Anda di halaman 1dari 9

Tugas Mata Kuliah Manajemen Investasi dan Keuangan Derivatif

Investasi yang Berisiko

Dosen Pengampu : Dr. Atim Djazuli, SE., MM.

Disusun Oleh :

Shofi Salsabila Syifa (175020207111046)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
A. Investasi dan Risiko
Definisi investasi menurut Sharpe bahwa investasi merupakan komitmen dana
dengan jumlah yang pasti untuk mendapatkan return yang tidak pasti di masa depan.
Oleh karena itu, investor harus memahami secara pasti bahwa dalam berinvestasi ada
potensi mendapat keuntungan dan juga potensi menderita kerugian. Hal yang harus
dilakukan oleh investor adalah risiko.

Risiko didefinisikan sebagai perbedaan antara hasil yang diharapkan (expected


return) dan realisasinya. Semakin besar penyimpanganya, semakin tinggi risikonya.
Harry Markowitz mengatakan bahwa keputusan investasi yang dibuat oleh investor
didasarkan pada expected return dan varian dari return (sebagai ukuran risiko). Investor
bersedia menerima risiko yang lebih besar tetapi harus dikompensasi dengan kesempatan
untuk mendapatkan return yang juga besar. Dalam investasi, kita sering mendengar
istilah “high risk, high return”. Return dan risiko berjalan saerah. Makin besar hasil yang
diinginkan, makin besar pula risikonya. Sebaliknya, makin kecil risiko yang diambil,
makin kecil pula hasil yang akan diperolah. Sejak Harry Markowitz mengemukakan teori
portofolio modern (1952), risiko investasi dapat diperkecil melalui pembentukan
portofolio yang efisien, sehingga risikonya lebih rendah daripada risiko masing-masing
instrument investasi (semisal saham) yang membentuk portofolio tersebut. Implementasi
teori portofolio untuk menurunkan risiko adalah melalui diversifikasi investasi dalam
portofolio tersebut. Melalui pemilihan saham-saham dan proporsinya yang tepat, risiko
portofolio dapat diturunkan sampai tingkat minimum.
B. Tipe-tipe Investasi
Menurut Jogiyanto (2010), investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa
investasi langsung dan investasi tidak langsung.
 Investasi Langsung
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat
diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market),
atau pasar turunan (derivative market). Pasar uang bersifat untuk jangka pendek
karena aktiva yang dapat diperjual-belikan di pasar uang berupa aktiva yang
mempunyai risiko gagal kecil. Salah satu contohnya adalah sertifikat deposito
yang dapat dijual kembali. Berbeda dengan pasar uang, pasar modal lebih bersifat
untuk investasi jangka panjang. Yang diperjual-belikan di pasar modal adalah
aktiva keuangan berupa surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed-income
securities) dan saham-saham. Surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan di
pasar turunan adalah opsi dan future contract. Disebut dengan surat-surat
berharga turunan karena nilainya merupakan jabaran dari surat berharga lain yang
terkait. Contoh dari opsi misalnya adalah waran (warrant).
 Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari
perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan
jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke public dan menggunakan dana
yang diperoleh untuk diinvestkasikan ke dalam portofolionya.
C. Proses Investasi
Menurut Tandelilin (2010) proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan
investasi dan bagaimana mengorganisir aktvitas-aktivitas dalam proses keputusan
investasi. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan
antara return harapan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return harapan dari
suatu investasi merupakan hubungan yang searah. Ada beberapa proses investasi:
1. Dasar Keputusan Investasi
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return harapan, tingkat risiko serta
hubungan antara return dan risiko. Berikut ini akan dibahas masing-masing dasar
keputusan investasi:
a. Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Pada
konteks manajemen investasi, tingkat keuntungan investasi disebut sebagai
return. Perlu dibedakan antara return harapan (expected return) dan return
actual atau yang terjadi. Return harapan merupakan return yang diatisipasi
investor di masa dating. Sedangkan return actual merupakan tingkat return yang
telah diperoleh investor pada masa lalu.
b. Risiko
Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-tingginya
dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus ditanggung
dari investasi tersebut. Umumnya semakin besar risiko, semakin besar pula
tingkat return harapan.
c. Hubungan Tingkat Risiko dan Return Harapan
Hubungan tingkat risiko dan return harapan merupakan hubungan yang bersifat
searah. Artinya, semakin besar risiko suatu asset, semakin besar pula return
harapan atas asset tersebut, demikian sebaliknya.
2. Proses Keputusan Investasi
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan.
Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-
menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik.
a. Penentuan Tujuan Investasi
Tujuan investasi masing-masing investor berbeda tergantung pada investor yang
membuat keputusan tersebut. Investor biasanya lebih menyukai investasi pada
sekuritas yang mudah diperdagangkan ataupun pada penyaluran kredit yang
lebih berisiko tetapi memberikan harapan return yang tinggi.
b. Penentuan Kebijakan Investasi
Tahapan ini dimulai dari penentuan keputusan alokasi asset, menyangkut
pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas asset yang tersedia
(saham, obligasi, sekuritas luar negri).
c. Pemilihan Strategi Portofolio
Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya.
Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan
strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan
informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari
kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas
informasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.
d. Pemilihan Aset
Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilihan asset-
aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio. Tahap ini memerlukan
pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan. Tujuan tahap ini adalah
untuk mencari kombiasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang
menawarkan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya
menawarkan return harapan tertentu dengan tingkat risiko rendah.
e. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio
Jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya
kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap
pertama, demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling
optimal.

D. Jenis Investor
Pada setiap keputusan yang telah ditetapkan, terdapat factor yang turut memengaruhinya.
Latar belakang karakter pihak yang mengambil keputusan menjadi bagian yang dominan
untuk dikaji, tentunya sebagai bahan analisis pendukung. Secara umum, karakterisik
pengambil keputusan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Menghindari Risiko (Risk Avoider)
Para pengambil keputusan dengan karakteristik ini menempatkan dirinya pada posisi
yang aman dan jauh dari risiko. Mereka cenderung memiliki asset yang terjaga,
karena tidak pernah ingin memasuki wilayah spekulasi. Ciri-ciri para pengambil
keputusan yang menghindari risiko adalah:
o Sangat hati-hati terhadap tindakan yang dilakukannya
o Dalam bisnisnya, cendering bertindak sebagai seorang pemain yang aman
(safety player), sehingga tidak ingin melakukan tindakan-tindakan yang
dianggap berisiko.
o Memandang investasi sebagai suatu bentuk usaha untuk mencari keuntungan
finansial, atas sejumlah dana yang telah ditanamkan saat ini.
o Utilitasnya akan menurun dengan cepat ketika kerugian yang diderita semakin
besar/meningkat, sedangkan utilitas untuk jumlah yang positif tidak tumbuh
dengan cepat.
2. Mengabaikan Risiko (Risk Indifference)
Pengambil keputusan yang memiliki karakteristik ini tergolong hati-hati dalam
mempertimbangkan dampak yang terjadi akibat pengaplikasian suatu keputusan.
Sikap mengabaikan atau netral terhadap risiko sebenarnya merupakan sikap yang
berada di antara dua sikap ekstrem, yaitu sikap penghindar dan pencari risiko. Ciri-
ciri nya adalah:
o Menilai uang seperti apa yang tercantum, tidak akan membeli asuransi
kerusakan karena nilai premi akan lebih tinggi dari nilai harapan yang hilang
o Setiap keputusan yang dibuat dilakukan disertai analisa yang mendalam serta
mempertimbangkan dampak di kemudian hari, termasuk dampak dari segi
internal dan eksternal. Meski keputusan yang dibuat dianggap bijaksana,
namun terlalu lama untuk diputuskan
o Pada umumnya, sikap netral terhadap risiko hanya terjadi pada sejumlah uang
dalam batas tertentu. Hal ini terbukti dengan adanya perusahaan-perusahaan
besar yang tidak memiliki asuransi kerusakan.
3. Menyukai Risiko (Risk Seeker atau Risk Lover)
Ciri-ciri pengambil keputusan yang memiliki karakteristik ini adalah:
o Sangat menyukai risiko, karena mereka menganggap bahwa semakin tinggi
risikonya, tingkat keuntungan yang akan diperolehnya juga semakin tinggi.
o Semakin besar hadiah yang akan diterima, semakin besar perbedaan sikap
antara pencari risiko dan penghindar risiko
o Pencari risiko sering disebut self-insured, yaitu meyakini bahwa risiko lebih
superior dibandingkan dengan sejumlah uang yang hilang untuk membeli
polis atau lotre.

E. Nilai yang Diharapkan


Dalam sebuah kegiatan investasi, terdapat nilai yang diharapkan atau expected value dari masing-
masing instrument sebagai nilai yang didapatkan atau diantisipasi di masa depan. Expected valu
dan expected return memiliki konsep yang sama, yaitu dengan menggunakan model multivariate
dan skenario (probabilitas sebuah peristiwa terjadi).
𝐸𝑉 = ∑ 𝑃(𝑋𝑖)𝑥 𝑋𝑖

Keterangan :

EV : Expected Value

P(Xi) : Probabilitas atas kejadian

Xi : Nilai dari kejadian


F. Ukuran Penyebaran
Salah satu pengukuran penyebaran atas sebuah tingkat keuntungan yang memiliki
kemungkinan menyimpang dari yang diharapkan adalah dengan menggunakan distribusi
normal (normal distribution). Distribusi normal adalah distribusi probabilitas yang
memplot semua nilainya secara simetris dengan sebagian besar hasil terletak di sekitar
mean probabilitas. Seluruh jenis instrumen investasi tak luput dari risk (risiko) dan return
(pengembalian / keuntungan), distribusi normal pun mengukur risk sebagai standar
deviasi dan return sebagai mean (rerata).
Mean atau expected value menunjukkan pengembalian dapat dicapai dengan menghitung
rata-rata pada data set yang cukup besar yang berisi perubahan harga harian historis dari
instrumen investasi, salah satunya saham. Semakin tinggi rata-rata, semakin baik.
Sedangkan, standar deviasi menunjukkan jumlah nilai rata-rata yang menyimpang dari
rata-rata. Semakin tinggi standar deviasi, semakin berisiko investasi, karena mengarah
pada ketidakpastian.
Menurut Tandenlilin (2010), bentuk perhitungan terhadap mean dapat dilakukan dengan
metode arithmetic mean dan geometric mean yang diilustrasikan sebagai berikut.
∑𝑥
𝐴𝑟𝑖𝑡ℎ𝑚𝑎𝑡𝑖𝑐 𝑀𝑒𝑎𝑛 =
𝑛
1
𝐺𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑐 𝑀𝑒𝑎𝑛 = [(1 + 𝑅1)(1 + 𝑅2) … … … (1 + 𝑅𝑛)]𝑛 − 1

Keterangan :
∑X : Penjumlahan nilai return
n : Jumlah periode
Rn : Return relatif pada periode n
Selanjutnya, standar deviasi sebagai ukuran penyebaran data variabel dari nilai rata-
ratanya dirumuskan sebagai berikut:
𝑛

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 (𝜎) = √𝜎 2 = ∑(𝑅𝑖𝑗 − 𝐸(𝑅𝑗))2 𝑥 𝑃𝑟𝑖


𝑖=1

Keterangan :
E(R) : Expected Return
Ri : Return ke – i yang mungkin terjadi
Pri : Probabilitas kejadian return ke – i
Dalam pengukuran risiko sekuritas, investor juga perlu menhitung risiko relatif. Risiko
relatif menunjukkan risiko per unit return harapan. Hal ini diperlukan karena informasi
risiko hanya berupa varians dan deviasi standar akan bermaslah, terutama ketika ingin
membandingkan tingkat risiko antar asset, yang masing-masing memiliki return harapan
yang tidak sama. Ukuran risiko relatif yang bisa dipakai adalah koefisien variasi. Rumus
untuk menghitung koefisien variasi :

𝑆𝑡𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝜎


𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 = =
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝐸(𝑅)

G. Kombinasi dari Beberapa Investasi


Kombinasi sejumlah aset untuk meminimalkan risiko dilakukan dengan cara
diversifikasi portofolio dengan beberapa pilihan kelas aset. Menurut Tandelilin (2010),
prinsip diversifikasi terdapat 2 jenis, yaitu diversifikasi random dan diversifikasi
markowitz. Diversifikasi random terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara
acak pada berbagai jenis aset tanpa memperhatikan karakteristik aset-aset yang
bersangkutan, sedangkan diversifikasi markowitz pembentukan portofolio
mempertimbangkan koefisien korelasi dan kovarians, dimana return dari masing-masing
aset memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.
Koefisien korelasi adalah ukuran korelasi yang menunjukkan pergerakan
bersamaan antara dua variabel. Ukuran tersebut dilambangkan dengan (Pi,j) dan berjarak
(berkorelasi) antara + 1,0 (positif), -1,0 (negatif) dan 0,0 (tidak ada korelasi). Selanjutnya,
kovarians adalah ukuran absolut yang menunjukkan sejauh mana dua variabel aset
mempunyai kecenderungan untuk bergerak secara bersama-sama, hal ini dibagi menjadi
3 prinsip :
1. Kovarians positif memiliki kecenderungan dua aset bergerak ke arah yang
sama, ketika return sekuritas A naik, sekuritas B pun naik.
2. Kovarians negatif memiliki kecenderungan dua aset bergerak ke arah yang
berbeda, ketika return sekuritas A naik, return sekuritas B turun.
3. Kovarians nol mengindikasikan bahwa pergerakan dua buah sekuritas bersifat
independen antar satu sama lain.

Secara matematis, rumus untuk menghitung kovarians dua buah aset atau
sekuritas A dan B adalah :

𝜎𝐴𝐵 = ∑[𝑅𝐴.𝑖 − 𝐸(𝑅𝐴 )[𝑅𝐵.𝑖 − 𝐸(𝑅𝐵 )]𝑃𝑟𝑖


𝑖=1

Keterangan :

ꝹAB : Kovarians antara sekuritas A dan B

RA,I : Return sekuritas A pada saat i

E (RA) : Expected Return dari sekuritas A

m : Jumlah hasil sekuritas yang mungkin terjadi pada periode tertentu

Pri : Probabilitas kejadian return ke-i

Sebelum melakukan diversifikasi, seorang investor harus membuat keputusan


alokasi asetnya, menyangkut berapa bagian dana yang akan diinvestasikan pada kelas
aset saham, obligasi perusahaan, pasar uang dan sebagainya dengan berbagai klasifikasi
kelas aset yang ada. Pada kenyataannya, pemilihan portofolio dapat juga terdiri dari aset
bebas berisiko, seperti obligasi pemerintah, surat utang jangka pendek pemerintah, dan
sertifikat yang dikeluarkan oleh bank masingmasing negara. Sehingga, investor dapat
mengkombinasikan aset bebas berisiko ini dengan kumpulan portofolio efisien yang ada
pada permukaan efficient frontier dan menemukan tingkat yang paling optimal.

H. Karakteristik Portofolio
Portofolio adalah sekumpulan atau kombinasi dua atau lebih jenis investasi
dengan tingkat risiko dan keuntungan yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan risiko yang minimal. Berikut ini
adalah beberapa karakteristik portofolio, diantaranya :
1. Return sebuah aset berkorelasi satu dengan lainnya alias tidak bersifat independent.
Sehingga, tingkat return dan risk dari masing-masing aset dapat bergerak bersama-
sama.
2. Karakteristik portofolio saham didasarkan pada sektor perusahaan yang menerbitkan.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang infrastruktur, pertambangan, sektor
konsumsi, perkebunan, pertanian, kimia dan sebagainya. Contohnya, pada sektor
konsumsi, ketika mendekati hari raya, kondisi harga saham mengalami kenaikan,
karena terjadinya permintaan atas produk yang dijual.
3. Portofolio obligasi memiliki karakteristik ketika investor berinvestasi pada obligasi
selalu berlawanan dengan tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga bank
tinggi, maka harga obligasi akan rendah dan bila harga suku bunga rendah, maka
harga obligasi akan naik (utamanya bagi obligasi yang berbunga kupon tetap)

Anda mungkin juga menyukai