LANDASAN TEORI
5
Universitas Kristen Petra
Dewan Kehormatan harus memenuhi persyaratan dan tata cara sebagai berikut:
1. Persyaratan dan tata cara menjadi Anggota Biasa berdasarkan Anggaran Rumah
Tangga IKPI (2009) :
Persyaratan menjadi Anggota Biasa adalah sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia.
b. Berjiwa Pancasila dan setia kepada Undang-Undang Dasar 1945.
c. Bertempat tinggal di Indonesia.
d. Tidak terikat pada pekerjaan/jabatan pada Pemerintah/Negara atau Badan
Usaha Milik Negara/Daerah.
e. Memiliki sertifikat Konsultan Pajak atau Piagam Penghargaan setara Brevet.
f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
g. Memiliki ijin praktek Konsultan Pajak.
2. Persyaratan dan tata cara menjadi Anggota Luar Biasa berdasarkan Anggaran
Rumah Tangga IKPI (2009) :
Persyaratan menjadi Anggota Luar Biasa adalah sebagai berikut:
6
Universitas Kristen Petra
a. Warga Negara Indonesia.
b. Berjiwa Pancasila dan setia kepada Undang-Undang Dasar 1945.
c. Bertempat tinggal di Indonesia.
d. Tidak terikat pada pekerjaan/jabatan pada Pemerintah/Negara atau Badan
Usaha Milik Negara/Daerah.
e. Memiliki Sertifikat Konsultan Pajak atau Piagam Penghargaan setara Brevet.
f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
Tata cara untuk menjadi Anggota Luar Biasa, adalah sebagai berikut:
a. Harus mengajukan permohonan tertulis kepada Pengurus Pusat melalui
Pengurus Cabang tempat Pemohon berdomisili, disertai dokumen yang
diperlukan.
b. Pengurus Cabang meneruskan permohonan tersebut pada Pasal 4 Ayat 2.a
kepada Pengurus Pusat disertai rekomendasi, dimana sebelumnya calon
Anggota Luar Biasa tersebut harus membayar iuran.
c. Bagi daerah yang belum ada Cabang Perkumpulan, permohonan untuk
menjadi anggota diajukan secara tertulis kepada Pengurus Pusat.
d. Pengurus Pusat akan memberikan keputusan keanggotaan selambat-
lambatnya\ dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah permohonan tertulis
beserta rekomendasi tersebut pada Pasal 4 Ayat 2.a dan b diterima.
Pengangkatan Anggota Luar Biasa, didasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat.
7
Universitas Kristen Petra
Tata cara untuk menjadi Anggota Kehormatan, berdasarkan Surat Keputusan
Pengurus Pusat, yang berdasarkan rekomendasi dari Rapat Pengurus Pusat;
Pengangkatan Anggota Kehormatan, didasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat.
8
Universitas Kristen Petra
dan kewajiban wajib pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku. Maka, konsultan pajak wajib menyampaikan kepada wajib
pajak agar melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan undang-
undang perpajakan.
Pada umumnya jasa yang diberikan oleh konsultan pajak meliputi dua hal
yakni :
1. Konsultan Pajak (Tax Consulting)
Konsultan pajak bertindak sebagai penerima kuasa untuk kepentingan mewakili
dan atau mendampingi wajib pajak apabila terjadi pemeriksaan pajak.
2. Jaksa atau kuasa hukum pajak (Attorney at Tax Law)
Konsultan pajak bertindak sebagai kuasa hukum pajak untuk kepentingan
mewakili atau mendampingi wajib pajak di pengadilan pajak.
Di samping itu ada pekerjaan lain yang lebih bersifat administrative yang
dilakukan oleh konsultan pajak, yaitu :
1. Tata cara atau kepatuhan pajak (Tax Compliance)
Tax Compliance yakni menyiapkan laporan pajak serta melaporkan ke kantor
pelayanan pajak.
2. Informasi perpajakan (Tax Publication)
Tax Publication yakni menyampaikan informasi tentang peraturan pajak kepada
wajib pajak.
9
Universitas Kristen Petra
Sikap mental independen tersebut meliputi independen dalam fakta maupun
independen dalam penampilan. Independen dalam fakta adalah independen dalam diri
seorang konsultan, yaitu kemampuan untuk bersikap bebas, jujur, dan objektif dalam
melakukan penugasan. Hal ini berarti bahwa konsultan harus memiliki kejujuran dan
tidak memihak dalam menyatakan pendapatnya dan dalam mempertimbangankan
fakta-fakta yang dipakai sebagai dasar pemberi independen dalam fakta atau
independen dalam kenyataan harus memilihara kebebasan sikap dan senantiasa jujur
menggunakan ilmunya (Munawir yang dikutip oleh Victorinus Paskiwinata, 2011).
Sedangkan independen dalam penampilan adalah independen yang dipandang
dari pihak-pihak yang berkepintingan terhadap perusahaan klien yang mengetahui
hubungan antara konsultan dengan kliennya. Konsultan akan dianggap tidak
independen apabila mempunyai hubungan tertentu (misalnya hubungan keluarga atau
hubungan keuangan) dengan kliennya yang dapat menimbulkan kecurigaan bahwa
konsultan tersebut akan memihak kliennya atau tidak independen. Oleh karena itu,
konsultan tidak hanya harus bersikap bebas menurut faktanya, tetapi harus
menghinadari keandaan-keadaan yang membuat orang lain meragukan kebebasannya.
Mulyadi (dikutip oleh Victorinus Paskiwinata, 2011) menyatakan hal-hal
yang dapat mempengaruhi integritas, objektivitas dan independensi adalah sebagai
berikut :
1. Hubungan keuangan maupun saham dengan klien, hubungan dengan klien dapat
mempengaruhi objektivitas dan dapat mengakibatkan pihak ketiga berkesimpulan
bahwa objektivitas konsultan tidak dapat dipertahankan. Dalam hal seperti
kepemilikan saham harus atau secepat mungkin konsultan yang bersangkutan
harus menolak penugasan atas laporan keungan dan perpajakan perusahaan
tersebut.
2. Kedudukan dalam perusahaan, jika seorang konsultan dalam atau setelah periode
penugasan, menjadi :
a. Anggota dewan komisaris, direksi atau karyawan dalam manajemen
perusahaan klien, atau
10
Universitas Kristen Petra
b. Rekan usaha atau karyawan salah satu dewan komisaris, direksi atau
karyawan perushaan klien.
Maka konsultan dianggap memiliki kepentingan yang bertentangan dengan
objektivitas dalam penugasan.
3. Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai, seorang konsultan tidak boleh terlibat
dalam usaha atau pekerjaan lain yang dapat menimbulkan pertentangan
kepentingan atau mempengaruhi independensi dalam pelaksanaan jasa
professional. Seorang konsultan tidak dapat melakukan kerjasama bisnis dengan
perusahaan klien atau dengan salah satu eksekutif atau pemegang saham utama.
4. Hubungan keluarga atau pribadi, hubungan keluarga yang pasti akan mengancam
independensi adalah seperti konsultan yang bersangkutan, atau staf yang terlibat
dalam penugasan itu merupakan suami atau istri, keluarga sedarah semenda klien
dengan garis kedua atau memiliki hubungan pribadi dengan klien. Termasuk
dalam pengertian klien di sini antara lain pemilik perusahaan, pemegang saham
utama, direksi atau eksekutif lainnya.
5. Jasa atau komisi lainnya, konsultan tidak diperkenankan mendapatkan klien
dengan cara menawarkan komisi yang dapat merusak citra profesi. Konsultan
tidak boleh mendapatkan klien konsultan lain dengan cara menawarkan atau
menjanjikan upah yang jauh lebih rendah dari yang diterima oleh kantor
konsultan pajak sebelumnya.
6. Penerimaan barang dan jasa dari klien, seorang konsultan suami atau isterinya dan
keluarga semendanya sampai dengan keturunan keduanya tidak boleh menerima
barang atau jasa dari klien yang dapat mengancam independensinya, yang
diterima dengan syarat tidak wajar, yang tidak lazim dalam kehidupan social.
11
Universitas Kristen Petra
keyakinan kepada klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pad umumnya
tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikan oleh konsultan. Konsultan-konsultan
di Indonesia telah membentuk suatu organisasi yang dinamakan Ikatan Konsultan
Pajak Indonesia (IKPI). Ikatan Konsultan Pajak Indonesia beranggotakan konsultan
dari berbagai tipe konsultan.
Dengan demikian etika profesi yang dikeluarkan IKPI tidak hanya mengatur
anggotanya yang berpraktik sebagai konsultan pajak, namun mengatur prilaku semua
anggotanya yang berprofesi sebagai konsultan pajak dalam berbagai tipe profesi.
Kode etik merupakan aturan-aturan susila, atau sikap akhlak yang ditetapkan
bersama dan ditaati bersama oleh para anggotanya, yang tergabung dalam suatu
kumpulan atau organisasi (organisasi profesi). Oleh karena itu, kode etik merupakan
suatu bentuk persetujuan bersama, yang timbul secara murni dari diri pribadi para
anggota (Wursanto, 2003).
Kode etik merupakan prinsip moral yang mengatur hubungan antara sesama
rekan konsultan dengan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha terhadap cara
pelaporan, nasihat yang diberikan, serta jasa-jasa yang diberikan ditentukan oleh
keahlian, kebebasan bertindak dan pemikiran, serta inegritas moral.
Sedangkan pengertian umum kode etik menurut Anggaran Dasar IKPI adalah
kode etik profesi Konsultan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Anggaran
Dasar Perkumpulan ini, sebagaimana dikemudian hari diubah dari waktu ke waktu.
Adapun pasal 19 adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjaga kehormatan dan keluhuran profesi Konsultan Pajak, Perkumpulan
mempunyai Kode Etik yang ditetapkan oleh Kongres/Kongres Luar Biasa yang
wajib ditaati oleh setiap anggota Perkumpulan;
b. Konsultan Pajak wajib tunduk dan mematuhi Kode Etik Perkumpulan;
c. Pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik dilakukan oleh Dewan Kehormatan;
d. Dewan Kehormatan memeriksa dan mengadili pelanggaran Kode Etik
Perkumpulan berdasarkan tata cara Dewan Kehormatan;
e. Keputusan Dewan Kehormatan tidak menghilangkan tanggung jawab pidana
apabila pelanggaran terhadap Kode Etik Perkumpulan mengandung unsur pidana;
12
Universitas Kristen Petra
f. Perubahan Kode Etik Perkumpulan dilakukan di Kongres/Kongres Luar Biasa;
g. Dewan Kehormatan melakukan upaya-upaya untuk menegakkan Kode Etik
Perkumpulan;
h. Tata cara pelaksanaan Kode Etik diatur secara tersendiri di Kode Etik
Perkumpulan.
Pada penelitian ini kode etik yang digunakan yaitu, Kode Etik IKPI Bab IV
pasal 7 dan 8 mengenai hubungan dengan wajib pajak. Isi dari Kode Etik IKPI Bab
IV pasal 7 dan 8 yaitu :
Kode etik IKPI pasal 7, Konsultan Pajak Indonesia wajib :
1. Menjunjung tinggi integritas, martabat dan kehormatan :
a. Dengan memelihara kepercayaan masyarakat;
b. Bersikap jujur dan berterus terang tanpa mengorbankan rahasia penerima jasa;
c. Dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak boleh menerima kecurangan atau mengorbankan prinsip;
d. Mampu melihat mana yang benar, adil dan mengikuti prinsip obyektifitas dan
kehati-hatian.
2. Bersikap professional :
a. Senantiasa menggunakan pertimbangan moral dalam pemberian jasa yang
dilakukan;
b. Senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan dan menghormati
kepercayaan masyarakat dan pemerintah;
c. Melaksanakan kewajibannya dengan penuh kehati-hatian, dan mempunyai
kewajiban mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan.
3. Menjaga kerahasiaan dalam hubungan dengan Wajib Pajak :
a. Harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama menjalankan jasanya, dan tidak menggunakan atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali ada hak Kode Etik IKPI 4 atau
kewajiban legal profesional yang legal atau hukum atau atas perintah
pengadilan untuk mengungkapkannya;
13
Universitas Kristen Petra
b. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf atau karyawan
maupun pihak lain dalam pengawasannya dan pihak lain yang diminta nasehat
dan bantuannya tetap menghormati dan menjaga prinsip kerahasiaan.
14
Universitas Kristen Petra
2.7. Sanksi Pelanggaran Kode Etik IKPI
Disetiap sebuah peraturan pasti terdapat sanksi, baik sanksi moral, sanksi
hukum, sanksi administrasi maupun sanksi lainnya. “sanksi dalam bahasa Indonesia
diambil dari bahasa belanda yaitu sanctie yang berarti hukuman.” (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2008). Maka dapat ditarik kesimpulan sanksi ialah suatu tindakan
yang diberikan kepada pelaku pelanggaran guna menghasilkan efek jera. Didalam
kode etik IKPI juga terdapat sanksi apabila terbukti melanggar kode etik.
Menurut Kode Etik IKPI pasal 13 (2009), sanksi terhadap pelanggaran kode etik
berupa:
1. Sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik berupa :
a. Teguran tertulis;
b. Pemberhentian sementara;
c. Pemberhentian tetap.
2. Sebelum sanksi yang tersebut pada ayat (1) di atas diberikan, anggota IKPI
yang bersangkutan harus diberi kesempatan membela diri dalam rapat Majelis
Kehormatan dan anggota tersebut dapat disertai oleh sebanyak-banyaknya 3
(tiga) orang anggota IKPI lainnya sebagai pendamping;
3. Dalam hal keputusan sanksi pemberhentian tetap, maka keputusan tersebut
baru berlaku setelah yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela
diri di depan Kongres;
4. Keputusan Kongres merupakan keputusan final dan mengikat.
15
Universitas Kristen Petra
Aturan Profesional yang dimaksudkan telah dijelaskan secara mendetail oleh
IKPI yang dimuat didalam Standart Profesi Konsultan Pajak, berikut ini
penjelasannya :
1. Kecermatan dan Ketelitian.
a. Setiap anggota harus bekerja dengan cermat dalam melaksanakan tugas
profesionalnya
b. Setiap anggota harus segera memberitahu IKPI bila yang bersangkutan :
− Diduga melakukan tindak pidana (selain pelanggaran lalulintas);
− Menerima peringatan atas suatu pelanggaran oleh organisasi profesi lain,
dimana ia menjadi anggotanya.
2. Kompetensi.
Setiap anggota harus menjalankan praktek profesionalnya sesuai dengan
pengetahuan teknis dan sesuai Standar Profesi ini. Setiap anggota dilarang
memberikan jasa profesionalnya yang tidak sesuai dengan kompetensi yang
diperlukan dalam melaksanakan penugasan sebagaimana dimaksud, kecuali ada
arahan dan bimbingan yang cukup dari anggota lain yang memiliki kompetensi
yang sesuai, agar tugas penugasan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Kerahasiaan.
a. Setiap anggota wajib menjaga kerahasiaan kliennya dan/atau pemberi
kerjanya. Hak dan tanggungjawab untuk memelihara kerahasiaan adalah
tanpa batas waktu terhadap informasi dimana Konsultan Pajak diberi
kepercayaan oleh kliennya sebagai konsekuensi selama atau setelah
melaksanakan penugasan. Ketentuan merahasiakan ini juga berlaku terhadap
karyawan yang terlibat dalam penugasan bersangkutan.
b. Informasi yang diperoleh anggota selama bekerja tidak dibenarkan untuk
disebarluaskan dalam bentuk apapun di luar lingkup penugasannya tanpa ijin
khusus dari kliennya dan/atau pemberi kerjanya kecuali diwajibkan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau atas perintah
pengadilan atau oleh peraturan profesional untuk mengungkapkan
keterangan. Setiap anggota yang karena ketentuan dimaksud, berkewajiban
16
Universitas Kristen Petra
mengungkapkan keterangan dimaksud, perlu mendapatkan ijin dari klien,
atau mencari nasehat hukum jika dibutuhkan sebelum mengungkapkan
keterangan.
c. Informasi rahasia yang diperoleh dalam suatu penugasan dilarang digunakan
untuk keuntungan pribadi, termasuk anggota keluarga, atau orang lain yang
tinggal bersamanya.
4. Objektifitas dan Kemandirian.
Setiap anggota harus benar-benar objektif dalam seluruh penugasan yang
dilakukannya. Konsultan Pajak harus selalu memiliki moral, intelektual dan
mandiri secara ekonomi. Hal ini berlaku baik saat mewakili klien atau saat
menyelesaikan konflik antara Konsultan Pajak, klien, otoritas pajak dan pihak lain
yang berkepentingan. Bila terdapat suatu keadaan dimana kemandirian dan
objektifitas diragukan dalam konflik, akan diselesaikan sesuai dengan Panduan.
5. Integritas.
a. Setiap anggota harus jujur dan dapat dipercaya dalam segala tindakan
profesionalnya. Khususnya, setiap anggota tidak boleh licik/menyiasati,
ceroboh dalam memberikan informasi, membuat pernyataan yang tidak benar
atau menyesatkan, maupun ceroboh dalam menyajikan informasi yang
relevan.
b. Setiap anggota tidak diperkenankan menerima pemberian berbentuk uang, dan
atau bentuk lain yang tidak berkaitan dengan aktifitas profesionalnya untuk
kepentingan pribadi.
c. Setiap anggota tidak diperkenankan membantu memberikan petunjuk yang
patut diduga merupakan tindak pidana pencucian uang.
d. Setiap anggota harus mengundurkan diri dari penugasan yang diberikan oleh
klien bilamana ia berpendapat bahwa instruksi klien tersebut dapat atau dapat
diduga menimbulkan resiko terjadinya suatu tindak pidana.
17
Universitas Kristen Petra
6. Sopan Santun.
Setiap anggota dalam melaksanakan kegiatan profesionalnya harus berperilaku
sopan dan santun sesuai norma yang berlaku dalam berinteraksi dengan semua
pihak yang dihadapinya.
18
Universitas Kristen Petra
masyarakat terhadap kualitas jasa professional akan meningkat jika profesi
mewujudkan dan memenuhi standar kerja.
19
Universitas Kristen Petra
Prinsip saling menguntungkan ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian
rupa sehingga tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip integritas dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama
baiknya atau nama baik perusahaannya.
Integritas (integrity) adalah tindakan konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan
kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit
untuk melakukan ini. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”.
Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung
sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak lain.
20
Universitas Kristen Petra
menemukan bahwa penyebab dasar dari masalah etika yang telah melanda profesi
pajak adalah adanya pelanggaran kepercayaan yang dilakukan konsultan,
penyebab dari pelanggaran kepercayaan ini adalah hilangnya penekanan
kepentingan umum dalam profesi akuntansi menyebabkan fokus pada
kepentingan diri sendiri. Dalam penelitian ini Martin Stuebs and Brett Wilkinson
juga memberikan jalan keluar untuk mereformasi profesi pajak yaitu dengan
menanggapi kegagalan profesi ini untuk mengakui kewajiban public. Martin
Stuebs and Brett Wilkinson mengusulkan reformasi untuk sistem pajak, profesi,
dan akademi akuntansi. Sementara mereka setuju untuk mendukung pemerintah
yang mengusulkan perubahan pada sistem pajak dan profesi, mereka juga
menyadari kebutuhan dasar atas perubahan pada profesi dan akademisi.
Perubahan tersebut diperlukan dalam rangka untuk mengembangkan karakter
praktisi serta kompetensi konsultan pajak.
21
Universitas Kristen Petra