Aufal Marom
Nizam Nur
Devara Angki
Disusun oleh:
(201310160311307) Angkatan 2013
(201210160311449) Angkatan 2012
(201410160311338) Angkatan 2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2014
: Aufal Marom
b. NIM
: 201310160311307
c. Jurusan
: Manajemen
d. Perguruan Tinggi
e. Alamat Rumah
f. Nomor Telp/HP
g. Email
: auphal@gmail.com
4. Anggota Pelaksana
: 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Drs. Warsono, MM
b. NIDN
: 002.012.6701
c. Alamat Rumah
d. No telp/HP
Menyetujui
Ketua Jurusan Manajemen
(Aufal Marom)
NIM. 201310160311307
Dosen Pendamping
kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga pinjaman dalam kurun waktu
tertentu yang sudah disepakati oleh pihak yang bersangkutan
Menurut Arifin (2005) obligasi adalah instrumen hutang jangka panjang
yang digunakan oleh perusahaan atau negara untuk mendapatkan sejumlah dana
dari berbagai kelompok pemberi pinjaman. Kebanyakan obligasi membayar
bunga setiap semester pada tingkat coupon tertentu dan memiliki jatuh tempo
antara 5 sampai dengan 30 tahun dimana saat itu pemegang obligasi akan
menerima pelunasan sesuai dengan nilai par. Obligasi merupakan instrumen utang
yang berisi janji dari pihak yang mengeluarkan obligasi untuk membayar pemilik
obligasi sejumlah nilai pinjaman beserta bunga.
Menurut Moechdie dan Ramelan (2012:299), Obligasi adalah salah satu jenis
utang.
Secara umum obligasi adalah surat tanda utang jangka panjang Yield sebenarnya
bukan hanya terkait dengan obligasi, namun juga melekat pada aset atau
instrumen keuangan lainnya. Namun kecenderungannya sering mendengar istilah
yield ini dengan kaitannya dengan obligasi. Dikatakan di atas bahwa menukar
uang saat ini dengan uang di masa yang akan datang.
Hal itu dikarenakan dengan membeli sebuah aset keuangan, menukar
uang dengan sebuah bukti/tanda bahwa perusahaan yang bersangkutan akan
mengembalikan uang sejumlah uang yang dijanjikannya pada masa yang akan
datang. Obligasi pada dasarnya merupakan surat pengakuan hutang atas pinjaman
yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat pemodal. Jangka
waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian imbalan bunga
yang jumlah dan saat pembayarannya telah ditetapkan dalam perjanjian
(Sunariyah, 2004).
TUJUAN
Dengan disusunnya artikel hasil pemikiran ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dan pemahaman kepada perusahaan dalam membuat
perencanaan dan pengendalian. Perusahaan membutuhkan sebuah dasar dalam
membuat perencanaan sehingga dapat mengendalikan keuangan perusahaan.
Analisis titik impas merupakan dasar bagi seorang manajer dalam membuat
perencanaan dan pengendalian perusahaan terkait biaya dan penjualan.
METODE
Metode yang digunakan dalam dalam artikel ini adalah melalui kajian
pustaka yang diperoleh dari satu sumber yaitu data sekunder yang diperoleh dari
beberapa referensi dengan browsing di internet dan membaca buku,Metode ini
digunakan dengan alasan terbatasnya waktu,serta pertimangan kebenaran yang
data harga obligasi saat ini, waktu jatuh tempo, kupon dan nilai par obligasi yang
diketahui dengan cara mencoba-coba memasukkan nilai yang paling mendekati.
Yield to call (YTC) adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa
dibeli kembali (callable). Obligasi yang callable berarti bahwa emiten bisa
melunasi atau membeli kembali obligasi yang telah diterbitkannya dari tangan
investor yang memegang obligasi tersebut, sebelum jatuh tempo. Umumnya
obligasi yang mempunyai peluang besar untuk dilunasi sebelum jatuh tempo
adalah obligasi-obligasi yang dijual pada harga premi (misalnya obligasi yang
kuponnya tinggi dan mempunyai harga pasar diatas nilai parinya).
Realized (horizon) yield Atau yield yang terealisasi (horizon) adalah
tingkat return harapan investor dari sebuah obligasi, jika obligasi tersebut dijual
kembali oleh investor sebelum waktu jatuh temponya. Di samping itu, yield yang
teralisasi (horizon) dapat juga digunakan untuk mengestimasi tingkat return yang
dapat diperoleh investor dengan menggunakan strategi perdagangan tertentu.
Menghitung realized (horizon).
Kegunaan masing-masing yield tersebut dapat diringkas seperti dalam
tabel berikut
Ukuran yield
Kegunaan
Nominal Yield
Current Yield
Yield To Maturity
(YTM)
Realized (horizon)
Mengukur tingkat return harapan untuk obligasi yang akan dijual
Yield
sebelum jatuh tempo.
Sumber : Tandelilin, (2010:267)
Perubahan harga obligasi di pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan suku
bunga dan persepsi terhadap resiko. Harga obligasi di pasar modal dapat lebih
tinggi atau lebih rendah dari nilai parinya. Berinvestasi pada obligasi tidak hanya
pemotongan tingkat suku bunga SBI berdampak pada apresiasi terhadap harga
obligasi
Jika tingkat bunga meningkat sehingga tingkat pengembalian yang
diharapkan pasar juga meningkat, maka harga obligasi akan menurun. Jika tingkat
bunga menurun, harga obligasi meningkat. Sehingga tingkat bunga dan harga
obligasi bergerak dalam arah yang berlawanan. Dari pernyataan diatas, tampak
jelas bahwa keberagaman tingkat bunga dapat menyebabkan keberagaman harga
obligasi.
Variasi ini pada harga sekuritas yang disebabkan oleh perubahan pada
tingkat bunga disebut dengan risiko tingkat bunga. Nilai suatu obligasi bergerak
berlawanan arah dengan perubahan suku bunga secara umum. Jika suku bunga
secara umum cenderung turun, maka nilai atau harga obligasi akan meningkat,
karena para investor cenderung untuk berinvestasi pada obligasi. Sementara itu,
jika suku bunga secara umum cenderung meningkat, maka nilai atau harga
obligasi akan turun, karena para investor cenderung untuk menanamkan uangnya
di Bank
Perusahaan yang mempunyai nilai skala kecil cenderung kurang
menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar.
Perusahaan kecil hanya memiliki faktor-faktor pendukung untuk memproduksi
barang dengan jumlah terbatas. Oleh karena itu, perusahaan yang berskala kecil
mempunyai risiko yang lebih besar daripada perusahaan besar. Perusahaan yang
mempunyai risiko yang besar biasanya menawarkan return yang besar untuk
menarik investor.
Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva,
penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolok ukur yang
menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan
tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini
arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik
dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa
perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding
perusahaan dengan total asset yang kecil.
Aktiva merupakan tolok ukur besaran atau skala suatu perusahaan.
Biasanya perusahaan besar mempunyai aktiva yang besar pula nilainya. Secara
teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian (certainty) yang lebih
besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian
mengenai prospek perusahaan ke depan. Hal tersebut dapat membantu investor
memprediksi risiko yang mungkin terjadi jika ia berinvestasi pada perusahaan itu
Harga dari obligasi merupakan hasil jumlah present value dari arus kas yang
diharapkan selama periode dari obligasi tersebut. Oleh karenanya, dalam menentukan
harga obligasi maka perlu ditentukan atau diestimasikan nilai dari arus kas selama
periode dan estimasi dari yield yang diharapkan. Arus kas dari obligasi bagi investor
yaitu kupon dan nilainya pada saat jatuh tempo. Obligasi di Amerika Serikat selalu
membayar kupon dua kali setahun, sedangkan di Indonesia berragam ada yag
triwulanan dan setengah tahun tetapi belakangan ini yang banyak beredar yaitu kupon
triwulanan.
Bila tidak disebut pembayaran kupon maka secara otomatis bahwa kupon
dibayarkan setiap enam bulan sekali. Para pemain pasar memperdagangkan obligasi
berbeda-beda, untuk Jakarta para dealer dalam negosiasi selalu menggunakan harga
secara normal yaitu 90,1 atau 95,7 dimana angka ini memberikan arti bahwa Obligasi
tersebut ditransaksikan pada harga 90,1% atau harga 95,7% dari nilai nominalnya.
Bila nilai nominal sebuah obligasi 5 tahun sebesar Rp. 5 milyar maka investor
membeli sebesar Rp. 4.005.000.000,- (empat milyar lima juta rupiah saja) untuk
harga 90,1% atau Rp. 4.785.000.000,- (empat milyar tujuh ratus delapan puluh lima
juta rupiah saja) untuk harga 95,7%.
Sedangkan para dealer pada ummnya mentransaksikan obligasi yang beredar
di Amerika Serikat memakai bentuk harga dengan unit 1/32 dari 1% per par (Fabozzi,
1996b), misalnya 92-14 yang berarti 92 dan 14/32. Bila harga nominalnya Rp. 1.000,maka perubahan dalam 1% dari harga adalah 1/32 dari 1% sama dengan Rp. 31,25.
Tetapi ada juga tambahan tanda positif disamping angka yaitu 92-14+ memberikan
arti ada tambahan sebesar 1/64 sehingga nilainya menjadi 92 29/64 atau 92,453125%
dari nilai par atau nominal. Oleh karenanya, investor ketika melakukan perdagangan
obligasi harus mengetahui lebih dulu konvesi yang dimiliki pasar obligasi tersebut.
Apakah menggunakan seperti perdagangan harga di Amerika Serikat atau yang
normal.
KESIMPULAN
Obligasi merupakan jenis investasi jangka panjang. Modal obligasi yang
diperjual-belikan biasanya dalam satuan yang cukup besar, misalnya Rp. 5 Miliar.
Masa berlaku obligasi tergantung kepada lembaga atau badan yang
menerbitkannya, umumnya antara 5 sampai 10 tahun. Semakin pendek durasi
obligasi berarti semakin kecil pengaruhnya terhadap tingkat suku bunga. Dengan
adanya penggunaan dan teknik perhitungan yield obligasi dalam manajemen
keuangan, Investor obligasi akan menghitung seberapa besar pendapatan investasi
atas dana yang dibelikan obligasi tersebut. maka diharapkan mampu
meningkatkan keuntungan yang maksimal
Oleh karena itu, hendaknya para investor memiliki pemahaman yang
mendalam tentang yield obligasi serta mampu mengkaitkan itu dengan berbagai
perspektif investasi dan aspek ekonomi keuangan lainnya. Tingkat yield sebuah
obligasi banyak dipengaruhi oelh berbagai faktor ekonomi dan non ekonomi serta
harga obligasi tersebut di pasar perdagangan. Sebelum memutuskan untuk
berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi,
sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia Mediasoft Indonesia
Arifin, Zainal, 2005, Teori Keuangan & Pasar Modal, Edisi Pertama. Penerbit
Raja Grafindo, Jakarta.
Eduardus Tandelilin. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Moechdie, Abi Hurairah dan Ramelan, Haryajid. 2012. Gerbang pintar pasar
modal bukunya investor & profesional pasar modal Indonesia. PT Jembatan
Kapital Media. Jakarta.
Menghitung Yield Obligasi (Online) https://www.academia.edu/765538/ BEP
(diakses 19 Desember 2014)
Rahardjo, Sapto. 2003. Panduan nvestasi Obligasi. Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. UPP
AMP YKPN, Yogyakarta