Anda di halaman 1dari 17

KODE ETIK PROFESI KONSULTAN PAJAK

ETIKA PROFESI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2
KELAS 1A D4 AKUNTANSI MANAJERIAL

Muh Mundzir Rusda (46123023)


Nur Afni Syam (46123022)
Celistia Maria Evita Saraan (46123007)
Nur Jannatul Ma’wa (46123006)

PRODI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan

makalah ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini disusun dalam rangka

memenuhi salah satu tugas Etika Profesi yang diajarkan oleh Bu Rezki Astuti

Soraya, S.E., M.Ak.. yang berjudul “Kode Etik Profesi Konsultan Pajak”.

Kami sebagai penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini

sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tak lupa kami

memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada

makalah yang kami susun. Maka dari itu, kami mengharap kritik ataupun saran

dari para pembaca agar kedepannya makalah yang kami susun dapat lebih

baik lagi.

Demikian, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Makassar,13 November 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 4

A. Latar Belakang ...................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan ................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 6

A. Konsultan Pajak .................................................................................... 6

B. Prinsip Dasar Etika Profesi ................................................................... 7

C. Kode Etik Anggota IKPI ......................................................................... 8

D. Fungsi dan Jasa-Jasa Konsultan Pajak.............................................. 9


E. Larangan, Pengawasan, Tata Cara Pelaksanaan Sanksi, Pengaduan,
dan Sanksi: ................................................................................................ 11

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15

A. Kesimpulan ......................................................................................... 16

B. Saran .................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu misi Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) adalah


untuk menjadikan IKPI konsultan pajak kelas dunia. Untuk mencapai
misi tersebut, IKPI bertujuan:
a. Mempersatukan seluruh konsultan pajak di Indonesia;
b. Meningkatkan peranan konsultan pajak dengan melaksanakan
program peme nakan program pemerintah dalam bidang
perpajakan;
c. Meningkatkan mutu pengetahuan konsultan pajak;
d. Memperjuangkan kepentingan anggota dalam menjalankan
profesinya;
e. Membina anggota dalam melaksanakan kewajiban Membina
anggota dalam melaksanakan kewajiban dan menjalankan
haknya terhadap njalankan haknya terhadap negara dan bangsa;
f. Membantu wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban dan
menjalankan hak perpajakan sesuai undang-undang perpajakan
sesuai undang-undang perpajakan yang be erpajakan yang
berlaku.
Sehubungan dengan hal tersebut, IKPI telah memberikan tanggung
jawab kepada Departemen Litbang dan Standar Profesi IKPI untuk
mengembangkan dan menetapkan suatu standar profesi dan kode etik
konsultan pajak yang berkualitas yang berlaku bagi seluruh anggota
IKPI. Kode berlaku bagi seluruh anggota IKPI. Kode Etik Konsultan
Pajak Indonesia (Kode Etik) ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
pertama, bagian kedua, dan bagian ketiga.
Kode etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan moral dan
etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu konsultan pajak
angota IKPI dalam menjalankan profesinya memberikan jasa
perpajakan kepada klien jasa seperti yang tercantum dalam standar
profesi dan kode etik profesi. Untuk tujuan kode etik ini, individu tersebut
di atas selanjutnya disebut “praktisi". Anggota IKPI yang tidak berada
dalam KKP, dan tidak memberikan jasa profesional perpajakan seperti
tersebut di ata perpajakan seperti tersebut di atas tetap harus me s
tetap harus mematuhi dan menerapkan bagian pertam matuhi dan
menerapkan bagian pertama dari kode etik ini. Suatu KKP tidak boleh
menetapkan kode etik profesi dengan ketentuan yang lebih ringan
daripada ketentuan yang diatur dalam kode etik ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Konsultan Pajak?


2. Apa saja prinsip dasar etika profesi?
3. Bagaimana Penerapan Kode Etik Anggota IKPI?
4. Apa fungsi dan jasa-jasa Konsultan Pajak?
5. Apa saja Larangan, Pengawasan, Tata Cara Pelaksanaan
Sanksi, Pengaduan, dan Sanksi dalam Konsultan Pajak?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Konsultan Pajak


2. Untuk mengetahui Prinsip Dasar Etika Profesi.
3. Untuk mengetahui bagaimana Penerapan Kode Etik IKPI.
4. Untuk mengetahui Larangan, Pengawasan, Tata Cara
Pelaksanaan Sanksi, Pengaduan, dan Sanksi dalam Konsultan
Pajak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsultan Pajak

Konsultan pajak sendiri merupakan seseorang/badan yang


memberikan jasa konsultasi perpajakan kepada wajib pajak guna
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tentu saja untuk
menjadi konsultan pajak tidak bisa sembarang orang. Anda perlu terikat
dengan beberapa syarat penting

Syarat Menjadi Konsultan Pajak

Syarat umum menjadi konsultan pajak adalah Anda telah


menjadi salah satu anggota asosiasi konsultan pajak yang telah
terdaftar di Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Asosiasi tersebut juga
sedikitnya terdaftar pada dua asosiasi konsultan pajak, yakni Ikatan
Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) dan Asosiasi Konsultan Pajak Publik
Indonesia.

Selain itu, Anda juga harus memiliki sertifikat konsultan pajak.


Sertifikat ini merupakan surat keterangan tingkat keahlian sebagai
konsultan pajak yang bisa Anda peroleh dari Ujian Sertifikasi Konsultasi
Pajak (USKP). Ujian tersebut berjenjang dari tingkat A hingga C sesuai
dengan materi yang ingin dilampaui.
B. Prinsip Dasar Etika Profesi

Prinsip-prinsip etika profesi menurut keraf (dikutip oleh Victorinus


Paskiwinata, 2011) adalah;
1. Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia dalam
mengambil keputusan berdasarkan kesadarannya sendiri tentang
apa yang dianggapnya baik untuk dilaksanakan. Orang bisnis yang
otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang
menjadi kewajiban dalam dunia bisnis. Orang yang otonom adalah
bukan orang yang sekedar mengikuti begitu saja norma dan nilai
moral yang ada, melainkan orang yang melakukan sesuatu karena
tahu dan sadar bahwa hal itu baik.
2. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran terkait erat dengan kepercayaan. Kepercayaan
adalah asset yang sangat berharga bagi kegiatan bisnis.
Kepercayaan yang dibangun diatas dasar prinsip kejujuran
merupakan modal dasar bagi kelangsungan dan keberhasilan bisnis
yang berhasil dan tahan lama.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dapat diperlakukan
secara sama sesuai dengan kriteria yang raisonal, obyektif, dan
dapat dipertanggung jawbkan. Prinsip keadilan juga menuntut agar
setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam relasi eksternal
perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu diperlakukan
sesuai dengan haknya masing-masing.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan ini menuntut agar bisnis
dijalankan sedemikian rupa sehingga tidak ada pihak yang dirugikan
hak dan kepentingannya.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip integritas dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri
pelaku bisnis atau perusahaan agar dia perlu menjalankan bisnis
dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik
perusahaannya. Integritas (integrity) adalah tindakan konsisten
sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik
profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini.
Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”.
Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka,
jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan
pihak lain.

C. Fungsi Konsultan & Jasa-Jasa Konsultan Pajak

Fungsi konsultan pajak adalah pihak yang memberikan jasa


professional kepada wajib pajak. Makin kompleks hak dan kewajiban
perpajakan wajib pajak, konsultan pajak mempunyai peranan yang
semakin penting dalam pelaksanaan hak dan kewajiban wajib pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku. Maka, konsultan pajak wajib
menyampaikan kepada wajib pajak agar melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan undang-undang perpajakan.

Pada umumnya jasa yang diberikan oleh konsultan pajak meliputi


dua hal yakni :

1. Konsultan Pajak (Tax Consulting) Konsultan pajak bertindak


sebagai penerima kuasa untuk kepentingan mewakili dan atau
mendampingi wajib pajak apabila terjadi pemeriksaan pajak.
2. Jaksa atau kuasa hukum pajak (Attorney at Tax Law) Konsultan
pajak bertindak sebagai kuasa hukum pajak untuk kepentingan
mewakili atau mendampingi wajib pajak di pengadilan pajak.

Di samping itu ada pekerjaan lain yang lebih bersifat administrative


yang dilakukan oleh konsultan pajak, yaitu :

1. Tata cara atau kepatuhan pajak (Tax Compliance)

Tax Compliance yakni menyiapkan laporan pajak serta


melaporkan ke kantor pelayanan pajak.

2. Informasi perpajakan (Tax Publication)

Tax Publication yakni menyampaikan informasi tentang


peraturan pajak kepada wajib pajak.

D. Penerapan Kode Etik Konsultan Pajak

1. Mematuhi ketentuan hukum dan peraturan perpajakan.


2. Menjaga citra martabat profesi dengan senantiasa berpegang
pada kode etika.
3. Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi, kecuali untuk
memenuhi perintah suatu Undang-undang.
4. Menjunjung tinggi integritas, martabat dan kehormatan:
a. Dengan memelihara kepercayaan masyarakat;
b. Bersikap jujur dan berterus terang tanpa mengorbankan
rahasia penerima jasa;
c. Dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan
perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak boleh
menerima kecurangan atau mengorbankan prinsip.
5. Bersikap profesional:
a. Senantiasa menggunakan pertimbangan moral dalam
pemberian jasa yang dilakukan;
b. Senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan dan
menghormati kepercayaan masyarakat dan pemerintah;
c. Senantiasa melaksanakan kewajibannya dengan penuh
kehati-hatian, dengan mempertahankan pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki.
d. Senantiasa bersikap adil, benar dan bersikap obyektif.
6. Menjaga kerahasiaan dalam hubungan dengan Wajib Pajak:
a. Harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi
yang diperoleh selama menjalankan jasanya;
b. Tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali diperlukan atas
perintah Undang-Undang atau atas perintah pengadilan
untuk mengungkapkannya;
c. Berkewajiban menjaga prinsip kerahasiaan bagi staf atau
karyawan, termasuk pihak lain yang diminta untuk
memberikan nasehat dan bantuan. [Prinsip tersebut
diperjelas dalam salah satu butir pada Standar Profesi
Konsultan Pajak (SPKP)].
7. Hubungan dengan teman seprofesi wajib dilaksanakan dengan
saling menghormati, saling menghargai, dan saling mempercayai
8. Penggunaan papan nama kantor konsultan pajak sebagai
berikut:
a. Mencantumkan nama dan nomor ijin praktik konsultan
pajak sesuai dengan yang
b. tercantum dalam ijin praktik dari Menteri Keuangan/
Direktur Jenderal Pajak;
c. Mencantumkan nama dan nomor ijin praktik salah satu
anggota konsultan pajak sesuai
d. dengan yang tercantum dalam ijin praktik dari Menteri
Keuangan/Direktur Jenderal
e. Pajak untuk kantor konsultan pajak yang berbentuk
persekutuan;
f. Ukuran dan warna papan nama dapat Ukuran dan warna
papan nama dapat disesuaikan denga disesuaikan
dengan kebutuhan.

E. Larangan, Pengawasan, Tata Cara Pelaksanaan Sanksi,


Pengaduan, dan Sanksi

I. Larangan
1. Larangan bagi Konsultan Pajak perihal Rangkap Jabatan:
a. Dilarang melakukan kegiatan profesi lain yang terikat
dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri,
BUMN/BUMD, kecuali dibidang pegawai negeri,
BUMN/BUMD, kecuali dibidang riset, pengkajian dan
pendidikan;
b. Dilarang meminjamkan ijin praktik untuk digunakan oleh
pihak lain;
c. Dilarang menugaskan karyawannya dan/atau pihak lain
yang tidak menguasai pengetahuan pengetahuan
perpajakan dalam bertindak memberikan nasehat,
dan/atau menangani urusan perpajakan;
a. Dilarang menerima penugasan sebagai konsultan pajak
dalam hal terdapat benturan kepentingan.
2. Larangan terkait dengan Pelanggan:
a. Dilarang menarik pelanggan yang diketahui bahwa
pelanggan tersebut masih merupakan pelanggan
konsultan pajak lain;
b. Dilarang menerima pelanggan pindahan dari konsultan
pajak lain tanpa memberitahukan kepada konsultan pajak
lain tersebut, dan harus secara jelas dan meyakinkan
secara legal bahwa pelanggan tersebut telah mencabut
kuasanya dari konsultan pajak lain tersebut;
c. Dilarang memberikan petunjuk atau keterangan yang
dapat menyesatkan wajib pajak mengenai pekerjaan yang
sedang dilakukan;
d. Dilarang memberikan jaminan kepada wajib pajak bahwa
pekerjaan yang berhubungan dengan instansi perpajakan
pasti dapat diselesaikan;
e. Dilarang menetapkan syarat-syarat yang membatasi
kebebasan wajib pajak untuk pindah atau memilih
konsultan pajak lain;
f. Dilarang menerima setiap ajakan dari pihak manapun
untuk melakukan tindakan yang diketahui atau patut
diketahui melanggar peraturan perundang-undangan
perpajakan;
g. Dilarang menerima permintaan wajib pajak atau pihak lain
untuk melakukan rekayasa atau perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perpajakan.
3. Larangan konsultan pajak terkait hubungan dengan hubungan
dengan sesama konsultan.
a. Dilarang membujuk karyawan dari Konsultan Pajak lain
untuk pindah menjadi karyawannya.
4. Larangan terkait pemasangan iklan.
Konsultan Pajak Indonesia dilarang memasang Konsultan
Pajak Indonesia dilarang memasang iklan untuk mendapatkan
pelanggan.

II. Pengawasan
a. Pengawasan, pemeriksaan, dan pemberian sanksi atas
pelanggaran kode etik dilaksanakan oleh pengawas.
b. Pengawasan dan pemberian keputusan atas pelanggaran kode
etik dilakukan oleh Majelis Kehormatan yang dibentuk oleh
Pengawas, yang terdiri:
a. Ketua Pengawas sebagai Ketua;
b. Sekretaris Pengawas sebagai Sekretaris;
c. Ketua atau Sekretaris Pengawas sebagai Anggota;
d. Ketua atau Sekretaris IKPI Cabang ditempat anggota
tersebut terdaftar sebagai Anggota;
e. Pihak lain yang mempunyai keahlian, pengetahuan dan
integritas integritas yang tidak diragukan sebagai Anggota.

III. Tata Cara Pelaksanaan Sanksi


1. Pelaksanaan pengenaan sanksi atas pelanggaran kode etik yang
dilakukan oleh anggota IKPI, dilakukan oleh pengurus pusat
berdasarkan saran dari pengawas yang disampaikan melalui
IKPI cabang tempat anggota tersebut terdaftar.
2. Keputusan pengawas atas pelanggaran kode etik berkekuatan
hukum tetap, final dan mengikat sejak diucapkan dalam sidang
terbuka dengan atau tanpa dihadiri oleh para pihak pada hari,
pada hari, tanggal dan tanggal dan waktu yang telah yang telah
diberitahukan sebelumnya diberitahukan sebelumnya kepada
pihak-pihak pihak-pihak yang bersangkutan.
3. Selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah
keputusan diucapkan,
salinan keputusan pengawas disampaikan kepada:
a. Anggota yang bersangkutan melalui IKPI Cabang tempat
bersangkutan melalui IKPI Cabang tempat anggota
tersebut terdaftar;
b. Pengurus IKPI Cabang tempat anggota tersebut terdaftar;
c. Pengurus Pusat IKPI;
d. Kantor Pusat Otoritas pajak dan Kantor Pelayanan Pajak
setempat dalam hal yang bersangkutan dikenakan sanksi
pemberhentian sementara atau pemberhentian tetap.
4. Penyampaian hasil putusan oleh pengawas wajib diberitahukan
kepada pengurus pusat dalam kongres.
5. Perkara pelanggaran kode etik yang belum diperiksa dan belum
diputus sebelum kode etik ini berlaku, akan diproses dan diputus
berdasarkan kode etik yang berlaku pada saat pelanggaran
terjadi.

IV. Pengaduan
1. Pengaduan harus disampaikan secara tertulis kepada pengurus
cabang dan/atau pengurus daerah dengan tembusan kepada
pengawas disertai alasan dan bukti yang cukup jelas, dapat
disampaikan oleh anggota IKPI maupun masyarakat, atau dari
au dari keadaan yang diketahui sendiri keadaan yang diketahui
sendiri oleh Pengawas. Bilamana pengaduan tersebut tidak
dapat diselesaikan oleh pengurus cabang, maka pengaduan
tersebut diteruskan kepada pengawas untuk ditindak lanjuti.
2. Pelaksanaan pemeriksaan atas pengaduan tingkat pertama
dilakukan oleh pengurus cabang dan/atau pengurus daerah.
Bilamana pengaduan dapat diselesaikan pada tingkat pertama,
maka hasilnya dilaporkan kepada Pengawas.

V. Sanksi
Menurut Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia, terdapat
beberapa sanksi atas pelanggaran kode etik konsultan pajak. Sanksi-
sanksi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Teguran tertulis biasa (ordinary written warning).
2. Teguran tertulis keras (strong written warning).
3. Pemberhentian sementara profesi sebagai konsultan
pajak dalam periode tertentu karena melakukan
pelanggaran berat.
4. Pemberhentian tetap karena konsultan pajak telah
merusak citra dan martabat kehormatan profesi
konsultan pajak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Konsultan pajak sendiri merupakan seseorang/badan yang


memberikan jasa konsultasi perpajakan kepada wajib pajak guna
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Prinsip dasar etika yaitu Prinsip Otonomi, Prinsip Kejujuran,
Prinsip Keadilan, Prinsip Saling Menguntungkan, dan Prinsip
Integritas Moral.
3. Penerapan Kode Etik Konsultan Pajak wajib mematuhi ketentuan
hukum dan peraturan perpajakan, menjaga kerahasiaan,
menjaga citra martabat, menjunjung tinggi integritas,martabat
dan kehormatan. Bersikap professional dll
4. Dalam kode etik profesi Konsultan Pajak terdapat Larangan,
Pengawasan, Tata Cara Pelaksanaan Sanksi, Pengaduan, dan
Sanksi.

B. Saran

Konsultan pajak diharapkan untuk bertindak jujur, menjaga


kerahasiaan informasi klien, dan memprioritaskan kepentingan klien di
atas kepentingan pribadi. Kode Etik Profesi Konsultan Pajak
membimbing perilaku para profesional untuk menjalankan praktiknya
dengan integritas, objektivitas, dan kepatuhan hukum.. Mereka harus
menyajikan informasi dengan adil, menetapkan biaya layanan secara
transparan, dan terus meningkatkan kompetensi profesional mereka.
Pentingnya menghindari konflik kepentingan dan memberikan layanan
tanpa diskriminasi juga ditekankan. Dengan mematuhi prinsip-prinsip
ini, konsultan pajak dapat membangun kepercayaan klien, menjaga
reputasi profesi, dan berkontribusi positif terhadap integritas pasar
keuangan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
(N.d.). Retrieved from
https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/eakt/2013/jiunkpe
-is-s1-2013-32408081-26995-kode_etik-chapter2.pdf. (Online). Diakses pada
tanggal 11 November 2023

Rani Maulida (2021) https://www.online-pajak.com/seputar-pajak/kode-etik-konsultan-


pajak (Online). Diakses pada tanggal 11 November 2023

Anda mungkin juga menyukai