Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PNDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika Profesi Akuntansi merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku


perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran
manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Dalam menjalankan profesi
sebagai seorang akuntan harus dengan sadar menjalankan tugas, hak, kewajiban
dan fungsinya. Namun, menjadi seorang akuntan bukanlah hal yang mudah.

Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi
yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan
bagi setiap orang yang mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini
merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut
yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh
setiap profesi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Kode Etik Akuntan?

2. Apa jenis-jenis profesi akuntan?

3. Apakah Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia?

4. Apa Garis Besar Kode Etik Dan Perilaku Professional?

5. Apakah Aturan Etika dalam Akuntan?

6. Apakah RUU Profesi Akuntan?

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Kedo Etik Akuntan.

2. Mengetahui Jenis-jenis Profesi Akuntan.

3. Mengetahui Prinsip Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.

4. Mengetahui Garis Besar Kode Etik Dan Perilaku Profesional.

5. Mengetahui Aturan Dalam Akuntan.

6. Mengetahui RUU Profesi Akuntan.


1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Akuntansi

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.

Kode Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku etika akuntan di


Indonesia dalam memenuhi tanggung jawab profesinya yang mengatur hubungan
antara akuntan publik dengan klien, antara akuntan publik dengan rekan sejawat
dan antara profesi dengan masyarakat. Etika profesi terdiri dari lima dimensi yaitu
kepribadian, kecakapan profesional, tangung jawab, pelaksanaan kode etik,
penafsiran dan penyempurnaan kode etik.

Sedangkan kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam
professi akuntansi. Kode etik akuntansi dapat menjadi penyeimbang segi-segi
negatif dari profesi akuntansi, sehingga kode etik bagai kompas yang
menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin mutu moral
profesi akuntansi dimata masyarakat.

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan


public yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan
yang berusaha di bidang pemberian jasa professional dalam praktik akuntan
public. IAI (IkatanAkuntan Indonesia) adalah wadah organisasi profesi akuntan
Indonesia yangdiakui pemerintah.

Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada


pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak profesional. Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya
dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi,
dengan orientasi kepada kepentingan publik.

Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi:

a. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.

b. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh


pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
2
c. Kualitas Jasa: Terdapat keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari
akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.

d. Kepercayaan: Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa


terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh
akuntan.

Ada dua sasaran pokok dari kode etik yaitu:

a. Kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan


oleh kelalaian baik secara disengaja ataupun tidak disengaja dari kaum
profesional.

b. kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku


buruk orang-orang yang mengaku diri profesional.

B. Jenis-Jenis Profesi Akuntan:

1. Akuntan Publik

Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi akuntansi yang


menyediakan jasa audit yang bersifat independen, yaitu memberikan jasa untuk
memeriksa, menganalisis, kemudian memberikan pendapat / asersi atas laporan
keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

2. Akuntan Manajemen

Akuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa


bertugas atau bekerja di perusahaan-perusahaan. Akuntan manajemen bertugas
untuk membuat laporan keuangan di perusahaan.

3. Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas


atau bekerja di lembaga-lembaga pendidikan, seperti pada sebuah Universitas,
atau lembaga pendidikan lainnya. Akuntan pendidik bertugas memberikan
pengajaran tentang akuntansi pada pihak – pihak yang membutuhkan.

4. Akuntan Internal

Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang
dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat
dimana ia bekerja.

3
5. Konsultan SIA / SIM

Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan diluar
pekerjaan utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang
berkaitan dengan sistem informasi dalam sebuah perusahaan. Seorang Konsultan
SIA/SIM dituntut harus mampu menguasai sistem teknologi komputerisasi
disamping menguasai ilmu akuntansi yang menjadi makanan sehari-harinya.
Biasanya jasa yang disediakan oleh Konsultan SIA/SIM hanya pihak-pihak
tertentu saja yang menggunakan jasanya ini.

6. Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi


pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung
jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau
pertanggung jawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam
pemerintah atau pertanggung jawaban keuangan yang ditujukan kepada
pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi
pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan
yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian (BPKP) dan Badan
Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi pajak.

C. Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberi jasa pofesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan dan
berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan aturan etika disahkan dan hanya
mengikat anggota himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika
merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh
himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam menerapkan aturan etiks, tanpa
dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

Adapun prinsip-prinsip etika profesi IAI sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab Profesi

Dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang profesional,anggota


harus menjalankan pertimbangan moral dan profesional secara sensitif.

2. Kepentingan Publik

Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana


public dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah,
4
pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya
bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara
berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Kepentingan utama profesi akuntan adalah
untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan
dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan
untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.

3. Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya


pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam
menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota
untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan
rahasia penerima jasa.

4. Obyektivitas

Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari
benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,


untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional dan teknik yang paling mutakhir.

6. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh


selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
professional atau hukum untuk mengungkapkannya.

7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi


yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

8. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan


standar teknis dan standar profesional yang relevan.
5
D. Garis Besar Kode tik Dan Perilaku Professional

1. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.

Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk


melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua budaya.
Sebuah tujuan utama profesional komputasi adalah untuk meminimalkan
konsekuensi negatif dari sistem komputasi, termasuk ancaman terhadap kesehatan
dan keselamatan.

2. Hindari menyakiti orang lain.

“Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak


diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak
lingkungan yang tidak diinginkan.

3. Bersikap jujur dan dapat dipercaya

Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa


kepercayaan suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.

4. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi

Nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-


prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.

5. Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.

Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat


perjanjian lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.

6. Memberikan kredit yang pantas untuk property intelektual.

Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari


kekayaan intelektual.

7. Menghormati privasi orang lain

Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan


pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya
dalam sejarah peradaban.

8. Kepercayaan

Prinsip kejujuran meluas kemasalah kerahasiaan informasi setiap kali salah


satu telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara
6
implisit, saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan
pelaksanaan tugas seseorang.

E. Aturan Etika

1. Independensi

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan


sikap mental independen didalam memberikan jasa profesional sebagaimana
diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap
mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact)
maupun dalam penampilan (in appearance).

2. Integritas dan Objectivitas

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan


integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of
interst) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material
misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan)
pertimbangannya kepada pihak lain.

Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

1. Standar Umum

a. Kompetensi profesional.

Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang


secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi
profesional.

b. Kecermatan dan keseksamaan profesional.

Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan


kecermatan dan keseksamaan profesional.

c. Perencanaan dan supervisi.

Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai


setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.

d. Data relevan yang memadai.

Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk


menjadi dasar yang layak bagi simpulan atau rekomendasi sehubungan dengan
pelaksanaan jasa profesionalnya.
7
2. Prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan:

a. Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan


keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum atau.

b. Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material


yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat
penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data secara
keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan
pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan
atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam
kondisi tersbeut, anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam
butir ini selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data
akan menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan
cara mengungkapkan penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila
praktis), serta alasan mengapa kepatuhan atas prinsip akuntansi yang
berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

c. Tanggung Jawab kepada Klien Informasi Klien yang Rahasia

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang


rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk:

1) Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan


aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi.

2) Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk


mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan
resmi penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP
terhadap ketentuan peraturan yang berlaku.

3) Melarang review praktik profesional (review mutu) seorang anggota sesuai


dengan kewenangan IAI atau.

4) Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian


komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-
KAP dalam rangka penegasan disiplin anggota.

8
d. Tanggung jawab kepada Rekan Seprofesi

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan


dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

e. Komunikasi Antarakuntan Publik

1) Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu


bila akan mengadakan perikatan (engagement) audit menggantikan
akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk
akuntan public lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.

2) Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan


komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.

f. Perikatan Atestasi

Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikataan atestasi


yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh
akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila perikatan tersebut
dilaksanakan untuk memnuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan
yang dibuat oleh badan yang berwenang.

g. Tanggungjawab dan Praktik Lain.

Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan

1) Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan


perkataan yang mencemarkan profesi, Iklan, Promosi, dan Kegiatan
Pemasaran lainnya.

2) Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan


mencariklien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran
dan kegiatanpemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

F. RUU PROF SI AKUNTAN

Untuk mengawasi akuntan publik, khususnya kode etik, Departemen


Keuangan (DepKeu) mempunyai aturan sendiri yaitu Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) No.17 Tahun 2008 yang mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas
dari kliennya berdasarkan SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik) dan kode etik.
SPAP dan kode etik diterapkan oleh asosiasi profesi berdasarkan standar
Internasional. Misalkan dalam auditing, SPAP berstandar kepada International
Auditing Standart.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan :

1. Kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi
akuntansi. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional. Dan perbedaan dari kode etik suatu profesi mempunyai kode
etik masing-masing dan tersendiri yang dibuat oleh badan yang mengatur
etika profesi tersebut.

2. Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan, karena melanggar


kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum, tapi pelanggaran kode etik
akan diperiksa oleh majelis kode etik dari setiap profesi tersebut

B. Saran

1. Harus ada lembaga yang berbeda-beda dalam menaungi berbagai profesi


yang ada, dimana lembaga tersebut merupakan sekumpulan orang yang
memilikiprofesi yang sama dengan tujuan dapat menciptakan tatanan etik
dalam pekerjaan. Dan semua lembaga-lembaga profesi tersebut harus
memiliki tujuan yang satu yaitu, mengutamakan profesionalitas dalam
bekerja yang dilihat dari kepatuhan menjadikan kode etik profesi sebagai
pedoman.

2. Etika profesi akuntansi diatur oleh suatu badan atau organisasi yang
bertanggung jawab dilingkup akuntansi seperti Ikatan akuntansi Indonesia
(IAI), Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sedangkan untuk etika
profesi yang lain diatur oleh organisasi yang berbeda sesuai dengan
profesinya masing-masing

10
DAFAR PUSTAKA

https://istiqamah26.wordpress.com/2014/11/06/makalah-kode-etik-akuntan/, 12.
15, Senin 13 mei 2019

11

Anda mungkin juga menyukai