Anda di halaman 1dari 45

KODE ETIK PROFESI

KONSULTAN PAJAK
INDONESIA

INSTRUKTUR :
DR. H. HERU TJARAKA, SE, MSI, BKP, BAK, AK, CA
CURICULUM VITAE

NAMA : DR. H. HERU TJARAKA, SE, M.Si, BKP, BAK, AK, CA


TEMPAT/TH LAHIR : SURABAYA, 1967
STATUS :K/4
CONTACT PERSON : +62811347611
DOMISILI : SURABAYA
PEKERJAAN : PNS DOSEN TETAP
DEPARTEMEN AKUNTANSI FEB UNAIR
GOL/PANGKAT/JAB : IV-B/PEMBINA/LEKTOR KEPALA
CV
KEANGGOTAAN PROFESI
– Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya
– Pengurus Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Cabang Jawa Timur
– Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan
Pendidik (IAI KPd) Forum Dosen Perpajakan Forum Dosen
Perpajakan
– Pengurus Pusat Indonesian Fiscal and Tax Administration
Association (lFTAA)
– Sekretaris Pengurus Indonesian Fiscal and Tax Administration
Association (lFTAA) cabang Jawa Timur
– Ketua Pengurus Asosiasi Konsultan Pajak Publik Indonesia (AKP2)
Cabang Surabaya
– Wakil Ketua II Pengurus Pusat ATPETSI (Asosiasi Tax Center
Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia)
KONSULTAN PAJAK INDONESIA
• DASAR HUKUM :
a. PASAL 32 (3) dan (3a) UU Nomor 6/1983
stdd UU Nomor 16/2009
b. KMK No. 294/KMK.04/1998 jo KMK No.
485/KMK.03/1998 jo PMK No. 98/PMK.03/
2005
c. PMK No 111/PMK.03/2014
PERSYARATAN
1. WNI, domisili di Indonesia
2. Tidak bekerja pada Pemerintah
3. Berkelakuan baik
4. Memiliki NPWP
5. Bersedia menjadi anggota asosiasi
6. Memiliki sertifikat Konsultan Pajak
MANTAN PEGAWAI PAJAK
• Syarat lain, apabila pernah bekerja di DJP dan
mengundurkan diri :
– berhenti atas permintaan sendiri
– sudah melewati batas 2 tahun
APABILA PENSIUNAN PEGAWAI PAJAK

• Mengabdi minimal 20 tahun


• Tidak pernah menerima hukuman disiplin
• Memperoleh hak pensiun
• Telah melewati jangka waktu 2 bulan
KONSULTAN PAJAK INDONESIA (KPI)
Sesuai ketentuan pasal 1 (1) PMK No. 111/PMK.03/2014 :
a) KONSULTAN PAJAK INDONESIA adalah orang yang
memberikan jasa konsultasi perpajakan kepada Wajib
Pajak dalam rangka melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakannya, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
b) KONSULTAN PAJAK INDONESIA, yaitu setiap orang yang
dengan keahliannya dan dalam lingkungan pekerjaannya,
secara bebas dan profesional memberikan jasa konsultasi
perpajakan kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan hak
dan kmemenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Hak dan Kewajiban KPI
HAK :
1. Sertifikat Brevet “A” – untuk WP OP
2. Sertifikat Brevet “B” – untuk WP OP dan Badan
3. Sertifikat Brevet “C” – untuk semua WP dan
BADORA
Hak dan Kewajiban KPI

→ Kewajiban mengikuti PPL


dimulai pada bulan Januari tahun
berikutnya, setelah memperoleh
ijin praktek sbg KPI
Jenis PPL
• Pengembangan profesional berkelanjutan terstruktur,
yaitu kegiatan pengembangan profesional
berkelanjutan yang dilakukan Konsultan Pajak pada
saat mengikuti konferensi, seminar, lokakarya,
simposium, kongres, diskusi panel, pelatihan atau
kursus dalam bidang perpajakan, dan
• Pengembangan profesional berkelanjutan tidak
terstruktur, yaitu kegiatan pengembangan profesional
berkelanjutan yang dilakukan Konsultan Pajak pada
saat berpartisipasi dalam kegiatan berorganisasi yang
diselenggarakan oleh Asosiasi Konsultan Pajak.
JENIS PPL
• Jumlah satuan kredit PPL yang harus dipenuhi,
sesuai ijin yang diberikan, yaitu :
→ Brevet A = 20 SKP
→ Brevet B = 40 SKP
→ Brevet C = 60 SKP
• Komposisi pencapaiannya 20% dari tidak
terstruktur, dan 80% dari berstruktur
Kewajiban KPI
(pasal 23 PMK No. 111/PMK.03/2014)
a) Memberikan jasa konsultasi ke WP dalam melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku,
b) Mematuhi kode etik Konsultan Pajak dan berpedoman pada
Standar Profesi Konsultan Pajak yang diterbitkan oleh Asosiasi
Konsultan Pajak,
c) Mengikuti kegiatan pengembangan profesional berkelanjutan
yang diselenggarakan atau diakui oleh Asosiasi Konsultan Pajak
dan memenuhi satuan kredit pengembangan profesional
berkelanjutan,
d) Menyampaikan laporan tahunan konsultan pajak,
e) Memberitahukan secara tertulis setiap perubahan pada nama dan
alamat rumah dan kantor dengan melampirkan bukti perubahan
yang dimaksud.
KODE ETIK

TERDIRI DARI :
• BAGIAN PERTAMA
• BAGIAN KEDUA
• BAGIAN KETIGA
BAGIAN PERTAMA
PRINSIP DAN DASAR ETIKA PROFESI :
1. Merupakan kaidah moral yang menjai pedoman
dalam berfikir, bersikap dan bertindak bagi
setiap anggota dalam melaksanakan tugas
profesi secara profesional, objektif, independen
dan berdedikasi tinggi serta penuh tanggung
jawab
2. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan
UUD 1945
BAGIAN KEDUA
Penerapan kerangka konseptual Kode Etik :
a. Mematuhi ketentuan hukum dan peraturan perpajakan
b. Menjaga citra martabat profesi
c. menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi, kecuali
untuk memenuhi perintah UU
d. Menjunjung tinggi integritas, martabat dan kehormatan
e. Bersikap profesional
f. Menjaga kerahasiaan dalam hubungannya dengan WP
g. Hubungan dengan teman saling menghormati
h. Penggunaan papan nama konsultan pajak
i. Sengketa sesama anggota
Bersikap Profesional
1. Senantiasa mengunakan pertimbangan moral
dalam pemberian jasa yang dilakukan,
2. Senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
dan menghormati kepercayaan masyarakat dan
Pemerintah,
3. Senantiasa melaksanakan kewajibannya dengan
penuh kehati-hatian, dengan mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki,
4. Senantiasa bersikap adil, bebas dan bersikap
objektif.
BAGIAN KETIGA
Menjunjung tinggi integritas, martabat dan
kehormatan,
1. Dengan memeilihara kepercayaan masyarakat,
2. Bersikap jujur dan berterus terang tanpa
mengorbankan rahasia penerima jasa,
3. Dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja
dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak
boleh menerima kecurangan atau
mengorbankan prinsip
Larangan & Pengawasan
LARANGAN :
a. Larangan bagi konsultan pajak rangkap jabatan
b. Larangan terkait dengan pelanggan
c. Hubungan dengan teman
d. Pasang iklan
PENGAWASAN :
a. Pengawasan pemeriksaan dan pemberian sanksi atas
pelanggaran kode etik dilaksanakan oleh Pengawas,
b. Pengawasan dan pemberian keputusan atas
pelanggaran kode etik dilakukan oleh Majelis
Kehormatan yang dibentuk oleh Pengawas
Sanksi KPI
• Sanksi diberikan berdasarkan usulan dari
Organisasi Profesi Konsultan Pajak
• Jenis sanksi yaitu :
a. Teguran tertulis → RINGAN
b. Pembekuan sementara ijin praktek →
SEDANG
c. Pencabutan ijin praktek → BERAT
• Sanksi diberitahukan secara tertulis
SANKSI bagi KPI
1. SANKSI TEGURAN TERTULIS :
a. Tidak mematuhi kode etik Konsultan Pajak dan/atau standar
profesi Konsultan Pajak
b. Memberikan jasa konsultasi tidak sesuai dengan tingkat
keahliannya
c. Tidak memenuhi satuan kredit pengembangan profesional
berkelanjutan
d. Tidak menyampaikan laporan tahunan Konsultan Pajak
e. Tidak melakukan kegiatan Konsultan Pajak selama 2 tahun
berturut-turut yang dibuktikan dari laporan Konsultan Pajak
f. Tidak menyampaikan permohonan untuk memperpanjang kartu ijin
praktik

2. Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diberikan


setelah mempertimbangkan usulan dari Organisasi Profesi Konsultan
Pajak.
Pengaduan
1. Pengaduan harus disampaikan secara tertulis
kepada Pengurus Cabang, daerah dengan
tembusan ke Pengawas disertai dengan alasan
dan bukti.
2. Pelaksanaan pemeriksaan tingkat pertama
oleh Pengurus Cabang/Daerah dan bila tidak
terselesaikan akan diselesaikan pada tingkat
Pengawas
KUASA
WAJIB PAJAK
Syarat menjadi Kuasa
1. Kuasa diberikan dengan surat khusus yang diperlukan untuk
urusan tertentu dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan.
2. Wpdapat menunjuk seorang kuasa yang telah memenuhi
persyaratan tertentu.
3. Dapat pada Konsultan Pajak maupun bukan Konsultan Pajak
(Karyawan WP)
4. Dikecualikan → kewajiban mendaftarkan diri bagi WP OP untuk
memperoleh NPWP dan melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP harus dilaksanakan sendiri oleh WP.
5. Konsultan Pajak dapat menerima kuasa dari WP OP dan/atau
Badan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan.
6. Memiliki ijin praktik sebagai Konsultan Pajak yang diterbitkan oleh
Dirjen Pajak atau pejabat yang dtunjuk, dan harus menyerahkan
Surat Pernyataan sebagai Konsultan Pajak.
Syarat menjadi Kuasa WP
(KONSULTAN PAJAK)
Dalam hal Kuasa merupakan konsultan pajak,
dokumen kelengkapan sbb :
a. Fotokopi kartu ijin praktik konsultan pajak,
b. Surat pernyataan sebagai konsultan pajak,
c. Fotokopi kartu NPWP, dan
d. Fotokopi tanda terima penyampaian SPT
Tahunan PPh tahun pajak terakhir bagi Kuasa
yang telah memiliki kewajiban untuk
menyampaikan SPT Tahunan PPh
Syarat Menjadi Kuasa WP
(Karyawan Perusahaan)

Karyawan WP dapat menjadi Kuasa dari WP


OP atau Badan, sepanjang merupakan
karyawan tetap dan masih aktif menerima
penghasilan dari WP, yang dibuktikan dengan
daftar karyawan tetap yang dilakukan
pemotongan PPh Pasal 21 dalam SPT Masa
PPh Pasal 21 yang telah dilaporkan
Syarat Menjadi Kuasa
(Karyawan Perusahaan)
Karyawan WP sebagai seorang Kuasa dianggap menguasai
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku, apabila memiliki :
a. Sertifikat brevet perpajakan yang diterbitkan oleh
Lembaga Pendidikan Kursus Brevet Pajak;
b. Ijazah pendidikan formal di bidang perpajakan,
sekurang-kurangnya tingkat Diploma III, yang diterbitkan
oleh PTN atau PTS dengan status terakreditasi A;
c. Sertifikat Konsultan Pajak yang diterbitkan oleh Panitia
Penyelenggara Sertifikasi Konsultan Pajak
Syarat Menjadi Kuasa
Karyawan Perusahaan
Dalam hal seorang Kuasa merupakan karyawan WP,
dokumen kelengkapannya sbb :
a. Fotokopi sertifikat perpajakan, ijazah pendidikan
formal di bidang perpajakan, atau sertifikat
Konsultan Pajak,
b. Fotokopi kartu NPWP,
c. Fotokopi tanda terima penyampaian SPT Tahunan PPh
tahun pajak terakhir bagi kuasa yg telah memiliki
kewajiban untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh,
d. Fotokopi daftar karyawan tetap yang dilakukan
pemotongan PPh Pasal 21 dalam SPT Masa PPh Pasal 21
yang telah dilaporkan WP
Syarat utama sbg Kuasa WP
1. Menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan,
2. Memiliki surat kuasa khusus dari WP yang memberi
kuasa,
3. Memiliki NPWP,
4. Telah menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun pajak
terakhir, kecuali terhadap seorang kuasa yang tahun
pajak terakhir belum memiliki kewajiban untuk
menyampaikan SPT Tahunan PPh, dan
5. Tidak pernah di pidana karena melakukan tindak
pidana perpajakan
Isi Surat Kuasa WP
Surat Kuasa khusus, sedikitnya memuat tentang:
a) Nama, alamat, dan TT diatas meterai serta NPWP dari
WP pemberi kuasa,
b) Nama, alamat, dan TT serta NPWP penerima kuasa,
c) Hak da/atau kewajiban perpajakan tertentu yang
dikuasakan yang mencakup keperluan perpajakan,
jenis pajak, dan masa pajak/bagian tahun pajak,
tahun pajak,
d) 1 surat kuasa khusus hanya untuk seorang kuasa dan
untuk 1 pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan
kewajiban perpajakan tertentu
ORGANISASI PROFESI
KONSULTAN PAJAK
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)

• Dasar Hukum : Pasal 1 AD


• Pendirian : 27-8-1965
• Tempat kedudukan : Ibukota negara
• Azas : Pancasila
• Sifat : satu2 nya wadah KPI
TUJUAN IKPI
• Mempersatukan KPI
• Meningkatan peranan KPI
• Meningkatkan mutu anggota KPI
• Memperjuangkan kepentingan KPI
• Membina anggota KPI
• Membantu WP
ANGGOTA IKPI
1. Anggota Tetap
2. Anggota Tidak Tetap
3. Anggota Kehormatan

Kewajiban Semua Anggota :


Kode Etik dan Standar Profesi IKPI.
Syarat Anggota Tetap IKPI
• WNI,
• Berjiwa Pancasila dan setia kepada UUD 1945,
• Berdomisili di Indonesia,
• Tidak terikat bekerja pada Pemerintah,
• Memiliki sertifikat / Piagam SERTIFIKASI
KONSULTAN PAJAK,
• Memiliki NPWP,
• Memiliki ijin praktek.
Syarat Anggota Tidak Tetap IKPI
• WNI,
• Berjiwa Pancasila dan setia kepada UUD 1945,
• Berdomisili di Indonesia,
• Tidak terikat bekerja pada Pemerintah,
• Memiliki sertifikat / Piagam SERTIFIKASI
KONSULTAN PAJAK,
• Memiliki NPWP.
Syarat Anggota Kehormatan IKPI

• WNI,
• Berjiwa Pancasila dan setia kepada UUD 1945,
• Berdomisili di Indonesia,
• Memiliki NPWP.
ORGANISASI PROFESI
KONSULTAN PAJAK
ASOSIASI KONSULTAN PAJAK
PUBLIK INDONESIA (AKP2I)
• Merupakan organisasi profesi
Konsultan Pajak Publik Indonesia,
Pendidik Perpajakan, Konsultan
Hukum Pajak, Akuntan, dan Teknisi
Perpajakan Indonesia
AKP2 I
• Dasar Hukum :
PMK No. 111/PMK.03/2014 tanggal 9 Juli 2014
tentang Konsultan Pajak
• Berdiri :
3 Januari 2015 (berbadan Hukum) dan 11 Maret
2015 telah terdaftar sbg Asosiasi Konsultan Pajak
pada DJP Kemenkeu RI.
• Terdaftar sbg WP:
di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Dua
• Kedudukan : di Ibukota negara (Pusat)
AKP2I
• VISI :
menjadi wadah pemersatu profesi Konsultan
Pajak Publik, Teknisi Perpajakan, Akuntan
Pajak, Pendidik/Dosen Perpajakan, dan para
pensiunan auditor Pemerintah, serta mantan
pegawai DJP yang mempunyai komitmen kuat
untuk kemajuan bangsa dan NKRI di bidang
perpajakan dan akuntansi.
AKP2I
MISI :
a) Membina perstuan Konsultan Pajak Publik, mantan pegawai pajak,
Akuntan Pajak, Konsultan Hukum Pajak, Pendidik, dan Teknisi
Pajak di Indonesia.
b) Menjadi mitra strategis bagi Pemerintah/DJP dalam meningkatkan
penerimaan negara, sekaligus menciptakan masyarakat sadar akan
hak dan kewajiban perpajakannya
c) Menyusun Standar Kompetensi Kerja nasional Indonesia (SKKNI) di
bidang perpajakan dan akuntansi
d) Menciptakan organisasi profesi yang berkualitas, berintegritas,
bersih, dan berwibawa, kompeten yang dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi yang berlaku khusus, nasional dan
internasional dari LSP berlisensi dari BNSP serta beretika sesuai
kode etik dan standar profesi konsultan pajak publik
e) Menjaga kualitas hubungan harmonis dengan Pemerintah, dunia
usaha dan industri serta sesama organisasi profesi
AKP2I
MISI :
f) Meningkatkan kompetensi di bidang akuntansi dan
perpajakan melalui Lembaga Diklat Profesi (LDP),
Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), dari Dirjen PAUDI
serta LSP dari BSNP
g) Menerapkan kurikulum diklat profesi berbasis KKNI,
sesuai dengan Perpres Nomor 8 tahun 2012 dengan
kualifikasi teknisi akuntansi pratama, penyelia muda
dan madya (level I, II, dan III), teknisi perpajakan
penyelia muda, dan madya (level IV, V dan VI),
konsultan pajak madya dan utama (level VII dan VIII)
Keanggotaan AKP2I
a. ANGGOTA BIASA → pemilik sertifikat
kompetensi dan teknisi perpajakan level VI,
b. ANGGOTA LUAR BIASA → Akuntan, Akuntan
Pajak, Akuntan Manajemen, Konsultan Hukum
Pajak, Akuntan Pendidik, Pendidik Teknisi
Perpajakan,
c. ANGGOTA KEHORMATAN → orang perseorangan
yang berjasa dan atau dianggap berjasa kepada
perkumpulan,
d. ANGGOTA MUDA → pemilik sertifikat
kompetensi teknisi perpajakan level I sd V.
PERKOPPI
• Perkumpulan Konsultan Praktisi
Perpajakan Indonesia (Perkoppi)
• Perkoppi didirikan berdasarkan Surat
Keterangan Terdaftar Asosiasi Konsultan
Pajak No: 01/AKP/PJ/2019 tanggal 18
Oktober 2019
PERAN PERKOPPI
• Perkoppi menambah jumlah asosiasi
konsultan pajak di INDONESIA yang ada
sebelumnya.
• Seblumnya hanya 2, yaitu IKPI dan
Asosiasi Konsultan Pajak Publik Indonesia
(AKP2I) → 2 konsultan pajak ini
sebelumnya adalah mitra pemerintah
dalam penyelenggaraan Ujian Sertifikasi
Konsultan Pajak (USKP).
TERIMA KASIH
atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai