Disusun Oleh:
175020200111020
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
I. Definisi Investasi dan Risiko
Investasi merupakan penempatan dana dengan adanya harapan untuk memperoleh
tambahan atau keuntungan tertentu atas dana yang ditempatkan tersebut.
Risiko merupakan suatu keadaan yang tidak pasti dan tingkat ketidakpastiannya
terukur secara kuantitatif. Ketidakpastian terjadi karena kurang atau tidak tersedianya
indormasi yang cukup tentang apa yang akan terjadi nantinya. Kegiatan yang dilakukan
perorangan ataupun perusahaan pasti mengandung risiko. Semakin besar risiko yang
dihadapi maka dapat diperhitungkan penembalian yang diterima juga akan lebih besar.
Faktor-faktor yang sangat menentukan tingat suku bunga yang pertama ,suplai dana
dari para penabung, terutama sektor rumah tangga. Kedua , permintaan terhadap dana
dari sektor bisnis untk keperluan pembiayaan investasi. Ketiga , penawaran dan
permintaan bersih pemerintah terhadap dana yang terlihat dari tindakan-tindakan bank
sentral.
Suku bunga dan perkiraaa nilainya di masa depan merupakan salah satu masukan
yang sangat penting dalam keputusan bernvestasi. Jika suku bunga akan turun, lebih
baik memilih investasi dalam CD (sertifikat deposito) jangka panjang dan berbunga
lebih besar. Jika suku unga akan naik , lebih baik menunda untuk berinvestasi jangka
panjang.
Irving Fisher (1930) menyatakan bahwa bunga nominal harus meningkat satu
dengan terhadap satu (one on one) dengan kenaikan tingkat inflasi yang diharapkan.
Jika kita menggunakan notasi E(i) untuk menyebutkan ekspektasi saat ini tentang
tingkat bunga sebelum terjadinya, maka dapat ditulis dengan rumus berikut :
R = r + E(i)
Kelompok pajak yang dihubungkan dengan indeks tidak membebaskan efek inflasi
atas pajak tabungan. Dengan tingkat pajak (t) dan bunga nominal (R), tingkat bunga
setelah pajak adalah R(1-t). tingkat bunga setelah pajak kira-kira sama dengan bunga
nominal setelah pajak dikurangi tingkat inflasi:
Jadi tingkat imbal hasil riil setlah pajak akan turun karena inflasi naik. Investor
menderita karena infalsi sebesar tingkat pajak dikali inflasi.
IV. Resiko dan Premi Risiko
Imbal Hasil Satu Periode
Holding period return (HPR) imbal hasil periode kepemilikan akan tergantung pada
harga yang terjadi 1 tahun dari sekarang.
Reksa dana saat ini dijual pada $100 lembar. Dengan horizon waktu 1 tahun, tingkat
imbal hasil terealisasi dari investasi anda akan tergantung pada:
Tingkat imbal hasil yang diharapkan adalah tingkat imbal hasil rata-rata yang
ditimbang terhadap probabilitas dari setiap scenario. Jika p(s) sebagai probabilitas dari
setiap scenario dan r(s) sebagai HPR dari setiap skenario, dimana scenario diberi label
dengab s, maka kita dapat menghitung imbal hasil yang diharapkan sebagai berikut
Er = ∑𝒔 p(s)r(s)
Perbedaan dalam periode tertentu antara tingkat pengembalian aktual atas aset
berisiko dan tingkat bebas risiko aktual disebut kelebihan pengembalian. Oleh karena
itu, premi risiko adalah nilai yang diharapkan dari pengembalian berlebih, dan standar
deviasi pengembalian kembali adalah ukuran risikonya.
𝟏
E(r) = ∑𝒏𝒔=𝟏 𝒑(𝒔)𝒓(𝒔) = 𝒏 ∑𝒏𝒔 𝒓(𝒔)
𝝈𝟐 = p(s)(r(s) – E(r))𝟐
Dengan data historis sebanyak n pengamatan, kita dapat mengestimasi varian sebagai
𝟏
𝝈𝟐 =𝒏 ∑𝒏𝒔=𝟏(𝒓(𝒔) − 𝒓)𝟐
Estimasi varian diatas terlalu rendah karena kita mengambil simpangan rata-rata
aritmatika sampel, r, bukan menggunakan nilai sebenarnya yang tidak diketahui, E(r),
sehingga menciptakan sedikit kesalahan estimasi. Hal ini kadang kala disebut bias
tingkat kebebasan (degree of freedom). Kita dapat menghapus bias ini dengan
mengalikan rata-rata aritmatika dari simpangan kuadrat dengan factor n/(n-1). Varian
dan standar deviasinya kemudian menjadi:
𝒏 𝟏 𝟏
𝝈𝟐 = ( 𝒏−𝟏) x 𝒏 ∑𝒏𝒔𝟏(𝒓(𝒔) − 𝒓)𝟐 = 𝒏−𝟏 ∑𝒏𝒔𝟏(𝒓(𝒔) − 𝒓)𝟐
𝑷𝒓𝒆𝒎𝒊 𝑹𝒆𝒔𝒊𝒌𝒐
Rasio Sharpe = 𝑺𝑫 𝒊𝒎𝒃𝒂𝒍 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉𝒂𝒏
Untuk kompensasi terhadap volatilitas ini (yang pertama kali diperkenalkan
Wiliam Sharpe sehingga disebut sebagai sharpe ratio) digunakan secara luas untuk
mengevaluasi kinerja manajer investasi.
Aset berisiko adalah aset–aset yang tingkat return aktualnya di masa depan masih
mengandung ketidakpastian. Aset bebas risiko merupakan aset yang returnnya di masa
depan sudah bisadipastikan pada saat ini, dan ditunjukkan oleh varians return yang sama
dengan nol. Salah satu contoh aset bebas risiko adalah obligasi jangka pendek yang
diterbitkan pemerintah. Biasanya investor menggunakan instrument pasar uang yang
luas sebagai asset bebas beresiko. Instrumen pasar uang bebas dari resiko suku bunga
karena masa jatuh temponya pendek dan aman dari resiko kredit atau gagal bayar.
Reksadana pasar uang memegang tiga jenis sekuritas yaitu : surat utang jangka pendek
( commercial paper – CP ), sertifikat deposito bank ( CD), dan surat berharga komersial
(CP) yang sedikit berbeda dalam hal resiko gagal bayarnya. Imbal hasil hingga jatuh
tempo yield to maturity (YTM) dari CD dan CP dengan jatuh tempo yang sama selalu
lebih tinggi dari surat utang jangka pendek pemerintah.
Pada bagian ini merupakan bagian teknis dari alokasi asset hanya berhubungan
dengan peluang yang ada bagi para investor dari pasar asset yang luas dimana mereka
bisa berinvestasi. Sehingga portofolio bebas risiko investor bisa dicirikan dengan rasio
imbal hasil terhadap variabilitas
Menunjukan kumpulan investasi (investment opportunity set),yaitu kumpulan
pasangan imbal hasil yang diharapkan dan deviasi standart nya untuk semua portofolio
dari berbagai nilai y. Garis bermula dari Rf dan lurus sampai titik P.
Garis lurus disebut garis alokasi modal menggambarkan seluruh kombinasi risiko
imbal hasil yang ada bagi investor . Kemiringan CAL ,yaitu S, sama dengan kenaikan
imba hasil yang diharapkan dari portofolio lengkap untuk setiap tambahan deviasi
standart dengan kata lain , tambahan imbal hasil per tambahan risiko. Maka dari itu
kemiringan tersebut disebut rasio imbal hasil terhadap variabilitas (reward to variability
ratio).
Dalam subbab ini membahas mengenai pemilihan portofolio yang optimal , C , dari
sejumlah kemungkinan pilihan. Pilihan menunjukan pertukaran risiko imbal hasil.
Perbedaan penghindaran risiko investor individual , dengan kumpulan peluang yang
sama (yaitu tingkat bunga bebas risiko dan rasio imbal hasil terhadap variabilitas)
membuat investor yang berbeda akan memilih posisi yang berbeda dalam aset berisiko.
Tertera dalam table dibawah ini
Fungsi Utilitas yang diperoleh investor dari sebuah portofolio dengan hasil imbal
yang diharapkan dan deviasi standart tertentu di bawah ini :
Dimana A merupakan koefisien penghindaran risiko dan 0,005 adalah factor skala.
Yang ditafsirkan penjelasan ini bahwa utilitas sebuah portofolio meningkat jika imbal
hasil yang diharapkan meningkat , dan akan turun jika varians meningkat. Besaran
relative ini ditentukan oleh koefisien penghindaran resiko,A. Bagi investor netral
terhadap risiko, A=0. Tingkat penghindaran resiko dicerminkan oleh nilai A yang
semakin besar.
Jika semua risiko adalah yang khusus dari perusahaan, diversifikasi dapat
menurunkan risiko sampai tingkat serendah – rendahnya. Alasannya adalah karena
seluruh sumber risiko independen, pengaruh setiap sumber risiko dikurangi sampai
tingkat yang bisa diabaikan. Penurunan risiko sampai tingkat yang sangat rendah dalam
kasus sumber risiko yang independen sering disebut prinsip asuransi, karena perusahaan
asuransi melakukan penurunan risiko melalui diversifikasi ketika ia mengeluarkan
banyak polis yang menjamin resiko dari sumber risiko independen. Risiko yang tetap
ada setelah diversifikasi yang luas sekali disebut risiko pasar, risiko yang muncul dari
pasar. Risiko tersebut juga disebut risiko sistematis atau risiko yang tidak
terdiversifikasi. Kebalikannya risiko yang bisa dihilangkan melalui diversifikasi disebut
risiko unik, risiko khusus perusahaan, risiko tidak sistematis, atau risiko yang dapat
didiversifikasi.
Portofolio dengan dua asset beresiko relative mudah dianalisis dan mereka
menggambarkan prinsip serta pertimbangan yang dapat diterapkan pada portofolio
dengan banyak asset. Imbal hasil yang diharapkan untuk setiap portofolio adalah rata –
rata tertimbang dari hasil yang diharapkan dari asset tersebut, ini tidak tepat untuk
deviasi standar. Keuntungan potensial dari diversifikasi muncul jika korelasi kurang dari
positif sempurna. Semakin rendah korelasi, semakin besar keuntungan diversifikasi.
Dalam kasus ekstrem korelasi yang negative sempurna, kita dapatkan lindung nilai yang
sempurna dan bisa membentuk portofolio.
Menentukan portofolio yang terdiri atas reksa dana saham dan obligasi, adalah
perlu menunjukkan bagaimana investor dapat memutuskan proporsi portofolio berisiko
mereka dialokasikan dalam pasar saham versus obligasi
Model Pilihan Portofolio Markowitz
Model Markowitz telah terbukti membawa pemilihan portofolio yang efisien, yang
terletak pada garis efisien (efficient frontier), yaitu portofolio yang merupakan porfolio
pasar, tetapi dengan asumsi: