Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ESSAI

MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN II


Dosen Pengampu : Dr. Musdalifah Azis, SE., M.Si

Oleh :
Sukarni
NIM 1901026249

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
 Berikut ini lima jenis Jenis surat–surat Berharga Jangka Panjang atau disebut juga “investasi
pasar modal” yang dapat dipilih untuk berinvestasi dalam jangka panjang.

1. Obligasi

Salah satu cara perusahaan mendapatkan modal dari masyarakat adalah dengan mengeluarkan
obligasi. Surat utang ini biasanya akan habis hingga lebih dari sepuluh tahun. Jika berinvestasi
dalam obligasi, investor akan mendapatkan keuntungan (capital gain) dari selisih harga beli dan
harga jual, serta kupon yang lebih tinggi dari BI rate secara berkala. Selama sepuluh tahun,
inflasi pasti akan mengurangi nilai. Berinvestasi pada obligasi dapat membantu investor
menjaga nilai investasi mereka.

2. Surat Utang Berbasis Syariah (Sukuk)


Investor muslim yang ingin berinvestasi tetapi ingin menghindari riba, maysir, dan gharar dapat
menggunakan sukuk, yaitu surat sertifikat yang menunjukkan kepemilikan sset dalam jangka
waktu sekitar dua hingga tiga tahun. Investor tidak perlu khawatir karena ini legal berdasarkan
Fatwa Majelis Ulama Indonesia dan diawasi oleh Dewan Syariah Nasional. Keuntungan investasi
sukuk berasal dari capital gain, seperti halnya obligasi. Ada juga pembagian nisbah atau imbal
hasil yang dihitung saat awal investasi dan dibayarkan setiap bulan.

3. Surat Utang Negara dan Surat Berharga Syariah Negara


Obligasi ini diberikan secara khusus dan dijamin negara akan mengembalikannya dengan jatuh
tempo selama bertahun-tahun. Investor dapat merasa aman untuk mendapatkan
pengembalian dana dan keuntungan karena mereka tidak akan menghadapi masalah gagal
bayar. Selain itu, obligasi ini juga tersedia dalam dua versi: konvensional, yang dikenal sebagai
surat utang negara, dan syariah, yang dikenal sebagai surat berharga syariah negara. Setiap
orang dapat memilih salah satu dari dua jenis obligasi ini sesuai dengan preferensinya. Selain
mencari keuntungan, investasi jenis ini juga membantu membangun infrastruktur negara. Oleh
karena itu, obligasi negara adalah pilihan investasi yang menguntungkan dalam jangka Panjang.

4. Saham
Investasi saham biasanya dialokasikan untuk waktu yang lama. Hal ini dilakukan untuk
menghindari situasi sosial, ekonomi, dan politik yang dapat memengaruhi harga saham dan
keuntungan investor. Seorang investor menaruh dana pada instrumen saham untuk
mendapatkan dividen dan capital gain. Selain itu, saham biasanya dipilih oleh investor dengan
profil risiko agresif karena memiliki toleransi tinggi terhadap penurunan harga, membuat jenis
investasi ini sangat riskan bagi investor yang ingin menjamin keamanan dan stabilitas
keuntungan mereka.

5. Reksa Dana Saham

Investor yang ingin berinvestasi dalam jangka panjang juga dapat memilih instrumen investasi
reksa dana karena dapat membantu mereka untuk rutin menyisihkan dana untuk kepentingan
masa depan. Investor yang memiliki toleransi tinggi juga dapat menanamkan modal dalam
reksa dana saham, karena potensi keuntungan yang ditawarkan akan lebih besar. Selain itu,
investasi reksa dana biasanya dikelola dengan lebih baik oleh Manajer Investasi, yang
memudahkan investor baru yang hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang investasi.

 Tinjauan Ulang Nilai Waktu Dari Uang


Prinsip akuntansi menjadi dasar utama dalam penerapan konsep nilai waktu dari uang pada
keuangan perusahaan. Nilai waktu dari uang memberikan kesempatan bagi individu ataupun
perusahaan untuk melakukan penyimpanan uang pada periode saat ini kedalam bentuk
investasi dan mendapatkan bunga (Dewi Sartika et al., 2019). Nilai waktu uang adalah jumlah
arus kas yang memberikan bunga, di mana nilai arus kas berubah dari periode ke-0 hingga
periode ke-t.
Manajer keuangan sangat membutuhkan konsep nilai waktu uang saat membuat keputusan
tentang investasi dalam aset atau pinjaman sebagai sumber modal perusahaan. Nilai uang yang
diterima pada periode t dan dibayarkan pada periode t+1 harus dikalikan dengan tingkat bunga
tertentu, yang dikenal sebagai compound factor. Sebaliknya, jumlah uang yang diterima pada
periode t dan dibayarkan pada periode t-1 harus dibagi dengan suku bunga tertentu yang ada
pada periode tersebut, yang dikenal sebagai discount factor.
1. Nilai yang akan datang (future value), Nilai yang akan datang adalah nilai uang yang akan
diterima di waktu yang akan datang, atau pada periode t+1 dari banyaknya uang yang
dibayarkan pada saat ini, yang dievaluasi sesuai dengan tingkat suku bunga yang sedang
berlaku. Nilai yang akan datang memiliki beberapa parameter pengukuran, yaitu: a) Rate,
tingkat suku bunga pada periode tertentu dengan periode bulan ataupun periode tahun. b)
Nper, jumlah angsuran yang sedang berjalan. c) PV, nilai saat ini yang akan di hitung pada nilai
yang akan dating. d) Type, memiliki nilai 1 ketika pembayaran dilakukan di awal periode dan
memiliki nilai 0 jika pembayaran dilakukan di akhir periode.
2.Nilai Sekarang (Present Value), Nilai sekarang merupakan nilai yang saat ini di terima dari
pembayaran yang dilakukan pada masa yang akan datang atau yang lebih dikenal dengan
pemajemukan terbalik. Nilai sekarang berbanding terbalik dengan nilai majemuk dimana
besarnya uang pada awal periode dengan tingkat bunga tertentu dengan uang yang diterima
pada periode yang akan datang.
3.Annuity merupakan rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama secara beruntun
pada periode tertentu.
4.Bunga sederhana merupakan pembayaran bunga pada pinjaman/investasi/tabungan dari
pokoknya saja.
5. Bunga majemuk merupakan bunga yang dibayarkan dari pinjaman melalui pokok pinjaman
secara beruntun. Penggandaan uang dengan jumlah yang lebih banyak mencerminkan nilai
yang akan didapatkan pada masa yang akan datang lebih banyak dibandingkan dengan
nilai masa yang akan datang (Tampubolon, 2022). Tingkat bunga efektif merupakan
perhitungan tingkat bunga berdasarkan proses penggandaan lebih dari satu kali.Nilai waktu dari
uang dapat diaplikasikan dalam beberapa tindakan yang memiliki keterkaitan dengan keuangan
yang diantaranya:(a) Pinjaman amortisasi, Dimana suatu pinjaman dibayarkan dengan periode
yang telah di tentukan baik periode bulan, kuartal ataupun tahunan).(b) Present value suatu
seri pembayaran. (c) Future value seri pembayaran. (d) Present value antara dua periode. (e)
Analisis komponen tabungan dari tawaran asuransi.

 Perbedaan Konsep Penilaian


Obligasi dan saham berbeda dalam hal risiko dan potensi keuntungan. Obligasi memiliki risiko
yang lebih rendah daripada saham, tetapi juga memiliki potensi keuntungan yang lebih rendah.
Obligasi dan saham mungkin merupakan pilihan yang baik bagi investor yang mencari stabilitas
dan pendapatan tetap, tetapi saham mungkin lebih cocok bagi investor yang memiliki jangka
waktu investasi yang lebih panjang dan mencari potensi keuntungan yang lebih besar.
Jika tujuan investasi memiliki urgency yang rendah dan bisa menerima risiko penurunan harga
dalam jangka waktu yang amat sangat panjang, maka saham menjadi pilihan tepat. Akan tetapi,
jika tujuan investasi adalah untuk jangka waktu yang lebih pendek dan mengutamakan imbalan
yang stabil, maka obligasi lebih cocok untuk dipilih.

 Penilaian Saham Dan Obligasi


Pemegang saham mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham (capital gain) dan
dividen yang dibayarkan perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. Dividen
biasanya dibayarkan setiap tahun dan akan dibagikan ketika mayoritas pemegang saham
menyepakati untuk dilakukan pembagian dividen.
Sedangkan Obligasi merupakan surat utang jangka menengah panjang yang diterbitkan oleh
negara atau perusahaan. Imbalannya berupa bunga dalam bentuk kupon pada periode tertentu
dan pokok pinjaman akan dilunasi pada waktu yang telah ditentukan di awal. Obligasi dapat
dikelompokkan sebagai efek bersifat utang di samping Sukuk. Kupon obligasi akan dibayar pada
setiap periode tertentu yang telah ditetapkan, seperti per bulan, per 3 bulan, per 6 bulan, atau
tahunan. Setelah jangka waktu obligasi berakhir, maka investor akan memperoleh pokok
pinjaman disertai pembayaran kupon terakhir.

 Rate Of Return Saham Dan Obligasi


Menurut Jogiyanto (2015:263), return saham adalah sebagai berikut: “Return merupakan hasil
yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atatu
return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang”.
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2015:456) definisi Return Saham yaitu sebagai berikut:
“Keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu, dan institusi dari hasil kebijakan investasi
yang dilakukan”. Dan definisi Return Saham menurut Brigham dan Houston (2006) adalah
sebagai berikut: “Return Saham yaitu selisih antara jumlah yang diterima dengan jumlah yang
diinvestasikan dibagi dengan jumlah yang diinvestasikan ”. Dari beberapa definisi diatas maka
dapat disimpulkan bahwa, return saham merupakan tingkat pengembalian keuntungan atas
investasi yang telah dilakukan. Return saham dapat menjadi daya tarik para investor untuk
menanamkan dananya di pasar modal.
Macam-macam Return Saham Menurut Hartono (2013:235) return saham dibagi menjadi dua
macam yaitu sebagai berikut : 1. Return realisasi (realized return) Return realisasi (realized
return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung dengan menggunakan
data historis.Return realisasi 18 penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
dari perusahaan. 2. Return ekspektasi (expected return) Return ekspekasi (expected return)
yaitu return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang.
Sedangkan menurut Zulfikar (2016:236) komponen return saham dibagi menjadi dua macam
yaitu sebagai berikut: 1. Return realisasi (realized return) Yaitu return yang sudah terjadi dan
dihitung berdasarkan data historis. 2. Return Ekspektasi (expected return) Yaitu return yang
diharapkan akan diperoleh dari investor dimasa mendatang. Dapat disimpulkan bahwa macam-
macam return saham ada dua yaitu Return realisasi yaitu return yang telah terjadi karena
dipergunakan untuk pengukur kinerja perusahaan dan return eskspektasi yaitu return yang
diperoleh dimasa mendatang atau sifatnya belum terjadi.
Menurut Samsul (2015:200), faktor-faktor yang mempengaruhi return saham adalah sebagai
berikut:
a. Faktor makro, yaitu faktor yang berada pada luar perusahaan, yaitu: 1. Faktor makro ekonomi
yang meliputi tingkat bunga umum domestik, tingkat inflasi, kurs valuta asing dan kondisi
ekonomi internasional; dan 2. Faktor non ekonomi yang meliputi peristiwa politik dalam negeri,
peristiwa politik luar negeri, peperangan, demonstrasi, massa, dan kasus lingkungan hidup.
b. Faktor mikro yaitu faktor yang berada di dalam perusahaan, yaitu: 1. Laba bersih per saham ;
2. Nilai buku per saham; 3. Rasio hutang terhadap ekuitas; 4. Rasio keuangan lainnya.
Menurut Zulfikar (2016:235) return saham terdiri dari dua komponen yaitu Return = yield +
capital gain (loss). Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang
relatif dengan harga periode tertentu.
Sedangkan menurut Eduardus T (2010:52) return saham terdiri dari dua komponen yaitu
sebagai berikut : 1. Capital gain (loss) Capital gain (loss) yaitu kenaikan (penurunan) harga suatu
saham yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. 2. Yield Yield merupakan
komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara
periodik dari suatu investasi saham. Terdapat dua komponen return saham yaitu capital gain
(loss) dan yield yang merupakan kenaikan atau penurunan harga sahm yang memberikan
keuntungan dan kerugian bagi investor, hal ini pula jika kita membeli saham, yield akan
menunjukan besarnya deviden yang kita peroleh.
Referensi

Sonbait, G. E., & Oppusunggu, L. S. (2023). NILAI WAKTU UANG. Journal of Syntax Literate, 8(6).
Dewi Sartika, U., Siddik, S., & Choiriyah, C. (2019). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar, Dan
Produk Domestik Bruto Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Manajemen, 8(2), 75.
https://doi.org/10.32502/jimn.v8i2.1821
Jogiyanto. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi: Edisi Ke-10. Yogyakarta: BPFE
Irham Fahmi, Etika Bisnis (Teori, Kasus, Dan Solusi), (Bandung; Alfabeta, 2014)
Brigham, Eugene F. & Houston, Joel F. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10.
Buku 2. (Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto). Jakarta: Salemba Empat.
Hartono, J. (2013). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (8th ed.). BPFE.
Samsul, M. (2015). Pasar Modal dan Manajemen
Eduardus Tandelilin, 2010.Portofolio dan Investasi, Edisi pertama, Kanisius,Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai