NPM : 19310110046
Seminar Manajemen Keuangan
Ujian Tengah Semester
M2/ 7
Pengaruh Kupon, Suku Bunga, Waktu Jatuh Tempo Dan Likuiditas Terhadap Perubahan
Harga Obligasi Koorporasi pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2017-2021
Penerbitan suatu obligasi adalah suatu keputusan yang sangat penting yang diambil
oleh perusahaan untuk mendapatkan sebuah dana untuk memenuhi tingkat kebutuhan
operasional. (Achmad&Setiawan, 2007) Imbalan yang diberikan pada waktu jatuh
tempo bisa dilihat sebagai tingkat perolehan obligasi yang telah ditetapkan. Hal tersebut
sebagai perolehan yang diterima investor jika semua pembayaran yang telah dijanjikan
telah terlaksana. Namun, imbalan hasil saat jatuh tempo masih sama dengan tingkat
pengembalian yang telah diharapkan jika suatu profitabilitas tidak dapat membayar dan
nol obligasi tidak dapat ditebus.
Sebelum investor memutuskan membeli atau menjual kembali obligasi, maka hal
yang utama yang harus diperhatikan terlebih dahulu yaitu harga obligasi tersebut. Harga
obligasi adalah harga yang ditetapkan ketika seorang investor ingin memperjualbelikan
obligasi di pasar modal baik melalui transaksi pada bursa maupun Over The Counter
(OTC). Harga obligasi bagi para investor sangat penting untuk diketahui agar seorang
investor dapat mengetahui kapan mereka harus membeli atau menjual kembali obligasi.
Harga obligasi yang diperjual belikan biasanya dinyatakan dengan presentase dari nilai
nominalnya. Perubahan harga obligasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suku
bunga SBI, likuiditas, kupon, dan waktu jatuh tempo (maturity), Fabozzi (2000:545)
Faktor pertama yang mempengaruhi perubahan harga obligasi adalah suku bunga. Suku bunga
acuan bank Indonesia adalah BI rate. Eichengreen berpendapat bahwa bank Indonesia
menggunakan kurs ini sebagai instrumen kebijakan utama yang membantu mengendalikan
kegiatan ekonomi untuk memastikan negara tersebut memiliki tingkat inflasi yang rendah dan
stabil. Mekanisme pengendalian ekonomi ini disebut mekanisme transmisi kebijakan moneter,
dan menggambarkan tindakan bank Indonesia melalui perubahan instrumen moneter dan sasaran
operasional yang mempengaruhi berbagai perekonomian dan variabel keuangan sebelum dapat
mempengaruhi tingkat inflasi.
Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu. Dengan kata lain, masyarakat
harus membayar peluang untuk meminjam uang. Biaya untuk meminjam uang di ukur dalam
Rupiah atau Dollar per tahun untuk setiap Rupiah atau Dollar yang dipinjam adalah Suku Bunga.
Menurut Boediono (1996:76). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Azizah Rasudu
(2020) menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh negative dan signifikan terhadap perubahan
harga obligasi.
Likuiditas (liquidity ratio) yakni kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara lancar juga tepat waktu. Maka likuiditas merupakan kecakapan perusahaan
melengkapi seluruh kewajibannya yang jatuh tempo. Sesuai teori signaling, likuiditas yang tinggi
dapat meneruskan sinyal kepada investor maka perusahaan mempunyai kesanggupan untuk
melakukan kewajibannya dalam jangka relatif pendek. (Darmawan et al.2020) . Tingkat
likuiditas yang tinggi dari obligasi harga obligasi akan cenderung stabil atau meningkat. Seperti
yang dikatakan Mohanty, hubungan antara harga obligasi dan likuiditas positif . Dalam
penelitian sebelumnya Sophan Sophian1, Elza Delisna Putri, (2022) mengungkapkan bahwa
likuiditas tidak berpengaruh terhadap harga obligasi.
Dari latar belakang yang diuraikan dari perbedaan hasil antara beberapa penelitian empiris
tersebut menunjukkan adanya research dan theoritical gap, sehingga diperlukan penelitian
lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga obligasi. Dengan ini
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan mengambil judul “Pengaruh Suku
Bunga, Kupon, Waktu Jatuh Tempo, dan Likuiditas Terhadap Perubahan Harga Obligasi
Korporasi Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017- 2021.