Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ARTIKEL HASIL PEMIKIRAN


PENGGUNAAN DAN TEKNIK PERHITUNGAN YIELD OBLIGASI BAGI
MANAJEMEN KEUANGAN
Bidang kegiatan:
PKM AI

Aufal Marom
Nizam Nur
Devara Angki

Disusun oleh:
(201310160311307) Angkatan 2013
(201210160311449) Angkatan 2012
(201410160311338) Angkatan 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2014

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-AI


1. Judul Penulisan
: Fungsi Analisis Titik Impas dalam Perencanaan dan
Pengendalian Perusahaan
2. Bidang Penulisan : PKM-AI
3. Ketua Penulisan
a. Nama

: Aufal Marom

b. NIM

: 201310160311307

c. Jurusan

: Manajemen

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

e. Alamat Rumah

: Pacet Rt.4 Rw. 3, Pacet

f. Nomor Telp/HP

Kab. Mojokerto, Provinsi Jawa Timur


: 085646666297

g. Email

: auphal@gmail.com

4. Anggota Pelaksana

: 2 orang

5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar

: Drs. Warsono, MM

b. NIDN

: 002.012.6701

c. Alamat Rumah

: Jl. Margo Basuki VII/17 Jetis, Rt/Rw:

d. No telp/HP

01/03 Mulyoagung, Dau, Malang 65151


: 082233422727

Menyetujui
Ketua Jurusan Manajemen

Malang, 23 Desember 2014


Penulis,

(Dr. Marsudi, M.M.)


NIDN.107.8511.0357

(Aufal Marom)
NIM. 201310160311307

Pembantu Rektor III

Dosen Pendamping

(Dr.Diah Karmiyati, Psi)


NIDN . 109.8802.0064

(Drs. Warsono, MM)


NIDN. 002.012.6701

PENGGUNAAN DAN TEKNIK PERHITUNGAN YIELD OBLIGASI BAGI


MANAJEMEN KEUANGAN
Aufal Marom
Universitas Muhammadiyah Malang
ABSTRAKSI: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan
dan penggunaan teknik perhitungan yield obligasi dalam pengelolaan keuangan.
Dalam melakukan perhitungan bagi pemegang obligasi pendapaan sahama atau
obligasi investor, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan itu,
disin dijelaskan beberapa alat analisis yang digunakan untuk menentukan data
alat perhitungan yield obligasi digunakan dalam menentukan kepemilikan yang
nominal yield obligasi,
Perhitungan adalah perbandingan antara obligasi kupon dengan
harga nominal. Hasil saat ini, metode penghitungan pendapatan dengan
membandingkan nilai pasar obligasi. Yield To Maturity, jika kupon disimpan
hingga jatuh tempo. Yield Call, jika obligasi diadakan saat-panggilan dengan
emiten tersebut. Metode perhitungan yang dibutuhkan oleh sirip oleh manajemen
keuangan dalam mencapai keuntungan maksimal
ABSTRACT: The purpose of this study was to determine the calculation and use
of bond yield calculation techniques in financial management. In doing
calculations for holders of bonds pendapaan sahama or bond investors, there are
a few things to note in that determination, disin described several analytical tools
that are used to determine the bond yield calculation tool data used in
determining the ownership of which is the nominal bond yield,
The calculation is the ratio between coupon bond with a nominal
price. Current Yield, an income calculation method by comparing the value of the
bond market. Yield To Maturity, if the coupon saved until maturity. Yield to Call, if
the bonds are held while on-call by the emiten. The calculation method is required
by the fin by the financial management in achieving maximal profit
Keyword: Obligasi, Yield Obligasi method, Financial Management
PENDAHULUAN

Banyak hal yang bisa menjadi pertimbangan penting bagi seorang


pemodal untuk berinvestasi di obligasi. Salah satu factor yang penting adalah
yield. Secara umum, yield berarti perolehan imbal hasil (return) dari investasi
obligasi dalam jangka waktu setahun. Karenanya, yield dalam obligasi kadang
kala setara dengan tingkat bunga obligasi itu dalam jangka 12 bulan. Sejak
belajar tentang obligasi, selalu membahas bahwa investor membeli obligasi untuk
disimpan hingga jatuh tempo. Namun sebenernay obligasu tidak harus ditunggu
sampai jatuh tempo.
Setiap saat investor bisa saja menjual obligasinya di pasar. Sebab harga
obligasi juga bisa berfluktuasi di pasar. Tapi, sebelum membahas soal harga,
terlebih dahulu harus memahami tentang konsep yield. Yield adalah angka yang
menunjukan tingkat imbal hasil atau keuntungan yang diperoleh investor dari
obligasi. Cara yang paling sederhana untuk menghitung yield adalah dengan
rumus : nilai bunga dibagi dengan harga obligasinya. Karenanya, jika anda
membeli sesuatu obligasi di harga parinya, yield obligasi itu setara dengan tingkat
bunganya. Nah, begitu harga obligasi itu berubah, yieldnya juga akan berubah.
Yield Obligasi juga sangat bergantung pada harga obligasi tersebut.
Sementara, harga obligasi sendiri sangat bergantung pada banyak factor. Selain
factor permintaan dan penawaran, kondisi makro ekonomi dan tren suku bunga
juga sangat mempengaruhi pergerakan harga obligasi di pasar. Untuk memahami
lebih mandalam tentang hubungan imbal hasil atau yield dengan harga obligasi,
investor juga mesti memahami konsep harga ini sendiri. Di pasar harga obligasi
dinyatakan dalam persentase terhadap nilai parnya. Pada saat awal penerbitan
harga obligasi biasanya adalah sebesar 100. Artinya untuk membeli obligasi itu
investor harus membayar sebesar 100% dari nilai pernya.
Seiring mekanisme pasar, harga obligasi itu bisa naik atau turun. Taruh
kata harga obligasi itu turun menjadi 95 itu artinya unutk membeli obligasi senilai
Rp. 100 miliar, investor cukup membayar Rp. 95 miliar atau 95% dari nilai
parnya. Pergerakan harga obligasi sendiri bergantung pada banyak faktor. Sesuai
rumus pasar, semakin banyak permintaannya dan semakin sedikit pasokannya,
harga suatu obligasi akan meningkat.
Selain itu, kondisi makroekonomi dan tren suku bunga domestik dan luar
negri juga sangat mempengaruhi pergerakan bunga obligasi. Khusus berhubungan
dengan bunga jika suku bunga harga obligasi cenderung naik, ini terjadi karena
investor cenderung memburu obligasi lama yang masih menawarkan bunga tinggi.
Investor bersedia memperoleh yield yang rendah untuk mengejar obligasi itu.
Karenanya, disaat harga naik, yield obligasi justru turun.
Jika suku bunga naik, harga obligasi yang beredar di pasar justru akan
turun. Ini terjadi karena investor menginginkan imbal hasil (yield) yang tinggi dari
obligasi yang ada di pasar untuk mengimbangi kenaikan bunga. Yield yang tinggi
ini hanya bisa tercapai jika investor membeli obligasi itu di harga rendah. Obligasi
merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar

kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman dalam kurun waktu
tertentu yang sudah disepakati oleh pihak yang bersangkutan
Menurut Arifin (2005) obligasi adalah instrumen hutang jangka panjang
yang digunakan oleh perusahaan atau negara untuk mendapatkan sejumlah dana
dari berbagai kelompok pemberi pinjaman. Kebanyakan obligasi membayar
bunga setiap semester pada tingkat coupon tertentu dan memiliki jatuh tempo
antara 5 sampai dengan 30 tahun dimana saat itu pemegang obligasi akan
menerima pelunasan sesuai dengan nilai par. Obligasi merupakan instrumen utang
yang berisi janji dari pihak yang mengeluarkan obligasi untuk membayar pemilik
obligasi sejumlah nilai pinjaman beserta bunga.
Menurut Moechdie dan Ramelan (2012:299), Obligasi adalah salah satu jenis
utang.
Secara umum obligasi adalah surat tanda utang jangka panjang Yield sebenarnya
bukan hanya terkait dengan obligasi, namun juga melekat pada aset atau
instrumen keuangan lainnya. Namun kecenderungannya sering mendengar istilah
yield ini dengan kaitannya dengan obligasi. Dikatakan di atas bahwa menukar
uang saat ini dengan uang di masa yang akan datang.
Hal itu dikarenakan dengan membeli sebuah aset keuangan, menukar
uang dengan sebuah bukti/tanda bahwa perusahaan yang bersangkutan akan
mengembalikan uang sejumlah uang yang dijanjikannya pada masa yang akan
datang. Obligasi pada dasarnya merupakan surat pengakuan hutang atas pinjaman
yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat pemodal. Jangka
waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian imbalan bunga
yang jumlah dan saat pembayarannya telah ditetapkan dalam perjanjian
(Sunariyah, 2004).

TUJUAN
Dengan disusunnya artikel hasil pemikiran ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dan pemahaman kepada perusahaan dalam membuat
perencanaan dan pengendalian. Perusahaan membutuhkan sebuah dasar dalam
membuat perencanaan sehingga dapat mengendalikan keuangan perusahaan.
Analisis titik impas merupakan dasar bagi seorang manajer dalam membuat
perencanaan dan pengendalian perusahaan terkait biaya dan penjualan.
METODE
Metode yang digunakan dalam dalam artikel ini adalah melalui kajian
pustaka yang diperoleh dari satu sumber yaitu data sekunder yang diperoleh dari
beberapa referensi dengan browsing di internet dan membaca buku,Metode ini
digunakan dengan alasan terbatasnya waktu,serta pertimangan kebenaran yang

dapat dikaji.Proses browsing maupun dengan membaca buku dimulai dengan


melihat kesamaan judul dan isi dari artikel yang akan dibahas.Waktu yang
digunakan untuk mencari refrensi adalah 2 (dua) minggu, tertanggal 1 Desember
sampai 21 Desember 2014. Referensi berupa buku bacaan diperoleh di
Perpustakaan pusat Universitas Muhammadiyah Malang
PEMBAHASAN
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada
waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Teknik perhitungan Yield Obligasi
Pada saat tingkat bunga umum turun, kurs obligasi naik dan begitu
sebaliknya. Besar kecilnya perubahan kurs obligasi tergantung pada besar
kecilnya perubahan bunga. Semakin besar penurunan bunga, semakin tinggi kurs
obligasi.Semakin besar kenaikan bunga, semakin rendah kurs obligasi. Hubungan
antara tingkat bunga umum dan kurs obligasi bersifat negatif. Selanjutnya Ang
(1997) menyatakan tingkat suku bunga pasar dan harga obligasi bergerak dengan
arah yang berlawanan.
Jadi jika suku bunga pasar naik, maka harga pasar obligasi akan turun,
demikian pula sebaliknya. Jika suku bunga pasar turun maka harga pasar obligasi
akan naik. Suku bunga pasar inilah yang selalu memicu ketidakstabilan (volatility)
harga suatu obligasi. Harga obligasi (atau nilai sekarangnya) bergerak dengan
berkebalikan dengan yield to maturity, untuk hal inilah adanya suatu discount
rate. Nilai intrinsik obligasi sangat terkait dengan besarnya nilai r, yaitu tingkat
keuntungan yang diisyaratkan atau yield obligasi
Nominal yield atau lebih dikenal dengan sebutan tingkat kupon adalah
penghasilan bunga kupon tahunan yang dibayarkan pada pemegang obligasi.
Tingkat bunga kupon dinyatakan sebagai persentase nilai nominal. Current Yield
adalah penghasilan bunga kupon tahunan dibagi dengan harga pasar obligasi.
Yield To Maturity bisa diartikan sebagai tingkat return majemuk yang akan
diterima investor jika pembeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan
obligasi tersebut hingga jatuh tempo.
Yield to maturity merupakan ukuran yield yang banyak digunakan karena
yield tersebut mencerminkan return dengan tingkat bunga majemuk (compounded
rate of return) yang diharapkan investor, jika dua asumsi yang diisyaratkan itu
bisa terpenuhi. Yield to maturity adalah nilai yang dicari dengan menggunakan

data harga obligasi saat ini, waktu jatuh tempo, kupon dan nilai par obligasi yang
diketahui dengan cara mencoba-coba memasukkan nilai yang paling mendekati.
Yield to call (YTC) adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa
dibeli kembali (callable). Obligasi yang callable berarti bahwa emiten bisa
melunasi atau membeli kembali obligasi yang telah diterbitkannya dari tangan
investor yang memegang obligasi tersebut, sebelum jatuh tempo. Umumnya
obligasi yang mempunyai peluang besar untuk dilunasi sebelum jatuh tempo
adalah obligasi-obligasi yang dijual pada harga premi (misalnya obligasi yang
kuponnya tinggi dan mempunyai harga pasar diatas nilai parinya).
Realized (horizon) yield Atau yield yang terealisasi (horizon) adalah
tingkat return harapan investor dari sebuah obligasi, jika obligasi tersebut dijual
kembali oleh investor sebelum waktu jatuh temponya. Di samping itu, yield yang
teralisasi (horizon) dapat juga digunakan untuk mengestimasi tingkat return yang
dapat diperoleh investor dengan menggunakan strategi perdagangan tertentu.
Menghitung realized (horizon).
Kegunaan masing-masing yield tersebut dapat diringkas seperti dalam
tabel berikut

Ukuran yield

Kegunaan

Nominal Yield

Mengukur tingkat kupon

Current Yield

Mengukur tingkat pendapatan sekarang

Yield To Maturity
(YTM)

Mengukur tingkat return harapan jika obligasi disimpan sampai


waktu jatuh temponya

Yield To Call (YTC)

Mengukur tingkat return harapan untuk dilunasi (call) sebelum


jatuh tempo

Realized (horizon)
Mengukur tingkat return harapan untuk obligasi yang akan dijual
Yield
sebelum jatuh tempo.
Sumber : Tandelilin, (2010:267)
Perubahan harga obligasi di pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan suku
bunga dan persepsi terhadap resiko. Harga obligasi di pasar modal dapat lebih
tinggi atau lebih rendah dari nilai parinya. Berinvestasi pada obligasi tidak hanya

memberikan keuntungan dari pembayaran bunga tetap (kupon), tapi memiliki


peluang untuk medapatkan keuntungan dari capital gain (selisih harga beli dan
jual). Suatu obligasi dapat diperjualbelikan setiap saat (sebelum jatuh tempo)
dengan harga yang lebih atau kuran dari nilai parinya, tergantung kondisi pasar.
Pada umumnya, semakin panjang waktunya maka akan semakin tinggi
tingkat bunga yang ditawarkan untuk menutupi resiko tambahan yang
dikarenakan jangka waktu investasi yang sangat panjang. Hubungan antara tingkat
suku bunga yang dibayarkan suatu obligasi (jangka pendek maupun jangka
panjang) dengan tanggal atau tahun jatuh temponya disebut kurva hasil (Yield
Curve). Yield adalah apa yang sebenarnya investor dapatkan dari hasil
menananmkan uangnya pada obligasi. Kebanyakan kolom obligasi menyatakan
yield saat ini (current) dalam presentase. Para investor menggunaka current yield
untuk membandingkan nilai relatif suatu obligasi
Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tingkat suku bunga dengan
harga obligasi adalah negatif dan hubungan antara harga obligasi dengan YTM
adalah juga negatif, atau dengan kata lain apabila tingkat suku bunga mengalami
kenaikan maka harga obligasi dipasar akan mengalami penurunan, dan apabila
harga obligasi mengalami penurunan maka akan mengakibatkan YTM obligasi
mengalami kenaikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila tingkat suku
bunga mengalami kenaikan.
Maka tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor atau YTM
obligasi juga akan mengalami kenaikan, atau dengan kata lain tingkat suku bunga
dengan tingkat keuntungan yang diisyaratkan atau YTM obligasi berkorelasi
positif. Sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan tingkat imbal hasilnya
berhubungan terbalik dengan tingkat imbal hasil hingga jatuh tempo di waktu
obligasi tersebut dijual. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara tingkat suku bunga terhadap tingkat imbal
hasil obligasi.
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. Pengaruh corporate governance terhadap
peringkat dan yield obligasi. Proksi dari corporate governance yang digunakan
kepemilikan institusional dan proporsi komisaris independen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh
yang negatif signifikan terhadap yield obligasi.
Kepemilikan institusional juga berhubungan secara negatif signifikan
terhadap yield obligasi. Berarti semakin tinggi persentase kepemilikan
institusional maka semakin baik pengendalian manajemen perusahaaan tersebut.

Dengan demikian, keberadaan kepemilikan institusional akan meningkatkan nilai


perusahaan, sehingga investor akan bersedia membeli obligasi harga yang lebih
tinggi, maka yield yang ditawarkan akan semakin rendah.
Manfaat Bagi Manajemen Keuangan
Penggunaan Yield obligasi merupakan faktor terpenting sebagai
pertimbangan investor dalam melakukan pembelian obligasi sebagai instrumen
investasinya. Investor obligasi akan menghitung seberapa besar pendapatan
investasi atas dana yang dibelikan obligasi tersebut dengan menggunakan alat
ukur yield.Nilai suatu obligasi berpengaruh pada tingkat suku bunganya.
kalau nilai tukar suatu mata uang tinggal dilihat pada korelasinya.
semakin tinggi nilai yield berarti semakin tinggi tingkat suku bunga, berarti
semakin tinggi tingkat inflasi, berarti semakin rendah nilai tukar mata uang
(Rahardjo, 2003)
Selain itu, investor jangka pendek bisa melakukan dengan metode
CY(current Yield). Masih banyak sekali manfaat mengetahui penghitungan yield
obligasi untuk menilai seberapa berhaasil stratei investasi yang dibelikan
instrumen obligasi. Untuk investor yang bersifat lembaga investasi akan lebih
rumit lagi menilai tingkat pendapatan keuntungan investasinya yang memiliki
jumlah portofolio investasi obligasi dalam jumlah besar, dengan tingkat suku
bunga serta periode jatuh tempo yang berbeda-beda.
Investasi dalam deposito atau SBI, akan menghasilkan bunga bebas risiko
tanpa memikirkan pengelolaannya. Sementara investasi dalam obligasi
mengandung risiko seperti kegagalan penerimaan kupon atau gagal pelunasan dan
kerugian karena kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi di tempat lain
(opportunity cost). Oleh karena itu, yield obligasi yang diperoleh harus lebih
tinggi daripada tingkat deposito atau SBI.
Pergerakan tingkat suku bunga SBI sangat berpengaruh terhadap efek
pendapatan tetap. Kenaikan tingkat bunga SBI diharapkan dapat memberikan
alternatif investasi karena orang lebih suka membeli SBI yang memberikan bunga
tinggi. Pada gilirannya kenaikan tingkat suku bunga SBI pasti berdampak pada
kenaikan tingkat bunga komersial. Disaat tingkat bunga komersial tinggi
merupakan momen yang tidak tepat untuk merealisasikan capital gain.
Karena harga obligasi berhubungan terbalik dengan tingkat bunga pasar.
Sehingga kenaikan tingkat bunga komersial justru akan mengakibatkan penurunan
harga obligasi. Kemudian investor dapat merealisasikan capital gain ketika
pemerintah melakukan pemotongan terhadap tingkat suku bunga SBI. Karena

pemotongan tingkat suku bunga SBI berdampak pada apresiasi terhadap harga
obligasi
Jika tingkat bunga meningkat sehingga tingkat pengembalian yang
diharapkan pasar juga meningkat, maka harga obligasi akan menurun. Jika tingkat
bunga menurun, harga obligasi meningkat. Sehingga tingkat bunga dan harga
obligasi bergerak dalam arah yang berlawanan. Dari pernyataan diatas, tampak
jelas bahwa keberagaman tingkat bunga dapat menyebabkan keberagaman harga
obligasi.
Variasi ini pada harga sekuritas yang disebabkan oleh perubahan pada
tingkat bunga disebut dengan risiko tingkat bunga. Nilai suatu obligasi bergerak
berlawanan arah dengan perubahan suku bunga secara umum. Jika suku bunga
secara umum cenderung turun, maka nilai atau harga obligasi akan meningkat,
karena para investor cenderung untuk berinvestasi pada obligasi. Sementara itu,
jika suku bunga secara umum cenderung meningkat, maka nilai atau harga
obligasi akan turun, karena para investor cenderung untuk menanamkan uangnya
di Bank
Perusahaan yang mempunyai nilai skala kecil cenderung kurang
menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar.
Perusahaan kecil hanya memiliki faktor-faktor pendukung untuk memproduksi
barang dengan jumlah terbatas. Oleh karena itu, perusahaan yang berskala kecil
mempunyai risiko yang lebih besar daripada perusahaan besar. Perusahaan yang
mempunyai risiko yang besar biasanya menawarkan return yang besar untuk
menarik investor.
Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva,
penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolok ukur yang
menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan
tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini
arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik
dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa
perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding
perusahaan dengan total asset yang kecil.
Aktiva merupakan tolok ukur besaran atau skala suatu perusahaan.
Biasanya perusahaan besar mempunyai aktiva yang besar pula nilainya. Secara
teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian (certainty) yang lebih
besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian
mengenai prospek perusahaan ke depan. Hal tersebut dapat membantu investor
memprediksi risiko yang mungkin terjadi jika ia berinvestasi pada perusahaan itu

Harga dari obligasi merupakan hasil jumlah present value dari arus kas yang
diharapkan selama periode dari obligasi tersebut. Oleh karenanya, dalam menentukan
harga obligasi maka perlu ditentukan atau diestimasikan nilai dari arus kas selama
periode dan estimasi dari yield yang diharapkan. Arus kas dari obligasi bagi investor
yaitu kupon dan nilainya pada saat jatuh tempo. Obligasi di Amerika Serikat selalu
membayar kupon dua kali setahun, sedangkan di Indonesia berragam ada yag
triwulanan dan setengah tahun tetapi belakangan ini yang banyak beredar yaitu kupon
triwulanan.
Bila tidak disebut pembayaran kupon maka secara otomatis bahwa kupon
dibayarkan setiap enam bulan sekali. Para pemain pasar memperdagangkan obligasi
berbeda-beda, untuk Jakarta para dealer dalam negosiasi selalu menggunakan harga
secara normal yaitu 90,1 atau 95,7 dimana angka ini memberikan arti bahwa Obligasi
tersebut ditransaksikan pada harga 90,1% atau harga 95,7% dari nilai nominalnya.
Bila nilai nominal sebuah obligasi 5 tahun sebesar Rp. 5 milyar maka investor
membeli sebesar Rp. 4.005.000.000,- (empat milyar lima juta rupiah saja) untuk
harga 90,1% atau Rp. 4.785.000.000,- (empat milyar tujuh ratus delapan puluh lima
juta rupiah saja) untuk harga 95,7%.
Sedangkan para dealer pada ummnya mentransaksikan obligasi yang beredar
di Amerika Serikat memakai bentuk harga dengan unit 1/32 dari 1% per par (Fabozzi,
1996b), misalnya 92-14 yang berarti 92 dan 14/32. Bila harga nominalnya Rp. 1.000,maka perubahan dalam 1% dari harga adalah 1/32 dari 1% sama dengan Rp. 31,25.
Tetapi ada juga tambahan tanda positif disamping angka yaitu 92-14+ memberikan
arti ada tambahan sebesar 1/64 sehingga nilainya menjadi 92 29/64 atau 92,453125%
dari nilai par atau nominal. Oleh karenanya, investor ketika melakukan perdagangan
obligasi harus mengetahui lebih dulu konvesi yang dimiliki pasar obligasi tersebut.
Apakah menggunakan seperti perdagangan harga di Amerika Serikat atau yang
normal.

KESIMPULAN
Obligasi merupakan jenis investasi jangka panjang. Modal obligasi yang
diperjual-belikan biasanya dalam satuan yang cukup besar, misalnya Rp. 5 Miliar.
Masa berlaku obligasi tergantung kepada lembaga atau badan yang
menerbitkannya, umumnya antara 5 sampai 10 tahun. Semakin pendek durasi
obligasi berarti semakin kecil pengaruhnya terhadap tingkat suku bunga. Dengan
adanya penggunaan dan teknik perhitungan yield obligasi dalam manajemen
keuangan, Investor obligasi akan menghitung seberapa besar pendapatan investasi
atas dana yang dibelikan obligasi tersebut. maka diharapkan mampu
meningkatkan keuntungan yang maksimal
Oleh karena itu, hendaknya para investor memiliki pemahaman yang
mendalam tentang yield obligasi serta mampu mengkaitkan itu dengan berbagai
perspektif investasi dan aspek ekonomi keuangan lainnya. Tingkat yield sebuah

obligasi banyak dipengaruhi oelh berbagai faktor ekonomi dan non ekonomi serta
harga obligasi tersebut di pasar perdagangan. Sebelum memutuskan untuk
berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi,
sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima

DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia Mediasoft Indonesia
Arifin, Zainal, 2005, Teori Keuangan & Pasar Modal, Edisi Pertama. Penerbit
Raja Grafindo, Jakarta.
Eduardus Tandelilin. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Moechdie, Abi Hurairah dan Ramelan, Haryajid. 2012. Gerbang pintar pasar
modal bukunya investor & profesional pasar modal Indonesia. PT Jembatan
Kapital Media. Jakarta.
Menghitung Yield Obligasi (Online) https://www.academia.edu/765538/ BEP
(diakses 19 Desember 2014)
Rahardjo, Sapto. 2003. Panduan nvestasi Obligasi. Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. UPP
AMP YKPN, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai