Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PORTOFOLOGI

INVESTASI DI PASAR MODAL

DI SUSUN OLEH : NURUL HADIZAH

NPM : 1905160112

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM


STUDI MANAJAMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam dunia dunia bisnis, hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau
risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang
dilakukannya. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa pemodal menghadapi risiko dalam
investasi yang dilakukannya. Karena pemodal menghadapi kesempatan investasi yang berisiko,
pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan.
Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia
harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula.
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Dalam
proses investasi, menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam
sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan
investasi tersebut akan dilakukan.
Pasar modal akan memberikan kesempatan pemindahan dana dari mereka yang kelebihan
dana ke merekan yang membutuhkannya. Dengan adanya pasar modal yang menguntungkan,
individu akan mendapatkan kepuasan yang lebih baik. Pasar modal dapat mendorong terciptanya
alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana
(investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal.
Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal.
Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari pihak yang
memiliki dana (investor), dengan pihak perusahaan yang memerlukan dana. Sedangkan, untuk
kasus besar pasar modal Indonesia, cakupan tujuan dan misi yang di emban pasar modal
Indonesia bersifat lebih luas, sesuai dengan idealisme bangsa Indonesia yang berusaha untuk
menjalankan perekonomian yang berasaskan kekeluargaan. Dari latar belakang tersebut, penulis
akan menjelaskan tentang investasi dan pasar modal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Investasi

1. Definisi Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh
keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan
datang, sebagai imbalan atas waktu risiko yang terkait dengan investasi tersebut.
Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil (tanah, emas, mesin atau bangunan),
maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi
yang umumnya dilakukan. Bagi investor yang lebih pintar dan lebih berani menanggung
risiko, aktivitas investasi yang mereka lakukan juga bisa mencakup investasi pada aset-
aset finansial lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option dan futures maupun
ekuitas internasional.
Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada
umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual/retail
investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri
dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor
institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan
dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan
investasi.
Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor
(investor’s wealth). Kesejahteraan dalam konteks investasi berarti kesejahteraan yang
sifatnya moneter bukannya kesejahteraan rohaniah. Kesejahteraan moneter bisa
ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini
(present value) pendapatan di masa datang.

2. Tujuan Investasi

Tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang.


Tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor.
Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan
penjumlahan pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini pendapatan masa datang.
Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini,
pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan. Investor yang mengurangi konsumsinya
saat ini akan mempunyai kemungkinan kelebihan dana untuk ditabung. Dana yang
berasal dari tabungan tersebut, jika diinvestasikan akan memberikan harapan
meningkatnya kemampuan konsumsi investor di masa datang, yang diperoleh dari
meningkatnya kesejahteraan investor tersebut. Ada beberapa alasan mengapa seseorang
melakukan investasi, antara lain adalah:
a) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang
b) Mengurangi tekanan inflasi
c) Dorongan untuk menghemat pajak

3. Proses Investasi

Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan


bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi. Untuk
memahami proses investasi, seorang investor terlebih dahulu harus mengetahui beberapa
konsep dasar investasi yang akan menjadi dasar pijakan dalam setiap tahap pembuatan
keputusan investasi yang akan dibuat. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi
adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi.
Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan
yang searah dan linier. Di samping memperhatikan return yang tinggi, investor juga
harus mempertimbangkan tingkat risiko yang harus ditanggung.

a) Dasar Keputusan Investasi

Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat
risiko, serta hubungan antara return dan risiko.

1. Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan.
Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai
return. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya
merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko
penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam konteks manajemen
investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan merupakan tingkat
return yang diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi
atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada
masa lalu
.
2. Risiko
Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-
tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus
selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang harus ditanggung dari
investasi tersebut. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena
equity premium adalah adanya fakta bahwa risiko saham lebih tinggi dari risiko
obligasi. Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda
dengan return yang diharapkan.

3. Hubungan Tingkat Risiko dan Return yang Diharapkan

Garis vertikal dalam gambar di atas menunjukkan besarnya tingkat return


yang diharapkan dari masing-masing jenis aset, sedangkan garis horizontal
memperlihatkan risiko yang ditanggung investor. Titik RF pada gambar tersebut
menunjukkan tingkat return bebas risiko (risk-free rate), untuk selanjutnya akan
ditulis RF. RF dalam gambar di atas menunjukkan satu pilihan investasi yang
menawarkan tingkat return yang diharapkan sebesar RF dengan risiko sebesar 0.
Selanjutnya, obligasi pemerintah terlihat mempunyai risiko yang cenderung
rendah dan tingkat return diharapkan yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan di sisi
lain, jika kita berinvestasi pada kontrak futures misalnya, terlihat bahwa risiko
yang harus ditanggung tergolong sebagai risiko yang tinggi, dengan tingkat return
yang diharapkan tinggi pula.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari pola hubungan antara risiko dan return
yang diharapkan adalah bahwa risiko dan return yang diharapkan mempunyai
hubungan yang searah dan linier. Artinya, semakin tinggi risiko suatu aset,
semakin tinggi pula tingkat return yang diharapkan dari aset tersebut, demikian
sebaliknya.

b) Proses Keputusan Investasi


Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan (on going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima
tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi
yang terbaik. Tahap keputusan investasi tersebut adalah penentuan tujuan investasi,
penentuan kebijakan investasi, pemilihan strategi portofolio, pemilihan aset, dan
pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.

1. Penentuan Tujuan Investasi


Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah menentukan
tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi masing-masing investor
bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.
2. Penentuan Kebijakan Investasi

Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi


tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai dengan penentuan
keputusan alokasi aset (aset allocation decision).

3. Pemilihan Strategi Portofolio


Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap
sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio
aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan
penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif
untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik.

4. Pemilihan Aset
Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilihan
aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan
pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan
tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio
yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu
atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat risiko
terendah
.
5. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi.
Artinya, jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata
hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari
tahap pertama, demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang
paling optimal.
4. Tipe-tipe Investasi
Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan tidak
langsung.
a) Investasi Langsung
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market),
atau pasar turunan (derivative market).
b) Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung merupakan pembelian saham dari perusahaan
investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-
perusahaan lain. Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat
berharga dari perusahaan investasi.

B. Pengertian dan Instrumen Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan
demikian pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan
sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.
Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries).
Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian
karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak
yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong
terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak
yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan
return yang paling optimal.
Dana yang didapatkan perusahaan melalui penjualan sekuritas (saham)
merupakan hasil perdagangan saham-saham perusahaan yang dilakukan di pasar perdana.
Di pasar perdana inilah perusahaan untuk pertama kalinya menjual sekuritasnya, dan
proses itu disebut dengan istilah Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham.
Setelah sekuritas tersebut dijual perusahaan di pasar perdana, barulah kemudian sekuritas
diperjualbelikan oleh investor di pasar sekunder atau dikenal juga dengan sebutan pasar
reguler. Transaksi yang dilakukan investor di pasar sekunder tidak akan memberikan
tambahan dana lagi bagi perusahaan yang menerbitkan sekuritas (emiten), karena
transaksi hanya terjadi antar investor, bukan dengan perusahaan. Dengan kata lain,
perusahaan emiten tidak akan memperoleh tambahan dana dari transaksi yang terjadi di
pasar sekunder.
a) Pasar Perdana

Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya


kepada investor umum untuk pertama kalinya. Sebelum menawarkan saham di pasar
perdana, perusahaan emiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi mengenai
perusahaan secara detail disebut juga prospektus. Prospektus berfungsi untuk
memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada para calon investor,
sehingga dengan adanya informasi tersebut maka investor akan bisa mengetahui
prospek perusahaan di masa datang, dan selanjutnya tertarik untuk membeli sekuritas
yang diterbitkan emiten. Berikut ini adalah proses penawaran umum di pasar perdana.

2
Profesional dan 1 E BAPEPAM
Lembaga Pendukung M
3
Pasar Modal I
T
E Pasar Modal
4
N

1. Profesional dan lembaga pendukung pasar modal membantu emiten menyiapkan


penawaran umum.
2. Emiten menyerahkan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM.
3. Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh BAPEPAM.
4. Emiten beserta professional dan lembaga pendukung melakukan penawaran
umum di pasar perdana.

b) Pasar Sekunder

Dengan adanya pasar sekunder, investor dapat melakukan perdagangan


sekuritas untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, pasar sekunder
memberikan likuiditas kepada investor, bukan kepada perusahaan seperti dalam pasar
perdana. Pasar sekunder biasanya dimanfaatkan untuk perdagangan saham biasa,
saham preferen, obligasi, waran maupun sekuritas derivatif (opsi dan futures).
Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar, yaitu pasar lelang
(auction market) atau pasar negosiasi (negotiated market).

1. Pasar Lelang (Auction Market)


Pasar sekunder yang merupakan pasar lelang adalah pasar sekuritas yang
melibatkan proses pelelangan (penawaran) pada sebuah lokasi fisik. Transaksi
antara pembeli dan penjual menggunakan perantara broker yang mewakili
masing-masing pihak pembeli atau penjual.
2. Pasar Negosiasi (Negotiated Market)

Berbeda dengan pasar lelang, pasar negosiasi terdiri dari jaringan berbagai
dealer yang menciptakan pasar tersendiri di luar lantai bursa bagi sekuritas.

2. Instrumen Pasar Modal


Beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal antara lain
adalah saham, obligasi, reksadana dan instrument derivative. Masing-masing sekuritas
tersebut memberikan return dan risiko yang berbeda-beda
.
a) Saham
Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan
yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor
akan mempunyai hak terhadap pendapatan dari kekayaan perusahaan, setelah
dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah
satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal.
Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa. Saham
preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari
obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang
tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada
saham biasa.
Sedangkan saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang
saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Oleh
karena itu, pemegang saham mempunyai hak suara (voting rights) untuk memilih
direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan
keputusan penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

b) Obligasi
Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah
tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat
mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya secara
periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat jatuh tempo.
Oleh karena itu, investor harus berhati-hati dalam memilih obligasi yang akan dibeli.
Untuk itu, investor perlu memperhatikan peringkat obligasi yang menunjukkan
tingkat risiko dan kualitas obligasi dilihat dari kinerjja perusahaan yang
menerbitkannya.

c) Reksadana
Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk
digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.
Perusahaan reksadana akan menghimpun dana dari investor untuk kemudian
diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibentuk oleh manajer investasi. Dengan
demikian, investor dapat membentuk portofolio secara tidak langsung melalui
manajer investasi. Berikut ini adalah proses pembentukan portofolio melalui
reksadana.

Portofolio

Manajer Investasi

Investor Individu
dengan Dana
Terbatas

Reksadana dapat dibedakan menjadi dua yaitu reksadana tertutup (close


ended) dan reksadana terbuka (open ended).
1. Reksadana Tertutup (Close Ended)
Pada reksadana tertutup, setelah dana yang terhimpun mencapai jumlah
tertentu maka reksadana tersebut akan ditutup. Dengan demikian, investor tidak
dapat menarik kembali dana yang telah diinvestasikan.
2. Reksadana Terbuka (Open Ended)
Pada reksadana terbuka, investor dapat menginvestasikan dananya
dan/atau menarik dananya setiap saat dari reksadana tersebut selama reksadana
tersebut masih aktif.

d) Instrumen Derivatif (Opsi dan Futures)

Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan


dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif sangat tergantung dari
harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan. Waran adalah opsi yang
diterbitkan oleh perusahaan untuk membeli saham dalam jumlah dan harga yang telah
ditentukan dalam jangka waktu tertentu, biasnya dalam beberapa tahun. Right issue
adalah instrumen derivatif yang berasal dari saham. Right issue memberikan hak bagi
pemiliknya untuk membeli sejumlah saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan
dengan harga tertentu.

3. Peranan Pasar Modal

Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara. Hampir semua
negara di dunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi
keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran
modal. Peranan pasar modal pada suatu negara tersebut antara lain:
a) Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk
menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual-belikan.
b) Memberi kesempatan kepada investor untuk memperoleh hasil (return) yang
diharapkan.
c) Memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang
dimilikinya atau surat berharga lainnya.
d) Menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
perkembangan suatu perekonomian.
e) Mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal

a) Supply Sekuritas
Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan
sekuritas di pasar modal.

b) Demand akan Sekuritas


Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki
jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang
ditawarkan.

c) Kondisi Politik dan Ekonomi


Faktor ini akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas.
Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada
akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas.

d) Masalah Hukum dan Peraturan


Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang
disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Peraturan yang
melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi
mutlak diperlukan.
e) Keberadaan Lembaga yang Mengatur dan Mengawasi Pasar Modal
Peran informasi yang dapat diandalkan kebenarannya dan cepat tersedianya
informasi menjadi sangat penting. Disamping itu transaksi harus dapat dilakukan
dengan efisien dan dapat diandalkan. Diperlukan berbagai lembaga dan profesi yang
menjamin persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi.

C. Gambaran Umum Pasar Modal Indonesia

1. Pengertian dan Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

a) Pengertian Pasar Modal di Indonesia

Pasar modal secara umum bisa diartikan sebagai pasar yang menjualbelikan
produk berupa dana yang bersifat abstrak. Sedangkan dalam bentuk kongkritnya,
produk yang diperjualbelikan dipasar modal berupa lembar surat-surat berharga di
Bursa efek. Bursa efek ini artinya sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisisr
dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas
secara langsung atau melalui wakil-wakilnya.
Pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menjembatani aliran dana dari
pihak yang memiliki dana (investor), dengan pihak perusahaan yang memerlukan
dana. Sedangkan, untuk kasus besar pasar modal Indonesia, cakupan tujuan dan misi
yang di emban pasar modal Indonesia bersifat lebih luas, sesuai dengan idealisme
bangsa Indonesia yang berusaha untuk menjalankan perekonomian yang berasaskan
kekeluargaan. Dalam mewujudkan tujuan tersebut terdapat tiga aspek yang ingin
dicapai pasar modal Indonesia, yaitu:
1. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham-
saham perusahaan
2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilikan saham
3. Menggairahkan masyarakat dalam mengerahkan dan penghimpunan dana untuk
digunakan secara produktif
Pada dasarnya, pasar modal ini memang merupakan produk dari sistem
perekonomian kapitalis. Sedangkan dalam proses sosialisasi pasar modal di
Indonesia, bertujuan didirikannya pasar modal sudah disisipi muatan idealisme. Pasar
modal Indonesia di harapkan mampu memberikan alternatif sumber dana eksternal
yang berasal dari masyarakat (investor) bagi perusahaan sehingga nantinya kredit
sektor perbankan dapat dialihkan untuk pembiayaan usaha industri kecil dan
menengah.

b) Perkembangan Pasar Modal di Indonesia


Pasar modal Indonesia sudah di mulai sejak zaman pemerintahan kolonial
Belanda. Perdagangan sekuritas yang dimulai dengan pendirian Bursa di Batavia pada
tanggal 14 Desember 1912. Bursa Batavia tersebut merupakan cabang dari
Amsterdamse Effectenbuerus, dan penyelanggaranya adalah Verreniging voor de
Effectenhandel. Sekuritas yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi
perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang terbitkan
pemerintah Hindia Belanda serta sekuritas Belanda lainnya. Perkembangan bursa
efek yang pesat menarik pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan bursa di
Semarang dan Surabaya pada tahun 1925. Semua anggota bursa adalah perusahaan-
perusahaan swasta Belanda. Sedangkan investornya selain orang Belanda ada juga
orang-orang Arab dan Cina.
Perang Dunia II yang terjadi sekitar tahun 1939, menyebabkan perkembangan
pasar modal terhenti. Bursa efek di Indonesia resmi ditutup pada tanggal 10 Mei
1940. Tetapi pada tanggal 23 Desember 1940 bursa efek di Jakarta (Batavia) sempat
dibuka kembali, walaupun kemudian ditutup kembali ketika Jepang datang ke
Indonesia. Selanjutnya pasar modal mulai digiatkan dengan dibukanya kembali Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada 3 Juni 1952. Pembukaan BEI tersebut didorong dengan
penerbitan obligasi oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1950. Aktivitas pasar
modal mulai berkembang sampai dengan tahun 1958. Kelesuan yang terjadi saat itu
di sebabkan oleh banyaknya warga Belanda yang meninggalkan Indonesia dan
dilakukannya nasionalisasi terhadap perusahaan Belanda di Indonesia. Hal ini terjadi
sampai dengan berakhirnya masa pemerintahan orde lama.
Pada masa orde baru, pengaktifan kembali pasar modal Indonesia dimulai
dengan pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan pembukaan
pasar modal pada 10 Agustus 1977. Pada awalnya tujuan pengaktifan kembali pasar
modal lebih ditekankan pada asas pemerataan, sehingga kepemilikan saham tidak
jatuh ke tangan segolongan masyarakat tertentu saja. Faktor lambatnya perkembangan
pasar modal Indonesia adalah terlalu besarnya campur tangan pemerintah. Ditambah
lagi adanya deregulasi perbankan pada tahun 1983, menyebabkan tingkat suku bunga
deposito naik, sehingga investasi dipasar modal menjadi kurang menarik bagi
masyarakat. Selama kurun waktu 1977-1988, hanya 24 perusahaan yang melakukan
emisi saham di bursa efek dengan nilai Rp 129,4 miliar dan tiga perusahaan
melakukan emisi obligasi senilai 535,7 miliar.
Kemudian pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi seperti paket
Desember 1987, paket Oktober 1988, paket Desember 1988, dan paket September
1977, yang bertujuan untuk mengairahkan perdagangan Bursa Efek di Indonesia.
Pada prinsipnya peraturan-peraturan tersebut merupakan langkah-langkah
penyesuaian terhadap peraturan sebelumnya untuk mendorong pertumbuhan pasar
modal yang sehat dan kuat. Beberapa penyesuaian kebijaksanaan tersebut, antara lain
adalah:
 Perlindungan terhadap investor dengan mewajibkan persyaratan keterbukaan
(disclosure) yang lebih baik kepada emiten
 Proses emisi sekuritas yang lebih cepat
 Upaya pengembangan pasar yang lebih likuid
 Peningkatan profesionalisme lembaga penunjang

1. Paket Kebijaksaan Desember 1987 (Pakdes 1987)

Paket kebijaksanaan Desember 1987 berisi kebijakan yang


menyederhanakan proses emisi sekuritas, membuka kesempatan yang lebih luas
bagi investor asing. Memperkenalkan adanya saham atas tunjuk serta memberi
kesempatan bagi perusahaan baru yang belum mempunyai laba untuk mencari
modal di Bursa Pararel Indonesia (BPI).

2. Paket Oktober 1988 (Pakto 88)

Paket Oktober 1988 berisi tentang penetapan pajak yang sama bagi
bunga deposito dan dividen saham sebesar 15%. Kebijakan tersebut dimaksudkan
untuk meningkatkan daya tarik investasi di pasar modal. Di samping itu, Pakto 88
juga memuat tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada sektor
perbankan, sehingga mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dananya
di pasar modal.

3. Paket Desember 1988 (Pakdes 88)

Paket Desember 1988 merupakan kebijakan pemerintah untuk memberi


kesempatan bagi swasta nasional untuk menyelenggarakan bursa swasta dan
menetapkan sistem company listed. Dengan adanya sistem tersebut maka
perusahaan yang telah mencatatkan sebagian sahamnya di bursa, dapat
mewujudkan seluruh saham yang di tempatkan dan disektor penuh secara
langsung tanpa melalui penjamin emisi sekuritas.

4. Paket September 1977

Paket September 1977 berisi tentang kebijakan pemerintah untuk


menghapus penentuan batas maksimum pembelian saham oleh investor asing
kecuali bagi saham-saham perbankan, guna mendorong investor asing melakukan
perdagangan pasar modal di Indonesia. Dengan adanya campur tangan pemerintah
melalui kebijakan pemerintah telah membuat pasar modal Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan seiring dengan perkembangan
teknologi informasi dan tujuan peningkatan kelancaran dan efisien perdagangan,
BEJ mengembangan suatu sistem perdagangan yang dikenal dengan istilah
scripless trading atau sistem perdagangan tanpa warkat. Secara garis besar, sistem
perdagangan tanpa warkat adalah sistem perdagangan yang menyelesaikan
transaksinya dilakukan hanya dengan pemindahbukuan atau book-entry
settlement. Artinya, tidak diperlukan lagi serifikat sekuritas yang secara fisik
berpindahan tangan dari penjual ke pembeli. Seluruh sertifkat sekuritas yang ada
akan dikonversikan menjadi data elektronik dan tersimpan dalam lembaga
penyimpanan secara terpusat.

2. Organisasi Pasar Modal Indonesia

Struktur pasar modal Indonesia diatur oleh Undang-Undang No. 8 tahun 1995
tentang pasar modal. Di dalam Undang-UUndang tersebut dijelaskan bahwa kebijakan di
pasar modal ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Sedangkan pembinaan, pengaturan dan
pengawasan sehari-hari dilaksanakan oleh BAPEPAM. Berikut ini adalah struktur pasar
modal Indonesia.

a) Bursa Efek
Perusahaan sekuritas bergabung bersama membentuk bursa efek. Organisasi
tersebut mengatur dirinya sendiri dengan mengeluarkan berbagai peraturan serta
memastikan bahwa anggotanya berperilaku sedemikian rupa sehingga memberikan
persepsi positif tentang pasar modal terhadap masyarakat. Bursa diharapkan dapat
menciptakan kondisi yang dapat mendorong peranan perusahan sekuritas yang pada
akhirnya akan menarik minat investor secara aman, tertib dan murah di pasar modal.

b) Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP)

Peran LKP adalah melaksanakan kliring dan menjamin penyelesaian


transaksi. LPK menjamin penyelesaian transaksi di bursa efek dengan bertindak
sebagai counter party dari anggota bursa yang melakukan transaksi. Jaminan tersebut
dapat berupa dana, sekuritas dan jaminan Bank Kustodian untuk menyelesaikan
jaminan tertentu. Jika anggota bursa efek gagal menyelesaikan transaksi maka LKP
akan membeli atau menjual sekuritas dengan menggunakan prinsip pembayaran dan
penyerahan seketika atau sering dikenal dengan istilah cash and carry.

c) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)

LPP merupakan lembaga yang memberikan jasa penitipan kolektif yang aman
dan efisien kepada Bank Kustodian, LKP, perusahaan sekuritas, serta pemodal
institusional. Jasa yang diberikan harus memenuhi standar internasional dan
memberikan keamanan yang maksimal bagi pengguna LPP.

d) Perusahaan Efek

Perusahaan efek meliputi:


1. Penjamin emisi
2. Perantara perdagangan efek
3. Manajer investasi

e) Lembaga Penunjang

Lembaga penunjang meliputi:


1. Biro administrasi efek
2. Bank Kustodian
3. Wali amanat
4. Penasihat Investasi
5. Pemeringkat efek

f) Profesi Penunjang
Profesi penunjang meliputi:
1. Akuntan
2. Konsultan hukum
3. Penilai notaris

g) Pemodal

Pemodal yang terdiri dari pemodal domestik dan asing, merupakan pihak yang
mempunyai dana yang siap diinvestasikan pada pasar modal. Peran dalam hal ini
pasar modal perlu pembenahan-pembenahan agar dapat menarik semakin banyak
pemodal yang berinvestasi di pasar modal, sehingga akan semakin menggairahkan
perdagangan di bursa.

h) Emiten

Emiten terdiri dari perusahaan publik dan reksadana. Emiten merupakan pihak
yang mencari dana dengan menjual sekuritas kepada masyarakat luas melalui pasar
modal. Emiten berperan dalam pengembangan pasar modal melalui keterbukaann
informasi, peningkatan likuidasi sekuritas, pemantauan harga sekuritas dan menjaga
hubungan baik dengan pemodal.

3. Proses Go Public

Go public atau penawaran umum merupakan kegiatan yang dilakukan emiten


untuk menjual sekuritas kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur undang-
undang dan peraturan pelaksanaannya. Beberapa keuntungan bagi perusahaan yang
melakukan go public, yaitu:
b) Diversifikasi

Dengan melakukan go public, maka pemilik perusahaan akan membagi


kepemilikan perusahaan kepada masyarakat yang berminat untuk membeli saham
perusahaan tersebut, sehingga pemilik perusahaan telah membagi risiko yang harus di
tanggung jika dia menjadi pemilik tunggal perusahaan.

c) Meningkatkan Likuiditas

Saham yang tidak ditawarkan untuk umum akan sulit di perjualbelikan.


Kesulitan tersebut tidak akan terjadi pada perusahaan yang go public.

d) Sebagai Salah Satu Sarana untuk Meningkatkan Modal Perusahaan

Perusahaan yang tidak go public akan kesulitan jika ingin menambah dana
perusahaan melalui penjualan saham baru.

e) Penentuan Nilai Perusahaan

Perusahaan yang go public bisa menentukan cara jelas seberapa nilai


perusahaan dengan melihat besarnya harga saha perusahaan tersebut di pasar.
Proses go public di BEJ dapat digambarkan seperti berikut ini.
Dari gambar di atas, terlihat bahwa proses go public bisa dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu proses sebelum emisi, pada saat emisi, dan sesudah emisi. Sebelum melakukan
emisi perusahaan melakukan persiapan-persiapan intern dalam rangka go public. Hal-hal
yang perlu disiapkan adalah:
a) Penetapan rencana pencarian dana melaui go public oleh manajemen perusahaan.
b) Meminta persetujuan kepada pemegang saham dan melakukan perubahan anggaran
dasar pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
c) Perusahaan mencari penjamin emisi, profesi penunjan dan lembaga penunjang untuk
membantu menyiapkan kelengkapan dokumen.
d) Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan.
e) Kontrak pendahuluan dengan bursa efek.
f) Penandatanganan perjanjian-perjanjian emisi.
g) Menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM, sekaligus melakukan
ekspos terbatas di BAPEPAM.
Setelah itu BAPEPAM melakukan proses pengajuan pernyataan pendaftaran yang
telah diajukan oleh emiten. BAPEPAM memberikan tanggapan terhadap kelengkapan
dokumen, kecukupan dan kejelasan informasi serta aspek keterbukaan dari sisi hukum,
akuntansi, keuangan, dan manajemen. Sebelum dikeluarkan pernyataan bahwa
pendaftaran tersebut efektif, BAPEPAM akan memberikan komentar tertulis dalam
jangka watu 45 hari.
Setelah melakukan persiapan tersebut, maka emiten siap melakukan emisi yang
meliputi emisi di pasar perdana dan pasar reguler. Pada pasar perdana, sekuritas
ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin sekuritas melalui para agen penjualan yang
ditunjuk. Saat itu juga dilakukan penjatahan saham kepada pemodal oleh sindikasi
penjamin emisi dan emiten. Penjatahan saham adalah pengalokasian sekuritas pesanan
para pemodal sesuai dengan jumlah sekuritas yang tersedia. Selanjutnya sekuritas
tersebut dapat diperdagangkan di pasar reguler dengan terlebih dahulu mencatatkan
sekuritas tersebut di bursa.
Sesudah melakukan emisi, emiten diwajibkan untuk menyampaikan laporan
secara rutin dan laporan lain menyangkut kejadian pentin yang terjadi kepada BAPEPAM
di BEJ. Laporan tersebut akan secepatnya dipublikasikan oleh bursa kepada masyarakat
pemodal melalui pengumuman di lantai bursa dan melalui papan informasi. Informasi ini
nantinya akan berguna bagi pemodal untuk mengetahui kinerja dari perusahaan.

4. Sekuritas yang Diperdagangkan di BEJ dan Mekanisme Perdagangannya

Sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan di BEI adalah saham biasa, saham


preferen, obligasi, obligasi konversi, right issue, waran dan reksadana.

a) Saham Preferen

Saham preferen merupakan sekuritas yang juga mempunyai karakteristik


obligasi disamping memiliki karakteristik saham biasa. Saham preferen dikatakan
memiliki karakteristik obligasi karena sekuritas ini memberikan tingkat pendapatan
yang tetap seperti halnya obligasi. Sedangkan karakteristik sahamnya adalah bahwa
jika emitmen mengalami kerugian maka pemegang saham preferen mungkin tidak
bisa menerima pembayaran dividen dalam waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya
(mungkin ditunda).

b) Obligasi
Obligasi merupakan sekuritas yang sudah cukup lama dikenal oleh pasar
modal Indonesia, meskipun perkembangannya masih relatif lamban jika
dibandingkan dengan perkembangkan saham.

c) Obligasi Konversi

Obligasi konversi merupakan obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham


biasa. Karakteristik obligasi konversi tidak jauh berbeda dengan obligasi biasa yang
memberikan kupon tetap, memiliki jatuh tempo dan memiliki nilai par.

d) Right Issue

Right issue biasanya diterjemahkan sebagai bukti right, yaitu sekuritas yang
merupakan produk turunan dari saham. Bukti right adalah hak bagi pemodal untuk
membeli saham baru jika perusahaan emitmen menerbitkan menerbitkan saham baru.

e) Waran

Waran merupakan hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga
yang sudah ditentukan. Waran merupakan produk yang ditunjukan untuk menambah
daya tarik obligasi atau saham yang disertainya.

f) Reksadana

Reksadana merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan


uang kepada pengelola reksadana untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di
pasar uang atau pasar modal.

g) Saham Biasa

Saham biasa merupakan sekuritas yang paling dikenal masyarakat dan paling
banyak digunakan oleh emiten dalam mencari dana. Oleh karena itu pada bagian
selanjutnya akan lebih banyak dibahas mengenai proses perdagangan saham
dibandingkan dengan perdagangan sekuritas-sekuritas lain.
BAB III

KESIMPULAN

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang..
Sebelum pemodal melakukan investasi pada sekuritas, pemodal perlu menentukan tujuan
investasi, menentuan kebijakan investasi, memilih strategi portofolio, memilih aset, dan
mengevaluasi kinerja portofolio. Karena investasi yang dilakukan mempunyai unsur
ketidakpastian, pemodal hanya bisa mengharapkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh.
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal
menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam perekonomian suatu negara. Instrumen
pasar modal meliputi saham, obligasi, reksadana, dan instrumen derivatif (opsi dan futures).
Manfaat yang diperoleh dengan adanya pasar modal yaitu sebagai fasilitas melakukan
interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga
yang diperjual-belikan, memberi kesempatan kepada investor untuk memperoleh hasil
(return) yang diharapkan, memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali
saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya, menciptakan kesempatan kepada
masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian, dan mengurangi
biaya informasi dan transaksi surat berharga.
Banyak manfaat yang diperoleh dari dibentuknya pasar modal meskipun tidak semua
negara membentuk pasar modal karena pertimbangan politik, sosial, dan ekonomi. Agar
pasar modal berhasil berkembang, maka supply dan demand akan dana jangka panjang harus
memadai, disamping faktor-faktor pendukung lain. Perkembangan pasar modal Indonesia
banyak dipengaruhi oleh berbagai kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah. Meskipun
demikian pada tahun-tahun terakhir, pengaruh pemodal asing menjadi semakin besar di pasar
modal Indonesia. Bagi perusahaan yang ingin menghimpun dana di pasar modal, ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan berbagai lembaga yang harus dihubungi.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Jogiyanto. 2016. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
www.google.com/search_gambar hubungan tingkat risiko dan return.
www.google.com/search_gambar struktur pasar modal Indonesia.
www.google.com/search_gambar proses go public di BEJ.
Permasalahan

Anda mungkin juga menyukai