Kompetensi Dasar :
4.10 Mengajukan ide/gagasan tentang penggunaan indikator yang tepat untuk
menentukan keasaman asam/basa atau titrasi asam/basa.
1. Tujuan Eksperimen
Memperkirakan pH berbagai macam larutan dengan menggunakan indikator.
2. Teori
Setelah dilakukan pengukuran dengan cermat, ternyata air murni
mengandung ion dalam jumlah kecil sekali. Hal tersebut disebabkan oleh
terjadinya reaksi asam basa karena molekul air (autoinisasi) dan membentuk
kesetimbangan.
H2O + H2O ↔ H3O+ + OH-
Dengan kata lain, air adalah elektrolit sangat lemah, dan bila H 3O+,
disederhanakan menjadi H+, maka kesetimbangan itu ditulis sebagai.
H2O ↔ H+ + OH
Dengan
[H+][OH−]
Kc = [H2O]
Derajat ionisasi (α) air sangat kecil, maka jumlah air yang terion dapat
diabaikan sehingga konsentrasi yang tidak terion dapat dianggap konstan.
Kc [H2O] = Kw = [H+][OH-]
Kw adalah konstanta ionisasi air. Pada suhu kamar (25℃), nilai Kw = 10-14
sehingga dalam air murni terdapat.
[H+] = [OH-] = √𝐾𝑊 = akar 10-14 = 10-7
Nilai Kw = 10-14 tidak hanya untuk air murni tetapi juga larutan asam atau
basa, karena ada kesetimbangan ion.
H2O ↔ H+ + OH-
Hubungkan nilai [H+] dan [OH-] dalam larutan, sehingga perkaliannya (Kw) =
10-14 pada suhu kamar (25°𝐶) air mempunyai pH + pOH = pKw = 14
Kriteria untuk menentukan larutan bersifat asam, basa, atau netral adalah
sebagai berikut :
Larutan [H+] [OH-] pH pOH