Seorang CEO tidak bisa memimpin perusahaan seorang diri. Seorang CEO harus dibantu oleh jajaran
direksi di bawahnya, yang mungkin di antara kita ada yang lebih familiar dengan istilah Wakil Direktur.
Wakil Direktur pun tidak hanya satu, ada banyak tergantung posisi yang dibutuhkan, ada yang
disebut CMO, CFO, COO, bahkan CTO. Apa yang dimaksud dengan para Wakil direktur ini? Mari simak
poin-poin berikutnya.
Bisa kita bayangkan bagaimana seorang CMO melaksanakan tugasnya. Bertanggung jawab dalam
pemasangan iklan, penguatan brand, melakukan konversi ke penjualan, membuat tim sales yang hebat,
mengurus feedback positif dan negatif customer, hingga mengkomunikasikan brand perusahaannya
melalui social media. Walau performansi penjualan perusahaan tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh
branding dan komunikasi, tapi bila seorang CMO tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka
perusahaan bisa mengalami penurunan revenue.
COO dalam bidang manufaktur bertanggung jawab atas lancarnya kegiatan produksi dan produktifitas
karyawan-karyawannya. Sedang COO dalam perusahaan distribusi retail biasa menangani lancarnya
ketersediaan barang dagangan dan kegiatan internal perusahaan di dalamnya. Peran COO dalam
perusahaan sangat besar karena perannya memimpin operasional perusahaan sehingga perusahaan
dapat berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu biasanya COO juga sering disebut sebagai
Direktur Operasional ataupun Direktur Produksi. COO dapat diangkat dan diberhentikan oleh CEO.
Saat ini banyak kita lihat StartUp Business yang berkecimpung dalam bidang internet dan aplikasi.
Karena model bisnisnya banyak terkait dengan teknologi, maka peran CTO dalam perusahaan tersebut
menjadi sangat penting. Namun bukan berarti CTO hanya ada di perusahaan yang mempunyai produk
internet dan aplikasi. Perusahaan retail dan distribusi pun bisa saja mempunyai CTO karena
membutuhkan kepastian teknologi yang mendukung informasi antar cabang agar berjalan dengan baik
dan tanpa masalah. CTO diangkat dan diberhentikan oleh CEO.
6. OWNER
Lebih mengarah ke pemilik usaha, bisa perorangan maupun berkelompok. Apa bedanya dengan
founder ?
Misalkan, perusahaan Tokopedia punya dua Founder: William dan Lion, masing-masing keduanya
memiliki 15% saham. Selanjutnya, Tokopedia mendapatkan investasi dari beberapa investor dengan
menukar saham sebesar 30%. Sisanya sebesar 40% tetap dimiliki perusahaan. Maka, Si Founder dan
beberapa investor Tokopedia tersebut disebut sebagai Owner. Bisa juga suatu saat si William menjual
sahamnya, sehingga ia tidak memiliki saham lagi. Otomatis ia keluar sebagai owner/pemilik Tokopedia,
namun sampai kapan pun dia masih disebut sebagai Founder.
7. FOUNDER
Digunakan untuk pendiri/pencetus ide usaha, bisa perorangan maupun kelompok. Bila sendirian dan
tidak punya teman maka dapat disebut sebagai Founder. Namun, bisa juga untuk pendiri pertama
saja, sedangkan lainnya co-founder (Apple: Steve Jobs Founder & Steve Wozniak Co-Founder). Bisa
juga untuk semua pendiri bila jumlahnya melebihi satu, bila ada lima orang maka kelimanya disebut
founder (Facebook: Mark Zuckerberg, Dustin Moskovitz, Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Chris
Hughes)
8. CO-FOUNDER
Sebenarnya arahnya ke seseorang yang menjadi rekan si Founder, bisa perorangan maupun kelompok.
Ada dua pandangan, yang pertama: untuk pendiri/pencetus usaha yang bekerjasama dengan founder.
Jadi si Co-founder ini, ia merupakan orang yang ke-2, ke-3, dst sebagai pendamping si Founder yang
disebut orang ke-1. Misal: Mark Zuckerberg jadi Founder maka keempat temannya menjadi Co-
Founder. Kedua:hanya digunakan untuk perusahaan yang memiliki dua orang pendiri, yang satu jadi
Founder dan satunya lagi jadi Co-Founder. Misal: Bill Gates jadi Founder, sedangkan Paul Allen jadi Co-
Founder.
Itulah beberapa pengertian dari Perbedaan antara CEO, CFO, CMO, COO, CTO, OWNER, FOUNDER
dan CO-FOUNDER. Jika ada yang kurang sesuai atau perlu ditambahkan langsung saja tinggalkan.