Anda di halaman 1dari 4

Nama : Vita Indriani

NPM : 19310110046
Seminar Manajemen Keuangan
Ujian Tengah Semester
M2/ 7

Pengaruh Kupon, Suku Bunga, Waktu Jatuh Tempo Dan Likuiditas Terhadap Perubahan
Harga Obligasi Koorporasi pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2017-2021

A. Latar Belakang Masalah


Pasar modal merupakan tempat bertemunya pemilik modal (investor) dan peminjam modal.
Metode dalam pasar modal digandrungi banyak investor akhir-akhir ini karena biaya yang
dikeluarkan lebih rendah dari pada sistem perbankan, Karena dapat menghilangkan spread atau
selisih antara tingkat bunga pinjaman yang dipinjam oleh perusahaan (emiten) dengan tingkat
bunga simpanan investor. Bagi investor, pasar modal dapat memberikan alternativ investasi yang
lebih variatif. Sedangkan untuk emiten, pasar modal dapat memberikan sumber pendanaan lain
untuk menjalankan operasional perusahaan maupun ekspansi perusahaan.
Perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan sejumlah dana untuk
mencapai tujuan, salah satunya mencapai laba maksimal. Sumber dana yang dibutuhkan untuk
memodali usaha tersebut bermula dari dana jangka pendek atau utang jangka pendek, seperti
utang dagang dan utang jangka panjang misalnya utang obligasi, serta dari modal sendiri.
secara garis besar obligasi adalah bukti utang jangka panjang yang diterbitkan oleh
emiten yang dijamin oleh seorang penanggung yang tertera janji pembayaran bunga
atau janji yang lainya serta terdapat pelunasan pokok pinjaman yang telah ditetapkan
tanggal atau waktu jatuh tempo. Alasan kenapa investor tertarik pada obligasi adalah
keuntungan yang tetap dalam periode jangka waktu yang relatif lama dan tidak
berpengaruh dalam fluktuasi tingkat bunga. Seorang investor menginginkan suatu
keamanan atas modal yang ditanamankanya melalui penerbitan obligasi yang
berkualitas tinggi.
Obligasi menurut www.idx.co.id  adalah surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan
kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan
(financing) bagi Pemerintah dan Perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara
sederhana, obligasi merupakan suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh penerbit (issuer)
kepada investor (bond holder), dimana penerbit akan memberikan suatu imbal hasil (return)
berupa kupon yang dibayarkan secara berkala dan nilai pokok (principal) ketika obligasi tersebut
mengalami jatuh tempo.

Penerbitan suatu obligasi adalah suatu keputusan yang sangat penting yang diambil
oleh perusahaan untuk mendapatkan sebuah dana untuk memenuhi tingkat kebutuhan
operasional. (Achmad&Setiawan, 2007) Imbalan yang diberikan pada waktu jatuh
tempo bisa dilihat sebagai tingkat perolehan obligasi yang telah ditetapkan. Hal tersebut
sebagai perolehan yang diterima investor jika semua pembayaran yang telah dijanjikan
telah terlaksana. Namun, imbalan hasil saat jatuh tempo masih sama dengan tingkat
pengembalian yang telah diharapkan jika suatu profitabilitas tidak dapat membayar dan
nol obligasi tidak dapat ditebus.

Sebelum investor memutuskan membeli atau menjual kembali obligasi, maka hal
yang utama yang harus diperhatikan terlebih dahulu yaitu harga obligasi tersebut. Harga
obligasi adalah harga yang ditetapkan ketika seorang investor ingin memperjualbelikan
obligasi di pasar modal baik melalui transaksi pada bursa maupun Over The Counter
(OTC). Harga obligasi bagi para investor sangat penting untuk diketahui agar seorang
investor dapat mengetahui kapan mereka harus membeli atau menjual kembali obligasi.
Harga obligasi yang diperjual belikan biasanya dinyatakan dengan presentase dari nilai
nominalnya. Perubahan harga obligasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suku
bunga SBI, likuiditas, kupon, dan waktu jatuh tempo (maturity), Fabozzi (2000:545)

Faktor pertama yang mempengaruhi perubahan harga obligasi adalah suku bunga. Suku bunga
acuan bank Indonesia adalah BI rate. Eichengreen berpendapat bahwa bank Indonesia
menggunakan kurs ini sebagai instrumen kebijakan utama yang membantu mengendalikan
kegiatan ekonomi untuk memastikan negara tersebut memiliki tingkat inflasi yang rendah dan
stabil. Mekanisme pengendalian ekonomi ini disebut mekanisme transmisi kebijakan moneter,
dan menggambarkan tindakan bank Indonesia melalui perubahan instrumen moneter dan sasaran
operasional yang mempengaruhi berbagai perekonomian dan variabel keuangan sebelum dapat
mempengaruhi tingkat inflasi.

Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu. Dengan kata lain, masyarakat
harus membayar peluang untuk meminjam uang. Biaya untuk meminjam uang di ukur dalam
Rupiah atau Dollar per tahun untuk setiap Rupiah atau Dollar yang dipinjam adalah Suku Bunga.
Menurut Boediono (1996:76). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Azizah Rasudu
(2020) menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh negative dan signifikan terhadap perubahan
harga obligasi.
Likuiditas (liquidity ratio) yakni kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara lancar juga tepat waktu. Maka likuiditas merupakan kecakapan perusahaan
melengkapi seluruh kewajibannya yang jatuh tempo. Sesuai teori signaling, likuiditas yang tinggi
dapat meneruskan sinyal kepada investor maka perusahaan mempunyai kesanggupan untuk
melakukan kewajibannya dalam jangka relatif pendek. (Darmawan et al.2020) . Tingkat
likuiditas yang tinggi dari obligasi harga obligasi akan cenderung stabil atau meningkat. Seperti
yang dikatakan Mohanty, hubungan antara harga obligasi dan likuiditas positif . Dalam
penelitian sebelumnya Sophan Sophian1, Elza Delisna Putri, (2022) mengungkapkan bahwa
likuiditas tidak berpengaruh terhadap harga obligasi.

Kupon merupakan pembayaran bunga yang dibayaran kepada pemegang obligasi.


Kupon adalah bunga yang dibayarkan secara periodik oleh penerbit obligasi kepada
pemegangnya. Suku bunga kupon pada obligasi menunjukkan besarnya persentase bunga
terhadap nilai nominal obligasi yang akan dibayarkan setiap tahun. Kupon obligasi secara
umum dibayarkan setiap tiga bulan baik kupon yang tetap maupun yang mengambang. Kupon
merupakan bunga yang diterima oleh investor secara periodik atas obligasi yang dimilikinya
(Andasari & Sudjarni 2017). Coupon rate digunakan untuk mengukur rata-rata tingkat
keuntungan yang diterima oleh pemegang obligasi tersebut dalam setahun selama jangka
waktu investasi obligasi dan hasil keuntungannya diterima oleh investor setiap tiga bulan sekali
sedangkan time to maturity tingkat hasil yang akan pemodal peroleh jika membeli sebuah
obligasi yang berpatokan pada harga pasar dan memegangnya sampai dengan jatuh tempo.
Berdasarkan penelitiana yang dilakukan oleh Sophan Sophian1, Elza Delisna Putri, (2022) yang
menyatakan bahwa kupon berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga obligasi,
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hari Gursida, (2018) yang menyatakan bahwa
kupon berpengaruh negative signifikan terhadap perubahan harga obligasi.
Jatuh tempo yakni tanggal ketika pemiliknya akan menerima uang pokok pinjaman
yang jumlahnya sebesar nilai nominal, periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365
hari sampai dengan diatas 5 tahun. Harga obligasi yang mempunyai umur lebih panjang akan
lebih berfluktuasi dibandingkan dengan harga obligasi nan lebih pendek karena obligasi
umurnya lebih panjang relatif lebih sensitif terhadap perubahan tingkat bunga (Elizabeth
2017) . Penelitian yang dilakukan oleh Sophan Sophian1, Elza Delisna Putri, (2022) menyatakan
bahwa waktu jatuh tempo berpengaruh positif dignifikan terhadap perubahan harga obligasi.

Dari latar belakang yang diuraikan dari perbedaan hasil antara beberapa penelitian empiris
tersebut menunjukkan adanya research dan theoritical gap, sehingga diperlukan penelitian
lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga obligasi. Dengan ini
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan mengambil judul “Pengaruh Suku
Bunga, Kupon, Waktu Jatuh Tempo, dan Likuiditas Terhadap Perubahan Harga Obligasi
Korporasi Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017- 2021.

Anda mungkin juga menyukai