ANGGOTA KELOMPOK 8:
MANAJEMEN
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Implementasi Strategi: Isu Manajemen dan
Operasi.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen strategi merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara
melaksanakanya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh
jajaran didalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan. Sedangkan pengertian
manajemen strategi menurut Hadar Nawawi (2005;148-149), adalah perencanaan
berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa
depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi
(keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu
(perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan / atau jasa serta pelayanan)
yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut
tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi.
1
Alfred Chandler mengatakan bahwa strategi adalah suatu penentuan sasaran dan
tujuan dasar jangka panjang dari suatu organisasi (perusahaan) serta pengadopsian
seperangkat tindakan serta alokasi sumber-sumber yang perlu untuk mencapai
sasaran-sasaran tersebut. Dalam kajiannya tentang strategi, Henry Mintzberg
mencatat bahwa setidaknya strategi tidak sekedar memiliki dua elemen definisi, yaitu
sebagai perencanaan (plan) dan pola (pattern). Lebih dalam lagi, ia mengungkapkan
bahwa definisi strategi telah berkembang dengan tiga ‘P’ baru, yaitu posisi (position),
perspektif (perspective), dan penerapan (poly)
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tujuan jangka pendek dan kebijakan perusahaan.
2. Mengetahui cara menyesuaikan struktur organisasi dengan strategi.
3. Mengetahui Pengertian alokasi sumber daya.
4. Mengetahui Bagaimana mengelola konflik.
5. Mengetahui mengelola retensi terhadap perubahan.
6. Mengetahui cara menyesuaikan budaya dan operasi dengan strategi.
7. Mengetahui bagaimana menyesuaikan SDM dengan strategi.
8. Mengetahui cara menyesuaikan budaya dan operasi dengan strategi
9. Mengetahui cara menyesuaikan SDM dengan strategi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sifat Implementasi Strategi
Formulasi kesuksesan strategi tidak menjamin kesuksesan implementasi
strategi. Selalu lebih sulit untuk melakukan sesuatu (implementasi strategi)
daripada jika mengatakan akan melakukannya (formulasi strategi). Walaupun
hubungannya tidak dapat dipisahkan, imlementasi strategi secara fundamental
berbeda dari formulasi strategi. Formulasi dan implementasi strategi dapat
dibandingkan dalam cara:
Konsep dan alat formulasi strategi tidak berbeda dalam organisasi kecil,
besar, laba, dan nirlaba. Namun, implementasi strategi bervariasi secara
substansial anatara tipe dan ukuran organisasi. Implementasi strategi
mensyaratkan beberapa tindakan sebagai pengganti teritori penjualan,
menambahkan departemen baru, fasilitas penutupan, memperkerjakan karyawan
baru, mengubah strategi harga organisasi, mengembangkan anggaran keuangan,
mengembangkan keuntungan karyawan yang baru, membuat prosedur kontrol-
3
biaya, mengubah strategi iklan, membangun fasilitas bangunan, melatih karyawan
yang baru, mentransfer manajer antar divisi, dan membangun sistem informasi
manajemen yang lebih baik. Tipe-tipe aktivitas ini secara jelas berbeda antara
organisasi manufaktur, jasa dan pemerintah.
4
13. Menurunkan dan menghentikan jika perlu
14. Menghubungkan kinerja dan pembayaran untuk strategi
5
2.3 Tujuan Tahunan
Penentuan tujuan tahunan (establishing annual objectives) adalah aktivitas
desentralisasi yang secara langsung melibatkan semua manajer dalam organisasi.
Partisipasi aktif dalam penentuan tujuan tahunan dapat menimbulkan komitmen
dan penerimaan. Tujuan tahunan (annual objectives) penting untuk
mengimplementasi strategi karena hal tersebut menunjukkan dasar dalam
pengalokasian sumber daya, adalah mekanisme utama untuk mengevaluasi para
manajer, adalah instrument besar untuk memonitor kemajuan dalam memperoleh
tujuan jangka panjang dan menentukan prioritas organisasi, divisional, dan
departemen. Waktu dan usaha yang dapat dipertimbangkan sebaiknya dilakukan
untuk memastikan bahwa tujuan tahunan dipahami dengan baik, konsisten
ddengan tujuan jangka panjang, dan supportif atas strategi untuk
diimplementasikan. Menyetujui, merevisi, atau menolak tujuan tahunan lebih dari
aktivitas pembubuhan stempel semata.
6
Contohnya, tidak akan efektif untuk perusahaan manufaktur dalam mendapatkan
lebih dari tujuan tahuan atas unit yang diproduksi jika pemasaran tidak dapat
menjual unit tambahan.
Tujuan tahunan sebaiknya cocok dengan nilai yang dianut karyawan dan
manajer serta harus didukung melali pernyataan yang jelas. Sesuatu yang
berlebihan tidak selalu baik. Kualitas yang meningkat, biaya yang berkurang
dapat, contohnya lebih penting daripada kuantitas. Penting untuk menetapkan
penghargaan dan sanksi pada tujuan tahunan, sehinga karyawan dan manajer
memahami bahwa mencapai tujuanpenting untuk menyukseskan implementasi
strategi. Tujuan tahunan yang jelas tidak menjamin implementasi strategi yang
sukses, namun mereka mengingatkan kemungkinan bahwa tujuan personal dan
organisasi dapat diselesaikan. Penekanan berlebihan dalam mencapai tujuan dapat
menghasilkan perilaku yang di inginkan, seperti memalsukan angka, mengganti
catatan, dan membiarkan tujuan berakir dengan sendirinya. Manajer harus
waspada untuk potens permasalahan ini.
2.4 Kebijakan
Definisi umumnya, kebijakan (policy) adalah mengacu pada pedoman
spesifik, metode, prosedur, urutan, bentu, dan praktik administrasi yang dibuat
untuk mendukung dan mendorong maksud tujuan yang telah ditetapkan.
7
Kebijakan adalah instrumen untuk implementasi strategi. Kebijakan menimbulkan
penghalang, batasan, dan hambatan dalam bentuk tindakan administratif yang
dapat diambil untuk memberikan penghargaan dan sanksi pada perilakuhal
tersebut mengklarifikasi hal yang dapat dan tidak dapat dilakukan dalam
mengejar tujuan organisasi. Contohnya, kapal karnavalparadise memiliki
kebijakan tidak boleh merokok selama kapal berlayar. Ini adalah kapal pertama
yang melarang merokok secara komprehensif. Contoh lain kebijakan perusahaan
terkait dengan berselancar di situs jejaring saat bekerja. Sekitar 40% perusahaan
saat ini memiliki kebijakan formal mencegah karyawan berselancar di internet,
namun perangkat lunak yang dipasarkan sekarang memungkinkan perusahaan
untuk memonitor bagaimana, kapan, dimana, dan berapa lama karyawan
menggunakan internet saat bekerja.
8
2.5 Alokasi Sumber Daya
Alokasi Sumber Daya adalah aktivitas sentral dalam manajemen yang
memungkinkan pelaksanaan strategi. Dalam organsasi yang tidak menggunakan
pendekatan manajemen strategi ntuk pengambilan keputusan, alokasi sumber
daya seringkali berdasarkan faktor politik atau personal. Manajemen strategi
mebuat sumber daya dapat dialokasikan terkait dengan prioritas yang dibuat
berdasarkan tujuan tahunan.
Semua organisasi memiliki setidaknya empat tipe sumber daya yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan yang diingiinkan. Sumber daya keuangan,
sumber daya fisik, sumber daya manusia, dan sumber daya teknologi.
Mengalokasikan sumber daya untuk divisi dan departemen tertentu tidak berarti
bahwa straegis akan diimplementasikan secara sukses. Sejumlah faktor secara
umum menghambat alokasi sumber daya yang efektif, termasuk proteksi
berlebihan untuk sumber daya tertentu, terlalu banyak penekanan pada kriteria
keuangan jangka pendek, politik organisasi, target strategi yang tidak jelas,
enggan mengambil risiko, dan krangnya pengetahuan yang memadai.
9
Konflik tidak dapat dihilangkan sehingga sangat penting bagi organisasi untuk
mengelola konflik sebelum terjadi hal-hal yang merugikan. Beberapa pendekatan
untuk mengelola dan menyelesaikan konflik dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori yaitu penghindaran, defusi, dan konfrontasi.
Penghindaran meliputi berbagai tindakan seperti mengabaikan persoalan
dengan harapan bahwa konflik tersebut akan selesai dengan sendirinya atau secara
fisik memisahkan individu-individu (atau kelompok-kelompok) yang berkonflik.
Defusi meliputi sikap yang tidak terlalu menekankan perbedaan antarpihak yang
berkonflik tetapi mengutamakan kesamaan dan kepentingan bersama, berkompromi
sehingga tidak ada pihak yang menang atau kalah, mengikuti aturan mayoritas,
meminta bantuan atau nasihat dari otoritas yang lebih tinggi, atau merancang ulang
posisi saat ini. Konfrontasi dicontohkan oleh pertukaran anggota pihak-pihak yang
berkonflik sehingga masing-masing bisa memberi apresiasi mengenai sudut pandang
lain atau pengadaan pertemuan di mana pihak-pihak yang berkonflik dapat
menyampaikan pandangan mereka dan mengolah perbedaan di antara mereka.
2.7 Menyesuaikan Struktur Organisai dengan Strategi
Perubahan strategi seringkali mengakibatkan perubahan struktur organisasi
karena dua alasan utama. Pertama, struktur organisasi sebagian besar menentukan
bagaimana tujuan dan kebijakan akan dilaksnakan. Kedua, struktur organisasi
menentukan bagaimana sumber daya akan dialokasikan.
10
7. Kehilangan tanah untuk perusahaan saingan
8. Pendapatan dan / atau penghasilan dibagi dengan jumlah karyawan dan / atau
jumlah manajer leih rendah dibandingkan dengan perusahaan saingan.
Setidaknya terdapat empat tipe struktur organisasi yaitu (1) fungsional, (2) divisional,
(3) strategic business unit (SBU), dan (4) matriks.
1. Struktur Fungsional
Mengelompokkan tugas dan aktivitas berdasarkan fungsi bisnis,
seperti operasi, dan produksi, pemasaran, keuangan dan akuntansi, penelitian
dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen. Keuntungan dan
Kerugian struktur organisasi fungsional.
Keuntungan Kerugian
Sederhana tidak mahal Akuntabilitas ke puncak
Kapitalisasi pada spesialisasi aktivitas Delegasi otoritas dan tanggung jawab
bisnis seperti keuangan dan tidak didukung
pemasaran
Meminimalkan kebutuhan untuk Meminimalkan pengembangan karier
mengolaborasi sistem kontrol
Memungkinkan pembuatan keputusan Moral karyawan dan manajer yang
yang cepat rendah
Perencanaan yang tidak memadai atas
produk dan pasar
Memimpin untuk pemikiran sempit,
jangka pendek
Memimpin untuk permasalahan
komunikasi.
1. Struktur divisional
11
Struktur divisional didesain sedemikian rupa untuk
memberikan otonomi bagi divisi-divisi dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.
Struktur divisional dapat dapat dikelompokkan ke
dalam empat kategori, yaitu:
Keuntungan Kerugian
Akuntabilitas yang jelas Dapat menjadi mahal
Memungkinkan lokal mengontrol Duplikasi aktivitas fungsional
situasi lokal
Membuat kesempatan pengembangan Mensyaratkan kekuatan manajemen
karier berkemampuan
Memprmosikan delegasi otoritas Mensyaratkan elaborasi sistem
control
12
Memimpin iklim kompetitif secara Kompetisi antara divisi menjadi
internal sangat ketat untuk disfungsional
Memungkinkan penambahan produk Dapat memimpin pembagian ide dan
atau wilayah baru dengan mudah sumber daya yang terbatas
Memungkinkan kontrol dan perhatian Beberapa wilayah, produk atau
yang ketat untuk produk, konsumen konsumen dapat menerima pelatihan
atau wilayah. khusus.
13
keuntungan koordinasi dan akuntabilitas yang meningkat. Keuntungan
SBU adalah membuat pekerjaan perencanaan dan control oleh kantor
perusahaan lebih dapat diatur.
3. Struktur matriks
Adalah yang paling kompleks dari semua desain karena
bergantung pada aliran vertical dan horizontal dari otoritas dan
komunikasi. Struktur matriks dapat menghasilkan overhead yang lebih
besar karena membuat lebih banyak posisi manajemen, berkontribusi
pada seluruh kompleksitas yang ada meliputi kewenangan anggaran
dua lini (pelanggaran terhadap prinsip kesatuan kewenangan), dua
sumber dalam pemberian penghargaan dan sanksi, pembagian
kewenangan, saluran pelaporan ganda, dan kebutuhan untuk
komunikasi yang ekstensif dan efektif.
Untuk struktur matriks agar menjadi efektif, organisasi
membutuhkan perencanaan partisipatif, pelatihan, saling memahami
peran dan tanggung jawab secara jelas, komunikasi internal yang
sangat baik, dan saling mempercayai dan meyakini satu sama lain.
Struktur matriks lebih sering digunakan oleh bisnis di AS karena
perusahaan mengejar strategi yang menambah produk baru, kelompok
pelanggan, dan teknologi pada jangkauan aktivitas mereka. Diluar
perubahan tersebut juga akan muncul manajer produk, manajer
fungsional, dan manajer area geografis, semuanya memiliki tanggung
jawab strategis yang penting. Ketika beberapa variabel, seperti produk,
pelanggan, teknologi, geografi, area fungsional, dan lini bisnis,
memiliki prioritas strategi yang sama, organisasi matriks dapat
berbentuk struktur yang efektif bagi perusahaan.
Keuntungan Kerugian
Tujuan proyek jelas Membutuhkan aliran vertikal dan
horizontal komunikasi
14
Karyawan dan melihat hasil kerja Berbiaya tinggi karena
mereka dengan jelas menciptakan posisi manager lebih
banyak
Menghentikan proyek dapat Melanggar kesatuan prinsip
dilakukan dengan mudah perintah
Penggunaan peralatan khusus, Menciptakan garis ganda dari
personil, dan fasilitas otoritas budget
Sumber fungsional dibagi rata Menciptakan sumber ganda dari
sebagai duplikat dalam struktur penghargaan dan hukuman
divisional.
Menciptakan otoritas ganda dan
pelaporan
Membutuhkan kepercayaan dan
pemahaman yag saling
menguntungkan
Penolakan terhadap perubahan dapat muncul pada tahap atau level manapun
dalam proses implementasi strategi. Meskipun terdapat beberapa pendekatan untuk
mengimplementasikan perubahan, tiga strategi yang umum digunakan adalah strategi
memaksakan perubahan, strategi mengajarkan perubahan, dan strategi menimbulkan
ketertarikan dan merasionalkan perubahan.
15
adalah implementasi yang sulit dan lambat. Strategi menimbulkan ketertarikan
dan merasionalkan perubahan adalah usaha untuk meyakinkan individu bahwa
perubahan memberikan keuntungan personal bagi mereka; kelebihan strategi ini
adalah implementasi strategi menjadi lebih mudah.
16
Melihat perubahan sebagai proses berkelanjutan merupakan hal yang kontras dengan
doktrin manajemen lama atas isu perubahan, yaitu membongkar kebiasaan,
mengubah kebiasaan, dan menerapkan kebiasaan yang baru.
17
ada jawaban tunggal, tetapi sistem bonus ganda berdasarkan tujuan tahunan dan
tujuan jangka panjang sudah lazim diterapkan. Persentasi bonus tahunan untuk
manajer terkait hasil jangka pendek dan jangka panjang harus bervariasi sesuai
dengan hirarki organisasi. Penggunaan sistem bonus ganda ini penting karena bonus
tidak semata-mata diberikan berdasarkan hasil jangka pendek namun juga melibatkan
tujuan jangka panjang.
Richard Brown, CEO dari EDS mengatakan bahwa sistem penilaian berdasarkan
hubungan timbal balik dan perbedaan kinerja harus dimulai, yaitu sistem yang sering
disebut pemeringkatan orang. Perusahaan yang tidak membedakan kinerja tiap
karyawan akan beresiko kehilangan orang-orang terbaik.
Kriteria lain untuk menghubungkan kinerja dan gaji dengan strategi adalah
pembagian keuntungan. Kriteria ini menuntut karyawan atau departemen menentukan
target kinerja dengan tujuan. Ketika hasil kinerja melebihi target tersebut maka
karyawan akan diberikan bonus. Banyak perusahaan yang telah sukses dengan
menerapkan kriteria ini. Kriteria seperti penjualan, laba, efisiensi produksi, kualitas,
dan keamanan juga dapat menjadi dasar dalam pemberian bonus yang efektif. Sistem
bonus dapat dijadikan alat yang efektif untuk memotivasi individual guna mendorong
usaha mengimplementasikan strategi.
18
Hampir setiap perubahan dalam struktur, teknologi, orang, atau strategi
berpotensi mengganggu kenyamanan pola interaksi. Orang sangat rentan dengan
perubahan. Resistensi terhadap perubahan merupakan ancaman terbesar untuk
menerapkan strategi dengan sukses. Penerapan strategi dengan sukses tergantung
pada kemampuan manajer untuk membangun iklim organisasi yang kondusif untuk
menuju perubahan. Orang sering melawan penerapan strategi karena mereka tidak
memahami apa yang terjadi dan mengapa perubahan harus dilakukan. Dalam hal ini,
mereka hanya memerlukan informasi yang akurat. Perubahan harus dilihat sebagai
suatu kesempatan daripada ancaman bagi manajer dan karyawan.
19
1. Karyawan diajak untuk berpartisipasi dan terlibat dalam proses perubahan dan
transisi yang detail agar karyawan merasa bagian dari perubahan dan dapat
memberikan pendapatnya.
2. Motivasi atau insentif tertentu untuk perubahan diperlukan, kepentingan
personal dapat menjadi motivator yang paling penting.
3. Dibutuhkan komunikasi agar seseorang memahami tujuan dari perubahan.
4. Memberikan dan menerima umpan balik. Setiap orang suka mengetahui
bagaimana keadaannya dan seberapa besar kemajuan yang dicapai.
20
pasar dan didikte oleh paksaan kompetitif. Mengubah kultur organisasi yang
mendukung strategi baru biasanya lebih efektif daripada mengubah strategi untuk
mempertahankan kultur organisasi yang lama. Beberapa teknik untuk mengubah
kultur organisasi adalah sebagai berikut:
21
2. Mendesain sistem yang memungkinkan mereka untuk menyeimbangkan
pekerjaan dengan keluarga. Keseimbangan antara kerja dan keluarga dapat
diwujudkan dalam bentuk pemberian tunjangan, peluang untuk maju bagi para
wanita, ketersediaan waktu yang fleksibel, pembagian kerja, fasilitas
penitipan anak, cuti melahirkan. Keseimbangan penting karena diyakini
bahwa kehidupan keluarga yang harmonis akan membawa dampak terhadap
keberhasilan bekerja.
Masalah sumber daya manusia yang muncul dalam implementasi strategi disebabkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Gangguan struktur sosial dan politik,
2. Kegagalan untuk memadukan keahlian seseorang dengan tugas-tugasnya,
3. Kurangnya dukungan dari manajemen puncak pada realisasi penerapannya.
Cara terbaik untuk mengatasi masalah di atas adalah secara aktif melibatkan
sebanyak mungkin manajer dan karyawan dalam proses perumusan dan pelaksanaan
manajemen strategis. Pendekatan ini akan membangun pemahaman, kepercayaan,
komitmen, dan rasa memiliki serta menekan penolakan dan sifat melawan.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tahap implementasi merupakan tahap penting untuk melihat dan
mengevaluasi apakah sesuai dengan perencanaan dan trget yang ada. Dengan
implementasilahh manajemen strategic mampu untuk dilaksanakan oleh pihak-pihak
yang bersangkutan sebagimana mestinya. Beberapa pihak yang
mengimplementasikan strategic diantaranya: Direktur Fungsional (keuangan,
pemasaran, sumber daya manusia, atau operasi), Direktur divisi atau unit basis
strategis (SBU),Manajer proyek, Manajer pabrik, Kepala kepala unit, Manajer
operasional, Dll. Pihak-pihak yang berperan dalam mengimplementasikan
manajemen strategic sangatlah berperan dalam menetukan sukkses atau tidaknya
implementasi strategi, meskipun mereka hanya sedikit dilibatkan dalam
pengembangan strategi perusaahaan. Perubahan visi, misi, tujuan, strategi, dan
kebijakan-kebijkan penting perusahaan lainnya perlu dikomunikasikan secara jelas
dan transparan kepada seluruh manajer operasional. Dengan demikian maka manajer
operasional akan mampu mempengaruhi manajemen puncak dan manajemen
menengah dalam melakukakan setiap proses perumusan maupun implementasi untuk
mencapai kinerja perusahaan yang optimal.
23
DAFTAR PUSTAKA
David, Freid R. 2009. Manajemen Strategi. Salemba Empat. Jagakarsa, Jakarta.
24