Anda di halaman 1dari 8

ASPEK PERPAJAKAN BANK SYARIAH

Dosen Pengampu : Sony Devano, SE, Ak., M.Ak., CA., BKP, CPA

Disusun oleh :

1. Naufal Ridho 120104180008


2. Abdul Zaky 120104180019
3. Muh Aga 120104180044

JURUSAN AKUNTANSI PERPAJAKAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2021
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bisnis syariah belakangan ini semakin populer di Indonesia yang memiliki penduduk
mayoritas Muslim. Jika pada bisnis konvensional lebih mengarah pada keuntungan yang
diperoleh, maka pada bisnis ini lebih mengarah pada nilai-nilai Islami sesuai dengan Al
Quran dan hadist. Untuk mengetahui mengenai pengertian bisnis syariat dan jenisnya
Istilah Syariah berasal dari kata syariat yang memiliki arti yaitu hukum agama yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitarnya, dan manusia
dengan Allah sesuai dengan Al Quran dan hadist. 
Syariat juga bisa diartikan sebagai suatu perundang-undangan yang diturunkan oleh
Allah SWT untuk seluruh umat manusia, dan disampaikan melalui perantara Nabi
Muhammad SAW berkaitan dengan akhlak, ibadah, muamalah, dan lain-lain. Oleh karena itu,
bisa disimpulkan bahwa bisnis syariat merupakan kegiatan berdagang atau jual beli yang
dilandaskan pada hukum Islam. 
Pemerintah telah menerbitkan beberapa peraturan berbentuk Peraturan Menteri
Keuangan untuk mengatur pengenaan pajak penghasilan (PPh) atas kegiatan usaha
pembiayaan syariah dan usaha perbankan syariah
\

B. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaaan bisnis syariah dengan bisnis biasa?
2. Apa saja jenis bisnis syariah?
3. Apa saja jenis bank syariah
4. Bagaimana aturan pajak bisnis syariah?
5. Bagaimana peraturan menteri keuangan terhadap bisnis syariah?
BAB II PEMBAHASAN

A. Perbedaan Bisnis Syariah dengan Bisnis Biasa


 Bisnis syariah mengacu pada konsep halal dan haram, sehingga produk yang dijual
baik barang maupun jasa harus produk-produk yang halal, seperti kosmetik halal, kuliner
halal, jasa travel dan umroh, salon Muslimah, dan lain sebagainya. Dalam proses
transaksinya, penjual dengan pembeli juga harus melakukan ijab qabul terlebih dahulu.
Bisnis ini juga bebas dari unsur riba, gharar (penipuan), dan maisir (perjudian). Proses
kegiatan jual beli juga dilakukan dengan seadil-adilnya, sehingga tidak hanya berorientasi
pada keuntungan perusahaan maupun kelompok tertentu saja, namun bermanfaat bagi
masyarakat. Maka dari itu, perbedaan bisnis syariah dan bisa terletak pada landasannya. 

B. Jenis Bisnis Syariah


1. Perbankan Syariah
Bank Syariah merupakan salah satu jenis bisnis berbasis syariat yang belakangan
ini sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Berbeda dengan bank
konvensional yang menerapkan sistem bunga, bank syariat menggunakan sistem
bagi hasil secara adil. Sistem operasional dan produk yang ditawarkan juga
dikembangkan berdasarkan nilai-nilai Islami sesuai Al Quran dan hadist.

Bisnis perbankan ini menjalankan usaha dengan memberikan kredit, peredaran


uang, dan pilihan jasa perbankan lainnya sesuai dengan prinsip syariat Islam. Salah
satu lembaga keuangan syariat yang halal dan terpercaya yaitu Amartha.com
dengan pilihan produk, seperti investasi syariah, pinjaman syariah, dan lain
sebagainya.

2. Pegadaian Syariah
Ar-Rahn atau gadai merupakan suatu kegiatan menahan harta yang dimiliki oleh
peminjam dan dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Benda-
benda yang menjadi jaminan gadai juga harus memiliki nilai ekonomis, misalnya
perhiasan emas, barang-barang elektronik, kendaraan bermotor, dan surat-surat
berharga (saham, obligasi, dan lain-lain). 
3. BMT
Jenis bisnis syariah yang satu ini tentu sudah tidak asing lagi di telinga Anda,
bukan? BMT (Baitul mal wa tamwil) merupakan lembaga keuangan mikro yang
bertujuan membantu, membela kepentingan, dan mengangkat martabat kaum fakir
miskin dengan menerapkan prinsip bagi hasil. Kegiatan yang dilakukan oleh BMT
bertujuan membantu pertumbuhan dan perkembangan usaha mikro dan kecil. 

C. Jenis Bank Syariah


Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan merupakan tonggak awal
dikenalkannya dual banking system di Indonesia. Dual banking syslem tersebut meliputi
perbankan konvensional dan perbankan syariah.

Perbankan syariah merupakan perbankan yang menjalankan operasionalnya berdasarkan


prinsip - prinsip syariah yang bersumber pada ajaran IsIam. Pada dasarnya produk perbankan
syariah dapal dibagi 3 ( tiga ) yaitu pendanaan, pembiayaan dan jasa.

Pembiayaan dapat dibagi menjadi 4 yaitu pembiayaan berdasarkan akad jual beli syariah
( bai' ), pembiayaan berdasarkan sewa ( Harsh ), pembiayaan berdasarkan bagi hasil dan
pembiayaan Iainnya. Menurut Syafi'i Antonio bai' yang digunakan dalam perbankan syariah
Indonesia adalah murabahah, salam dan isfishna

D. Aturan Pajak Bisnis Syariah


Aturan yang mengatur penerapan dan pengenaan pajak bisnis syariah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 25 tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Kegiatan Usaha Berbasis
Syariah

Pasal 1
Usaha Berbasis Syariah adalah setiap jenis usaha yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah yang meliputi perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian
syariah, jasa keuangan syariah, dan kegiatan usaha berbasis syariah lainnya.

Pasal 2
1. Perlakuan Pajak Penghasilan dari kegiatan Usaha Berbasis Syariah meliputi :
a) Penghasilan:
b) biaya; dan
c) pemotongan pajak atau pemungutan pajak.

2. Biaya dari Kegiatan Usaha Berbasis Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b termasuk :
a) hak pihak ketiga atas bagi hasil;
b) margin
c) kerugian dari transaksi bagi hasil.

3. Pemotongan pajak atau pemungutan pajak dari kegiatan Usaha Berbasis Syariah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan juga terhadap :
a) hak pihak ketiga atas bagi hasil;
b) bonus;
c) margin; dan
d) Hasil berbasis syariah lainnya yang sejenis

Pasal 3
Ketentuan mengenai penghasilan, biaya,dan pemotongan pajak atau pemungutan pajak dari
kegiatan Usaha Berbasis Syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berlaku mutatis
mutandis ketentuan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Pasal 4
Ketentuan mengenai tata cara pengenaan Pajak Penghasilan untuk Usaha Berbasis Syariah
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

E. Peraturan Menteri Keuangan terkait Bisnis Syariah

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 136/PMK.03/2011 tentang Pengenaan


Pajak Penghasilan untuk Kegiatan Usaha Pembiayaan Syariah

Dalam peraturan ini tercantum perlakuan pajak atas kegiatan sewa guna usaha yang
dilakukan berdasarkan ijarah diperlakukan sama dengan kegiatan sewa guna usaha
tanpa hak opsi. Sementara itu, sewa guna usaha ijarah muntahiyah bittamlik
diperlakukan sama dengan sewa guna usaha dengan hak opsi
Untuk kegiatan usaha anjak piutang wakalah bil ujrah dan pembiayaan konsumen
berdasarkan akad murahabah, salam, dan istishna, keuntungannya dikenai pajak
penghasilan sesuai dengan ketentuan pajak penghasilan atas bunga

Atas penghasilan yang diterima dari kegiatan usaha kartu kredit dan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah lainnya dikenai pajak penghasilan sesuai dengan
ketentuan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.03/2011 tentang Pengenaan


Pajak Penghasilan untuk Kegiatan Usaha Perbankan Syariah

Dalam peraturan ini, penghasilan berupa bonus, bagi hasil, margin keuntungan dalam
kegiatan usaha perbankan syariah dikenai PPh sesuai ketentuan pengenaan pajak
penghasilan atas bunga. Sementara itu, penghasilan lainnya dikenai PPh sesuai
dengan ketentuan yang mengatur mengenai transaksi antara perbankan syariah dan
nasabah penerima fasilitas.

Apabila terdapat pengalihan harta atau sewa harta yang wajib dilakukan untuk
memenuhi prinsip syariah, maka tidak termasuk dalam pengalihan harta sebagaimana
dalam UU PPh.

Pengalihan tersebut dianggap sebagai pengalihan langsung dari pihak ketiga kepada
nasabah, yang dikenai PPh sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku
BAB III KESIMPULAN

Istilah Syariah berasal dari kata syariat yang memiliki arti yaitu hukum agama yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitarnya, dan manusia dengan
Allah sesuai dengan Al Quran dan hadist.

Bisnis syariah mengacu pada konsep halal dan haram, sehingga produk yang dijual baik
barang maupun jasa harus produk-produk yang halal, seperti kosmetik halal, kuliner halal,
jasa travel dan umroh, salon Muslimah, dan lain sebagainya. Dalam proses transaksinya,
penjual dengan pembeli juga harus melakukan ijab qabul terlebih dahulu.

Aturan yang mengatur penerapan dan pengenaan pajak bisnis syariah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 25 tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Kegiatan Usaha Berbasis
Syariah serta PMK 136/PMK.03/2011 dan PMK 137/PMK.03/2011
DAFTAR PUSTAKA

https://ortax.org/forums/discussion/pajak-syariah
https://blog.amartha.com/bisnis-syariah-definisi-jenis-dan-perbedaan-dengan-bisnis-biasa/
https://ekonomi.kompas.com/read/2012/01/16/13383113/ini.aturan.pajak.untuk.usaha.syariah

Anda mungkin juga menyukai