PENDAHULUAN
Ka (H2O) memiliki harga yang tetap, pada suhu tetap dan dikenal
sebagai terapan air atau Kw = [H+] [OH-]
Perbandingan molekul air yang terionisasi seperti pada persamaan :
Sangat kecil, sehingga konsentrasi air H2O dapat dikatakan konstan. Maka
diperoleh persamaan :
Ka . H2O = [H+] [OH-]
Untuk mengukur penentuan pH dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu dengan menggunakan alat pH meter dan kertas indikator universal.
Namun yang digunakan adalah kertas indikator universal.
I.2.1 Penentuan pH dan Ka Suatu Larutan
PH adalah istilah yang sering digunakan untuk mengukur derajat
keasaman suatu larutan. PH juga dapat diartikan exponent miqrogen.
Besarnya pH dirumuskan logaritma dari konsentrasi [H+] dengan tanda (-).
Rumus pH = - log [H+]
Ka adalah harga yang diberikan untuk tetapan kesetimbangan asam
dan merupakan ukuran kekuatan asam. Untuk asam kuat harga Ka antara 103
sampai dengan 10-2, sedangkan asam lemah memiliki harga Ka lebih kecil (
103 … dst ). Dari reaksi ionisasi asam lemah CH3COOH <--> CH3COO- + H+
Sehingga rumusnya :
I.2.2 Asam
Asam ( yang sering diwakili dengan rumus HA ) secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Terdapat tiga definisi yang umum
diterima dalam kimia :
Arrhenius : menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang
meningkatkan konsentrasi ion hydronium ( H3O+ ) ketika dilarutkan
dalam air.
Bronsted-Lowry : menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton
kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan
asam – basa konjugat.
Lewis : menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan electron
dari basa. Definisi ini dapat mencakup asam yang tidak mengandung
hydrogen atau proton yang tidak dapat dipindahkan.
Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat member proton (
ion H+) kepada zat lain ( yang disebut basa ), atau dapat menerima pasangan
electron bebas dari suatu basa.
1. Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang dapat terionisasi 100 % dalam air.
Asam kuat memiliki derajat ionisasi 1. Coontoh asam kuat : asam korida
(HCl), asam bromide (HBr), asam Yodida (HI), asam nitrat (HNO3), asam
sufat (H2SO4), asam korat (HClO3), asam perklorat (HClO4). HCl dikatakan
asam kuat karena jumah HCl-nya lebih kecil dari jumlah H+.
2. Asam Lemah
Asam lemah adalah asam yang tidak dapat terionisasi dengan
sempurna sebagian besar asam organic adalah asam lemah. Contoh asam
lemah : Asam Florida (HF), Asam Sianida (HCN), asam asetat (CH3COOH),
asam sulfide (H2S), asam karbonat (H2CO3), asam sulfit (H2SO3), asam
pospat (H3PO4).
I.2.3 Basa
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika
dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditunjukkan untuk
unsure / senyawa kimia yang memiliki pH ebih dari 7. Kaustik merupakan
istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat
dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa
tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa
tersebut.
Sifat – Sifat Basa :
Kaustik
Rasanya pahit
Licin seperti sabun
Niai pH lebih dari 7
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Dapat menghantarkan arus listrik
1. Basa Kuat
Basa kuat adaah basa yang dapat terionisasi 100% dalam air.
Umumnya basa ini merupakan senyawa yang tersususn dari ion golongan IA
dan IIA dengan ion hidroksida.
Contoh basa kuat : NaOH, Ca(OH)2 , Sr(OH)2 , KOH dan LiOH.
2. Basa Lemah
Basa lemah adaah basa yang tidak dapat terionisasi dengan
sempurna. Contoh basa lemah : Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2) ,
Alumunium Hidroksida (Al(OH)2).
III.3 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan daerah perubahan
warna suatu indikator menentukan pH suatu larutan dengan menggunakan
indikator universal, menntukan Ka suatu asam yang diketahui pH dan
konsentrasinya, dan membandingkan harga pH suatu larutan dengan
menggunakan indikator univesal.
Dalam praktikum ini digunakan beberapa indikator yaitu bromo cresol
hijau, bromo fenol blue, dan metil merah, indikator universal dan pH meter.
Padapraktikum ini hal pertam yang dilakukan mengamati perubahan warna pada
larutan buffer yang ditetesi beberapa indikator, yaitu CH3COONa 0,1 N, NH4Cl
0,1 N dan air ledeng. Larutan buffer berubah warna setelah diberi indikator karena
terjadi ionisasi indikator terhadap larutan buffer. Pengujian sampel bertujuan
untuk membandingkan pH sampel dengan indikator universal, indikator asam
basa, dan pH meter.
Pada pengujian dengan menggunakan CH3COONa nilai pH
menggunakan indikator universal 7, menggunakan pH meter 7,74 dan indikator
asam basa untuk indikator bromo cresol hijau pH 7 – 10, bromo fenol blue pH 5 –
10, dan metil merah pH 7 – 10. Pada sampel NH4Cl nilai pH menggunakan
indikator universal 6, menggunakan pH meter 5,93 dan indikator asam basa untuk
indikator bromo cresol hijau pH 7 – 10, bromo fenol blue pH 5 – 10, dan metil
merah pH 5. Pada sampel air ledeng nilai pH menggunakan indikator universal 6,
menggunakan pH meter 6,98 dan indikator asam basa untuk indikator bromo
cresol hijau pH 7 – 10, bromo fenol blue pH 5 – 10, dan metil merah pH 7 – 10.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari setiap sampel larutan
diperoleh nilai pH yang akurat dengan menggunakan pH meter karena
mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi dibandingkan dengan indikator
universal, hal ini disebabkan karena indikator universal yang merupakan
gabungan dari beberapa indikator yaitu metil jingga (trayek: 2,9 – 4,0), metil
merah (trayek: 4,2 – 6,3), bromo timol biru (trayek: 6,0 – 7,6) dan fenolftalein
(8,3-10,0) indikator – indikator itu memberi warna yang berbeda tergantung pada
pH larutan ini menunjukan bahwa indikator universal hanya dapat menunjukan
hasil yang sama dengan indikator senyawa tertentu. Jika dibandingkan hasilnya
memiliki keakuratan yang cukup bagus yaitu hanya satu angka. Sedangkan jika
dibadingkan dengan indikator asam basa menghasilkan nilai pH yang berbeda-
beda. Terjadi trayek merupakan akibat keseimbangan, hasil yang diperoleh pada
indikator asam basa tidak akurat karena menggunkan perbedaan warna dengan
kata lain kemampuan untuk membedakan warna itu terbatas.
Kemudian praktikum dengan tujuan menentukan Ka (konsentrasi asam)
pada suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Berdasarkan pengamatan
pH larutan HCl yang konsentrasinya tinggi memiliki harga Ka yang tinggi, begitu
juga dengan sampel larutan CH3COOH.
Hubungan H+ dengan harga Ka adalah semakin kuat suatu asam maka
reaksi kesetimbangan akan condong ke kanan. Harga ka mencerminkan kekuatan
asam.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 KESIMPULAN
1. - Indikator bromo cresol hijau berwarna kuning pada pH 1 – 3, berwarnaa
hijau tosca pada pH 4, berwarna biru pada pH 5 – 10
- Indikator bromo fenol blue berwarna kuning pada pH 1 – 2, berwarna
hijau kekuningan pada pH 3, berwarna ungu kemerahan pada pH 4,
berwarna ungu pada pH 5 – 10.
- Indikator Metil merah berwarna pink pada pH 1- 4 , berwarna merah
pada pH 5, berwarna orange pada pH 6, berwarna kuning pada pH 7 – 10.
2. Setiap sampel larutan diperoleh nilai pH yang akurat dengan
menggunakan pH meter karena mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi
dibandingkan dengan indikator universal.
3. pH larutan HCl yang konsentrasinya tinggi memiliki harga Ka yang tinggi,
begitu juga dengan sampel larutan CH3COOH.
Ka HCl 0,1 N : 2,95 × 10-2
Ka HCl 0,01 N : 4,3651 × 10-3
Ka CH3COOH 0,1 N : 60,2548 × 10-7
Ka CH3COOH 0,01 N : 7,2441 × 10-6
VI.2 SARAN
1. Lebih teliti memperhatikan prosedur kerja
2. Melakukan penetuan pH dengan menggunakan indicator universal
terlebih dahulu lalu dengan menggunakan larutan indicator asam – basa.
3. Memastikan alat yang digunakan dalam praktikum bersih
DAFTAR PUSTAKA
Day, R., A., dan Underwood, A., L., 2002, “Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam”, Jakarta : Erlangga
Sutresna, N., 2007, “Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XI”, Bandung : Grrafindo
Media Pratama
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Menentukan Ka dari larutan HCl 0,1 N
pH HCl 0,1 N = 1,53
pH = - log [ H+]
1,53 = - log [H+]
[H+] = 2,95 × 10-2
[𝐻 + ][𝐶𝑙 − ]
Ka =
[𝐻𝐶𝑙]
= 2,95x10−2
pH = - log [H+]
2,36 = - log [H+]
[H+] = 4,3651 × 10-3
[𝐻 + ][𝐶𝑙 − ]
Ka =
[𝐻𝐶𝑙]
= 4,3651x10−3
[𝐻 + ]2
Ka =
[𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻]
[7,7624 𝑥 10−4 ]2
=
[10−1 ]
= 60,2548x10−7
pH = - log [H+]
3,57 = - log [H+]
[H+] = 2,6915x10-4
[𝐻 + ]2
Ka =
[𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻]
[2,6915 𝑥 10−4 ]2
=
[10−2 ]
= 7,2441x10−6