Sebelum melakukan suatu investasi, investor sangat perlu dan harus dapat
melihat peluang dalam hal mendapatkan return, karena keputusan investasi
menyangkut dana yang akan digunakan nantinya, pengembalian investasi, jenis
investasi yang akan dilakukan dan risiko investasi yang kemungkinan akan
timbul dimasa yang akan datang. Keputusan yang diambil ketika melakukan
investasi pasti akan mempunyai jangka atau jarak waktu panjang, sehingga
keputusan yang diambil harus direncanakan, dapat terarah dan dipertimbangkan
dengan matang dan baik karena akan mempunyai konsekuensi jangka panjang
pula untuk pengembalian nilai dari investasi itu sendiri.
Return yang terjadi atau yang disebut dengan realized return atau bisa
pula dikatakan sebagai return aktual yaitu tingkat return yang telah
diperoleh investor pada masa yang telah berlalu.
Return yang diharapkan atau yang biasa disebut dengan expected return
merupakan tingkat return yang diantisipasi, estimasi, dan diprediksi oleh
di investor di masa yang akan datang.
Untuk melakukan keputusan dari berinvestasi selain itu adalah pertimbangan
atas tingkat risiko yang akan dihadapi nantinya oleh investor. Risiko bisa
dimaknakan sebagai kemungkinan retum aktual yang berbeda dengan return
yang diharapkan. Akan tetapi secara merinci adalah mengacu kepada
kemungkinan realisasi atau penerapan return aktual yang lebih rendah dari
return minimum yang diharapkan oleh investor. Retum minimum yang
diharapkan bisa juga disebut dengan return yang disyaratkan (required rate of
return).
Pengertian Risiko
Ada beberapa jenis risiko yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan
dalam membuat keputusan investasi, yaitu : Halim (2015: 39)
Untuk dapat engukuran risiko (risk) dari aset tunggal yaitu menggunakan
metode standar deviasi (standard deviation) yaitu digunakan sebagai
pengukuran atas penyimpangan dari nilai-niai yang sudah terjadi dengan nilai
ekspektasinya (Jogiyanto, 2007: 131).
Dengan :
σ : standar deviasi,
Pengertian Pengembalian
Return sendiri merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang telah
dilakukan oleh investor. Berdasarkan pengertian tersebutlah, bahwa return
adalah tingkat pengembalian atau hasil keuntungan yang diperoleh, didapat, dan
diterima dari investasi yang dilakukan oleh investor.
Return adalah laba atas suatu investasi yang dinyatakan sebagai tarif atas
persentasi tahunan. Besarnya keuntungan yang nantinya akan diperoleh
investor yang menanamkan dananya atau modalnya di pasar modal merupakan
return itu sendiri. Return saham ini dapat diperlihatkan sebagai indikator atas
kegiatan perdagangan di pasar modal. Menurut Jogiyanto (2015:263) return
adalah hasil yang nantinya akan diperoleh oleh investor dari investasi return,
yang dapat berupa return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan
akan terjadi di masa mendatang ataupun return realisasi yang sudah terjadi.
Pengertian Investasi
Tipe-tipe investor dalam berinvestasi terbagi tiga menurut Halim (2003: 38),
yaitu :
Dari uraian atas pengertian di tersebut dapat diketahui jika yang minim
resiko adalah deposito dan emas memiliki kesamaan yaitu investasi yang minim
akan risiko atau di sebut dengan low risk yang lebih disukai oleh investor
masyarakat Indonesia. Dimana ketika memiliki emas dan deposito tingkat
pengembalian (return) yang berbeda dimana tingkat pengembalian (return) dari
deposito sudah ditentukan di awal (saat akan melakukan deposito) dan nilainya
tetap atau tidak berubah-ubah sehingga tidak ada fluktuasi, sedangkan tingkat
pengembalian (return) dari emas belum pasti dan berfluktuasi setiap saat dan
setiap waktu.
1. Return
2. Risiko
a. Saham
Saham adalah suatu surat yang berharga (memiliki nilai) atas bukti
kepemilikan (memiliki) atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan
saham tersebut, dengan memiliki saham dari suatu perusahaan artinya
investor akan memiliki hak terhadap pendapatan dan kekayaan
perusahaan, setelah dikurangi dengan semua kewajiban perusahaan yang
sudah di bayarkan.
b. Obligasi
c. Reksa Dana
d. Instrumen Derivatif
1) right issue,
2) warrant,
3) option, dan
4) futures.
sumber : covid19.go.id
Menurut Nurul Ikriyah et al. (2017) menjelaskan pula jika terdapat beberapa
faktor yang menyebabkan harga dari saham-saham dapat berfluktuasi, yaitu :
5) Risiko sistematis dapat diartikan sebagai suatu bentuk dari risiko yang
terjadi secara keseluruhan dan dapat menyebabkan perusahaan ikut
terlibat (ikut terkena risiko) pula.
Kesimpulan :
Jika investor investor terbagi atas dua yaitu tipe menghindari risiko dan tipe
berani mengambil risiko. Investor tipe menghindari risiko adalah investor
seorang investor yang menghindari risiko, maka investor tersebut akan
memilih untuk menarik dananya (menjual sahamnya) dari pasar modal dan
kemudian memilih untuk mengimvestasi dana pada instrumen-instrumen
investasi yang memiliki tingkat risiko rendah misalnya adalah emas. Sebaliknya
jika investor tersebut adalah seorang investor yang risk taker (berani
mengambil risiko) maka kemungkinan besar investor tersebut akan tetap
mempertahankan investasinya.
Soal.
Jawaban :
2. Apa yang dilakukan olah investor yang berani mengammbil resiko (risk
taker) dengan investor yang tidak berani mengambil resiko saat
menghadapi keadaan pasar yang tidak stabil?
Jawaban :
Jika investor tersebut adalah investor seorang investor yang
menghindari risiko, maka investor tersebut akan memilih untuk menarik
dananya (menjual sahamnya) dari pasar modal dan kemudian memilih
untuk mengimvestasi dana pada instrumen-instrumen investasi yang
memiliki tingkat risiko rendah misalnya adalah emas. Sebaliknya jika
investor tersebut adalah seorang investor yang risk taker (berani
mengambil risiko) maka kemungkinan besar investor tersebut akan tetap
mempertahankan investasinya.
Daftar Pustaka :
Sumani., dan Christine Suhari. (2013). Bina Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas
Ekonomi Unpar. Analisis Pengaruh Risiko Sistematis Dan Likuiditas
Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Dalam Perusahaan Non-
Keuangan LQ-45 Periode 2007-2009, 17 (2), 88-101.
Farida, Ana Bintan., Erma Yuliaty. (2018). Jumal Hasil Penelitian LPPM Untag
Surabaya. Analisis Tingkat Pengembalian Investasi Saham Lq-45
Tahun 2015, 3 (1), 13-21.
Bandawaty, Euis. (2020). Kinerja : Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Analisis Capital
Asset Pricing Model (CAPM) Dalam Memprediksi Tingkat Return
Saham Kompas 100 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2013-2017, 2 (2), 68-76.
Mz, Achmad Fadhoil., Budi Wahono., dan Eris Dianawati. (2021). E-Jurnal
Riset Manajemen. Analisa Penerapan Metode Capital Asset Pricing
Modeling (CAPM) Untuk Menentukan Pilihan Investasi Saham Efisien
Dan Tidak Efisien Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi pada Sub Sektor
Perbankan di Bursa Efek Indonesia), 10 (3), 86-98.