengan menggunakan berbagai indikator
• Memilih indikator yang sesuai dengan pH
2) Prinsip dasar

Dalam menentukan pH keasaman suatu larutan digunakan beberapa prinsip,


yaitu indikator universal, indikator kertas,dan pH meter. Masing-masing dari ke 4
hal tersebut memiliki persamaan yaitu mencelupkan indikator kelarutan asam yang
akan diuji untuk menentukan pH keasaman dari suatu larutan tersebut.

3) Teori dasar

Konsep asam basa didasarkan pada beberapa sifat yang ditunjukkan.


oleh sekelompok senyawa dalam larutannya pada air. Dalam larutan air, asam akan
menghasilkan ion H+ dan basa menghasilkan OH-. Kedua ion tersebut akan bereaksi
membentuk H2O sehingga larutan yang akan terbentuk bersifat netral.

Reaksi ionisasi air adalah H2O → H+ + OH-

Berdasarkan percobaan pada air murni diperoleh [H+] atau [OH-] masing-masing
10-7. Disosiasi air dapat dipandang sebagai suatu reaksi kesetimbangan,sehingga
dapat ditulis:

H2O ⇌ H+ + OH-

Harga tetapan kesetimbangan air (kw) diperoleh dengan mengalikan[H+] dengan


[OH–] sehingga diperoleh persamaan:

Kw = [H+]x [OH-] = 10-14


Jika larutan mengandung asam,berarti menambah jumlah H+, dan akan menggeser
kesetimbangan ke kiri sampai tercapai kesetimbangan baru. Pada keserimbangan
baru, konsentrasi H+ lebih besar dari pada OH-, tetapi perkaliannya tetap 10-14. Hal
yang sama akan terjadi bila air ditambah basa sehingga dicapai kesetimbangan baru
dengan nilai [OH-] > [ H+] dan perkaliannya tetap 10-14.Berdasarkan konsentrasi ion
tersebut, larutan dapat dibagi tiga yaitu:

• Larutan asam : [H+] > [OH-]


• Larutan netral :[H+] = [OH-] = 10-7
• Larutan basa : [H+] < [OH-]

Skala pH adalah logaritma negatif [H+], [OH-], atau kw secara matematika ditulis
dengan rumus :

• pH = -log[H+]
• pOH = -log[OH-]
• pKw = -logKw

Indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya larut dalam larutan
asam maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah pada pH yang sama.
Perubahan indikator tergantung pada [H+] dalam larutan, maka indikator asam basa
dapat digunakan untuk memperkirakan keasaman atau kebasaan suatu larutan.

Pada tahun 1884,syante August menyatakan bahwa sifat asam dan basa suatu
zat ditentukan oleh jenis ion yang dihasilkan dalam air. Asam adalah senyawa yang
melepaskan H+ dalam air. Setelah diteliti ternyata [H+] atau proton tidak mungkin
berdiri bebas dari dalam air, tapi berikatan koordinasi dengan oksigen air
membentuk ion hidronium (H3O-)alam larutan air. Molekul asam yang melepaskan
1,2,3 proton H+ disebut asam mono, di, dan poliprotik. Reaksi bertahap sesuai
dengan jumlah proton seperti HNO3,H2SO4, dan H3PO4.

HCl → H+ + Cl- ( asam monoprotik )

H2SO4 → 2H+ + SO42- ( asam diprotik)


Cara menghitung pH larutan asam poliprotik, baik yang kuat maupun yang
lemah,akan berbeda dari yang monoprotik,karena yang poliprotik mempunyai dua
atau lebih kesetimbangan ion. Perhitungan pH larutan asam poliprotik kuat berbeda
dari basa poliprotik kuat, karena perbedaan senyawanya.

Sedangkan pada tahun 1923, Johanes Nicolas brosted dan Thomas martin
lowry menyatakan bahwa asam adalah pemberi Proton. Menurut lewis asam adalah
penerima pasangan elektron. Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai
zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi pembentukan ion
positif.

Indikator untuk mengukur pH larutan:

Nama Trayek pH Warna asam Warna basa


Kuning 2-3 Merah Kuning
metil
Dinitrofenol 2,4 – 4,0 Tb Kuning
Metil Jingga 3,1 – 4,4 Merah Kuning
Metil merah 4,2 – 6,3 Merah Kuning
Lakmus 6-8 Merah Biru
Fenolfetalin 8 - 10 Tb Merah
Timolfetalin 10 - 12 Kuning Ungu
Trinitro 12 - 13 Tb Jingga
Benzena
Bila beberapa indikator dicampur akan menghasilkan perubahan warna
dalam berbagaibdaerah pH. Indikator campuran ini disebut indikator universal,
karena dapat menentukan pH dalam berbagai nilai. Indikator jenis ini dibuat dalam
bentuk kertas agar praktis memakainya. Penentuan pH dengan indikator tak begitu
teliti ,karena membandingkan warna cukup suliy dan bersifat subjektif. Cara yang
tepat harus dengan alat yang disebut pH meter,yaitu dengan mencelupkan elektroda
ke dalam larutan yang akan diperiksa.
Indikator asam basa adalah asam lemah, yang asam tak terion ( Hln )
mempunyai warna yang berbeda (waran1) dengan warna anionnya (warna2). Jika
sedikit indikator dimasukkan kedalam larutan, larutan akan berubah menjadi warna
1 atau warna 2, tergantung pada apakah kesetimbangan bergeser ke arah asam atau
anion. Arah pergeseran kesetimbangan dalam reaksi tergantung pada [H 3O+], atau
dengan kata lain pada pH.

Hln + H2O ⇌ H3O+ + ln

(warna 1) (warna 2)

Untuk menilai trayek pH yang dapat menunjukkan kerja indikator,


dirumuskan melalui persamaan berikut :

pH = pKa + log [ln-]/[Hln]

Air yang dipakai sehari-hari bukanlah air murni,tetapi mengandung


berbagai zat terlarut yang tidak diketahui dengan pasti. Bila mengandung
senyawa elektrolit, kemungkinan air akan bersifat asam atau basa, yang dapat
ditentukan dengan kertas lakmus. Jika,setelah dicelupkan kertas lakmus
menjadi merah, menandakan air bersifat asam, dan bila biru bersifat basa.
Kertas lakmus adalah kertas yang mengandung suatu senyawa yang disebut
indikator,yaitu yang mempunyai warna khusus pada pH tertentu. Dengan
mengubah pH larutan, warna indikator juga dapat berubah dengan sendirinya.

Secara umum indikator adalah asam atau basa yang membentuk


kesetimbangan air. Asam lemah(Hln) tersebut mempunyai warna berbeda dengan
anionnya ( ln ). Mata manusia hanya bisa melihat warna 1 bila perbandingan itu >
10, dan terlihat warna 2, bila perbandingan itu <0,1 berarti perubahan warna
akan terlihat bila konsentrasi H+ berubah 100x, dan setara dengan perubahan
pH sebesar dua satuan. Daerah perubahan warna indikator bergantung pada
nilai pKa atau pKb indikator. Sebagai contoh bromtimol biru dengan pKa = 6,3
Hln nya bewarna kuning dan ln- nya bewarna biru warna kuning mulai
terlihat pada
pH = pKa – log 10/ 1

= 6,3 – 1 = 5,3

Perubahan warna biru : pH = pKa – log 1/10

= 6,3 + 1 = 7,3

Perubahan warna kuning ke biru dari indikator ini terjadi pada pH 5,3 –
7,3, tetapi dari hasil pengamatan ternyata sekitar 6,0 – 7,6. Jadi, suatu
indikator mempunyai perubahan warna pada pH tertentu.

Perubahan warna yang terjadi pada rentang pH berbeda. Metil orange


mempunyai warna merah dibawah pH 3,0 dan mempunyai warna kuning diatas pH
4,2. Fenolftalin tidak bewarna dibawah pH 8,3 dan bewarna merah diatas pH
10.Metil merah bewarna kuning diatas pH 6,3. Antara kedua pH tersebut terdapat
warna antara trayek perubahan warna indikator.

4) Perhitungan
• HCl 0,01M.
A) pH = 2
[ HCl ] = 0,01 M
pH = - log [H+]
pH = - log 0,01
=2
B) pH = 3
V2 x M2 = V3 x M3
1ml x 0,01M = 10 ml x M3
M3 = 0,001M
pH = - log [ H+]
= - log 1o-3
pH= 3
C) pH = 4
V3 x M3 = V4 x M4
1ml x 0,001M = 10ml x M3
M3 = 0,0001M
pH = - log [ H+ ]
= - log 10-4
pH = 4
D) pH = 5
V4 x M4 = V5 x M5
1 x 0,00001= 10 ml x M4
M4 = 10-5
pH = - log [ H+ ]
= - log 10-5
E) pH = 6
V5 x M5 = V6 x M6
1ml x 10-5M = 10ml x M6
M6 = 10-6
pH = - log [ H+ ]
= - log 10-6
pH = 6

• NaOH 0,01M
A) pH = 12
[ NaOH ] = 0,01 M
pOH = - log [ OH-]
= - log 0,01
=2
pH = 14 – pOH
= 14 – 2 = 12
B) pH = 11
V11 x M11 = V12 x M12
10 ml x M11 = 1 ml x 0,01M
M11 = 0,001
pOH = - log [ OH -]
= - log 0,001
pOH = 3
pH = 14 – pOH
pH = 14 – 3 = 11
C) pH = 10
V10 x M10 = V11 x M11
10 ml x M10 = 1 ml x 0,001
M10 = 10-4
pOH = - log [ OH-]
pOH= - log 10-4
=4
PH = 14 – pOH
= 14 – 4 = 10
D) pH = 9
V9 x M9 = V10 x M10
10 ml x M9 = 1 ml x 10-4
M9 = 10-5
pOH = - log [ OH-]
= - log 10-5
pOH = 5
pH = 14 – pOH
= 14 – 5 = 9
E) pH = 8
V8 x M8 = V9 x M9
10 ml x M9 = 1 ml x 10-5
M9 = 10-6
pOH = - log [ OH -]
= - log 10-6
pOH = 6
pH = 14 – pOH
= 14 – 6 = 8

5) Metodologi
A) Alat
• Tabung reaksi → tempat mereaksikan zat
• Rak tabung reaksi → meletakkan tabung reaksi
• Gelas piala → wadah sampel
• Pipet tetes → untuk mengambil zat
• Kertas pH → menentukan pH suatu zat
B) Bahan
• HCl 0,1M → pembuatan sampel pH 3 – 6
• NaOH 0,1M → pembuatan sampel pH 11 – 8
• Kertas lakmus → penentuan sifat asam atau basa
• Indikator universal → untuk mengukur pH masing-masing
larutan
• Indikator phenolftalin → untuk mengetahui perubahan warna
baru
• Indikator metil orange → indikator penentu warna
• Indikator metil merah → indikator penentu warna
• Indikator brom timol biru → indikator penentu warna
• Indikator kuning alizarin → indikator penentu warna
C) Prosedur praktikum
pH larutan 1
➢ Daerah asam, pH 2 sampai pH 6
1. Diisi tabung reaksi dengan larutan HCl 0,01M
2. Dibuat larutan pH 3 sampai pH 6 dengan melakukan
pengenceran larutan mulai dari pH 3 samapi pH 6, untuk
mempeeoleh pH 3 diambil 1ml pH 2 lalu ditambah 9 ml air
atau aquades. Dengan cara yang sama buatlah pH 4 sampai
pH 6
➢ Daerah basa pH 8 sampai pH 12

1. Diisi tabung reaksi dengan larutan NaOH0,01M


2. Dibuat larutan pH 11 sampai pH 8 dengan melakukan
pengenceran larutan mulai dari pH 11 samapi pH 8, untuk
mempeeoleh pH 11 diambil 1ml pH 12 lalu ditambah 9 ml
air atau aquades. Dengan cara yang sama buatlah pH 10
sampai pH 8
➢ Perubahan warna pada pH tertentu
1. Diberi label tabung yang berisi pH 2 sampai pH 12
2. Digunakan indikator universal untuk mengukur pH masing
– masing larutan
3. Diambil 1 ml larutan pH 2 samapi pH 12 lalu masukkan
kedalam tabung reaksi lain dan beri label
4. Ditambahkan 3 tetes indikator PP pada setiap tabung , lalu
camati perubahan warna
pH larutan II
1. Diambil 1 ml larutan pH 2 sampai pH 12,masukkan kedalam
tabung reaksi
2. Ditambahkan 2 tetes indikator PP
3. Ditentukan trayek pH indikator dengan melihat perubahan
yang terjadi,setelah penambahan indikator
4. Diulangi percobaan 1 – 3 menggunakan indikator metil
orange, metil merah ,.biru brom timol dan kuning alizarin
D) Skema kerja
pH larutan 1
➢ Daerah asam, ph 2 sampai 6

Larutan HCl 0,01M + 1ml larutan pH 3 + 9ml


aquades 9ml (pH 3) aquades

Untuk pH 5 – 6 dilakukan hal yang sama

➢ Daerah basa, ph 8 sampai 12

Larutan NaOH 0,01M + 1ml larutan pH 11 +


aquades 9ml (pH 11) 9ml aquades
Untuk pH 9 – 8 dilakukan hal yang sama

➢ Perubahan warna pada pH tertentu


1 ml larutan pH 2 – 12
kedalam masing – 2 tetes indikator PP
masung tabung

Lihat perubahan warna untuk menentukan trayek pH

Lakulan percobaan 1 – 3 menggunakan metil orange,


merul merah, kuning alizarin

6) Jawaban pertanyaan
1. Apakah warna larutan asam setelah ditetesi dengan indikator PP dan
apa warna larutan basa ?
• Larutan asam tidak berwarna,larutan basa berwarna pink
2. Apakah yang dimaksud dengan pH?
• pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki
suatu larutan
3. Apabila 0,01 mol HCl dan 0,01 mol NaOH masing – masing
dilarutkan , tentukanlah molaritas , konsentrasi H+ , dan pH masing
– masing larutan!
• Diket : n HCl 0,01 mol
n NaOH 0,01 mol
V = 10 L
Dit : molaritas,konsentrasi H+ dan pH masing – masing
larutan
Jawab : M = n/V
= 0,01 : 10 = 0,001 M
[H+] = xa . Ma
= 1 . 0,001 = 0,01
pH = - log [H+]
= - log 0,001 = 3

pOH = - log [OH-]


= -log 0,001 = 3
pH = 14 – pOH
= 14 – 3 = 12
4. Aturan keselamatan yang harus diperhatikan ?
1) Menggunakan jas lab dan perlengkapan lainnya
2) Hati – hati menggunakan alat
3) Hati – hati dalam pengamatan warna dan pemberian label,jangan
sampai tertukar
4) Hati – hati dalam melakukan pengenceran

7) Daftar pustaka
Acid base indicator, pradeep, Jelyendira D. 2013. Indian Instute of
Science education. India
Anwar, Hazil. 2020. Penuntun praktikum Kimia Dasar II. Padang. ATIP
Locks, E. Brady. Kimia universitas. Jakarta. Gramedia
PH of solution, Peirce,Jeffrey. 1998. Science Direct
Syukri, s. 1999. Kimia Dasar II. Bandung . ITB

Anda mungkin juga menyukai