PERILAKU ORGANISASI
Disusun oleh:
Wildan Prima Putra
208020061
FAKULTAS PASCASARJANA
PRORAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG 2020
UTS PERILAKU ORGANISASI
Dosen : Dr. Yusuf Arifin, S.Si., MM.
Kasus:
Salah satu aktivitas yang relatif kompleks dan rutin di Rumah Sakit adalah pelayanan terhadap
Pasen. Seringkali citra rumah sakit ditentukan oleh kualitas layanan yang diberikan tenaga medis
dan paramedisnya kepada para pasenya. Untuk menghasilkan kualitas layanan yang prima
dibutuhkan kinerja karyawan yang maksimal, sementara kinerja karyawan rumah sakit saat ini
tengah mengalami penurunan. Disinyalir penurunan kinerja tersebut dipicu oleh job
dissatisfaction (ketidakpuasan dalam bekerja) akibat dari tuntutan nilai personal karyawan tidak
dapat dipenuhi oleh nilai perusahaan yang tidak menggunakan pendekatan perilaku dalam
menjalankan tugasnya. Job dissatisfaction dikalangan karyawan rumah sakit telah menjadi
pemicu rendahnya motivasi kerja. Padahal penurunan motivasi kerja dapat mengakibatkan
turunnya performance kerja yang otomatis berdampak pada rendahnya kualitas pelayanan.
Pertanyaan:
1. Ada 5 model perilaku organisasi (Autocratic, Custodial, Supportive, Collegial, dan
System), Jika anda sebagai pemimpin rumah sakit tersebut model manakah yang anda
pilih untuk melakukan perubahan / modifikasi perilaku karyawan di perusahaan tersebut .
Berikan alasannya.
2. Ada 4 respon job dissatisfaction karyawan yang diekspresikan oleh karyawan rumah
sakit tersebut, yaitu voice, loyalty, exit dan neglect. Jelaskan dan beri contoh keempat
ekspresi ketidakpuasan kerja yang dimaksud dan bagaimana cara anda sebagai pimpinan
menangani masing-masing keempat ekspresi ketidakpuasan tersebut
3. Jika anda sebagai pimpinan rumah sakit tersebut, faktor apa saja yang harus diperhatikan
dan perbaiki, dimana faktor-faktor tersebut ditengarai berhubungan dengan pemicu untuk
kepuasan karyawan dalam bekerja
4. Jika anda sebagai pimpinan harus memberikan motivasi kepada karyawan rumah sakit,
sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan,
a. Faktor-faktor apa saja yang dapat mencegah ketidakpuasan (factor higine)
b. Faktor-faktor apa saja yang dapat memberikan kepuasan (motivator factor)
5. Agar keputusan yang diambil oleh pimpinan rumah sakit tidak menjadi pemicu
ketidakpuasan karyawan, maka sebaiknya proses pengambilan keputusan harus berupa
hasil pengembangan persepsi dan pengendalian emosi dan suasana hati (mood) anda
sebagai pimpinan yang akan melakukan pengambil keputusan. Jelaskan bagaimana
hubungan antara persepsi, emosi dan mood dengan proses pengambilan keputusan.
6. Bagaimana gagasan anda dalam mengimplementasikan teori motivasi prestasi dari Mc
Clelland untuk merubah paradigma pegawai rumah sakit kepada konsep insentif berbasis
kinerja, sehingga dapat menekan ketidakpuasan kerja yang berorientasi pada penghargaan
baik secara finansial maupun non finansial.
JAWABAN
1. Model perilaku organisasi yang saya pilih bila sebagai pemimpin rumah sakit yaitu System
Model. Alasannya karena model tersebut merupakan model yang paling kontemporer dari kelima
model yang ada. Model tersebut untuk menyeimbangkan tujuan indvidu dengan tujuan organisasi.
Fokus mengidentifikasi pengembangan dan pengelolaan kekuatan yang ada dalam diri pegawai.
Manajer fokus membantu pegawai membangun harapan, optimism, kepercayaan diri, empati,
kepercayaan, penghargaan, keberanian, keberhasilan, dan ketahanan. Manajer melindungi dan
membimbing pegawai untuk menciptakan budaya kerja yang positif, sehingga karyawan/pegawai
merasa memiliki organisasi, bertanggung jawab dan merasa nyaman di organisasi. Pegawai
termotivasi dirinya dan memiliki hasrat dan komitmen terhadap tujuan organisasi.
5. Proses pengambilan keputusan melibatkan persepsi, emosi dan mood pimpinan dan karyawan.
Keputusan-keputusan dan kualitas penetapan akhir individual dalam suatu organisasi, sebagian
besar dipengaruhi oleh persepsi. Perilaku individu didasarkan pada persepsi mereka tentang
kenyataan, bukan karena kenyataan itu sendiri. Individu menilai orang lain menurut persepsi
pribadi mereka. Emosi berbeda dengan suasana hati (mood), emosi adalah reaksi terhadap obyek,
bukan kepribadian. Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan
biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Pengambilan keputusan
melihat persepsi dari kedua belah pihak yaitu pimpinan dan karyawan, dengan
mempertimbangkan mood dan emosi dari keduanya, sehingga memberikan hasil keputuan yang
sesuai diinginkan pimpinan dan karyawan.
6. Semakin tinggi prestasi yang diinginkan maka semakin keras pula usaha yang harus ia keluarkan.
McClelland dalam hal ini mengembangkan suatu bentuk motivasi yaitu motivasi berprestasi.
Motivasi berprestasi ini kebutuhan yang diperoleh sejak kecil dan terus dikembangkan pada saat
seseorang menginjak kedewasaan. Pentingnya motivasi berprestasi akan menumbuhkan sikap
yang positif bagi manusia. Semakin termotivasinya seseorang pada suatu prestasi, ia akan selalu
menerima dengan senang respon atau nasihat dan saran tentang cara meningkatkan prestasinya.