1. STEFANNY (1921085)
2. ANGEL LINA (1921092)
3. OKTAVIONA (1921083)
4. GIOVANI MONICA (1921093)
Risk (Risiko)
Disamping memperhitungkan return, investor juga perlu mempertimbangkan
tingkat risiko suatu investasi sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Secara umum,
risiko adalah tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak terwujudnya
sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode waktu tertentu (time period).
Risiko bisa juga diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda
dengan return yang diharapkan. Investor yang mempunyai sikap enggan terhadap risiko
disebut dengan risk averse investor. Investor ini tidak mau mengambil risiko suatu
investasi jika investasi tersebut tidak memberikan harapan return yang layak sebagai
kompensasi terhadap risiko yang ditanggung investor tersebut. Sikap investor terhadap
risiko akan tergantung pada preferensi investor terhadap risiko. Investor yang lebih berani
akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti dengan harapan tingkat
return yang tinggi pula. Demikian pula sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung
risiko yang tinggi tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang tinggi pula.
Jenis-jenis Risiko
Van Horne dan Wachowics, Jr (1992) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas
(keragaman) return terhadap return yang diharapkan. Suad Husnan (2005:161)
menyebutkan bahwa risiko dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Risiko Sistematis atau Risiko Pasar
Risiko sistematis merupakan risiko yang mempengaruhi semua perubahan yang terjadi
di pasar secara keseluruhan. Perubahan tersebut akan mempengaruhi variabilitas
return suatu investasi. dengan kata lain, risiko sistematis merupakan risiko yang tidak
dapat didiversifikasi. Risiko ini terjadi karena kejadian-kejadian diluar kegiatan
perusahaan seperti inflasi, resesi, dan lain sebagainya.
2. Risiko Tidak Sistematis
Risiko tidak sistematis atau risiko spesifik adalah risiko yang tidak terkait dengan
perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan
kondisi mikro perusahaan penerbit. Yang termasuk dalam risiko ini misalnya adanya
kerusakan peralatan, pemogokan kerja, tuntutan hukum maupun bencana alam.
Keterangan:
E(R) = return harapan dari suatu sekuritas
Ri = return ke-I yang mungkin terjadi
Pri = probabilitas kejadian return ke-i
N = banyaknya return yang mungkin terjadi
Contoh :
Distribusi probabilitas return sekuritas ABC
Perhitungannya:
E(R) = [(0.30)(0.20)]+[(0,40)(0,15)]+[(0,30)(0,10)]
= 0,15
Selain itu perhitungan return harapan juga bisa dilakukan dengan dua cara lain yaitu
rata-rata aritmatik dan rata-rata geometric. Kedua metode perhitungan ini sesuai untuk
menghitung suatu rangkaian aliran return dalam suatu periode tertentu misalnya, return
suatu asset selama 5 atau 10 tahun berturut-turut.
- Metode Arithmetic Mean adalah metode perhitungan statistic yang biasa untuk
menghitung nilai rata-rata, dan biasanya diberi symbol X bar .
Contoh : Aset ABC selama 5 Tahun memberikan return berturut-turut seperti dalam
Tabel 4.2
- Metode Geometric Mean, menggambarkan secara lebih akurat “nilai rata-rata
yang sebenarnya” dari distribusi return selama suatu periode tertentu. Rumus
untuk menghitung geometric mean adalah sebagai berikut:
Dalam Hal ini Rn adalah return relatif pada periode n. Return relative diperoleh
dari penjumlahan 1,0 terhadap return. Penambahan nilai 1,0 tersebut berguna
untuk menghilangkan nilai negatif dalam perhitungan geometric mean. Jika
distribusi return asset ABC seperti Tabel 4.2 diatas kita hitung dengan metode
geometric mean,maka hasil yang kita dapatkan adalah:
Menghitung Risiko
Investor harus mampu menghitung risiko dari suatu investasi. Karena tingkat
risiko merupakan kemungkinan penyimpangan return actual dari return harapan (return
rata-rata), secara statistic tingkat risiko ini dapat diwakili oleh ukuran penyimpangan
atau ukuran penyebaran data. Dua Ukuran penyebaran yang sering digunakan untuk
mewakilinya adalah nilai varians dan standar deviasi. Varians maupun standar deviasi
merupakan ukuran besar penyebaran data variable random dari nilai rata-ratanya.
Semakin besar penyebaran distribusi return suatu investasi, semakin tinggi pula tingkat
risiko investasi tersebut.
Dalam pengukuran resiko sekuritas kita juga perlu menghitung risiko relative
sekuritas tersebut. Risiko relative ini mnunjukkan risio perunit return harapan. Hal ini
diperlukan karena informasi risiko yang hanya berupa varians dan deviasi standar akan
bermasalah, terutama ketka kita ingin membandingkan tingkat risiko antar asset, yang
masing-masing memilliki return harapan yang tidak sama. Ukuran risiko relative yang
biasa dipakai adalah koefisien variasi. Rumusnya:
Contoh : misalnya risiko setiap sekuritas sebesar 0,20, maka risko portofolio akan
menurun terus jika semakin banyak jumlah sekuritas yang dimasukan kedalam
portofolio. misalnya, jika kita memasukkan 100 saham dalam portofolio tersebut maka
risiko portofolio akan berkurang dari 0,20 menjadi 0,02
2.4 Diversifikasi
Diversifikasi adalah pembentukan portofolio melalui pemilihan kombinasi
sejumlah aset tertentu sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa
mengurangi besaran return yang diharapkan. Permasalahan diversifikasi adalah
penentuan atau pemilihan sejumlah aset-aset spesifik tertentu dan penentuan proporsi
dana yangakan diinvestasikan untuk masing-masing aset tersebut dalam portofolio.
1. Diversifikasi Random
Diversifikasi random terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara acak
pada berbagai jenis saham yang berbeda atau pada berbagai jenis aset yang berbeda .
Investor memilih aset-aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio tanpa terlalu
memperhatikan karakterisitiknya (misal, tingkat risiko dan return yang diharapkan
serta industri).
2. Diversifikasi Markowitz
Diversifikasi Markowitz mempertimbangkan berbagai informasi mengenai
karakteristik setiap sekuritas yang akan dimasukkan dalam portofolio. Diversifikasi ini
menjadikan pembentukan portofolio menjadi lebih selektif terutama dalam memilih
aset-aset sehingga diharapkan memberikan manfaat diversifikasi yang paling optimal.
Filosofi Diversifikasi Markowitz:
“janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang“.
Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah bahwa risiko portofolio tidak boleh
dihitung dari penjumlahan semua risiko aset-aset yang ada dalam portofolio, tetapi
harus dihitung dari kontribusi risiko aset tersebut terhadap risiko portofolio, atau
diistilahkan dengan kovarians.
Koefisien korelasi, adalah suatu ukuran statistic menunjukkan pergerakan
bersamaa relative antara dua variabel . ukuran tersebut biasanya dilambangkan
dengan dan berjarak (berkorelasi) antara +1.0 sampai -1,0 dimana:
Kovarians
Kovarians adalah ukuran absolut yang menunjukkan sejauh mana dua variabel
mempunyai kecendrungan untuk bergerak secar bersama-sama. Dalam konteks
manajemen portofolio, kovarian menunjukan sejauh mana return dari dua sekuritas
mempunyai kecendrungan bergerak bersama-sama. Kovarian bisa berbentuk angka
positif, negatif, ataupun nol.
Secara sistematis, rumus untuk menghitung kovarians dua buah sekuritas A dan B
adalah:
Contoh :
Sebuah portofolio yang terdiri dari 3 jenis saham ABC, DEF dan GHI menawarkan
return yang diharapkan masing-masing sebesar 15%, 20% dan 25%. Misalnya,
presentase dana yang diinvestasikan pada saham ABC sebesar 40%, saham DEF
30% dan saham GHI 30%, maka return yang diharapkan dari portofolio tersebut
adalah:
- Kasus dua sekuritas. Untuk mengukur risiko portofolio yang terdiri dari dua
sekuritas, kita bisa menghitung standar deviasi return kedua sekuritas tersebut.
secara sistematis, rumus yang dipakai adalah:
Contoh :
Portofolio yang terdiri dari saham A dan B masing-masing menawarkan return sebesar
10% dan 25% ; serta standar deviasi masing-masing sebesar 30% dan 60%. Alokasi
dana investor padakedua aset tersebut masing-masing sebesar 50% untuk setiap aset.
Standar deviasi portofolio tersebut dihitung dengan menggunakan rumus diatas :
(II) Dari hasil perhitungan tahap I tersebut, kita bisa menetukan besarnya risiko
portofolio saham Adan B. Sebelumnya kita tentukan dahulu koefisien kolerasi saham
A dan B. Berikut ini beberapa skenario koefisien kolerasi saham A dan B beserta hasil
perhitungan standar deviasinya.
- Kasus n-sekuritas. Rumus untuk menghitung standar deviasi untuk dua buah
sekuritas di atas bisa diperluas untuk menghitung risiko portofolio yang terdiri
dari n-sekuritas. Ukuran yang dipakai adalah varians return n-sekuritas yang ada
dalam portofolio. Secara matematis rumus untuk menghitung risiko n-sekuritas
adalah :
2.6 Pengaruh Bobot Portofolio Dan Korelasi
Bobot portofolio penting untuk diketahui dalam perhitungan resiko portofolio.
Proporsi jumlah dana yang diinvestasikan pada setiap sekuritas dalam portofolio
berpengaruh pada resiko portofolio. Serta korelasi asset-aset dalam portofolio juga
berpengaruh pada resiko portofolio.
Dalam sebuah portofolio dua asset ini, proporsi dana yang diinvestasikan pada obligasi
O adalah 100% dikurangi proporsi dana yang diinvestasikan pada saham S, W o= 1 –
Ws. Anggap pada contoh ini korelasi antara saham S dan Obligasi O adalah nol.
Misal, total dana Rp. 100 jut diinvestasikan pada saham S sebesar Rp. 70 juta. Bobot
Portofolio dalam saham S adalah Rp. 70 juta/ Rp. 100 juta = 0,70. Sedangkan bobot
portofolio untuk obligasi O adalah (1- 0,70) = 0,30. Maka return harapan portofolio
dan deviasi standarnya adalah:
E(Rp)= 0,70×0,12 + 0,30 ×0,06 = 10,20%
σ p= [0,702× 0,152 + 0,302 × 0,102 + 2 ×0,70 ×0,30 ×0,15 ×0,10]1/2
= 0,1092 = 10,92%
Dalam membuat perhitungan yang sama untuk nilai-nilai lain dari Ws, skedul berikut
dapat disusun:
Ws E(Rp) σp
1,00 12,00% 15,00%
0,90 11,40% 13,54%
0,80 10,80% 12,17%
0,70 10,20% 10,92%
0,60 9,60% 9,85%
0,50 9,00% 9,01%
0,40 8,40% 8,49%
0,30 7,80% 9,32%
0,20 7,20% 8,54%
0,10 6,60% 9,12%
0,00 6,00% 10,00%
Kurva kumpulan peluang investasi bergerak ke kiri dan lebih besar Ketika
nilai korelasi semakin menurun dari korelasi = 1 ke 0,5 ke 0 dan ke -1. Kurva
tertinggi untuk return harapan dan deviasi standar adalah kombinasi portofolio
yang mempunyai koefisien korelasi = -1. Asumsikan bobot portofolio W s = 0,5
dan Wo =0,5. Pada bobot portofolio ini, deviasi standar terkecil ditemukan pada
portofolio dengan koefisien korelasi =-1. Semakin kecil nilai koefisien korelasi
antara kedua asset, semakin kecil resikonya.
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan,
1. Pada suatu nilai korelasi tertentu, pembobotan portofolio yang berbeda-beda
akan menghasilkan nilai-nilai deviasi standar yang berbeda pula.
2. Tanpa memperhatikan pembobotan portofolionya atau pada suatu bobot
portofolio tertentu apapun, deviasi standar portofolio selalu menurun seiring
dengan penurunan koefisien korelasi.
2.7 Model Indeks Tunggal
Berikut ini adalah model portofolio yang dikembangkan oleh William Sharpe
dengan menciptakan model indeks tunggal. Model ini mengkaitkan perhitungan return
setiap asset pada return indeks pasar.
Ri= α i + β i RM +e i
Keterangan:
Ri = Return Sekuritas i
RM = Return Indeks Pasar
α i= Bagian return sekuritas i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar
β i = Ukuran kepekaan return sekuritas i terhadap perubahan return pasar
e i = Kesalahan residual
Perhitungan return sekuritas dalam model indeks tunggal melibatkan dua komponen
utama, yaitu: