Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEMINAR MANAJEMEN OPERASIONAL


Disusun Untuk memenuhi Tugas Manajemen Operasional

Disusun Oleh :
Zaenal Arifin
NIM. 16120174

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Puja dan Puji
syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-
Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah tepat pada waktunya. Adapun
penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami usahakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun
kritik demi memperbaiki makalah ini. Penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah ini
dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami makalah sederhana ini dapat menginspirasi
para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang berkaitan pada makalah selanjutnya.

Malang, 17 Oktober 2019

Penyusun
PENDAHULUAN

Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan


yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen
produksi atau operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk
menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat
jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi atau operasi mengkaji
pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau operasi.

Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan perusahaan
diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan
dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan
produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.

Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliiki maksud dan tujuan. Adapun maksud penulis
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Sedangkan tujuannya, penulis
berharap agar makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu pengetahuan mengenai Manajemen
Produksi atau Operasi kepada para pembaca.

II. RUMUSAN MASALAH

1.Bagaimana pengertian Manajemen Operasi?

2.Bagaimana Sistem Produksi/Operasi?

3.Bagaimana penentuan lokasi perusahaan/produksi?

4.Bagaimana pengaturan proses produksi/operasi?

5.Bagaimana rancangan pabrik dan sistem produksi?

6.Bagaimana perencanaan produksi dan penentuan standar?

7.Bagaimana pengelolaan dalam kegiatan operasi?

8.Bagaimana pengawasan kegiatan produksi


PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen Produksi atau Operasi

Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur
agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan
ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai
tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Manajemen
operasi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen
dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.

Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan
pengembangan produk; penentuan jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan
layout & job design; serta penentuan standar kerja.

Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan proses produksi; pemeliharaan
dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan pekerja.

Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan pengawasan


biaya produksi dan operasi.

Dalam perencanaan, manajer operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari organisasi
dan mengembangkan program, kebijakan dan prosedur penentuan peranan dan focus dari operasi
termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber daya
produksi.

Dengan demikian, Manajemen Produksi atau Operasi menyangkut pengambilan


keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.

2. Sistem Produksi/Operasi

Sistem operasi merupakan sistem yang mengacu pada sistem transformasi yang
menghasilkan barang dan jasa. Gambaran sistem ini tidak hanya menjadi pijakan untuk definisi
jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga dasar yang kuat untuk rancangan dan
analisis operasi.

Dalam sistem operasi, yang menjadi masukan adalah energi, material, tenaga kerja, modal
dan informasi. Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada kendali syari’at akan memastikan
berjalannya proses transformasi yang amanah, disamping jaminan halal atas segala masukan yang
digunakan serta semua keluaran yang dihasilkan.

Lingkungan eksternal mempengaruhi ketiga subsistem manajemen operasi. Sebagai


contoh, lingkungan eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang menjadi input.
Perubahan teknologi dapat mengubah proses transformasi. Produk yang dihasilkan oleh organisasi
dilempar kelingkungan eksternal, tetapi lingkungan eksternal juga mempengaruhi output yang
dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan preferensi konsumen akan mengubah produk yang
dihasilkan organisasi menjadi produk yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat
dan metode dapat mempengaruhi dan membantu proses transformasi.

3. Penentuan lokasi perusahaan

Terdapat 2 kriteria dalam menentukan lokasi produksi:

Kriteria subyektif, keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan subyektif pemilik


perusahaan dimana keputusan subyektif ini akan sangat membantu tercapainya keberhasilan
dalam bisnis sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh berbagai faktor yang memperkuat
keputusan subjektif.

Kriteria obyektif, mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung tercapainya


keberhasilan. Seperti regulasi pemerintah seputar bisnis yang dijalankan, budaya masyarakat,
akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses transportasi dan lain-lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan lokasi kerja:

1) Biaya ruang kerja

Biaya untuk membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung
dari letak tanah.

2) Ketersediaan dan biaya tenaga kerja


Perusahaa dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian
khusus yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung dari lokasi perusahaan.

3) Insentif pajak

Insentif pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi
di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.

4) Sumber permintaan

Biaya trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang dekat
sumber permintaan dari konsumen.

5) Akses trasportasi

Perusahaan lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para konsumen lebih
mudah mengakses perusahaan.

Bagaimana menentukan lokasi bisnis manufaktur dan jasa.

Lokasi bisnis Manufaktur (penghasil barang)

Model-model penghitungannya:

* Dengan penghitungan biaya angkut dan jarak yang paling rendah

Contoh: perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang dekat dengan pasar
kliwon, untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah kudus banyak tersedia.

* Metode perbandingan biaya operasi

Memilih beberapa alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih alternatif lokasi dengan
biaya operasi paling rendah.

* Dengan pendekatan kualitatif

Contoh: pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan baku.
Lokasi bisnis jasa

Bisnis jasa lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak ada biaya angkut. Namun
bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti jasa sedot WC, tidak perlu strategis yang terpenting
adalah sarana komunikasinya kepada konsumen, cukup dengan menempel nomor telephon.

4. Pengaturan Proses Produksi atau Operasi

Keputusan mengenai proses produksi menjadi keputusan yang penting dalam melakukan
desain sistem produksi. Proses produksi diatur sesuai dengan keinginan dan keadaan
prusahaan,dengan memilih dari berbagai alternatif proses produksi sebagai berikut:

1. Secara umum,terdapat dua jenis proses produksi :

Pertama,sistem Produksi Intermiten

Sistem prosuksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus


menerus, berkelanjutan dan menggunakan pola mulai selesai. Artinya,kepastian mengenai kapan
memulai proses produksi dan kapan menyelesaikan proses produksi jelas. Terdapaat dua jenis
pola produksi yang menggunakan sistem intermiten :

a. Produksi massal ( mass production)

Umumnya berlaku pada prusahaan manufaktur. Dilakukan melalui standar


produksi tertentu, prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang secara rutin diproduksi.

b. Pilihan masal (mass customization)

Bahwa produk yang dihasilkan oleh prusshaan memberikasn keleluasaan kepada konsumen
untuk memilih sesuai selera dan daya beli masing-masing. Perusahaan memproduksi variasi
produk yang lebih banyak,seperti HP,Komputer.

Kedua,sistem proses produksi yang terus menerus (continous production system)

Sistem produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat terus menerus dan untuk
jangka waktu yang relatif panjang kemudian disimpan dalam gudang, disalurkan ke penyalur dan
dijual kepada konsumen. Contoh perusahaan manufaktur seperti perusahaan kimia, minyak bumi
dan tambang, sedangkan perusahaan jasa seperti ttransportasi transportasi yang terus menerus
memberatkan penumpang dari terminal.
2. Proses produksi Pelayanan

· Produksi yang standar

Proses produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut di desain dari
informasi konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang distandardisasikan tersebut.

· Produksi menurut pesanan

Proses produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan oleh konsemen. Jadi
bentuknya tidak distandardisasikan tetapi sangat bervariasi.

Sifat dan Teknis Produksi

Teknik produksi pada perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:

1. Proses Ekstraktif merupakan proses produksi yang haanya mengambil dari alam dan sudah terjadi
produksi akhir, misalnya emas, batu bara, dan sebagainya.

2. Proses Analitis merupakan kegiatan produksi yang memisah misahkan bahan alam menjadi produk
akhir, misalnya minyak, semen dan sebagainya.

3. Proses sintetis merupakan kegiatan produksi dengan mencampur bahan-bahan kemudian diolah
menjadi produk akhir, misalnya makanan, minuman, dan obat-obatan.

4. Proses Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan baku menjadi produk akhir,
misalnya elektronik.

5. Rancangan Pabrik (Plant layout) dan Sistem produksi (Produktion System Layout)
Rancangan (Design) menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata Letak
(Layout) adalah pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor. Yang dimaksud
pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan produksi dijalankan.

Keputusan mengenai desain rumah produksi merupakan keputusan yang menyangkut


bagaimana perusahaan mendesain tempat produksi dari mulai fasilitas, pekerjaan, ruang kerja,
gudang dan lain-lain. Sebagai contoh untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan dimana
meletakkan bahan baku, menempatkan pekerja, mesin dan menyimpan hasil akhir. Begitu juga
dalam bisnis restoran, manajer perlu menentukan dimana letak kasir,meja makan, dapur, toilet,
hingga lokasi parkir.

Rancangan sistem produksi menyangkut bagaimana proses konversi dalam sistem produksi
dilakukan. Terdapat beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi sebagai berikut :

a) Rancangan Produksi

Adalah rancanga sistem produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal hingga akhir
dan mengikuti satu pola proses produksi. Sebagai contoh, proses pembuatan kain dari kapas hingga
kain jadi. Tahapan proses pembuatan kain tersebut mulai dari bahan baku berupa kapas disiapkan,
kapas dipintal menjadi kain dalam mesin pintal, kain yang sudah jadi melalui pembersihan,
kemudian kain dan diwarnai dan dibersihkan lagi kemudian dikeringkan, lalu kain melalui proses
penggulungan kemudian digudangkan.

b) Rancangan Proses

Yaitu rancangan sitem produksi yang proses produksinya mengikuti jenis proses yang
harus dilakuakan dan tak selalu harus mengikuti seluruh proses yang ada. Contah, proses
pemariksaan kesehatann disebuah poliklinik. Proses dimulai dari pasien datang, mendafter ke
resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses selanjutnya sangat bergantung jasa apa yang
diinginkan oleh pasien, apakah perlu kedokter anak, ahli penyakit dalam atau pemeriksaan gigi.

c) Rancangan Posisi Tetap

Adalah sistem produksi dimana produk yang akan dibuat diletakkan disatu tempat, dan
berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya mengerjakan proses produksi
ditempat tersebut. Contah, pembuatan pesawat terbang, atau proses make up artis.
Keputusan mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi secara
langsung karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan perlengkapan. Hal ini dapat
berpengaruh pula pada pengeluaran untuk bunga karena mempengaruhi jumlah pinjaman untuk
memeli properti atau mesin.

Prinsip dalam penetapan layout, agar diperoleh : jarak angkut minimum, aliran matarian
seimbang dengan kapasitas, penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk perubahan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi. Jika
lokasi terdapat didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung tingkat tinggi agar
mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi. Rancangan dan tata letak akan
dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi diatas,jenis produksi. Rancangan dan tata
letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya jenis produksi yang dihasilkan, kapasitas produksi
yang diinginkan. Rancangan dan tata letak harus mampu disesuaikan dengan penambahan atau
pengurangan kapasitas jumlah produksi yang diinginkan.

6. Perencanaan Jumlah Produksi dan Penentuan Standar

Perkiraan jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan standar
dapat dilakukan beberapa cara antara lain :

A. Penghitungan Forecast Produksi


Forecast produksi didasarkan forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan dapat
dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan.

B. Dasar Perhitungan BEP (Unit)

BEP (Break Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan itu
perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya (Total cost) sama dengan total
pendapatan (total revenue). Jumlah produk di buat harus lebih besar dari unit terjual pada BEP.

Perhitungan BEP mempunyai asumsi, bahwa : Biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap dan
variable; Haraga jual dan biaya varibel per unit dalam periode perhitungn selalu tetap; Semua
produksi terjual habis sehingga kuantitas penjualan sama dangan produksi.
C. Penentuan Standar Kinerja

Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi :

· Standar Kualitas

Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan standar per atribut
dari barang dan jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu pengendalian mutu terpadu. Standar
kualitas ini mencakup rencana, proses produksi, monitoring dan tindak lanjut.

· Standar Kuantitas

Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode tertentu untuk mencapai
tujuan dan pertumbuhan perusahaan.

· Standar Waktu Proses

Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar diperoleh efisiensi yang
maksimal.

· Standar Produktivitas (Productivity)

Standar mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang digunakan. Ukuran
productivity dapat diukur baik secara total maupun partial atau bagian-bagiannya. Ukuran
productivity antara lain sebagai berikut:

1. Total factor Productivity, dihitung denga membaagi Output perusahaan dengan Labor + Capital +
Material + Energy input + Businnes service.

2. Material Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan material.

3. Labour Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan jumlah Labor.

7. Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi

A. Pengaturan Bahan Baku

Pengatuaran bahan baku dilakaukan dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan


penyimpanan yang akan dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ
(Economic Order Quantity) jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya
penyimpanan ekstra (Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out Cost)
dipergunakan metode ROP (Re Order Point).

Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu : bahan baku selalau tersedia pada
leveransir; pola produksi yang stabil dalam perusahaan; tarif biaya pesan dan simpan selalu tepat
dalam satu periode; bahan baku yang dibeli tidak rusak akibat disimpan; perusahaan memiliki
gedang.

Juga bisa menggunakan metode JIT (just in time) yaitu metode pengelolaan bahan baku
tanpa harus memiliki gudang penyimpanan,karena bahan baku yang dibeli dari pemasok langsung
diproduksi.jika bahan baku akan habis,levelansir selalu menyediakan dan menghantarkan sampai
lokasi tempat produksi.dalam metode ini,levalinsir tidak boleh terlambat,sebab akan mengganggu
proses produksi.

B. Keputusan Operasi

Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan.

· Keputusan berkaitan dengan proses

Keputusan mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk
memproduksi brang dan jasa.

· Keputusan berkaitan dengan kapasitas

Keputusan mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat,
ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.

· Keputusan berkaitan dengan kesediaan

Keputusan berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa banyak, dan kapan
dipesan.

· Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja

Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen, proses seleksi
diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi dan PHK.

· Keputusan berkaitan dengan mutu


Keputusan yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi orientasi bersama dalam
setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan, pemilihan orang-orang terlatih dan
pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.

8. Pengawasan Kegiatan Produksi

Pengawasan dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan
atau desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu.
Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi, meliputi:
pada kegiatan proses produksi; pada kualitas produksi atau jasa yang dihasilkan; pada biaya
produksi/operasi yang dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan produksi.

A. Pembelian Bahan Baku

Para menejer melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama memilih
pemasok bahan baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan, kualitas,
layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan potongan/diskon menurut volume.
Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.

B. Pengawasan Persediaan Bahan Baku

Pengawasan persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang


meminimkan biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahawa
bahan baku tersedia bila mana diperlukan.

C. Routing

Roting ialah urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk. Bahan
baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station) agar dapat dipakai sesuai
spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan disetiap pos kerja.
Proses routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bias ditingkatkan
sehingga mendapat proses produksi yang lebih cepat dan murah.

D. Penjadwalan

Penjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses
produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas produksi.
Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan. Cara untuk menjadwalkan
proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan program (program evaluation and review
technique-PERT), menjadwalkan tugas dengan cara meminimkan hambatan proses produksi.

E. Pengawasan Kualitas

Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau
harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah kualitas
barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang
perlu dilakukan pada proses produksi. Kualiatas dapat diukur dengan menilai beberapa
karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan.

Pengawasan dilakukan pada berbagai waktu dari aktivitas produksi meliputi: pada saat
menentukan desain atau rancangan produk; pada saat perencanaan proses produksi; pada aktivitas
monitoring; pada akhir proses produksi

Cara Pengawasan

Pengawasan Terhadap Produk

a) Dengan Sertivikasi

Sertivikasi terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar standart
industri, asosiasi dan sebagainya.

b) Pemeriksaan Laboratorium

Pemerikasaan laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur


kimiawinya yang dikandung.

c) Penilaian Dari Pendapat Konsumen

Pendapat konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar pertanyaan
untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.

Pengawasan Terhadap Proses Prodiksi

a) Dengan Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)


Proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai delapan orang yang
pekerjanya sejenis.

b) Perolehan Sertifikasi ISO

Sertifikat ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi standart organisasi ISO pada
perencanaannya atau proses produksinya atau pengawasannya atau pada tindak lanjutnya.

Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas

Pengawasan ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja dengan
standart yang ditetapkan sebelumnya.

Pengawasan Terhadap Standart Produksi

Dengan menegement control systems atau system pengendalian manejemen. Caranya


dengan selalu membandingkan antara anggaran atau standart yang lain dengan realita
pembelanjaan di bagian produksi.
KESIMPULAN

Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar
dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini,
perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan
agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.

Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset
dan pengembangan produk; penentuan jumlah produk; penentuan luas dan pola
produksi;penyusunan layout & job design; serta penentuan standar kerja.

Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan proses produksi;


pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan
pekerja.

Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan


pengawasan biaya produksi dan operasi.

.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Husni Mubarok, M.M. Pengantar Bisnis. Kudus:Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri(STAIN). 2010

http://nurrahmanarif.wordpress.com/2008/11/12/manajemen-operasi

Anda mungkin juga menyukai