Anda di halaman 1dari 9

INVESTASI YANG BERISIKO

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas mata kuliah Manajemen Investasi dan Keuangan Derivatif

Dosen Pengampu: Bapak Dr. Atim Djazuli, SE., MM

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD ARRIZQI 175020207111001

KELAS : BB

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
I. Investasi dan Risiko

Investasi adalah suatu kegiatan yang menempatkan uang atau dana dengan
harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang dana
tersebut di masa yang akan datang.

Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia,


ada pepatah mengatakan tak ada hidup tanpa risiko. Risiko dapat ditafsirkan se
bagai bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya
( future ) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan
pada saat ini. Sedangkan manajemen risiko merupakan usaha yang secara
rasional di tunjukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian dari
risiko yang dihadapi. Risiko tidak cukup untuk dihindari, tapi harus dihadapi
dengan cara-cara yang dapat memperkecil kemungkinan terjadinya suatu
kerugian.

II. Tujuan dan Tipe Investasi


1. Tujuan Investasi
1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa
datang.
2) Mengurangi tekanan inflasi.
3) Dorongan untuk menghemat pajak.

2. Tipe Investasi
1) Investasi Langsung
Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung
aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui
perantara atau dengan cara yang lain. Investasi langsung
dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
dapat diperjual-belikan di pasar uang, pasar modal, atau
pasar turunan.
2) Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-
surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan
investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa
keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan
menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke
dalam portofolionya.

III. Risiko Investasi


Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya
perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor
dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha
meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun
makro akan mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus
diterapkan untuk tetap memperoleh return..

Secara spesifik manajemen risiko investasi dibedakan menjadi dua,


yaitu untuk investasi pada aset finansial dan investasi pada aset nyata:
1. Investasi pada aset finansial di lakukan di pasar uang, misalnya berupa
sertifikat deposito, commercial paper, Surat berharga pasar uang
(SBPU), dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar Modal,
misalnya berupa saham, obligasi, warrant dan yang lainnya.
2. Investasi pada aset nyata dapat dilakukan dengan pembelian aset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan
yang lainnya.

Adapun kecenderungan investor terhadap resiko terbagi menjadi 3


jenis antara lain :
1. Risk seeker : Investor yang menyukai risiko atau pencari risiko.
2. Risk neutral : Investor yang netral terhadap risiko.
3. Risk averter : Investor yang menghindari risiko.
Risiko dalam portofolio dibedakan :
1. Risiko Sistematis
Suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro
yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Faktor yang
mempengaruhi antara lain perubahan tingkat bunga, kurs valuta
asing dan kebijakan pemerintah.
2. Risiko Non Sistematis
Suatu risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi,
sebab risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri
tertentu.Terdapat fluktuasi risiko yang berbeda antara satu saham dengan
saham lain. Faktor yang mempengaruhi antara lain struktur modal,
struktur asset, tingkat likuiditas.

IV. Nilai yang Diharapkan


Pada situasi ketidakpastian, pemodal hanya bisa mengajarkan
tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Mereka tidak dapat mengetahui
dengan pasti tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Ketidakpastian atau
resiko investasi tersebut diukur dengan penyebaran nilai tingkat keuntungan
di sekitar nilai tingkat keuntungan yang diharapkan. Ukuran penyebaran ini
adalah Deviasi standar (σ ) atau variance ( σ2 ).
Tingkat keuntungan yang diharapkan
𝑛
𝐸(𝑅𝑖 ) = 𝑗 =1 𝑅𝑖𝑗
𝑛

Keterangan :
𝐸(𝑅𝑖 ) = Tingkat keuntungan dari investasi i yang diharapkan
n = Banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi
Rij = Tingkat keuntungan yang telah diperoleh
V. Ukuran Penyebaran
Salah satu pengukuran penyebaran atas sebuah tingkat keuntungan
yang memiliki kemungkinan menyimpang dari yang diharapkan adalah
dengan menggunakan distribusi normal. Distribusi normal adalah distribusi
probabilitas yang memplot semua nilainya secara simetris dengan sebagian
besar hasil terletak di sekitar mean probabilitas. Seluruh jenis instrumen
investasi tak luput dari risik dan pengembalian / keuntungan, distribusi
normal pun mengukur risk sebagai standar deviasi dan return sebagai mean
(rata-rata).
Mean atau expected value menunjukkan pengembalian dapat
dicapai dengan menghitung rata-rata pada data set yang cukup besar yang
berisi perubahan harga harian historis dari instrumen investasi, salah
satunya saham. Semakin tinggi rata-rata, semakin baik. Sedangkan, standar
deviasi menunjukkan jumlah nilai rata-rata yang menyimpang dari rata-rata.
Semakin tinggi standar deviasi, semakin berisiko investasi, karena
mengarah pada ketidakpastian.
Menurut Tandenlilin (2010), bentuk perhitungan terhadap mean
dapat dilakukan dengan metode arithmetic mean dan geometric mean yang
diilustrasikan sebagai berikut.
𝑥
𝐴𝑟𝑖𝑡ℎ𝑚𝑎𝑡𝑖𝑐 𝑀𝑒𝑎𝑛 =
𝑛
1
𝐺𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑐 𝑀𝑒𝑎𝑛 = [(1 + 𝑅1)(1 + 𝑅2) … … … (1 + 𝑅𝑛)]𝑛 − 1

Keterangan :
∑X : Penjumlahan nilai return
n : Jumlah periode
Rn : Return relatif pada periode n
Selanjutnya, standar deviasi sebagai ukuran penyebaran data variabel dari
nilai rata-ratanya dirumuskan sebagai berikut:
𝑛

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 (𝜎) = √𝜎 2 = ∑(𝑅𝑖𝑗 − 𝐸(𝑅𝑗))2 𝑥 𝑃𝑟𝑖


𝑖=1

Keterangan :
E(R) : Expected Return
Ri : Return ke – i yang mungkin terjadi
Pri : Probabilitas kejadian return ke – i

Dalam pengukuran risiko sekuritas, investor juga perlu menghitung


risiko relatif. Risiko relatif menunjukkan risiko per unit return harapan. Hal
ini diperlukan karena informasi risiko hanya berupa varians dan deviasi
standar akan bermasalah, terutama ketika ingin membandingkan tingkat
risiko antar aset, yang masing-masing memiliki return harapan yang tidak
sama. Ukuran risiko relatif yang bisa dipakai adalah koefisien variasi.
Rumus untuk menghitung koefisien variasi :

𝑆𝑡𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝜎


𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 = =
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝐸(𝑅)

Alat statistika sebagai ukuran penyebaran, yaitu :


 Varians : Varians merupakan salah satu parameter dari suatu
populasi, untuk data contoh, digunakan istilah simpangan baku.
 Standar deviasi : Bilangan tak-negatif, dan memiliki satuan yang sama
dengan data. Misalnya jika suatu data diukur dalam satuan meter,
maka simpangan baku juga diukur dalam meter pula.

VI. Kombinasi dari Beberapa Investasi


Kombinasi atau pooling menambah banyaknya exposure unit dalam
batas kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian
ynag mungkin akan dialami dapat diramalkan seakurat mungkin, sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya risiko. Menurut Tandelilin (2010),
prinsip diversifikasi terdapat 2 jenis, yaitu diversifikasi random dan
diversifikasi markowitz. Diversifikasi random terjadi ketika investor
menginvestasikan dananya secara acak pada berbagai jenis aset tanpa
memperhatikan karakteristik aset-aset yang bersangkutan, sedangkan
diversifikasi markowitz pembentukan portofolio mempertimbangkan
koefisien korelasi dan kovarians, dimana return dari masing-masing aset
memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.
Koefisien korelasi adalah ukuran korelasi yang menunjukkan
pergerakan bersamaan antara dua variabel. Ukuran tersebut dilambangkan
dengan (Pi,j) dan berjarak (berkorelasi) antara + 1,0 (positif), -1,0 (negatif)
dan 0,0 (tidak ada korelasi). Selanjutnya, kovarians adalah ukuran absolut
yang menunjukkan sejauh mana dua variabel aset mempunyai
kecenderungan untuk bergerak secara bersama-sama, hal ini dibagi menjadi
3 prinsip :
1. Kovarians positif
memiliki kecenderungan dua aset bergerak ke arah yang sama, ketika
return sekuritas A naik, sekuritas B pun naik.
2. Kovarians negatif
memiliki kecenderungan dua aset bergerak ke arah yang berbeda, ketika
return sekuritas A naik, return sekuritas B turun.
3. Kovarians nol
mengindikasikan bahwa pergerakan dua buah sekuritas bersifat
independen antar satu sama lain.

Secara matematis, rumus untuk menghitung kovarians dua buah aset


atau sekuritas A dan B adalah :

𝜎𝐴𝐵 = ∑[𝑅𝐴.𝑖 − 𝐸(𝑅𝐴 )[𝑅𝐵.𝑖 − 𝐸(𝑅𝐵 )]𝑃𝑟𝑖


𝑖=1

Keterangan :

ꝹAB : Kovarians antara sekuritas A dan B

RA,I : Return sekuritas A pada saat i

E (RA) : Expected Return dari sekuritas A

m : Jumlah hasil sekuritas yang mungkin terjadi pada periode tertentu


Pri : Probabilitas kejadian return ke-i

VII. Karakteristik Portofolio


Menurut Tandelilin, dalam membentuk portofolio yang optimal, investor
harus menentukan portofolio yang efisien terlebih dahulu, sedangkan
portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seseorang investor
dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien.
Portofolio optimal dicapai dengan melakukan simulasi pada beberapa
sekuritas yang dinilai efisien dengan prosedur perhitungan tertentu.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik portofolio, diantaranya :

1. Return sebuah aset berkorelasi satu dengan lainnya alias tidak bersifat
independent. Sehingga, tingkat return dan risk dari masing-masing aset
dapat bergerak bersama-sama.
2. Portofolio Saham
Berdasarkan pada sektor perusahaan yang menerbitkan. Perusahaan
yang bergerak dalam bidang infrastruktur, pertambangan, sektor
konsumsi, perkebunan, pertanian, kimia dan sebagainya. Contohnya,
pada sektor konsumsi, ketika mendekati hari raya, kondisi harga saham
mengalami kenaikan, karena terjadinya permintaan atas produk yang
dijual.
3. Portofolio obligasi
Memiliki karakteristik ketika investor berinvestasi pada obligasi selalu
berlawanan dengan tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga
bank tinggi, maka harga obligasi akan rendah dan bila harga suku bunga
rendah, maka harga obligasi akan naik (utamanya bagi obligasi yang
berbunga kupon tetap)
DAFTAR PUSTAKA

Halim, A. (2005). Analisis Investasi. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta.


Ahmad, Kamarudin. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio.
Rineka Cipta. Jakarta.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi teori dan aplikasi, Edisi Pertama,
KANISIUS, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai