Hin H+ + In-
In OH In+ + OH-
Dapat dikatakan bahwa untuk seseorang dengan penglihatan yang normal dapat
mengamati warna basa jika
Akan diperoleh:
∆ pH = ± 2
•Suatu contoh suatu indikator dengan pKIn sama dengan 5 dan warna asamnya
merah dan warna basanya kuning.
•Perbandingan kedua warna sesuai dengan perubahan pH seperti tertera pada tabel
berikut:
Perbandingan berbagai bentuk warna indikator pada berbagai pH
pH
Perbandingan HIn/In- Warna
Larutan
1 10.000 : 1 Merah
2 1.000 : 1 Merah
3 100 : 1 Merah
4 10 : 1 Merah
5 1 : 1 Jingga
6 1 : 10 Kuning
7 1 : 100 Kuning
8 1 : 1000 kuning
Daerah perubahan warna pH, yakni dari merah ke kuning sebanyak 2 satuan
disebut ‘Daerah Perubahan Indikator” atau ‘Interval warna Indikator”
Beberapa Indikator Asam basa
Perubahan Warna
Daerah Transisi
Indikator Asam
pH Basa
Metil Violet 0,5 – 1,5 Kuning Biru
1,2 – 2,8 Merah Kuning
Timol Biru
8,0 – 9,6 Kuning Biru
Metil kuning 2,9 – 4,0 Merah Kuning
Metil Jingga 3,1 – 4,4 Merah Kuning
Bromkresol hijau 3,8 -5,4 Kuning Biru
Metil Merah 4,2 – 6,3 Merah Kuning
Klorofenol Merah 4,8 -6,4 Kuning Merah
Bromtimol Biru 6,0 – 7,6 Kuning Biru
Fenol merah 6,4 – 8,0 Jingga Kuning
Merah Netral 6,8 – 8,0 Merah Kuning jingga
7,4 – 9,0 Kuning Ungu
Kresol Ungu
1,2 – 2,8 Merah Kuning
Fenolftalein 8,0 – 9,6 Tak berwarna Merah
Timolftalein 9,3 – 10,5 Tak berwarna Biru
Alizarin kuning 10,1 – 12,0 Tak berwarna Violet
MACAM INDIKATOR ASAM-BASA
Kebanyakan indikator asam basa dapat digolongkan dalam lebih dari 10 jenis yang
di dasarkan atas strukturnya, diantaranya:
1. Indikator Ftalein
Kebanyakan indikator ftalein tidak berwarna dalam larutan asam dan mempunyai
berbagai warna dalam suasana basa
Sifat:
a. Dalam larutan basa kuat warnanya dapat memudar
b. Tidak melarut dalam air
c. Melarut dengan baik dalam alkohol
Kebanyakan jenis indikator ini mempunyai dua perubahan warna. Salah satu warna
terjadi dalam suasana asam yang lainnya dalam suasana netral atau basa
Sifat:
a. Warna basa stabil dalam larutan basa kuat
b. Biasa dilarutkan dalam NaOH encer
•Dalam beberapa titrasi titik akhir terletak dalam perubahan pH yang sangat kecil
•Sebagai indikator yang peka terhadap perubahan ini biasanya digunakan indikator
campuran
Indikator campuran adalah indikator yang terdiri dari sekurang-kurangnya dua indikator.
Pasangan indikator tersebut harus mempunyai warna komplementer pada suatu pH
tertentu.
Contoh: Indikator Universil yang terdiri dari campuran metil jingga, metil merah,
bromtimol biru dan fenoftalein
pH Warna
3 Merah
4 Merah-Jingga
5 Jingga
6 Kuning
7 Kuning Hijau
8 Hijau Biru
9 Biru
10 Violet
KURVA TITRASI ASAM BASA
Asam kuat dan basa kuat terurai sempurna dalam air. Oleh
karena itu konsentrasi ion hidrogen dan ion hidroksida selama
titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam dan basa
1. Perhitungan pH mula-mula
Sebelum ditambahkan basa larutan HCl 0,1 M
pH = - log[H+ ]
pH = - log 0,1
pH = 1
2. Setelah di tambah 10 mL NaOH 0,1 M
Jumlah HCl yang tinggal =mmol HCl awal – mmol NaOH
=(50 x 0,1) –(10 x 0,1) = 4 mmol
Konsentrasi HCl = mmol HCl yang tinggal/volum total
= 4 mmol/60 mL
= 0,06667 M
Jadi pH = - log 0,06667
= 1,18
3. Setelah di tambah 25 mL NaOH 0,1 M
Jumlah HCl yang tinggal =mmol HCl awal – mmol NaOH
=(50 x 0,1) –(25 x 0,1) =
2,5mmol
Konsentrasi HCl = mmol HCl yang tinggal/volum total
= 2,5 mmol/75 mL
= 0,0333 M
Jadi pH = - log 0,0333
= 1,48
4. Setelah ditambah 50 mL NaOH 0,1 M
Terjadi reaksi sempurna, reaksi penetralan, pH = 7
= 1,75 x 10-5
1. Perhitungan mula-mula:
Sebelum di tambah basa, larutan HOAc 0,1 M
pH = 2,88
2. Setelah di tambah 10 mL NaOH
3. Setelah di tambah 25 mL NaOH 0,1 M
4. Setelah ditambah 50 mL NaOH 0,1 M (titik ekivalensi)
pOH = 5
pH = 9
Dengan cara tersebut di atas di dapat data seperti di bawah ini:
Volum NaOH yang ditambahkan
pH
(mL)
0
10
25
40
49
49,9
49,99
50
50,01
50,1
51
60
75
100
INDIKATOR UNTUK TITRASI ASAM
BASA
pH pada
Zat yang Zat
titik Range pH Indikator
dititrasi penitrasi
ekivalen
Asam Kuat Basa Kuat 7 6 Metil merah
Basa Kuat Asam Kuat Bromtimol biru
Metil Jingga
Fenolftaein
HA- ↔ H+ + A2-
[H+ ]2 = 10-4
[H+ ] = 10-2 jadi pH = 2
b. Setelah penambahan 10 mL basa
mmol H2 A = (50 x 0,1) – (10 x 0,1) = 4 mmol
mmol HA- yang terbentuk = 10 x 0,1 = 1 mmol
pH = 2,4
c. pH pada titik ekivalensi yg pertama
Jika dianggap
Maka
pH = ½ ( 3 + 7) = 5
d. pH setelah penambahan 60 mL basa
HA- + H2 O H+ + A2- K2 =1 x 10-7
pH = 9,76
APLIKASI TITRASI ASAM BASA
Penentuan kadar protein dari suatu sampel (Metode Kjedahl)
Tahapan
1. Destruksi
Katalis: K2 SO4 atau CuSO4 atau perbandingan Na2 SO4 dan HgO
2. Destilasi
Contoh:
Campuran NaOH dan Na2 CO3