Anda di halaman 1dari 20

KODE ETIK KONSULTAN PAJAK

DESY LESMANA
UNIKA MUSI CHARITAS
Asosiasi Konsultan Pajak adalah Organisasi Profesi
Konsultan Pajak yang bersifat nasional dan terdaftar pada
Direktorat Jenderal Pajak serta menjadi wadah tempat
berhimpunnya konsultan pajak.

Saat ini ada 3 asosiasi Konsultan Pajak di Indonesia:


1. Asosiasi Konsultan Pajak Publik Indonesia (AKP2I)
2. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)
3. Perkumpulan Konsultan Praktisi Perpajakan Indonesia
(Perkoppi)
Persyaratan untuk menjadi Asosiasi Konsultan Pajak yang terdaftar pada Direktorat
Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :

• berbentuk badan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan;


• memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
• mempunyai susunan pengurus yang telah disahkan oleh rapat anggota;
• memiliki program pengembangan profesional berkelanjutan;
• memiliki kode etik dan standar profesi Konsultan Pajak; dan
• memiliki Dewan Kehormatan yang berfungsi untuk mengawasi, memeriksa dan
menyelesaikan dugaan pelanggaran kode etik dan standar profesi Konsultan
Pajak oleh anggota asosiasi.
Hak Konsultan Pajak
• Konsultan Pajak mempunyai hak untuk
memberikan jasa konsultasi di bidang perpajakan
sesuai dengan batasan tingkat sertifikasi
Konsultan Pajak yang dimiliki.
Kewajiban Konsultan Pajak
• memberikan jasa konsultasi kepada Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku;
• mematuhi kode etik Konsultan Pajak dan berpedoman pada standar profesi Konsultan
Pajak yang diterbitkan oleh Asosiasi Konsultan Pajak;

• mengikuti kegiatan pengembangan profesional berkelanjutan yang diselenggarakan atau diakui


oleh Asosiasi Konsultan Pajak dan memenuhi satuan kredit pengembangan profesional
berkelanjutan;

• menyampaikan laporan tahunan Konsultan Pajak, dengan ketentuan sebagai berikut:

• memuat jumlah dan keterangan mengenai Wajib Pajak yang telah diberikan jasa konsultasi di
bidang perpajakan dalam bentuk softcopy yang disampaikan melalui aplikasi administrasi
Konsultan Pajak dan hardcopy yang dicetak dari aplikasi administrasi Konsultan Pajak;

• melampirkan daftar realisasi kegiatan pengembangan profesional berkelanjutan bagi Konsultan


Pajak yang telah wajib mengikuti pengembangan profesional berkelanjutan;

• melampirkan fotokopi Kartu Tanda Anggota Asosiasi Konsultan Pajak yang masih berlaku; dan
disampaikan paling lama akhir bulan April tahun pajak berikutnya.
Kewajiban Konsultan Pajak
• memberitahukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak setiap perubahan data
diri Konsultan Pajak dengan melampirkan bukti perubahan dimaksud;
• memberitahukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak mengenai perubahan
Asosiasi Konsultan Pajak tempat Konsultan Pajak berhimpun paling lama 30 (tiga puluh)
hari kerja sejak tanggal Surat Keputusan Pencabutan Keterangan Terdaftar Asosiasi
Konsultan Pajak tempat Konsultan Pajakberhimpun dengan melampirkan fotokopi surat
keputusan keanggotaan pada Asosiasi Konsultan Pajak yang baru yang telah dilegalisasi
oleh Ketua Umum Asosiasi Konsultan Pajak;
• mendokumentasikan:
surat kontrak/perjanjian dengan persekutuan/badan hukum tempat Konsultan Pajak
berpraktik dalam memberikan jasa konsultasi kepada setiap Wajib Pajak; atau
surat kontrak/perjanjian dengan Wajib Pajak.yang menjadi dasar penyusunan Laporan
Tahunan Konsultan Pajak; dan
menyetujui publikasi data Konsultan Pajak berupa nama dan alamat Konsultan Pajak
pada aplikasi administrasi Konsultan Pajak.
Pada saat melaksanakan hak dan/atau memenuhi kewajiban
perpajakan Wajib Pajak, Konsultan Pajak harus menyerahkan surat
kuasa khusus dari Wajib Pajak dan dokumen kelengkapan lainya
sebagai berikut:
• fotokopi kartu izin praktik konsultan pajak;
• surat pernyataan sebagai konsultan pajak;
• fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak; dan
• fotokopi tanda terima penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak terakhir bagi kuasa yang
telah memiliki kewajiban untuk menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
• Konsultan Pajak mempunyai wewenang sebagaimana yang
tertuang dalam surat kuasa khusus dengan ketentuan 1 (satu)
surat kuasa khusus hanya dapat ditujukan terhadap pelaksanaan
hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak yang
berkaitan dengan 1 (satu) jenis pajak untuk 1 (satu) Tahun Pajak,
atau 1 (satu) Bagian Tahun Pajak, atau 1 (satu)/beberapa Masa
Pajak, kecuali pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban
perpajakan tersebut dilakukan untuk beberapa jenis pajak sebagai
satu kesatuan.
KEWENANGAN KONSULTAN PAJAK
• pengisian, penandatanganan, dan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) dan/atau SPT
pembetulan yang tidak melalui sistem administrasi yang terintegrasi dengan sistem di
Direktorat Jenderal Pajak (e-SPT);
• permohonan pengangsuran pembayaran pajak dan/atau proses penyelesaiannya;
• permohonan penundaan pembayaran pajak dan/atau proses penyelesaiannya;
• permohonan pemindahbukuan dan/atau proses penyelesaiannya;
• usaha kecil atau Wajib Pajak di daerah tertentu dan/atau proses penyelesaiannya;
• permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dan/atau proses
penyelesaiannya;
• permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak untuk Wajib Pajak kriteria
tertentu atau Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu dan/atau proses
penyelesaiannya;
• permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak
terutang dan/atau proses penyelesaiannya;
KEWENANGAN KONSULTAN PAJAK
• pelaksanaan pemeriksaan;
• permohonan pembetulan dan/atau proses penyelesaiannya;
• pengajuan keberatan dan/atau proses penyelesaiannya;
• permintaan penjelasan untuk pengajuan keberatan dan/atau banding;
• permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dan/atau
proses penyelesaiannya, termasuk terhadap sanksi administrasi atas surat
ketetapan pajak Pajak Bumi (PBB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) PBB;
• permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak
benar dan/atau proses penyelesaiannya;
• permohonan pengurangan atau pembatalan STP yang tidak benar dan/atau
proses penyelesaiannya;
KEWENANGAN KONSULTAN PAJAK
• permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak (SKP) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
dan Surat Tagihan Pajak (STP) PBB, yang tidak benar dan/atau proses
penyelesaiannya;
• permohonan pengurangan PBB terutang dan/atau proses penyelesaiannya;
• permohonan pembatalan surat ketetapan pajak hasil pemeriksaan dan/atau
proses penyelesaiannya;
• pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka;
• permohonan untuk memperoleh fasilitas perpajakan dan/atau proses
penyelesaiannya;
• permintaan pelaksanaan Prosedur Persetujuan Bersama (Mutual Agreement
Procedure);
KEWENANGAN KONSULTAN PAJAK
• permohonan Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing
Agreement) dan/atau proses penyelesaiannya;
• permohonan kode aktivasi dan password dalam rangka
permintaan nomor seri Faktur Pajak;
• pemberian tanggapan Wajib Pajak terhadap permintaan
penjelasan atas data dan/atau keterangan;
• menerima pemberitahuan Surat Paksa; dan
• pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan
tertentu lainnya yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan dapat dikuasakan.
Yang Tidak Dapat Dikuasakan Kepada
Konsultan Pajak
• kewajiban mendaftarkan diri bagi Wajib Pajak orang pribadi untuk memperoleh Nomor
Pokok Wajib Pajak dan melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak;
• permintaan dan/atau pencabutan Sertifikat Elektronik;
• permohonan aktivasi EFIN;
• penyampaian pengungkapan ketidakbenaran perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang KUP dan/atau proses penyelesaiannya;
• permohonan untuk dapat dimintakan penghentian penyidikan untuk kepentingan
penerimaan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 448 Undang-Undang KUP
dan/atau proses penyelesaiannya; dan
• pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan tertentu lainnya yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan tidak dapat
dikuasakan.
• Direktur Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuk
berwenang memberikan sanksi berupa: teguran
tertulis setelah mempertimbangkan usulan dari
Asosiasi Konsultan Pajak, menetapkan pembekuan
Izin Praktik, dan menetapkan pencabutan Izin
Praktik.
Teguran tertulis diberikan dalam hal
Konsultan Pajak :
• tidak mematuhi kode etik Konsultan Pajak dan/atau standar profesi Konsultan
Pajak
• memberikan jasa konsultasi tidak sesuai dengan tingkat keahliannya;
• tidak memenuhi satuan kredit pengembangan profesional berkelanjutan;
• tidak menyampaikan laporan tahunan Konsultan Pajak;
• tidak melakukan kegiatan Konsultan Pajak selama 2 (dua) tahun berturut-turut
yang dibuktikan dari laporan tahunan Konsultan Pajak;
• tidak menyampaikan permohonan untuk memperpanjang Kartu Izin Praktik; atau
• tidak memberitahukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak mengenai
perubahan Asosiasi Konsultan Pajak tempat Konsultan Pajak berhimpun paling
lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal Surat Keputusan Pencabutan
Keterangan Terdaftar Asosiasi Konsultan Pajak tempat Konsultan Pajak
berhimpun.
Pembekuan lzin Praktik ditetapkan dalam hal:

• Konsultan Pajak tidak mengindahkan teguran tertulis yang disebabkan


sebagaimana dimaksud dalam angka 1, 2, dan 3 di atas dalam jangka waktu 3
(tiga) bulan sejak pemberian teguran tertulis;
• Konsultan Pajak yang mendapatkan teguran tertulis yang disebabkan
sebagaimana dimaksud dalam angka 1, 2, 3, dan 4 diatas selama 2 (dua) tahun
berturut-turut;
• Konsultan Pajak yang mendapatkan teguran tertulis yang disebabkan
sebagaimana dimaksud dalam angka 1, 2, 3, dan 4 diatas sebanyak 3 (tiga) kali
dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun terakhir;
• Konsultan Pajak tidak melakukan kegiatan Konsultan Pajak selama 3 (tiga) tahun
berturut-turut yang dibuktikan dari laporan tahunan Konsultan Pajak;
• Konsultan Pajak tidak menyampaikan laporan tahunan Konsultan Pajak dalam
waktu dalam 3 (tiga) bulan sejak pemberian teguran tertulis;
Pembekuan lzin Praktik ditetapkan dalam hal:
• Konsultan Pajak tidak menyampaikan permohonan untuk
memperpanjang Kartu Izin Praktik dalam waktu 3 (tiga) bulan
sejak teguran tertulis;
• Konsultan Pajak tidak menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak mengenai perubahan
Asosiasi Konsultan Pajak tempat Konsultan Pajak berhimpun
dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak teguran tertulis diberikan; atau
• Konsultan Pajak atau Wajib Pajak yang diberikan jasa
konsultasi ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana di
bidang perpajakan.
Pencabutan Izin Praktik Konsultan Pajak

• Konsultan Pajak meninggal dunia;


• Konsultan Pajak memindahtangankan atau mewariskan Izin Praktik kepada orang
lain termasuk mewaralabakan atau yang sejenisnya;
• Konsultan Pajak atau Wajib Pajak yang diberikan jasa konsultasi di bidang
perpajakan dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
• Konsultan Pajak tidak mengindahkan teguran tertulis yang disebabkan
sebagaimana dimaksud pada angka 1, 2, dan 3 dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
sejak penetapan pembekuan Izin Praktik;
• Konsultan Pajak yang mendapatkan teguran tertulis disebabkan sebagaimana
dimaksud dalam angka 1, 2, 3, dan 4 selama 3 (tiga) tahun berturut-turut;
Pencabutan Izin Praktik Konsultan Pajak

• Konsultan Pajak yang mendapatkan teguran tertulis disebabkan sebagaimana


dimaksud dalam angka 1, 2, 3, dan 4 sebanyak 4 (empat) kali dalam jangka waktu
3 (tiga) tahun terakhir;
• Konsultan Pajak tidak melakukan kegiatan Konsultan Pajak selama 4 (empat)
tahun berturut-turut yang dibuktikan dari laporan tahunan Konsultan Pajak;
• Konsultan Pajak tidak menyampaikan laporan tahunan Konsultan Pajak dalam
waktu 3 (tiga) bulan sejak penetapan pembekuan Izin Praktik;
• Konsultan Pajak memberikan jasa konsultasi di bidang perpajakan pada saat
menjalani masa pembekuan Izin Praktik;
• Konsultan Pajak memberikan jasa konsultasi di bidang perpajakan tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan;
Pencabutan Izin Praktik Konsultan Pajak

• Konsultan Pajak mengundurkan diri selaku Konsultan Pajak;


• Konsultan Pajak terbukti bekerja/menjabat pada instansi
Pemerintah/Negara atau Badan Usaha Milik Negara/Daerah;
• Konsultan Pajak tidak menyampaikan permohonan untuk
memperpanjang Kartu Izin Praktik dalam waktu 3 (tiga) bulan
sejak pembekuan Izin Praktik ditetapkan; atau
• Konsultan Pajak tidak menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak mengenai perubahan
Asosiasi Konsultan Pajak tempat Konsultan Pajak berhimpun
dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak pembekuan Izin Praktik
ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai