A. PENGERTIAN KOMPENSASI
Menurut Hasibuan (2007) kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang,
barang, langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa
yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi berbentuk uang, artinya kompensasi dibayar
dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan bersangkutan. Kompensasi berbentuk barang,
artinya kompensasi dibayar dengan barang. Misalnya kompensasi dibayar 10% dari produksi
yang dihasilkan.
Di Jawa Barat penuai padi upahnya 10% dari hasil padi yang dituainya. Kompensasi
dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Kompensasi langsung (direct compensation) berupa gaji, upah, dan upah insentif;
2. Kompensasi tidak langsung (indirect compensation) atau employee welfare atau
kesejahteraan karyawan). Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada
karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Maksudnya, gaji akan tetap
dibayarkan walaupun pekerja tersebut tidak masuk kerja. Upah adalah balas jasa yang
dibayarkan kepada pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati
membayarnya. Upah insentif, adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada
karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Upah insentif ini merupakan
alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi.
Kompensasi (balas jasa) langsung merupakan hak bagi karyawan dan menjadi kewajiban
perusahaan untuk membayarnya.
Ivancevich (2006) menyatakan bahwa kompensasi adalah fungsi manajemen sumber daya
manusia yang berhubungan dengan tiap jenis reward yang diterima individu karena melakukan
tugas-tugas organisasi. Kompensasi merupakan biaya utama dalam menjalankan suatu bisnis
untuk banyak organisasi pada permulaaan abad 21. Kompensasi juga merupakan alasan utama
mengapa individu mencari pekerjaan. Hal itu merupakan hubungan yang saling terkait.
Karyawan memberikan tenaga dan loyalitas untuk kompensasi finansial dan nonfinansial (gaji,
benefit, pelayanan dan pengakuan). Selanjutnya Mondy, et. all, menjelaskan arti kompensasi
sebagai keseluruhan reward yang diberikan untuk karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan
mereka. Kompensasi terdiri dari finansial dan non finansial.
1. Finansial terdiri dari
Langsung (upah, gaji, komisi, bonus) b. Tidak langsung (Jaminan sosial, asuransi
PHK, asuransi kesehatan, pensiun, pelayanan karyawan, uang tambahan misalnya
uang resiko/bahaya, perbedaan shift.
2. Nonfinansial terdiri dari
a. Pekerjaan (keberagaman keahlian, identitas tugas pentingnya tugas otonomi dan
umpan balik)
b. Lingkungan pekerjaan (kebijakan, karyawan yang kompeten, teman kerja, symbol
status, kondisi kerja yang nyaman, kefleksibelan tempat kerja) Menurut Martoyo
(2007) kompensasi berarti pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa bagi
employers maupun employees baik yang langsung berupa uang (financial)
maupun yang tidak langsung berupa uang (nonfinansial).
C. PROSES KOMPENSASI
Menurut Hani Handoko (2010) Proses kompensasi adalah suatu jaringan berbagai sub proses
yang kompleks dengan maksud untuk memberikan balas jasa terhadap karyawan bagi
pelaksanaan pekerjaan dan untuk memotivasi mereka agar mencapai tingkat prestasi kerja
yang diinginkan.
D. TUJUAN KOMPENSASI
Menurut Hasibuan(2007) tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) antara lain adalah
sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan,
disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah.
1. Ikatan Kerja Sama. Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal
antara majikan `dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan
baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi sesuai dengan
perjanjian yang disepakati.
2. Kepuasan Kerja. Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga rnemperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya.
3. Pengadaan Efektif. Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan
karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
4. Motivasi. Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
bawahannya.
5. Stabilitas Karyawan. Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta
eksternal konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena
turnover relatif kecil.
6. Disiplin. Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku.
7. Pengaruh Serikat Buruh. Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh
dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8. Pengaruh Pemerintah. Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang
perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat
dihindarkan.
Program kompensasi atau balas jasa umumnya bertujuan untuk kepentingan perusahaan,
karyawan, dan pemerintah/masyarakat. Supaya tujuan tercapai dan memberikan kepuasan
bagi semua pihak hendaknya program kompensasi ditetapkan berdasarkan prinsip adil dan
wajar, undang-undang perburuhan, serta memperhatikan internal dan eksternal konsistensi.
Program kompensasi harus dapat menjawab pertanyaan apa yang mendorong seseorang
bekerja dan mengapa ada orang yang bekerja keras, sedangkan orang lain bekerjanya
sedang-sedang saja.
H. PENGERTIAN BENEFIT
Benefit adalah reward yang diterima karyawan sebagai hasil pekerjaan mereka atau posisi
dalam organisasi. Tunjangan cuti, asuransi kesehatan dan rencana pensiun adalah contoh
dari benefit
Menurut Hani Handoko (2010) Benefit adalah untuk mempertahankan karyawan
organisasi dalam jangka panjang. Kompensasi pelengkap ini berbentuk penyediaan
paket“Benefit” dan penyelenggaraan program program pelayanan karyawan. Benefit dan
pelayanan pelayanan tersebut merupakan kompensasi tidak langsung ( Inderect Compensation)
karena biasanya diperlukan sebagai upaya penciptaan kondisi dan lingkungan kerja yang
menyenangkan dan tidak secara langsung berkaitan dengan prestasi kerja. Kompensasi dalam
bentuk upah atau gaji disebut kompensasi langsung (Direct Compensation) karena hal ini
didasarkan pada faktor faktor pekerjaan kritis atau pelaksana kerja.
Menurut Mondy & Noe(2005) benefits atau manfaat adalah semua manfaat finansial
yang biasanya didapatkan oleh karywan secara tidak langsung. Beberapa program yang termasuk
dalam Benefits yaitu asuransi, program kesehatan, keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan
umum.
K. UU JAMINAN KESEHATAN
Menurut Mondy dan Noe sejarah dari undang-undang di Amerika tentang pemberian kompensai
yaitu :
1. Consolidated Omnibus Budget Reconciliation Act of 1985 (COBRA)
2. Health Insurance Portability and Accountability Act of 1996 (HIPAA)
3. Employee Retirement Income Security Act of 1974 (ERISA)
4. Older Workers Benefit Protection Act (OWBPA)
Sedangkan di Indonesia, pengaturan tentang Jaminan Kesehatan Karyawan diatur dalam UU
Republik Indonesia Tentang Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003
L. KOMPENSASI NON-FINANSIAL
Kompensasi non-finansial adalah balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan
bukan berbentuk uang, tapi berwujud fasilitas Termasuk imbalan bukan uang misalnya rasa
aman, atau lingkungan kerja. Komponen kompensasi non-finansial terdiri dari pekerjaan, dan
lingkungan pekerjaan secara keseluruhan. Pengaturan ini membuat tempat kerja lebih fleksibel
sehingga lebih diinginkan kehidupan kerja karyawan. yang nyaman, pengembangan diri,
fleksibilitas karier, peluang kenaikan penghasilan, simbol status, pujian dan pengakuan (Mondy
& Noe;2005)
M. PEKERJAAN SEBAGAI KOMPENSASI TOTAL
Pekerjaan sebagai faktor kompensasi total, secara keseluruhan menjelaskan bahwa pekerjaan
dapat menjadi faktor kompensasi tersendiri untuk memacu motivasi pekerja agar dapat bekerja
secara optimal. Yang termasuk dalam pekerjaan sebagai faktor kompensasi total adalah:
Karakteristik Pekerjaan, Ragam Ketrampilan, Identitas Tugas, Makna Tugas, Otonomi, Umpan
Balik, dan Cyberwork.