Disusun Oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
A. Investasi dan Risiko
Definisi investasi menurut Sharpe bahwa investasi merupakan komitmen dana
dengan jumlah yang pasti untuk mendapatkan return yang tidak pasti di masa depan.
Oleh karena itu, investor harus memahami secara pasti bahwa dalam berinvestasi ada
potensi mendapat keuntungan dan juga potensi menderita kerugian. Hal yang harus
dilakukan oleh investor adalah risiko.
D. Jenis Investor
Pada setiap keputusan yang telah ditetapkan, terdapat factor yang turut memengaruhinya.
Latar belakang karakter pihak yang mengambil keputusan menjadi bagian yang dominan
untuk dikaji, tentunya sebagai bahan analisis pendukung. Secara umum, karakterisik
pengambil keputusan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Menghindari Risiko (Risk Avoider)
Para pengambil keputusan dengan karakteristik ini menempatkan dirinya pada posisi
yang aman dan jauh dari risiko. Mereka cenderung memiliki asset yang terjaga,
karena tidak pernah ingin memasuki wilayah spekulasi. Ciri-ciri para pengambil
keputusan yang menghindari risiko adalah:
o Sangat hati-hati terhadap tindakan yang dilakukannya
o Dalam bisnisnya, cendering bertindak sebagai seorang pemain yang aman
(safety player), sehingga tidak ingin melakukan tindakan-tindakan yang
dianggap berisiko.
o Memandang investasi sebagai suatu bentuk usaha untuk mencari keuntungan
finansial, atas sejumlah dana yang telah ditanamkan saat ini.
o Utilitasnya akan menurun dengan cepat ketika kerugian yang diderita semakin
besar/meningkat, sedangkan utilitas untuk jumlah yang positif tidak tumbuh
dengan cepat.
2. Mengabaikan Risiko (Risk Indifference)
Pengambil keputusan yang memiliki karakteristik ini tergolong hati-hati dalam
mempertimbangkan dampak yang terjadi akibat pengaplikasian suatu keputusan.
Sikap mengabaikan atau netral terhadap risiko sebenarnya merupakan sikap yang
berada di antara dua sikap ekstrem, yaitu sikap penghindar dan pencari risiko. Ciri-
ciri nya adalah:
o Menilai uang seperti apa yang tercantum, tidak akan membeli asuransi
kerusakan karena nilai premi akan lebih tinggi dari nilai harapan yang hilang
o Setiap keputusan yang dibuat dilakukan disertai analisa yang mendalam serta
mempertimbangkan dampak di kemudian hari, termasuk dampak dari segi
internal dan eksternal. Meski keputusan yang dibuat dianggap bijaksana,
namun terlalu lama untuk diputuskan
o Pada umumnya, sikap netral terhadap risiko hanya terjadi pada sejumlah uang
dalam batas tertentu. Hal ini terbukti dengan adanya perusahaan-perusahaan
besar yang tidak memiliki asuransi kerusakan.
3. Menyukai Risiko (Risk Seeker atau Risk Lover)
Ciri-ciri pengambil keputusan yang memiliki karakteristik ini adalah:
o Sangat menyukai risiko, karena mereka menganggap bahwa semakin tinggi
risikonya, tingkat keuntungan yang akan diperolehnya juga semakin tinggi.
o Semakin besar hadiah yang akan diterima, semakin besar perbedaan sikap
antara pencari risiko dan penghindar risiko
o Pencari risiko sering disebut self-insured, yaitu meyakini bahwa risiko lebih
superior dibandingkan dengan sejumlah uang yang hilang untuk membeli
polis atau lotre.
Keterangan :
EV : Expected Value
Keterangan :
∑X : Penjumlahan nilai return
n : Jumlah periode
Rn : Return relatif pada periode n
Selanjutnya, standar deviasi sebagai ukuran penyebaran data variabel dari nilai rata-
ratanya dirumuskan sebagai berikut:
𝑛
Keterangan :
E(R) : Expected Return
Ri : Return ke – i yang mungkin terjadi
Pri : Probabilitas kejadian return ke – i
Dalam pengukuran risiko sekuritas, investor juga perlu menhitung risiko relatif. Risiko
relatif menunjukkan risiko per unit return harapan. Hal ini diperlukan karena informasi
risiko hanya berupa varians dan deviasi standar akan bermaslah, terutama ketika ingin
membandingkan tingkat risiko antar asset, yang masing-masing memiliki return harapan
yang tidak sama. Ukuran risiko relatif yang bisa dipakai adalah koefisien variasi. Rumus
untuk menghitung koefisien variasi :
Secara matematis, rumus untuk menghitung kovarians dua buah aset atau
sekuritas A dan B adalah :
Keterangan :
H. Karakteristik Portofolio
Portofolio adalah sekumpulan atau kombinasi dua atau lebih jenis investasi
dengan tingkat risiko dan keuntungan yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan risiko yang minimal. Berikut ini
adalah beberapa karakteristik portofolio, diantaranya :
1. Return sebuah aset berkorelasi satu dengan lainnya alias tidak bersifat independent.
Sehingga, tingkat return dan risk dari masing-masing aset dapat bergerak bersama-
sama.
2. Karakteristik portofolio saham didasarkan pada sektor perusahaan yang menerbitkan.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang infrastruktur, pertambangan, sektor
konsumsi, perkebunan, pertanian, kimia dan sebagainya. Contohnya, pada sektor
konsumsi, ketika mendekati hari raya, kondisi harga saham mengalami kenaikan,
karena terjadinya permintaan atas produk yang dijual.
3. Portofolio obligasi memiliki karakteristik ketika investor berinvestasi pada obligasi
selalu berlawanan dengan tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga bank
tinggi, maka harga obligasi akan rendah dan bila harga suku bunga rendah, maka
harga obligasi akan naik (utamanya bagi obligasi yang berbunga kupon tetap)