BAB – 2
DOMISILI FISKAL
PENGERTIAN
• Domisili fiskal (fiscal domicile) atau fiscal resident adalah status kependudukan
yang digunakan untuk tujuan pemajakan.
• UU PPh Indonesia menggunakan istilah subjek pajak dalam negeri untuk penduduk
(resident) dan istilah subjek pajak luar negeri untuk bukan penduduk (non resident).
• Untuk menentukan apakah seseorang “bertempat tinggal” dapat dilihat dari kondisi berikut :
1. Mempunyai tempat tinggal (place of resident) di Indonesia yang digunakan oleh orang
pribadi untuk :
a) Berdiam (permanent dwelling place) yang bersifat permanen untuk tempat kediaman.
Contoh : Mr. John warga negara USA mmpunyai rumah di Jakarta Pusat yang
merupakan tempat kediaman Mr. John beserta keluarganya, maka Mr. John dianggap
mempunyai tempat kediaman/ tempat tinggal permanen.
b) Melakukan kegiatan sehari-hari atau menjalankan kebiasaannya (ordinary course of life).
Contoh : Mr. Harisson warga negara USA bekerja sebagai Direktur PT. ABC di Jakarta.
PT. ABC menyediakan sebuah rumah dinas untuk tempat tinggal Mr. Harisson. Maka
Mr. Harisson diaggap mempunyai tempat tinggal untuk melakukan kegiatan sehari-
hari (yatu bekerja)
c) Tempat menjalankan kebiasaan (place of habitual abode) yaitu mempunyai tempat
untuk menjalankan kebiasaan.
Contoh : Mr. Rick warga negara USA mempunyai hobi surfing. Ia sering surfing
dipantai Kuta, Bali oleh karena itu ia membel sebuah cottage didaerah Kuta. Dengan
demikian, meskipun keberadaannya di Indonesia bersifat sementara,namun dapat
dianggap subjek pajak dalam negeri dengan alasan memiliki placa of habital abode di
Indonesia.
ORANG PRIBADI
BERTEMPAT TINGGAL DI INDONESIA
Contoh :
Mr Bill seorang warga negara asing (WNA) yang mempunyai keahlian dalam bidang geoseismik.
Mr Bill bekerja pada sebuah perusahaan pertambangan yang sedang dalam tahap eksplorasi
di kawasan Indonesia Timur. Pekerjaan tersebut mengaruskan Mr Bill untuk melakukan
kunjungan ke lokasi penambangan beberapa kali dalam satu tahun. Mr Bill berada di
Indonesia selama 120 hari dalam setiap tahunnya. Bagaimana status subjek pajak Mr John
menurut UU PPh?
Dalam kasus ini, Mr Smith berada di Indonesia selama 120 hari atau kurang dari 183 hari,
sehingga status subjek pajak untuk Mr Smith adalah subjek pajak luar negeri.
• Indonesia berhak memajaki penghasilan Subjek Pajak Luar Negeri sepanjang subjek pajak
tersebut menerima penghasilan yang bersumber dari Indonesia
• Wajib pajak luar negeri hanya akan dikenakan pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh bersumber dari Indonesia saja.
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
• Penghasilan yang diterima oleh Subjek Pajak Luar negeri bisa diperoleh
melalui pembentukan Bentuk Usaha Tetap (BUT) atau tanpa melalui
pembentukan BUT.
• Pemajakan WP luar negeri yang memperoleh penghasilan melalui BUT mirip
dengan pemajakan Badan Usaha Dalam Negeri (lokal).
• Sedangkan untuk WP luar negeri yang menerima penghasilan tidak melalui
BUT, pemajakannya melalui mekanisme witholding tax (PPh 26 tarif 20%
atau menggunakan Tarif Tax Treaty).
Contoh Subjek Pajak Luar Negeri menerima penghasilan tidak melalui BUT :
• misalnya suatu badan subjek pajak dalam negeri membayarkan royalti
sebesar Rp 100.000.000 kepada Wajib Pajak luar negeri, subjek pajak
dalam negeri tersebut berkewajiban untuk memotong Pajak Penghasilan
Pasal 26 sebesar 20% dari Rp 100.000.000,00 atau Rp 20.000.000 .
• Contoh lain, seorang atlet dari luar negeri yang ikut mengambil bagian
dalam perlombaan lari maraton di Indonesia kemudian merebut hadiah
uang maka atas hadiah tersebut dikenai pemotongan Pajak Penghasilan
sebesar 20%.
PERBEDAAN SUBJEK PAJAK
DALAM NEGERI DENGAN LUAR NGERI
1. Wajib Pajak dalam negeri dikenai pajak atas penghasilan baik yang
diterima atau diperoleh dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
sedangkan Wajib Pajak luar negeri dikenai pajak hanya atas
penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia.
B. Mr. Cruzz berstatus sebagai subjek pajak luar negeri. Mr. Cruzz
berprofesi sebagai seorang konsultan manajemen. Pada tahun
2016 Mr. Cruzz memperoleh penghasilan dari luar negeri
sebesar Rp 600.000.000 dan penghasilan dari pemberian jasa
konsultasi Indonesia sebesar Rp 300.000.000 dengan biaya
operasional selama memberikan jasa konsultasi di Indonesia
sebesar Rp 200.000.000. Berapa pajak penghasilan yang akan
dikenakan di Indonesia?
TIDAK TERMASUK SUBJEK PAJAK
a) kantor perwakilan negara asing;
b) pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-
pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan
kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-
sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di
Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar
jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik;
c) organisasi-organisasi internasional dengan syarat:
1. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; dan
2. tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah
yang dananya berasal dari iuran para anggota;
d) pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat
bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha,
kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia.
CONTOH
a) Mr George seorang warga negara asing berprofesi sebagai duta besar (pejabat
perwakilan diplomatik) dari negaranya yang berkedudukan di Indonesia. Apakah Mr
George berstatus sebagai subjek pajak menurut UU PPh ?
b) Jika pada suatu waktu Mr George diundang menjadi pembicara dalam suatu seminar
yang diselenggarakan sebuah Universitas di Indonesia dan menerima honorarium
selaku pembicara seminar apakah penghasilan tersebut dapat dipajaki di Indonesia?
Jawab :
c) Mr George bukan subjek pajak menurut UU PPh dengan syarat dia sebagai pejabat
perwakilan diplomatik. Selain itu ada syarat berikutnya bahwa dia bukan warga
negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar
jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik.
d) Dalam kasus Mr George diundang menjadi pembicara dalam suatu seminar yang
diselenggarakan sebuah Universitas di Indonesia dan menerima honorarium selaku
pembicara seminar maka atas penghasilan tersebut dapat dipajaki di Indonesia
karena Mr George berstatus sebagai subjek pajak menurut UU PPh, sebab George tidak
lagi memenuhi semua syarat yaitu menerima penghasilan di luar jabatannya dari
Indonesia
SURAT KETERANGAN DOMISILI (SKD)
• untuk membuktikan bahwa seseorang telah menjadi
penduduk di suatu negara dengan menunjukkan surat
keterangan domisili (Certificate of Domicile / COD),
yang ditandatangani oleh pejabat berwenang
(competent authority) negara tersebut.
• Selain syarat-syarat tersebut, masih ada satu syarat lagi supaya permohonan SKD
wajib pajak dalam negeri dapat dikabulkan yaitu wajib pajak sudah
menyampaikan SPT Tahunan
BAB-2 SELESAI