Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PERINGKAT OBLIGASI DALAM INVESTASI

Nama

Email

Universitas

Abstrak

Obligasi adalah utang yang dilunasi dalam tenggang waktu jangka panjang, di
mana utang dilunasi oleh peminjam pada saat jatuh tempo dengan tingkat bunga
tetap jika berlaku. Nilai kewajiban membayar dicatat dalam wesel bayar. Obligasi
yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia adalah obligasi pemerintah,
sedangkan obligasi diterbitkan oleh korporasi, baik yang berbentuk Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) maupun badan usaha swasta. Saat ini, pasar obligasi
Indonesia menawarkan imbal hasil yang menarik bagi investor. Jumlah obligasi
yang beredar di pasar obligasi Indonesia terutama berasal dari sektor perbankan.
Namun, imbal hasil dan rata-rata imbal hasil obligasi bank menunjukkan bahwa
itu bukan yang tertinggi dibandingkan obligasi korporasi di sektor lain. Bahkan
kupon dan imbal hasil obligasi bank tidak lebih tinggi dari obligasi pemerintah,
yang dikenal sebagai investasi bebas risiko. Metode yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif, dimana peneliti menggunakan alat ukur studi kepustakaan
dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber.

Kata Kunci: Kewajiban, Menghitung, Bank, Pasar, Bahasa Indonesia

Abstract

Bonds are debts that are repaid within a long-term grace period, where the debt
is repaid by the borrower at maturity with a fixed interest rate if applicable. The
amount of the obligation to pay is recorded in notes payable. Bonds issued by the
government of the Republic of Indonesia are government bonds. In contrast,
corporations issued bonds, both in the form of State-Owned Enterprises (BUMN)
and private companies. Currently, the Indonesian bond market offers attractive
returns for investors. The number of bonds outstanding in the Indonesian bond
market came mainly from the banking sector. However, bank bonds' yields and
average yields indicate that they are not the highest compared to corporate bonds
in other sectors. Even the coupons and yields of bank bonds are not higher than
government bonds, known as risk-free investments. The method used is
descriptive qualitative, where the researcher uses a literature study measuring
instrument by collecting data from various sources.

Keywords: Obligations, Calculating, Bank, Market, Indonesian

A. Pendahuluan

Pasar modal adalah pasar jangka panjang yang di dalamnya terdapat


berbagai macam instrumen pasar modal yang diperdagangkan. Investor
dihadapkan pada berbagai alternatif instrumen untuk dikembangkan dan dikelola
dalam jangka panjang untuk mendapatkan ekspektasi yang sesuai. Investasi ini
dilakukan untuk membiayai operasionalnya melalui penerbitan saham dan
obligasi. Obligasi adalah aset keuangan yang diperdagangkan di bursa saham.
Obligasi sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu obligasi pemerintah dan obligasi
korporasi. Obligasi korporasi adalah obligasi yang diterbitkan oleh BUMN dan
perusahaan swasta. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal
saat ini adalah obligasi kupon dengan tingkat bunga tetap yang harus dibayar
secara berkala selama jangka waktu obligasi.

Pemerintah Indonesia membutuhkan banyak dana untuk memenuhi


pelayanan publik. Kesenjangan antara penerimaan pemerintah yang berasal dari
pajak dan pengeluaran pemerintah akan menyebabkan defisit anggaran. Defisit
anggaran pemerintah ini mengakibatkan perlunya mencari pembiayaan dengan
menerbitkan obligasi pemerintah. Sejak Mei 2017, untuk pertama kalinya sejak
krisis keuangan Asia tahun 1998, obligasi pemerintah Indonesia dinilai layak
investasi oleh ketiga lembaga pemeringkat kredit utama, S&P , Moody's, dan
Fitch.

Artinya, pengelola dana global akan mengawasi pasar Indonesia dengan


cermat, terutama pasar obligasi negaranya. Investment grade juga berarti kondisi
pasar keuangan Indonesia akan semakin terkait dengan kondisi pasar global.
Berbagai peneliti telah mempelajari spillover dari pasar keuangan AS ke pasar
negara domestik.

Imbal hasil obligasi pemerintah Spanyol berhubungan positif dengan


imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun. Menggunakan fungsi respon impuls
untuk mengukur efek kejutan dari premi berjangka obligasi pemerintah AS
terhadap premi jangka obligasi pemerintah Amerika Latin, responsnya lebih
signifikan untuk Brasil dan Kolombia, sedangkan Meksiko menunjukkan respons
terendah. Dampak tapering The Fed dari pelonggaran kuantitatif di pasar negara
berkembang juga telah ditekankan oleh beberapa peneliti (Kusumaningrum et al.,
2020).

Ada spillover antara AS dan pasar negara berkembang karena pengetatan


moneter AS, seperti pengurangan pelonggaran kuantitatif Imbal hasil obligasi
pemerintah di negara berkembang Asia dipengaruhi secara signifikan oleh
perubahan imbal hasil obligasi Amerika Serikat dan zona euro. Berbagai
guncangan eksternal global seperti indeks volatilitas, bahan bakar, tagihan
Treasury tiga bulan, credit default swap, harga emas, dan minyak Brent sangat
penting dalam menentukan imbal hasil obligasi di pasar negara berkembang.

Tingkat inflasi mempengaruhi berapa banyak bunga riil yang akan


diterima dari kupon. Tingkat bunga riil sama dengan tingkat bunga nominal
dikurangi tingkat inflasi yang diharapkan. Imbal hasil obligasi pemerintah
Spanyol secara positif terkait dengan tingkat inflasi yang diharapkan. Pergerakan
bersama imbal hasil obligasi negara Eropa dan mereka menyimpulkan bahwa
imbal hasil bergerak bersama dari waktu ke waktu dan guncangan inflasi
ditransmisikan dengan cepat dari satu negara ke negara lain di Eropa. dengan
menggunakan data intraday sebagai event study, penggerak utama pasar obligasi
didasarkan pada indikator inflasi. Nilai tukar diduga menjadi katalis utama dalam
menentukan yield obligasi.

Dalam jangka panjang, terdapat hubungan yang kuat antara harga minyak
dan nilai tukar terhadap imbal hasil obligasi negara dan sukuk di Malaysia. bahwa
imbal hasil sebagai kompensasi untuk memegang obligasi pemerintah mata uang
lokal pasar berkembang tergantung pada volatilitas nilai tukar. Dampak dari
volatilitas nilai tukar menjadi lebih tinggi sejak tahun 2013 ketika Federal Reserve
mulai mengurangi pelonggaran kuantitatifnya. Berdasarkan tinjauan literatur
seperti yang kami sampaikan sebelumnya, ada berbagai penelitian tentang
bagaimana inflasi, pasar obligasi AS, dan nilai tukar akan mempengaruhi imbal
hasil obligasi di pasar negara berkembang.

Namun, di Indonesia penelitian tentang topik tersebut sangat terbatas.


Dengan menggunakan regresi linier, inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap
imbal hasil obligasi. Kurva imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia ditentukan
oleh faktor likuiditas, faktor makroekonomi, faktor eksternal, dan faktor risiko
pasar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh imbal hasil obligasi AS,
nilai tukar, dan inflasi terhadap yield obligasi Indonesia (Putri et al., 2020).

B. METODE

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari beberapa sumber (jurnal, website) dimana penelitian ini tergolong
dengan penelitian studi literature. Penelitian ini merupakan rincian jenis dan
sumber data yang digunakan dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dengan kriteria: Obligasi tidak memiliki
konversi fitur, dan Laporan keuangan lengkap emiten selama periode pengamatan.

C. Hasil dan Pembahasan


 Obligasi

Obligasi merupakan hutang yang dibayarkan dalam tenggang waktu


jangka panjang dimana hutang tersebut akan dibayarkan oleh seseorang yang
mengambil pinjaman tersbut pada saat jatuh tempo dengan bunga tetap jika
berlaku. Nilai hhutang obligasi tercatat dalam surat hhutang. Obligasi yang
diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia tersebut merupakan obligasi
pemerintah, sedangkan obligasi tersebut diterbitkan oleh perusahaan, baik berupa
badan usaha milik negara (BUMN) dan perusahaan swasta (Purnamawati, 2010).

Obligasi adalah instrumen investasi, sehingga investor sangat


membutuhkan imbal hasil (yield) yang diperoleh dari instrumen. Imbal hasil
obligasi adalah hasil investasi sejumlah tetap pada sebuah obligasi.

Tabel 1. Sumber Penghimpunan Dana Bank dari Volume

 Emiten

Salah satu alternatif sumber pendanaan jangka panjang adalah penerbitan


obligasi baru. Untuk diserap dan permintaan pasar obligasi perusahaan,
perusahaan harus mempertimbangkan imbal hasil dan kupon obligasi yang
diterbitkan. Perusahaan juga harus mempertimbangkan kinerja keuangan,
terutama arus kas dan belanja modal (CapEx). Arus kas digunakan untuk
pembayaran bunga kupon obligasi. Akan tetapi suatu obligasi memiliki peringkat
yang cukup baik, namun jika perusahaan menunda pembayaran kupon akan
menurunkan reputasi perusahaan dan berakibat pada menurunnya tingkat
kepercayaan investor (Rating et al., 2013).

Karakteristik sangat mempengaruhi tingkat kupon obligasi, nominal


obligasi, dan harga obligasi yang akan diterbitkan. Return yang rendah
menunjukkan biaya modal obligasi akan lebih murah, namun permintaan obligasi
akan menurun dari investor, menyebabkan permintaan obligasi di pasar modal
menjadi lebih rendah. Biaya modal yang optimal perlu diperhatikan pada saat
emiten akan menerbitkan obligasi sehingga biayanya dapat disesuaikan dengan
jumlah dana yang diperoleh dan jumlah return yang diterima investor (Zulfa &
Nahar, 2020).

Saat ini, pasar obligasi Indonesia menawarkan imbal hasil yang menarik
bagi investor. Jumlah obligasi yang saat ini beredar di pasar obligasi Indonesia
sebagian besar berasal dari sektor perbankan, terdapat 126 obligasi bank, dimana
diantaranya beredar dari total 478. obligasi di pasar. Informasi lebih lanjut
menunjukkan bahwa volume obligasi bank yang beredar di pasar sebesar Rp
127.008 juta merupakan volume terbesar di antara obligasi korporasi lainnya di
sektor tersebut. namun, rata-rata imbal hasil dan imbal hasil obligasi dari obligasi
bank menunjukkan bahwa itu bukan yang tertinggi di antara obligasi korporasi di
sektor lain. Bahkan kupon dan imbal hasil obligasi bank tidak lebih tinggi dari
obligasi pemerintah, yang disebut investasi bebas risiko.

Hal ini menunjukkan adanya ancaman persaingan dari obligasi sektor lain
di pasar dan akan secara langsung memandu investor dalam mengambil
keputusan untuk membeli obligasi di sektor lain , atau dapat memilih obligasi
pemerintah dengan diskon dan imbal hasil pada obligasi sedikit lebih rendah
daripada obligasi korporasi umum tetapi bebas risiko. Ancaman ini harus menjadi
perhatian penerbit obligasi bank dalam perencanaan mereka dan strategi
penerbitan obligasi untuk meningkatkan modal.

 Investor

Investor harus mempertimbangkan prospek pertumbuhan emiten yang bisa


dilihat dari belanja modal yang dianggarkan emiten. Arus kas yang dihasilkan
perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan operasional dan biaya modal. Hal
ini terkait dengan jaminan untuk pembayaran bunga dan pokok pada saat jatuh
tempo, sehingga risiko gagal bayar rendah. Karakteristik obligasi yang perlu
diperhatikan investor adalah YTM. Pengembalian yang tinggi diperoleh dari nilai
YTM yang rendah.
Investor juga harus memilih obligasi dengan peringkat obligasi yang baik.
Obligasi dengan peringkat yang baik akan diminati sehingga harga obligasi akan
tinggi. Investor yang ingin mendapatkan rate of return bisa melihat yield to
maturity yang rendah. Lihat kinerja keuangan perusahaan, dan investor tidak perlu
ragu untuk membeli obligasi dengan durasi panjang jika mereka memiliki tingkat
kupon yang tinggi. Penurunan harga obligasi akan menyebabkan imbal hasil
obligasi yang lebih rendah ( et al., 2016).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan investor untuk menghindari


risiko ini, termasuk peringkat obligasi emiten. Peringkat obligasi mewakili risiko
atau keamanan obligasi yang diterbitkan dan memberikan pernyataan yang
informatif dan menandakan potensi gagal bayar kepada perusahaan. Investment
grade adalah obligasi dengan peringkat tinggi, yang mencerminkan tingkat risiko
kredit yang rendah (low credit rating).

Peringkat non-investasi adalah obligasi dengan peringkat rendah yang


mencerminkan risiko kredit tinggi (high credit rating). Obligasi dengan peringkat
tinggi akan memberikan imbal hasil yang rendah, dan obligasi dengan peringkat
rendah akan memberikan imbal hasil yang tinggi. Hal ini berhubungan positif
dengan risiko yang melekat pada obligasi. Semakin tinggi peringkat obligasi,
semakin rendah risiko gagal bayar, semakin rendah imbal hasil. Di sisi lain,
semakin rendah peringkat obligasi, semakin tinggi risiko gagal bayar, semakin
tinggi imbal hasil.

 Investasi Dalam Obligasi

Berinvestasi dalam obligasi sama dengan meminjamkan uang kepada penerbit,


perusahaan, atau pemerintah. Jika perusahaan menerbitkan obligasi, dana tersebut
digunakan untuk pengembangan usaha, seperti modal kerja, pembayaran hhutang,
ekspansi, dll. Secara umum, pengertian risiko obligasi adalah kemungkinan yang
mungkin timbul karena tidak likuid atau ketidakmampuan suatu obligasi untuk
diterbitkan. diperdagangkan di pasar sekunder. Banyak ekonom mengatakan
bahwa risiko obligasi pemerintah tidak mungkin. Obligasi itu sendiri biasanya
obligasi pemerintah (SUN) dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi
dengan janji untuk membayar pokok dan bunga pada saat jatuh tempo. Banyak
perusahaan menerbitkan obligasi, misalnya pemerintah yang menerbitkan obligasi
pemerintah dalam mata uangnya sendiri atau dalam mata uang asing, atau bisa
juga badan pemerintah atau perusahaan swasta (Hastin et al., 2013).

D. Kesimpulan

Perbankan sebagai emiten ingin menerbitkan obligasi high yield yang


populer di pasar obligasi, sehingga bisa menerbitkan obligasi high kupon dalam
jangka waktu yang lama. Selain itu, hasil juga menunjukkan pengaruh negatif
antara peringkat obligasi terhadap imbal hasil obligasi, yaitu perusahaan yang
menerbitkan obligasi sebelum menerbitkan obligasi harus mensimulasikan
peringkat obligasi yang diberikan oleh peringkat obligasi, sehingga obligasi yang
diterbitkan memiliki peringkat tinggi. Tentu saja, pengaruh fundamental Bank
saat itu sangat mempengaruhi peringkat yang akan diperoleh pada instrumen
yang diterbitkan. Studi ini juga memprediksi evolusi imbal hasil obligasi bank
untuk tahun berikutnya yang mengarah ke penurunan.

DAFTAR PUSTAKA

Hastin, M., Idris, I., & Aimon, H. (2013). Analisis Pasar Obligasi Pemerintah Di
Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, 1(2), 7106.

Herlambang, R., & Nuryartono, N. (2016). Analisis Karakteristik Obligasi


terhadap Return Obligasi pada Sub Sektor Perbankan Tahun 2010–2013.
Jurnal Aplikasi Manajemen, 14(2).
https://doi.org/10.18202/jam23026332.14.2.09

Kusumaningrum, D., Anggraeni, L., & Andati, T. (2020). the Effect of Bond
Characteristics, Financial Performance and Macro Variables on Return of
Corporate Bond in the Agribusiness Sector. Jurnal Manajemen Dan
Agribisnis, 16(3), 170–178. https://doi.org/10.17358/jma.16.3.170

Purnamawati, A. (2010). Ayu Purnamawati 28. 2(1), 28–45.

Putri, R. M., Siregar, H., & Andati, T. (2020). Effects Of Coupon, Maturity,
Liquidity, And Bond Rating On The Yields Of Banking Bonds. Jurnal
Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia, 14(1), 1–13.
https://doi.org/10.32812/jibeka.v14i1.125

Rating, R., Dan, O., Indeks, M., & Modal, P. (2013). Relasi Rating Obligasi Dan
Market Indeks Pasar Modal Indonesia. JDM (Jurnal Dinamika Manajemen),
1(2), 79–89. https://doi.org/10.15294/jdm.v1i2.2463

Zulfa, M., & Nahar, A. (2020). Faktor Determinan Yield Obligasi Perusahaan
Korporasi. KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi, 11(2), 117–128.
https://doi.org/10.22225/kr.11.2.1418.117-128

Anda mungkin juga menyukai