STRATEGIK
KELOMPOK 3 :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SDM adalah faktor sentral dalam suatu perusahaan apapun bentuk dan tujuan
perusahaan. Perusahaan dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia. Dan dalam
pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi manusia merupakan faktor
strategis dalam semua kegiatan institusi. Perubahan yang demikian cepat membuat peran
perencanaan strategis menjadi begitu penting, bahkan ini akan menjadi sulit untuk
diformulasikan dalam pengelolaan sebuah perusahaan.
Sedemikian pentingnya peran SDM, ia menempati peran yang strategis dan setara
dengan manajemen keuangan, pemasaran, teknologi, produksi, maupun informasi.
Dalam jajaran manajemen dan SDM yang langsung mendukung manajemen dalam
menjalankan pe-usahaan sering dianggap sebagai faktor kunci yang aktif dalam
membawa perusahaan ke arah pengem bangan dan pertumbuhan atau sebaliknya. Oleh
karena itu, performance manajemen perusahaan secara menyeluruh ditentukan oleh
keterampilan atau skills dan profesionalismenya serta motivasinya. Dengan demikian,
SDM dalam perusahaan harus dikelola secara baik dan dikembangkan secara kesi-
nambungan dengan strategi yang tepat.
Strategi perusahaan dan memiliki suatu rencana tindakan dan alokasi sumber 2
daya yang dapat meningkatkan pencapaian tujuan perusahaan. Strategi MSDM adalah
suatu pertalian antara MSDM dengan tujuan dan sasaran strategi yang dimaksudkan agar
dapat memperbaiki kinerja bisnis dan mengem-bangkan budaya organisasi se-hingga
dapat mendo-rong dan membantu berkreasi, berinovasi dan lebih fleksibel. Strategi
MSDM juga dapat diartikan sebagai suatu pola penyebaran SDM yang terencana dan
suatu tindakan yang dimaksudkan untuk meyakinkan dan meningkat-kan organisasi
dapat mencapai tujuannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lima Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik
Ada lima pendekatan untuk HRM strategis. Ini terdiri dari straegi berbasis sumber
daya/resource-based strategy (RBV), pencapaian strategis yang cocok/achieving
strategic fit, manajemen kinerja tinggi/high-performance management, manajemen
komitmen tinggi/high-commitment management, dan manajemen keterlibatan
tinggi/high-involvement management.
1. Berbasis sumber daya/ resource-based strategy (RBV)
Sebuah tujuan fundamental dari strategi SDM berbasis sumber daya, sebagaimana
perspektif Barney (1991), adalah untuk mengembangkan kemampuan strategis -
mencapai kesesuaian strategis antara sumber daya dan peluang dan mendapatkan
nilai tambah dari penyebaran sumber daya secara efektif.
Pendekatan resource-based didasarkan pada keyakinan bahwa keunggulan
kompetitif diperoleh jika perusahaan dapat memperoleh dan mengembangkan
sumber daya manusia yang memungkinkannya untuk belajar lebih cepat dan
menerapkan pembelajaran yang lebih efektif disbanding para pesaingnya (Hamel
dan Prahalad, 1989). resource-based theory menekankan bahwa investasi pada SDM
akan menambah nilai perusahaan.
Tujuan strategisnya adalah untuk menciptakan perusahaan yang lebih cerdas dan
fleksibel disbanding para pesaing mereka (Boxall, 1996). Yaitu dengan cara
mempekerjakan dan mengembangkan staf mereka agar lebih berbakat serta
memperluas basis keterampilan mereka. Oleh karena itu berkaitan dengan
peningkatan sumber daya manusia atau intelektual perusahaan. Ulrich (1998)
berpendapat bahwa pengetahuan telah menjadi keunggulan kompetitif langsung
untuk perusahaan. Sehingga tantangan bagi organisasi adalah memastikan bahwa
mereka memiliki kemampuan memberi kompensasi dan mempertahankan individu-
individu berbakat yang mereka butuhkan.
2. Pencapaian strategis yang cocok/ achieving strategic fit
Strategi SDM harus sesuai dengan strategi bisnis (vertical Fit), dan harus
menjadi bagian integral dari strategi bisnis, memberikan kontribusi terhadap proses
perencanaan bisnis. Integrasi vertikal di mungkinkan untuk memberikan kesesuaian
antara strategi bisnis dan strategi SDM untuk mendukung pencapaian sebelumnya
dan membantu mendefinisikan strategi bisnis. Integrasi horizontal dengan aspek
selain strategi SDM untuk menyatukan berbedaan yang ada, dengan tuuan untuk
mencapai kesesuaian pendekatan dalam mengalola SDM dalam praktek beragam
dengan cara memberikan dukungan satu sama lain.
3. Manajemen kinerja tinggi/ high-performance management
High-performance management/manajemen kinerja tinggi bertujuan untuk
memberikan pengaruh pada kinerja perusahaan melalui SDM yaitu produktivitas,
kualitas tingkat layanan kepada pelanggan, pertumbuhan, keuntungan dan
memberikan peningkatan nilai-nilai pada shareholder.
Praktek High-performance management termasuk didalamnya adalah prosedur
rekrutmen dan seleksi yang ketat, aktivitas manajemen pengembangan dan pelatihan
yang relevan dan luas, sustem pembayaran insentif, dn proses manajerman kinerja.
4. Manajemen komitmen tinggi/ high- commitment management
Salah satu keunggulan karakter SDM adalam berhubungan dengan komitmen
(Walton, 1985). Manajemen komitmen tinggat tinggi menurut Wood (1996) adalah
bentuk pengelolaan yang ditujukan untuk memunculkan komitmen sehingga
perilaku ini menjadi sebuah kesadaran dibandingkan dengan sebuah pengendalian
oleh sanksi dan tekanan eksternal dari tiap individu, dan komitmen ini berhubungan
dengan organisasi berdasarkan tingkat kepercayaan yang tinggi.
5. Manajemen keterlibatan tinggi/ high-involvement management
Pendekatan ini menganggap karyawan sebagai rekan dalam perusahaan yang
kepentingan dan usulan mereka perlu dihargai. Hal ini terkait dengan komunikasi
dan pelibtan. Tujuannya dalah untuk menciptakan suasana komunikasi antara
manajer dan anggotanya dalam mengetahui harapan mereka dan bertukar informasi
dalam menjalankan misi, nilai, dan tujuan organisasi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam manajemen sumber daya manusia mempunya 5 (lima) pendekatan yaitu
straegi berbasis sumber daya/resource-based strategy (RBV), pencapaian strategis yang
cocok/achieving strategic fit, manajemen kinerja tinggi/high-performance management,
manajemen komitmen tinggi/high-commitment management, dan manajemen
keterlibatan tinggi/high-involvement management.
Selain pendekatan, manajemen sumber daya manusia strategis juga mempunyai
karakter yang terdiri dari 3 pilar yaitu karakter organisasi, karakter individu yang secara
umum terbentuk dari kepribadian, nilai dan keyakinan, budaya, ketrampilan dan
kemampuan, dan motif, kemudian pilar yang terakhir adalah karakter pemangku
kepentingan termasuk juga karyawan, pelanggan dan hal-hal yang berhubungan penting
terhadap keberlangsungan jalannya organisasi atau perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA