Anda di halaman 1dari 53

PROFESI FARMASI

Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan
pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki
asosiasi profesi, kodeetik, serta proses sertifikasi dan
lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut
Tujuan Profesi
Tujuan profesi : memenuhi tanggung jawabnya dengan standar

profesionalisme tinggi sesuai bidangnya untuk mencapai tingkat


kinerja yang tinggi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat 4 kebutuhan dasar

yang harus dipenuhi oleh sebuah profesi, yaitu :


Kredibitas

Profesionalisme

Kualitas Jasa

Kepercayaan
Tiga Ciri Profesi
1. Adanya proses lisensi atau sertifikat;
2. Adanya organisasi;
3. Otonomi dalam pekerjaannya.
Organisasi Profesi
Organisasi profesi adalah suatu organisasi yang
mengatur dan melakukan standarisasi kualitas,
menetapkan prinsip-prinsip profesionalisme dan
menciptakan kepercayaan atas hasil kerja profesi di
masyarakat.
:. Bagian dari perkembangan sebuah profesi dalam proses
profesional untuk mengembangkan profesi ke arah
status profesional yang diakui oleh pemerintah dan
masyarakat sebagai pengguna jasa profesi tersebut.
Fungsi Pokok Organisasi Profesi
4 fungsi pokok dalam peningkatan
profesionalisme yaitu:
Mengatur keanggotaan organisasi
 Organisasi profesi menentukan kebijakan tentang keanggotaan,
struktur organisasi serta syarat-syarat keanggotaan sebuah
profesi.
Membantu anggota untuk dapat terus memperbaharui
pengetahuannya sesuai perkembangan teknologi
 Organisasi profesi merupakan jembatan antara perkembangan
yang terjadi dimasyarakat dengan para pelaku profesi yang
menjadi anggotanya.
 Misalnya : jika muncul suatu teknologi/tren baru dimasyarakat
yang berkaitan dengan profesi, amak organisasi profesi akan
mengadakan workshop, seminar tentang hal tersebut.
Menentukan standarisasi pelaksanaan sertifikasi profesi
bagi anggotanya
 Dengan pemilikan sertifikasi yang diakui secara nasional maupun
internasional maka orang akan melihat tingkat profesionalisme
yang tinggi dari pemegang sertifikasi tersebut.
 Organisasi profesi berperan dalam mengatur pelaksanaan
sertifikasi profesi bagi anggotanya, termasuk mengatur syarat-
syarat sertifikasi.
Membuat kebijakan etika profesi yang harus diikuti oleh
semua anggota
 Etika profesi adalah aturan yang diberlakukan untuk seluruh
anggota organisasi profesi.
 Aturan tersebut menyakut hal-hal yang boleh dilakukan atau
tidak serta pedoman keprofesionalan yang digariskan bagi
sebuah profesi.
Memberikan sanksi bagi anggota yang melanggar etika
profesi
 Sanksi diterapkan bagi pelanggaran kode etik profesi tentunya
mengikat semua anggota.
Proses Profesional
Proses profesional adalah proses evolusi yang
menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk
mengembangkan profesi ke arah status profesi.
3 langkah proses profesional yaitu:
 Munculnya asosiasi informal
 Asosiasi informal merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang
memiliki minat sama terhadap suatu profesi atau pekerjaan tertentu.
 Identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu
 Oleh karena memiliki kepentingan yang sama, maka komunitas tersebut
mengadopsi ilmu pengetahuan tertentu dibidangnya.
 Para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu lembaga
 Seiring dengan berkembang lingkup profesi yang dijalaninya maupun
perkembangan ilmu dan teknologi maka dirasa perlu untuk
memformalkan komunitas tersebut menjadi suatu organisasi resmi yang
diakui oleh pemerintah dan masyarakat.
Kode Etik
Kode artinya kumpulan sandi, buku, undang-undang dan
kata yang disepakati dalam lalu lintas telegrafi serta
susunan prinsip hidup dalam masyarakat.
Etik adalah moral filosofi, ajaran kesusilaan.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional yang menjadi anggota dari sebuah organisasi
profesi.
Tujuan : pelaku profesi dapat menjalankan tugas dan
kewajiban serta memberikan pelayanan sebaik-baiknya
kepada pemakai jasa profesi tersebut.
Prinsip Dasar Kode Etik Profesi
Merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku
profesional diantaranya:
 Prinsip tanggung jawab profesi
 Setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan.
 Prinsip kepentingan publik
 Setiap anggota berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukan komitmen
atas profesionalisme.
 Prinsip integritas
 Pelaku profesi harus menjunjung nilai tanggung jawab profesional
dengan integritas tinggi untuk memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik.
 Prinsip obyektifitas
 Pelaku profesi harus mengesampingkan kepentingan pribadi dalam
menjalankan tugasnya.
 Prinsip perilaku Profesional
 Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang
baik.
Tujuan kode etik
agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau nasabahnya.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak profesional.
Tiga Fungsi Kode Etik Profesi
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap
anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan;
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial
bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan;
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak
diluar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi
Sifat Kode Etik Profesional
Sifat dan orientasi kode etik hendaknya:
1. Singkat;
2. Sederhana;
3. Jelas dan konsisten;
4. Masuk akal;
5. Dapat diterima;
6. Praktis dan dapat dilaksanakan;
7. Komprehensif dan lengkap, dan
8. Positif dalam formulasinya.
PROFESI FARMASI
(APOTEKER)
DEFINISI PROFESI FARMASI
 PROFESI FARMASI ADALAH KEMAUAN INDIVIDU
FARMASI UNTUK MELAKUKAN PRAKTEK KEFARMASIAN
SESUAI SYARAT LEGAL YANG BERLAKU SERTA
MEMENUHI SYARAT KOMPETENSI FARMASI DAN ETIK
KEFARMASIAN

 PROFESI FARMASI HARUS DISERTIFIKASI SECARA


FORMAL OLEH ORGANISASI PROFESI
CIRI – CIRI PROFESI FARMASI
 Memiliki tubuh ilmu pengetahuan
berbatas jelas.
 Pendidikan khusus berbasis keahlian pada
jenjang Perguruan Tinggi.
 Memberi pelayanan kepada masyarakat
dan praktek dalam bidang keprofesian.
 Memiliki perhimpunan dalam bidang
keprofesian yang otonom (IAI).
 Memberlakukan kode etik dan
kompetensi profesi.
 Memiliki motivasi altruistik dalam
memberikan pelayanan.
 Proses pembelajaran seumur hidup.
 Mendapat jasa profesi.
Kode Etik Apoteker
(keputusan Konggres ISFI XVIII
no. 006/KONGGRES XVIII/ISFI/ 2009 )
Kode Etik Apoteker Indonesia
Mukadimah
Bahwasanya seorang Apoteker di dalam
menjalankan tugas kewajibannya serta dalam
mengamalkan keahliannya harus senantiasa
mngharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan
Yang Maha Esa.
Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa
dan bangsa serta di dalam mengamalkan
keahliannya selalu berpegang teguh kepada
sumpah/janji Apoteker
Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam
pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan
moral yaitu :

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA


BAB I
Kewajiban Umum
Pasal 1: Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi,
menghayati, dan mengamalkan Sumpah/Janji Apoteker

Pasal 2 : Setiap Apoteker harus berusaha dengan


sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode
Etik Apoteker Indonesia
Pasal 3 : Setiap Apoteker harus senantiasa
menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker
Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang
teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan
kewajibannya.

Pasal 4 : Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti


perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya
dan di bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 5 : Di dalam menjalankan tugasnya setiap
Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari
keuntungan diri semata yang bertentangan dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.

Pasal 6 : Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan


menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Pasal 7 : Seorang Apoteker menjadi
sumber informasi sesuai dengan
profesinya.

Pasal 8 : Seorang Apoteker harus aktif


mengikuti perkembangan peraturan
perundang-undangan di bidang
kesehatan pada umumnya dan di
bidang farmasi pada khususnya.
BAB II
Kewajiban apoteker terhadap Pasien

Pasal 9 : Seorang Apoteker dalam melakukan praktik


kefarmasian harus mengutamakan kepentingan
masyarakat dan menghormati hak asasi pasien dan
melindungi makhluk hidup insani.
BAB III
Kewajiban apoteker terhadap Teman Sejawat

Pasal 10 : Setiap Apoteker harus memperlakukan


teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
Pasal 11 : Sesama Apoteker harus selalu saling
mengingatkan dan saling menasihati untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan Kode Etik.
Pasal 12 : Setiap Apoteker harus mempergunakan
setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama
yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara
keluhuran martabat jabatan kefarmasian serta
mempertebal rasa saling mempercayai di dalam
menunaikan tugasnya.
BAB IV
Kewajiban Apoteker terhadap sejawat petugas kesehatan lainnya
Pasal 13 : Setiap Apoteker harus mempergunakan
setiap kesempatan untuk membangun dan
meningkatkan hubungan profesi, saling
mempercayai, menghargai dan menghormati
sejawat petugas kesehatan lain.

Pasal 14 : Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan


diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya
kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas
kesehatan lainnya.
BAB V
Penutup
Pasal 15 : Setiap Apoteker bersungguh-sungguh
menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker
Indonesia dalam menjalankan tugas
kefarmasiannya sehari-hari.

Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun


tidak sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode
Etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui
dan menerima sangsi dari pemerintah,
ikatan/organisasi profesi farmasi yang
menanganinya (IAI) dan mempertanggung-
jawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
KOMPETENSI
PROFESI FARMASI
KOMPETENSI
Kualitas seseorang yang dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan dalam menjalankan tugas
tertentu
Kekuatan , Kecukupan Ilmu, Ketrampilan dan
Kewenangan / legalitas seseorang dalam
menjalankan tugas tertentu
Kemampuan manusia (yang dapat ditunjukkan dengan
karya, pengetahuan, ketrampilan, perilaku, sikap, motif
dan/atau bakatnya) ditemukan secara nyata .
KOMPETENSI UMUM PROFESI FARMASI

 Menguasai Ilmu kefarmasian


 Menguasai asuhan Kefarmasian
 Menguasai regulasi kefarmasian
 Menguasai manajemen praktek
kefarmasian
 Menguasai akuntabilitas praktek
kefarmasian
 Menguasai komunikasi kefarmasian
 FARMASI BEKERJA DI INDUSTRI FARMASI :

1. Mampu melaksanakan fungsi pendaftaran obat.


2. Mampu melaksanakan Good Inventory Practices
3. Mampu berpartisipasi mengembangkan
senyawa/eksipien baru.
4. Mampu mengembangkan formula sediaan obat,
pilot plant dan up scaling .
5. Mampu mengembangkan spesifikasi, metode
analisis dan prosedur pengujian untuk bahan
awal, obat jadi dan kemasan.
6. Mampu melaksanakan Good Manufacturing
Practices.
7. Mampu mengendalikan teknis operasi dan
proses manufaktur obat.
8. Mampu melaksanakan Good Laboratory
Practices / analisis kontrol untuk pengawasan
mutu obat.
9. Mampu melaksanakan pengemasan produk.
10. Mampu merancang dan melakukan uji
stabilitas / kadaluwarsa.
11. Mampu berpartisipasi dan berkontribusi
dalam uji klinik obat baru.
12. Mampu untuk melaksanakan pengujian yang
sesuai untuk perbaikan mutu produk.
13. Mampu berpartisipasi dalam pelaksanaan
validasi proses.
14. Mampu menjamin keselamatan kerja.
15. Mampu berpartisipasi dalam menghasilkan
dan mendiseminasikan pengetahuan baru.
16. Mampu melaksanakan promosi dan
penyampaian informasi obat kepada tenaga
profesional kesehatan lainnya.
 FARMASI YG BEKERJA DIPEMERINTAHAN :

1. Mampu melakukan kontribusi dan koordinasi


dalam penyusunan kebijakan dalam bidang
kesehatan khususnya obat
2. Mampu merencanakan dan mengelola obat dan
alkes secara regional, nasional maupun
internasional
3. Mampu melaksanakan fungsi administrasi
pemerintahan dari obat dan alkes
4. Mampu melaksanakan fungsi pengawasan obat
dan makanan
5. Mampu berkontribusi dalam penetapan kebijakan
pendidikan kefarmasian nasional.
6. Mampu melaksanakan fungsi perizinan.
7. Mampu melaksanakan fungsi perwakilan bangsa dan
negara diluar negeri.
 FARMASI BEKERJA DI APOTEK :

1. Mampu melaksanakan pengelolaan obat sesuai


peraturan yang berlaku.
2. Mampu melaksanakan pelayanan kefarmasian
secara profesional kepada pasien secara tepat ,
aman dan efektif.
3. Mampu melaksanakan fungsi pelayanan
konsultasi, informasi dan edukasi tentang obat
dan alat kesehatan pada pasien.
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Mampu berpatisipasi aktif dalam program
monitoring keamanan obat.
6. Mampu melaksanakan fungsi pimpinan di
Apotik baik dalam bidang manajemen
maupun kefarmasian.
7. Mampu berpartisipasi aktif dalam program
promosi kesehatan masyarakat.
 FARMASI BEKERJA DI RUMAH SAKIT :

1. Mampu melaksanakan fungsi pengadaan obat dan


alkes sesuai kebutuhan rumah sakit.
2. Mampu melaksanakan Good Inventory Practices
dan Good Storage Practices (penyimpanan).
3. Mampu melaksanakan Good Laboratory Practices.
4. Mampu melaksanakan distribusi obat di Rumah
Sakit
5. Mampu melaksanakan fungsi Farmasi Klinik
bersama dokter untuk kepentingan pasien.
6. Mampu melaksanakan fungsi konsultasi,
informasi dan edukasi tentang obat yang
digunakan oleh pasien.
7. Mampu memberikan pelayanan informasi
tentang obat kepada yang membutuhkan.
8. Mampu berpartisipasi dan berkontribusi
dalam litbang di Rumah Sakit.
9. Mampu berpartisipasi dalam program pendidikan
di Rumah Sakit.
10. Mampu berperan dalam Komite Farmasi dan
Terapi.
11. Mampu berpartisipasi menanggulangi keracunan.
Yang lain cari sendiri
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 51 TAHUN 2009
TENTANG
PEKERJAAN KEFARMASIAN
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau
penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian
meliputi:
Pekerjaan Kefarmasian dalam Pengadaan Sediaan
Farmasi;
Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan
Farmasi;
Pekerjaan Kefarmasian dalam Distribusi atau
Penyaluran Sediaan Farmasi; dan
Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan Sediaan
Farmasi.
Tugas :
Cari
Profesi kesehatan lainnya

Serta tugas utamanya


Kumpul 2 minggu lagi
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Ikatan Bidan Indonesia (IBI)


Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI)

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)

Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI)


Ikatan Perawat Anestesi Indonesia (IPAI)

Persatuan Perawat Gigi Indonesia (PPGI)

Perasatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan


Indonesia (PATELKI)

Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia


(HAKLI)
Ikatan Ahli Tehnik Elekromedik Indonesia (IKATEMI)

Perhimpunan Ahli Radiografer Indonesia (PARI)

Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia (IROPIN)

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI)

Perhimpunan Profesi Perekam Medis dan Informasi


Kesehatan Indonesia (PORMIKI)
Ikatan Terapi Wicara Indonesia (IKATWI)

Himpunan Ahli Tehnik Instalasi Medik Indonesia


(HATIMI)

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Ikatan Okupasi Terapi Indonesia (IOTI)

Persatuan Teknisi Gigi Indonesia (PTGI)

Himpunan Kimia Klinik Indonesia (HKKI)


katan Ahli Fisika Medik Indonesia (IKAFMI)

Ikatan Paramedik Teknologi Transfusi Darah Indonesia (IPPTDI)

Ikatan Ortotik Prostetik Indonesia (IOPI)

Himpunan Akupunktur Terapi Indonesia (HAKTI)

Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat


Indonesia (PPKMI)

Perhimpunan Entomolog Kesehatan Indonesia (PEKI)

Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI)

Anda mungkin juga menyukai