Anda di halaman 1dari 28

FARMASI SOSIAL PERANAN

FARMASIS DI APOTEK
KELOMPOK 1
Alfarista Septiandreny
(1901080)
Maisarah (1901095)
Ranti Juliati (1901104)
Rifka Zahira (1901105)

DOSEN PENGAMPU: apt. Rickha Octavia, S.Farm,M.Sc


TOPIK PEMBAHASAN

01 Pekerjaan kefarmasian

Dasar perizinan apotek dan sumber daya manusia yang bekerja di


02 apotek

03 Standar pelayanan kefarmasian di apotek

04 Peran apoteker di apotek

05 Perbedaan peranan apoteker dan asisten apoteker di apotek


APOTEK

 Definisi: Menurut Keputusan Menkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 Apotek


merupakan suatu tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran obat kepada masyarakat.
 Definisi apotek menurut PP 51 Tahun 2009. Apotek merupakan suatu tempat
atau terminal distribusi obat perbekalan farmasi yang dikelola oleh apoteker
sesuai standar dan etika kefarmasian.
 Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker (PMK N0 9 TAHUN 2017)
FUNGSI APOTEK
1. Apotek memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
2. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan.
3. Sarana farmasi untuk melaksanakan peracikan, pengubahanbentuk,
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.
4. Sarana penyaluran perbekalan farmasi dalam menyebarkan obat-obatan yang
diperlukan masyarakat secara luas dan merata.
01 Pekerjaan
kefarmasian
Pekerjaan Kefarmasian

Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan


termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusi atau penyaluranan obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas
pelayanan kefarmasian berupa:
a. Apotek
b. Instalasi farmasi rumah sakit
c. Puskesmas
d. Klinik
e. Toko Obat
f. Praktek Bersama
TUJUAN
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tujuan pengaturan
pekerjaan kefarmasian adalah untuk:
1. Memberikan perlindungan kepada pasien dan masyarakat dalam memperoleh
dan/atau menetapkan sediaan farmasi dan jasa kefarmasian.
2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan Pekerjaan
Kefarmasian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
peraturan perundangan-undangan dan
3. Memberikan kepastian hukum bagi pasien, masyarakat dan tenaga kefarmasian.

Macam – Macam Tenaga Kefarmasian


AsistenApoteker, Apoteker, Ahli Madya Farmasi
Apoteker
Adalah seseorang yang mempunyai
keahlian dan kewenangan di bidang
kefarmasian baik di apotek, rumah
sakit, industri, pendidikan, dan bidang
lain yang masih berkaitan dengan
bidang kefarmasian.

Asisten Apoteker Ahli Madya Farmasi


mereka yang berdasarkan merupakan gelar vokasi yang diberikan
peraturan perundang-undangan kepada lulusan program pendidikan
yang berlaku berhak melakukan diploma 3. Penyandang Gelar A.Md
pekerjaan kefarmasian sebagai memiliki ketrampilan praktis daripada
Asisten Apoteker. teoritis.
02 Dasar perizinan
apotek
Dasar Perizinan Apotek
 Semua penyelenggaraan sarana kesehatan, termasuk apotek harus memiliki izin.
UU No.23, tahun 1992, pasal 59, point (3) menyatakan ”Ketentuan mengenai syarat
dan tata cara memperoleh izin penyelenggaraan sarana kesehatan ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah”.

 Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang perapotekan (PP No.25, tahun 1980)
pada Pasal 6, menyatakan ”Pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini dan hal-hal
teknis lainnya yang belum diatur dalam Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut
oleh Menteri Kesehatan”.

 Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam hal ini menerbitkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.1332/MENKES/SK/X/2002, tentang perubahan atas Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.922/MENKES/PER/X/1993, tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotek. Berarti bahwa KepMenKes No. 1332, tahun 2002,
merupakan amanat dan atau merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari UU
No.23 tahun 1992.
Sumber Daya Manusia di Apotek
Sesuai dengan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola oleh seorang apoteker yang
profesional. Dalam pengelolaan apotek, apoteker harus mampu memerankan ”Seven Star
Pharmacist” sesuai dengan peran farmasis yang digariskan oleh WHO.
Sumber Daya Manusia di Apotek

KepMenKes No.1332 tahun 2002, Pasal19 :

 Point (1) Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugas


nya pada jam buka apotek, Apoteker Pengelola Apotek harus menunjuk
Apoteker Pendamping
.
 Point (2) Apabila Apoteker Pengelola Apotek dan Apoteker Pendamping
karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, Apoteker
Pengelola Apotek menunjuk Apoteker Pengganti.

 Point (5) Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan


tugasnya lebih dari 2 (dua) tahun secara terus menerus, Surat Izin Apotek
atas nama Apoteker bersangkutan dicabut.
Standar pelayanan
03 kefarmasian di
apotek
Peran apoteker menurut PP 51 tahun 2009

1. Sebagai penanggung jawab di industri farmasi pada bagan pemastian mutu


(Quality Assurance), produksi, dan pengawasan mutu (Quality Control).
2. Sebagai penanggungjawab Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yaitu di apotek,
diInstalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), puskesmas, klinik, toko obat, atau
praktek bersama.
3. Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter
dan/atau pasien.
4. Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian,
apoteker dapat mengangkat seorang Apoteker pendamping yang memiliki SIPA.
Standar pelayanan kefarmasian di apotek (KepMenKes RI
No. 1027/ MENKES/ SK/IX/ 2004) :
1. Pelayanan resep (asuhan kefarmasian di apotek) 3. Pelayanan residensial ( home care )
Memberikan pelayanan obat kepada pasien atas Apoteker sebagai care giver
permintan dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan baik diharapkan juga dapat melakukan
verbal maupun non verbal. pelayanan kefarmasian yang
bersifat kunjungan rumah,
2. Promosi dan edukasi
khususnya untuk kelompok lansia
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus
dan pasien dengan pengobatan
memberikan edukasi apabila masyarakat ingin mengobati
diri sendiri (swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan
penyakit kronis lainnya. Untuk
memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus aktivitas ini apoteker harus
berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. membuat catatan berupa catatan
Apoteker ikut membantu memberikan informasi, antara lain pengobatan (medication record).
dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dll.
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek

Kegiatan Manajerial berupa


Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Pelayanan Farmasi Klinik
Kesehatan, Dan Bahan Medis
Habis Pakai

• Perencanaan • Pengkajian Resep


• Pengadaan • Dispensing
• Penerimaan • Pelayanan Informasi Obat
• Penyimpanan konseling
• PemPngendalian dan • Pelayanan kefarmasian di
• Pencatatan dan usnahan Pemantauan Terapi Obat
• pelaporan. • Monitoring Efek Samping Obat.
04 Peran apoteker di
apotek
a. Peranan Apoteker sebagai Profesional
Apoteker di apotek memiliki peran profesi dalam melakukan
Pharmaceutical Care/ asuhan kefarmasian
Penerapan asuhan kefarmasian yang baik atau GPP (Good
Pharmaceutical Practice) di apotek diatur dalam Permenkes 1027
tahun 2004.

Standar pelayanan kefarmasian diapotek diatur dalam PERMENKES


RI 73 tahun 2016. Bila seorang apoteker ingin melaksanakan asuhan
kefarmasian, ia harus memiliki kompetensi, komitmen, dan rasa
peduli. Apoteker sejatinya harus memiliki kompetensi, maksudnya
memiliki ilmu (knowledge) dan keterampilan (skill) dalam
melakukan asuhan kefarmasian.
b. Peranan Apoteker Sebagai Manager

Salah satu kunci sukses pengelolaan persediaan barang di sebuah apotek adalah
service level 100%, yaitu apotek mampu memenuhi semua permintaan akan obat
(baik resep maupun nonresep), sehingga rasio penolakannya 0%. Tujuannya
adalah supaya perputaran persediaan atau inventory turn over maksimal, risiko
over stock, dan out of stock diminimalisir.

Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja manajemen adalah


efisiensi dan efektivitas. Seorang manajer dikatakan efisiensi adalah
seseorang yang mencapai keluaran yang lebih tinggi (hasil,
produktivitas, performa) dibandingkan masukan (tenaga kerja, bahan,
uang dan waktu) yang digunakan.
1. Pengelolaan sumber daya manusia Harus menjalankan peran :

a) Pemberi layanan
a. Pengambil keputusan
b. Komunikator
c. Pemimpin
d. Pengelola
e. Pembelajar seumur hidup
f. Peneliti

2. Pengelolaan sarana dan prasarana


3. Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya meliputi perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, dan pelayanan.
4. Administrasi

a. Administrasi umum : pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotik, psikotropik, dan


dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Administrasi pelayanan : pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien,
pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.
c. Peranan Apoteker sebagai Retailer

Merupakan tahapan akhir dari kanal distribusi, yaitu usaha penjualan barang atau jasa kepada konsumen
untuk keperluannya masing-masing. Kunci sukses seorang apoteker sebagai retailer adalah identifying,
stimulating, dan satisfying demands.

a. Identifiying adalah menganalisis dan mengumpulkan informasi-informasi


mengenai konsumen. Misalnya saat musim haji, yang banyak dicari adalah
multivitamin dan penambah stamina. Perilaku membeli tersebut juga
dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah profil demografis.
b. Stimulating - satisfying demands
Stimulating, yaitu memberi isyarat atau dorongan sosial, komersial dan lain-lain
dengan diikuti pemberian informasi-informasi yang dibutuhkan konsumen mengenai
produk yang akan dibeli. Hal ini perlu dilakukan karena sepandai-pandainya kita
menganalisis perilaku membeli, tetap keputusan akhir terletak pada konsumen.

c. Satisfying demands
Tugas selanjutnya setelah konsumen ingin membeli yaitu memenuhi
permintaan tersebut. Berikan pelayan yang terbaik, jujur dan penuh
kesabaran. Dan yang terpenting adalah produk yang dijual harus tepat
kualitas, tepat jumlah, tepat waktu.
Perbedaan peranan
05 apoteker dan asisten
apoteker di apotek
Peranan Apoteker
1) Melakukan kegiatan monitoring atau pemantauan terhadap kondisi pasien
secara real time.
2) Mengatur jadwal pemberian obat agar pasien dapat rutin minum obat.
3) Memastikan bahwa stok obat selalu tersedia.
4) Memberikanpengetahuan tambahan kepada pasien seputar indikasi,
bagaimana cara penggunaan obat yang tepat, mengatur waktu penggunaan
obat serta efek samping yang dapat ditimbulkan karena konsumsi obat.
5) Memerankan fungsi dokumentasi riwayat pengobatan serta pemeriksaan
pasien.
6) Memandu pasien mengenai cara diet yang harus dijalani, pola hidup yang
harus dilakukan atau yang harus dihindari oleh pasien, serta terapi fisik dan
olahraga yang bisa dilakukan oleh pasien.
Peranan Asisten Apoteker
Tugas Profesi Asisten Apoteker
• Mengecek kesiapan apotek sebelum operasional
• Menyusun produk racikan yang di distribusi dari gudang farmasi ke apotek
• Melakukan peracikan obat
• Melayani pembelian pasien
• Membuat copy resep
• Melakukan penyerahan produk kepada pasien
Tanggung Jawab Profesi Asisten Apoteker

Asisten Apoteker sebagai salah


satu tenaga kefarmasian yang
selalu bekerja di bawah
pengawasan seorang Apoteker
yang memiliki SIA (Surat Izin
Apotek). Apoteker Pengelola
Apotek (APA) merupakan orang
yang bertanggung jawab di
Apotek dalam melakukan
pekerjaan kefarmasian.
Thanks!
Does anyone have any questions?

Anda mungkin juga menyukai