Anda di halaman 1dari 43

Perilaku Etika dalam Profesi Akuntansi,

Kode Etik Profesi Akuntansi & Etika


dalam Auditing
November 14, 2015Uncategorized

BAB IV

PERILAKU ETIKA DALAM PROSEFI AKUNTANSI

Akuntansi Sebagai Profesi dan Peran Akuntan

Akuntansi memegang peranan penting dalam ekonomi dan sosial, karena dalam setiap
pengambilan keputusan mengenai hal keuangan harus bedasarkan informasi
akuntansi. Hal tersebut menjadikan Akuntan sebagai profesi yang keberadaanya sangat
dibutuhkan di dalam berbagai lingkungan bisnis.

Secara garis besar, Akuntan dapat digolongkan menjadi :

1. Akuntan Publik
2. Akuntan Intern
3. Akuntan Pemerintah
4. Akuntan Pendidik
5. Ekspektasi Publik

Pada umumnya masyarakat memandang profesi akuntan sebagai seorang yang


profesional. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai presepsi bahwa seorang akuntan itu
telah mematuhi standar dan tata nilai yang berlaku di profesi akuntan.

Nilai-nilai Etika VS Teknik Akuntansi/Auditing

Nilai-nilai Etika yang terdapat dalam diri seorang Akuntan, dapat dicirikan sebagai
berikut:

1. Integritas
Merupakan segala perbuatan dan tutur kata pelaku profesi menunjukan sikap yang
transparan, juju dan konsistensi.

2. Kerjasama

Merupakan kemampuan untuk bekerja dalam tim

3. Inovasi

Merupakan kemampuan memberi nilai tambah kepada pelanggan dan peroses kerja
dengan metode yang baru.

4. Simplisitas

Merupakan kemampuan memberikan pemecahan masalah yang timbul dan


menyederhanakan masalah yang bersifat kompeks.

Sedangkan teknik akuntansi merupakan norma-norma khusus yang ditetapka dari


prinsip-prinsip akuntan yang menjelaskan transaksi dan kejadian keuangan tertentu
yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.

Perilaku Etika dalam Pemberian Jasa Akuntan Publik

Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan


kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap
mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan
standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh
anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika
profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan
Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam kongresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan. Kode Etik
Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

1. Prinsip Etika.
2. Aturan Etika.
3. Interpretasi Aturan Etika.

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh
Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh
Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan.

Kesimpulan

Peran akuntan dalam pembangunan ekonomi dan sosial perusahaan tidak dapat
terlepas dari prinsip Good Corporate Governance. Hal ini meliputi prinsip kewajaran,
akuntabilitas, tranparasi, dan responsibilitas.

BAB V

KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI

Kode etik profesi akuntansi adalah suatu peraturan yang diterapkan bagi para profesi
akuntansi. Kode etik profesi akuntansi ini sangat penting karena untuk mencegah
terjadinya kecurangan (fraud). Lembaga yang menaungi profesi akuntan di Indonesia
adalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

KODE PERILAKU PROFESIONAL

Garis besar kode etik dan perilaku professional adalah :

Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia

Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk melindungi
hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua budaya. Sebuah tujuan utama
profesional komputasi adalah untuk meminimalkan konsekuensi negatif dari sistem
komputasi, termasuk ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan.

 Hindari menyakiti orang lain.

“Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak diinginkan,
kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan yang tidak
diinginkan.

 Bersikap jujur dan dapat dipercaya.

Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan suatu


organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.

 Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi.


Nilai – nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip – prinsip keadilan
yang sama dalam mengatur perintah.

 Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.

Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat – syarat perjanjian lisensi
dilarang oleh hukum di setiap keadaan.

 Memberikan kredit yang pantas untuk property intelektual.

Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan intelektual.

 Menghormati privasi orang lain.

Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan pertukaran


informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah
peradaban.

Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu telah
membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara implisit, saat
informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas
seseorang.

PRINSIP – PRINSIP ETIKA IFAC, AICPA DAN IAI

1. Prinsip-prinsip Etika AICPA

Kode Etik AICPA terdiri atas dua bagian; bagian pertama berisi prinsip-prinsip Etika dan
pada bagian kedua berisi Aturan Etika (rules):

 Tanggung Jawab

Dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang profesional,anggota harus


menjalankan pertimbangan moral dan profesional secara sensitif.

 Kepentingan Publik

Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak sedemikian rupa demi
melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan
komitmen atas profesionalisme.

 Integritas
Untuk memelihara dan memperluas keyakinan publik, anggota harus melaksanakan
semua tanggung jawab profesinal dengan ras integritas tertinggi.

 Objektivitas dan Independensi

Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan bebas dari konflik kepentingan
dalam menunaikan tanggung jawab profesional.Seorang anggota dalam praktik publik
seharusnya menjaga independensi dalam faktadan penampilan saat memberikan jasa
auditing dan atestasi lainnya

 Kehati-hatian (due care)

Seorang anggota harus selalu mengikuti standar-standar etika dan teknis profesi
terdorong untuk secara terus menerus mengembangkan kompetensi dan kualitas jasa,
dan menunaikan tanggung jawab profesional sampai tingkat tertinggi kemampuan
anggota yang bersangkutan

 Ruang Iingkup dan Sifat Jasa

Seorang anggota dalam praktik publik harus mengikuti prinsip-prinsip kode Perilaku
Profesional dalam menetapkan ruang lingkup an sifat jasa yang diberikan

2. Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC

 Integritas

Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur dalam semua hubungan
bisnis dan profesionalnya.

 Objektivitas

Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkan terjadinya bias,


konflik kepentingan, atau dibawah penguruh orang lain sehingga mengesampingkan
pertimbangan bisnis dan profesional.

 Kompetensi profesional dan kehati-hatian

Seorang akuntan professional mempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan


dan keterampilan profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang dipelukan untuk
menjamin seorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang kompeten yang
didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini. Seorang akuntan
profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar profesional
harus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar professional dan teknik
yang berlaku dalam memberikan jasa profesional.
 Kerahasiaan

Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaan informasi yang


diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis serta tidak boleh
mengungkapkan informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar dan
spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk
mengungkapkannya.

 Perilaku Profesional

Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan yang
relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

3. Prinsip Etika Profesi Menurut IAI

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh
Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh
Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan.
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang
dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa
dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan
pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan
rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya
dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini
meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan
keuntungan pribadi.

Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota. Adapun prinsip
– prinsip tersebut adalah:

 Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus


senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam
masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab
kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu
bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif
semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
 Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan


kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab
kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana
publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi
kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung
kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis
secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat
dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini
menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

 Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan


profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya.

Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat
menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi
tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

 Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas
yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak
lain.

 Kompetensi dan Kehati – hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati – hati,


kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional
dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik – baiknya sesuai
dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan
tanggung jawab profesi kepada publik.

 Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama


melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar
profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan
mengenai sifat – sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai
keadaan dimana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat
atau perlu diungkapkan. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati
kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa
profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah
hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

 Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain,
staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

 Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati
– hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima
jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang – undangan yang relevan.

ATURAN DAN INTERPRETASI ETIKA

Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang
dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak –
pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa
dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika Profesi
yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai
dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.

 Kepatuhan
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat
terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota.
Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh
sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme
pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap
anggota yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar
etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau
menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

 Fungsi Etika

Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas yang
membingungkan. Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan
untuk berargumentasi secara rasional dan kritis. Orientasi etis ini diperlukan dalam
mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.

Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika:

1. Kebutuhan Individu
2. Tidak Ada Pedoman
3. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
4. Lingkungan Yang Tidak Etis
5. Perilaku Dari Komunitas

Sanksi Pelanggaran Etika

Sanksi Sosial adalah Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat
‘dimaafkan’. Sanksi Hukum adalah Skala besar, merugikan hak pihak lain.

Jenis – jenis Etika

1. Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar.


2. Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus.

Tiga prinsip dasar perilaku yang etis

Hindari pelanggaran etika yang terlihat remeh. Meskipun tidak besar sekalipun, suatu
ketika akan menyebabkan konsekuensi yang besar pada profesi. Pusatkan perhatian
pada reputasi jangka panjang. Disini harus diingat bahwa reputasi adalah yang paling
berharga, bukan sekadar keuntungan jangka pendek. Bersiaplah menghadapi
konsekuensi yang kurang baik bila berpegang pada perilaku etis. Mungkin akuntan
akan menghadapi masalah karier jika berpegang teguh pada etika. Namun sekali lagi,
reputasi jauh lebih penting untuk dipertahankan.

Kode Etik IAI adalah aturan perilaku etika akuntan dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya

Kode Etik IAI meliputi:

a. Prinsip etika akuntan

b. Aturan etika akuntan; dan

c. Interpretasi aturan etika akuntan

Kode Etik IAI dirumuskan oleh Badan yang khusus dibentuk untuk tujuan tersebut oleh Dewan Pengurus

Nasional.

Kode Etik IAI mengikat seluruh anggota IAI

BAB VI

ETIKA DALAM AUDITING

Standar auditing berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerjaaudit, dan berkaitan
dengan tujuan yang hendak di capai dengan menggunakanprosedur yang ada. Standar
auditing terdiri dari 10 kelompok yangdikelompokan ke dalam 3 baguan, diantaranya
Standar Umum, StandarPekerja Lapangan, Standar Pelaporan. Dalam banyak hal,
standar-standartersebut saling berhubungan dan saling bergantung satu dengan
lainnya.´materialitasµ dan ´resiko auditµ melandasi penerapan semua standar
auditingterutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria – kriteria yang
dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen .

Etika dalam auditing adalah suatu prosees yang sistematis untuk memperoleh serta
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan ekonomi, dengan
tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta
penyampaian hasilnya kepada pihak pihak yang berkepentingan.

Kepercayaan Publik

Kepercayaan masyarakat umum atasindependensi sikap auditir independen sangat


penting bagiperkembangan profesi akuntansi publik. Untuk menjadi
independen,seorang auditor harus secara intelektual, jujur.

Tanggung Jawab Auditor kepada Publik

Ada 3 karakteristik dan hal-hal yang ditekankan untuk dipertanggungjawabkan oleh


auditor kepada publik, antara lain:

 Auditor harus memposisikan diri untuk independen, berintegritas, dan obyektif


 Auditor harus memiliki keahlian teknik dalam profesinya.
 Auditor harus melayani klien dengan profesional dan konsisten dengan tanggung jawab mereka
kepada publik.

Tanggung jawab dasar auditor antara lain

 Perencanaan, pengendalian dan pencatatan , auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan


mencatat pekerjaannya.
 Sistem akuntasi, mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi serta
menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
 Bukti audit, akan memperoleh bukti audit yang relevan untuk memberikan kesimpulan yang
rasional.
 Pengendalian intern

Meninjau ulang laporan keuangan yang relevan

Independensi auditor

Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensidan sikap mental
harus dipertahankan oleh auditorr. Standar ini mengharuskan seorang auditor bersikap
independen, yangartinya seorang auditor tidak mudah dipengaruhi, karena
pekerjaanyauntuk kepentingan umum.

Profesi akuntansipublik telah menetapkan dalam kode etik Akuntansi Indonesia,


agaranggota profesi menjaga dirinya dan kehilangan profesi menjagadirinya dari
kehilangan presepsi independensi diri masyarakat

Mengacu pada independensi dari auditor internal atau dari auditor eksternal dari pihak
yang mungkin memiliki kepentingan keuangan dalam bisnis yang sedang diaudit.
Independensi membutuhkan integritas dan pendekatan objektif untuk proses audit.
Konsep mengharuskan auditor untuk melaksanakan pekerjaan nya bebas dan secara
obyektif.

Peraturan Pasar Modal dan Regulator Mengenai Independensi Akuntan Publik

Undang undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal
yang lebih spesifik yaitu, “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal memiliki peran
yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. institusi yang bertugas untuk
melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal
di Indonesia adalah Badan Pengawas Pasar Modal atau Bapepam. Bapepam
mempunyai kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan, pendaftaran kepada para
pelaku pasar modal, memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum,
menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan di bidang pasar modal,
dan melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal.

Salah satu tugas pengawasan Bapepam adalah memberikan perlindungan kepada


investor dari kegiatan-kegiatan yang merugikan seperti pemalsuan data dan laporan
keuangan, window dressing,serta lain-lainnya dengan menerbitkan peraturan pelaksana
di bidang pasar modal. Dalam melindungi investor dari ketidakakuratan data atau
informasi, Bapepam sebagai regulator telah mengeluarkan beberapa peraturan yang
berhubungan dengan kereablean data yang disajikan emiten baik dalam laporan
tahunan maupun dalam laporan keuangan emiten. Ketentuan-ketentuan yang telah
dikeluarkan oleh Bapepam antara lain adalah Peraturan Nomor: VIII.A.2/Keputusan
Ketua Bapepam Nomor: Kep-20/PM/2002 tentang Independensi Akuntan yang
Memberikan Jasa Audit Di Pasar Modal.

CONTOH KASUS
1. Perilaku Etika Dalam Prosefi Akuntansi

Suami Holly Angela Auditor Utama BPK

TEMPO.CO, Jakarta – Suami Holly Angela, perempuan yang tewas diduga


dibunuh di Apartemen Kalibata City, merupakan Auditor Utama Badan Pemeriksa
Keuangan. Sumber Tempo di BPK membenarkan bahwa Holly merupakan istri dari
Gatot Supriantono, Auditorat Keuangan Negara I BPK. “Iya, dia (Gatot) auditor,” ujarnya
melalui pesan pendek, Rabu, 2 Oktober 2013.

Sumber Tempo juga membenarkan bahwa Gatot beberapa hari ini sedang di Australia.
“Iya, sedang bertugas,” ujarnya. Hal ini senada dengan yang dikatakan beberapa
kerabat Holly saat dijumpai di RSCM bahwa kepulangan jenazah Holly menunggu
kedatangan suaminya yang sedang bertugas di negeri Kanguru tersebut.

Gatot diketahui menikah dengan Holly sekitar 2 tahun yang lalu. Menurut sumber
Tempo, ini merupakan pernikahan yang kedua bagi Gatot. “Istri pertamanya meninggal
2 tahun lalu,” ujarnya.

Untuk Holly, pernikahannya dengan Gatot juga yang kedua kalinya. Holly memiliki satu
putri bernama Caca dari hasil pernikahan dengan suaminya yang pertama. Gadis
remaja ini tinggal di Salatiga. Sementara Holly dan Gatot tinggal di Tower Ebony kamar
E 09 AT, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan.

Sebelumnya, dua orang ditemukan tewas di Apartemen Kalibata City, Kalibata, Jakarta
Selatan, pada Senin dinihari, 30 September 2013. Seorang korban diketahui bernama
Holly Angela, 36 tahun, dan seorang pria yang belum diketahui identitasnya. Pria
tersebut diduga melompat dari tower yang sama dengan penemuan Holly Angela.
Diduga ada cekcok antara kedua korban sebelum peristiwa ini terjadi.

Sumber: http://metro.tempo.co/read/news/2013/10/02/064518353/suami-holly-angela-
auditor-utama-bpk

1. Kode Etik Profesi Akuntansi

Kasus Enron

Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur


gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung
pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian
melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak
ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi
future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan
bisnis keuangan.Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan
terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar
keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis
berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia.
Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan
terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh
bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal
perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan
perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut
melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.

Sumber: https://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-
andersen/

1. Etika Audit

Gayus divonis 6 tahun penjara dan denda Rp1 Miliar

Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menjatuhkan vonis enam


tahun penjara dan denda sebesar satu miliar rupiah kepada Gayus Tambunan.

Hakim Suhartoyo mengatakan Gayus terbukti telah melakukan tindak pidana korupsi
dan pencucian uang.

“Terdakwa Gayus Tambunan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana korupsi yang merupakan gabungan dari beberapa perbuatan yang berdiri
sendiri dan secara berlanjut dan pencucian uang,” kata majelis hakim dalam amar
putusannya, Kamis (01/03).

Gayus juga dikenai hukuman membayar pidana denda sebesar Rp1 Miliar. “Apabila
denda itu tidak dibayar, maka diganti pidana kurungan selama 4 bulan”.

Gayus terbukti menerima uang Rp925 juta dari Roberto Santonius terkait kepengurusan
gugatan keberatan pajak PT Metropolitan Retailmart dan menerima 3,5 juta dollar
Amerika dari Alif Kuncoro terkait kepengurusan pajak tiga perusahaan Grup Bakrie,
yakni PT Arutmin, PT Kaltim Prima Coal, dan PT Bumi Resource.

Namun vonis ini jauh lebih rendah dari tuntutan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut
Umum yaitu delapan tahun dan denda satu miliar rupiah.
Gayus sejauh ini menyatakan pikir-pikir terhadap vonis yang dijatuhkannya hari ini.
“Saya akan diskusikan dulu,” kata Hotma Sitompul, kuasa hukum Gayus, usai sidang.

Jaksa penuntut umum juga belum menyikapi vonis ini. “Kami akan gunakan waktu
untuk pikir-pikir,” ucap jaksa.

Vonis yang dijatuhkan oleh Hakim Hartoyo merupakan vonis ketiga yang diterima oleh
Gayus dalam serangkaian kasus suap dan korupsi sehingga total dia harus menjalani
hukuman selama 20 tahun penjara.

Sumber: http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2012/03/120301_vonisgayus

Prinsip – prinsip etika menurut AICPA sebagai berikut :


Tanggung Jawab
dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai professional,
anggota harus menerapkan penilaian professional dan moral yang
sensitive dalam segala kegiatannya.

Kepentingan Umum
anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak dengan cara
yang dapat melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan
publik, dan menunjukkan komitmen terhadap profesionalisme.

Integritas
untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat,
anggota harus melakukan semua tanggung jawab professional dengan
integritas tertinggi.

Objectivitas dan Independensi


Seorang anggota harus mempertahankan objectivitas dan bebas dari
konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab professional,
serta harus independen dalam penyajian fakta dan tampilan ketika
memberikan layanan audit dan jasa atestasi lainnya.

Due Care
seorang anggota harus mematuhi standar teknis dan etis profesi,
berusaha terus menerus untuk menigkatkan kompetensi dan layanan
dalam melaksanakan tanggung jawab professional dengan kemampuan
terbaik yang dimiliki anggota.

Sifat dan Cakupan Layanan


seorang anggota dalam praktik publik harus memerhatikan Prinsip-
prinsip dari Kode Etik Profesional dalam menentukan lingkup dan sifat
jasa yang akan disediakan.

Perilaku Etika dalam Profesi Akuntansi,


Kode Etik Profesi Akuntansi & Etika
dalam Auditing
November 14, 2015Uncategorized

BAB IV

PERILAKU ETIKA DALAM PROSEFI AKUNTANSI

Akuntansi Sebagai Profesi dan Peran Akuntan

Akuntansi memegang peranan penting dalam ekonomi dan sosial, karena dalam
setiap pengambilan keputusan mengenai hal keuangan harus bedasarkan informasi
akuntansi. Hal tersebut menjadikan Akuntan sebagai profesi yang keberadaanya
sangat dibutuhkan di dalam berbagai lingkungan bisnis.

Secara garis besar, Akuntan dapat digolongkan menjadi :

1. Akuntan Publik
2. Akuntan Intern
3. Akuntan Pemerintah
4. Akuntan Pendidik
5. Ekspektasi Publik

Pada umumnya masyarakat memandang profesi akuntan sebagai seorang yang


profesional. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai presepsi bahwa seorang
akuntan itu telah mematuhi standar dan tata nilai yang berlaku di profesi akuntan.

Nilai-nilai Etika VS Teknik Akuntansi/Auditing

Nilai-nilai Etika yang terdapat dalam diri seorang Akuntan, dapat dicirikan sebagai
berikut:

1. Integritas

Merupakan segala perbuatan dan tutur kata pelaku profesi menunjukan sikap yang
transparan, juju dan konsistensi.

2. Kerjasama

Merupakan kemampuan untuk bekerja dalam tim

3. Inovasi

Merupakan kemampuan memberi nilai tambah kepada pelanggan dan peroses kerja
dengan metode yang baru.

4. Simplisitas

Merupakan kemampuan memberikan pemecahan masalah yang timbul dan


menyederhanakan masalah yang bersifat kompeks.

Sedangkan teknik akuntansi merupakan norma-norma khusus yang ditetapka dari


prinsip-prinsip akuntan yang menjelaskan transaksi dan kejadian keuangan tertentu
yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.

Perilaku Etika dalam Pemberian Jasa Akuntan Publik


Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan
kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap
mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut
menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang
dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik
Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip
Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam kongresnya tahun
1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik
bagi profesi akuntan. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

1. Prinsip Etika.
2. Aturan Etika.
3. Interpretasi Aturan Etika.

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh
Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh
Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang
bersangkutan.

Kesimpulan

Peran akuntan dalam pembangunan ekonomi dan sosial perusahaan tidak dapat
terlepas dari prinsip Good Corporate Governance. Hal ini meliputi prinsip
kewajaran, akuntabilitas, tranparasi, dan responsibilitas.

BAB V

KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI

Kode etik profesi akuntansi adalah suatu peraturan yang diterapkan bagi para
profesi akuntansi. Kode etik profesi akuntansi ini sangat penting karena untuk
mencegah terjadinya kecurangan (fraud). Lembaga yang menaungi profesi akuntan
di Indonesia adalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

KODE PERILAKU PROFESIONAL


Garis besar kode etik dan perilaku professional adalah :

Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia

Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk


melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua budaya. Sebuah
tujuan utama profesional komputasi adalah untuk meminimalkan konsekuensi
negatif dari sistem komputasi, termasuk ancaman terhadap kesehatan dan
keselamatan.

 Hindari menyakiti orang lain.

“Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak


diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak
lingkungan yang tidak diinginkan.

 Bersikap jujur dan dapat dipercaya.

Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan


suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.

 Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi.

Nilai – nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip – prinsip
keadilan yang sama dalam mengatur perintah.

 Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.

Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat – syarat perjanjian
lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.

 Memberikan kredit yang pantas untuk property intelektual.

Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan


intelektual.

 Menghormati privasi orang lain.


Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan pertukaran
informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah
peradaban.

Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu
telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara implisit,
saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas
seseorang.

PRINSIP – PRINSIP ETIKA IFAC, AICPA DAN IAI

1. Prinsip-prinsip Etika AICPA

Kode Etik AICPA terdiri atas dua bagian; bagian pertama berisi prinsip-prinsip
Etika dan pada bagian kedua berisi Aturan Etika (rules):

 Tanggung Jawab

Dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang profesional,anggota harus


menjalankan pertimbangan moral dan profesional secara sensitif.

 Kepentingan Publik

Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak sedemikian rupa demi
melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan
komitmen atas profesionalisme.

 Integritas

Untuk memelihara dan memperluas keyakinan publik, anggota harus


melaksanakan semua tanggung jawab profesinal dengan ras integritas tertinggi.

 Objektivitas dan Independensi

Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan bebas dari konflik kepentingan
dalam menunaikan tanggung jawab profesional.Seorang anggota dalam praktik
publik seharusnya menjaga independensi dalam faktadan penampilan saat
memberikan jasa auditing dan atestasi lainnya
 Kehati-hatian (due care)

Seorang anggota harus selalu mengikuti standar-standar etika dan teknis profesi
terdorong untuk secara terus menerus mengembangkan kompetensi dan kualitas
jasa, dan menunaikan tanggung jawab profesional sampai tingkat tertinggi
kemampuan anggota yang bersangkutan

 Ruang Iingkup dan Sifat Jasa

Seorang anggota dalam praktik publik harus mengikuti prinsip-prinsip kode


Perilaku Profesional dalam menetapkan ruang lingkup an sifat jasa yang diberikan

2. Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC

 Integritas

Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur dalam semua
hubungan bisnis dan profesionalnya.

 Objektivitas

Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkan terjadinya bias,


konflik kepentingan, atau dibawah penguruh orang lain sehingga
mengesampingkan pertimbangan bisnis dan profesional.

 Kompetensi profesional dan kehati-hatian

Seorang akuntan professional mempunyai kewajiban untuk memelihara


pengetahuan dan keterampilan profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang
dipelukan untuk menjamin seorang klien atau atasan menerima jasa profesional
yang kompeten yang didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik
terkini. Seorang akuntan profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti
standar-standar profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-
standar professional dan teknik yang berlaku dalam memberikan jasa profesional.

 Kerahasiaan

Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaan informasi yang


diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis serta tidak boleh
mengungkapkan informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar dan
spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk
mengungkapkannya.

 Perilaku Profesional

Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan


yang relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

3. Prinsip Etika Profesi Menurut IAI

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh
Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh
Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang
bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan
oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari
anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam
penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya.

Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan
pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan,
dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung-jawab
profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku
profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat,
bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.

Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota. Adapun
prinsip – prinsip tersebut adalah:

 Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus


senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran
penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai
tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga
harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha
kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi
profesi.

 Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan


kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung
jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di
masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi
kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan,
dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam
memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini
menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan
publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani
anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah
laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi
masyarakat dan negara.

 Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan


profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya.

Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas
dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

 Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan


kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah
suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip
obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan atau
dibawah pengaruh pihak lain.
 Kompetensi dan Kehati – hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati – hati,


kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan
sebaik – baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa
dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.

 Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama


melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi
menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan
didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat – sifat dan luas kewajiban
kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan dimana informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota
mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien
atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.
Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien
atau pemberi jasa berakhir.

 Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

 Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar


teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati – hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus
ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan
perundang – undangan yang relevan.

ATURAN DAN INTERPRETASI ETIKA

Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan


yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan
pihak – pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan
Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan
Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau
Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk
menggantikannya.

 Kepatuhan

Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam
masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan
sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya
pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh
adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila
diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus
memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang
mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi
kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Fungsi Etika

Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas


yang membingungkan. Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual yaitu
ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis. Orientasi etis ini
diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.

Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika:

1. Kebutuhan Individu
2. Tidak Ada Pedoman
3. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
4. Lingkungan Yang Tidak Etis
5. Perilaku Dari Komunitas

Sanksi Pelanggaran Etika

Sanksi Sosial adalah Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat
‘dimaafkan’. Sanksi Hukum adalah Skala besar, merugikan hak pihak lain.

Jenis – jenis Etika

1. Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar.


2. Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus.

Tiga prinsip dasar perilaku yang etis

Hindari pelanggaran etika yang terlihat remeh. Meskipun tidak besar sekalipun,
suatu ketika akan menyebabkan konsekuensi yang besar pada profesi. Pusatkan
perhatian pada reputasi jangka panjang. Disini harus diingat bahwa reputasi adalah
yang paling berharga, bukan sekadar keuntungan jangka pendek. Bersiaplah
menghadapi konsekuensi yang kurang baik bila berpegang pada perilaku etis.
Mungkin akuntan akan menghadapi masalah karier jika berpegang teguh pada
etika. Namun sekali lagi, reputasi jauh lebih penting untuk dipertahankan.

Kode Etik IAI adalah aturan perilaku etika akuntan dalam memenuhi tanggung jawab

profesionalnya

Kode Etik IAI meliputi:

a. Prinsip etika akuntan


b. Aturan etika akuntan; dan

c. Interpretasi aturan etika akuntan

Kode Etik IAI dirumuskan oleh Badan yang khusus dibentuk untuk tujuan tersebut oleh

Dewan Pengurus Nasional.

Kode Etik IAI mengikat seluruh anggota IAI

BAB VI

ETIKA DALAM AUDITING

Standar auditing berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerjaaudit, dan
berkaitan dengan tujuan yang hendak di capai dengan menggunakanprosedur yang
ada. Standar auditing terdiri dari 10 kelompok yangdikelompokan ke dalam 3
baguan, diantaranya Standar Umum, StandarPekerja Lapangan, Standar Pelaporan.
Dalam banyak hal, standar-standartersebut saling berhubungan dan saling
bergantung satu dengan lainnya.´materialitasµ dan ´resiko auditµ melandasi
penerapan semua standar auditingterutama standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan.

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang


informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan
dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria – kriteria
yang dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen .

Etika dalam auditing adalah suatu prosees yang sistematis untuk memperoleh serta
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan ekonomi,
dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta
penyampaian hasilnya kepada pihak pihak yang berkepentingan.
Kepercayaan Publik

Kepercayaan masyarakat umum atasindependensi sikap auditir independen sangat


penting bagiperkembangan profesi akuntansi publik. Untuk menjadi
independen,seorang auditor harus secara intelektual, jujur.

Tanggung Jawab Auditor kepada Publik

Ada 3 karakteristik dan hal-hal yang ditekankan untuk dipertanggungjawabkan


oleh auditor kepada publik, antara lain:

 Auditor harus memposisikan diri untuk independen, berintegritas, dan obyektif


 Auditor harus memiliki keahlian teknik dalam profesinya.
 Auditor harus melayani klien dengan profesional dan konsisten dengan tanggung
jawab mereka kepada publik.

Tanggung jawab dasar auditor antara lain

 Perencanaan, pengendalian dan pencatatan , auditor perlu merencanakan,


mengendalikan dan mencatat pekerjaannya.
 Sistem akuntasi, mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan
transaksi serta menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
 Bukti audit, akan memperoleh bukti audit yang relevan untuk memberikan
kesimpulan yang rasional.
 Pengendalian intern

Meninjau ulang laporan keuangan yang relevan

Independensi auditor

Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensidan sikap


mental harus dipertahankan oleh auditorr. Standar ini mengharuskan seorang
auditor bersikap independen, yangartinya seorang auditor tidak mudah
dipengaruhi, karena pekerjaanyauntuk kepentingan umum.
Profesi akuntansipublik telah menetapkan dalam kode etik Akuntansi Indonesia,
agaranggota profesi menjaga dirinya dan kehilangan profesi menjagadirinya dari
kehilangan presepsi independensi diri masyarakat

Mengacu pada independensi dari auditor internal atau dari auditor eksternal dari
pihak yang mungkin memiliki kepentingan keuangan dalam bisnis yang sedang
diaudit. Independensi membutuhkan integritas dan pendekatan objektif untuk
proses audit. Konsep mengharuskan auditor untuk melaksanakan pekerjaan nya
bebas dan secara obyektif.

Peraturan Pasar Modal dan Regulator Mengenai Independensi Akuntan


Publik

Undang undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar
modal yang lebih spesifik yaitu, “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar
modal memiliki peran yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia.
institusi yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan
sehari-hari kegiatan pasar modal di Indonesia adalah Badan Pengawas Pasar Modal
atau Bapepam. Bapepam mempunyai kewenangan untuk memberikan izin,
persetujuan, pendaftaran kepada para pelaku pasar modal, memproses pendaftaran
dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari
perundang-undangan di bidang pasar modal, dan melakukan penegakan hukum
atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal.

Salah satu tugas pengawasan Bapepam adalah memberikan perlindungan kepada


investor dari kegiatan-kegiatan yang merugikan seperti pemalsuan data dan laporan
keuangan, window dressing,serta lain-lainnya dengan menerbitkan peraturan
pelaksana di bidang pasar modal. Dalam melindungi investor dari ketidakakuratan
data atau informasi, Bapepam sebagai regulator telah mengeluarkan beberapa
peraturan yang berhubungan dengan kereablean data yang disajikan emiten baik
dalam laporan tahunan maupun dalam laporan keuangan emiten. Ketentuan-
ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Bapepam antara lain adalah Peraturan
Nomor: VIII.A.2/Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-20/PM/2002 tentang
Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa Audit Di Pasar Modal.
CONTOH KASUS

1. Perilaku Etika Dalam Prosefi Akuntansi

Suami Holly Angela Auditor Utama BPK

TEMPO.CO, Jakarta – Suami Holly Angela, perempuan yang tewas diduga


dibunuh di Apartemen Kalibata City, merupakan Auditor Utama Badan Pemeriksa
Keuangan. Sumber Tempo di BPK membenarkan bahwa Holly merupakan istri
dari Gatot Supriantono, Auditorat Keuangan Negara I BPK. “Iya, dia (Gatot)
auditor,” ujarnya melalui pesan pendek, Rabu, 2 Oktober 2013.

Sumber Tempo juga membenarkan bahwa Gatot beberapa hari ini sedang di
Australia. “Iya, sedang bertugas,” ujarnya. Hal ini senada dengan yang dikatakan
beberapa kerabat Holly saat dijumpai di RSCM bahwa kepulangan jenazah Holly
menunggu kedatangan suaminya yang sedang bertugas di negeri Kanguru tersebut.

Gatot diketahui menikah dengan Holly sekitar 2 tahun yang lalu. Menurut sumber
Tempo, ini merupakan pernikahan yang kedua bagi Gatot. “Istri pertamanya
meninggal 2 tahun lalu,” ujarnya.

Untuk Holly, pernikahannya dengan Gatot juga yang kedua kalinya. Holly
memiliki satu putri bernama Caca dari hasil pernikahan dengan suaminya yang
pertama. Gadis remaja ini tinggal di Salatiga. Sementara Holly dan Gatot tinggal di
Tower Ebony kamar E 09 AT, Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan.

Sebelumnya, dua orang ditemukan tewas di Apartemen Kalibata City, Kalibata,


Jakarta Selatan, pada Senin dinihari, 30 September 2013. Seorang korban diketahui
bernama Holly Angela, 36 tahun, dan seorang pria yang belum diketahui
identitasnya. Pria tersebut diduga melompat dari tower yang sama dengan
penemuan Holly Angela. Diduga ada cekcok antara kedua korban sebelum
peristiwa ini terjadi.

Sumber: http://metro.tempo.co/read/news/2013/10/02/064518353/suami-holly-
angela-auditor-utama-bpk

1. Kode Etik Profesi Akuntansi


Kasus Enron

Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth


(penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan
ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi,
kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada
bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha
tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan
kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember
tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas
terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham
secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa,
sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima
ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi
terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $
31.2 milyar.

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya


manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS
padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan
keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini
konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden
Amerika Serikat.

Sumber: https://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-
andersen/

1. Etika Audit

Gayus divonis 6 tahun penjara dan denda Rp1 Miliar

Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menjatuhkan vonis


enam tahun penjara dan denda sebesar satu miliar rupiah kepada Gayus Tambunan.

Hakim Suhartoyo mengatakan Gayus terbukti telah melakukan tindak pidana


korupsi dan pencucian uang.

“Terdakwa Gayus Tambunan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah


melakukan tindak pidana korupsi yang merupakan gabungan dari beberapa
perbuatan yang berdiri sendiri dan secara berlanjut dan pencucian uang,” kata
majelis hakim dalam amar putusannya, Kamis (01/03).

Gayus juga dikenai hukuman membayar pidana denda sebesar Rp1 Miliar.
“Apabila denda itu tidak dibayar, maka diganti pidana kurungan selama 4 bulan”.

Gayus terbukti menerima uang Rp925 juta dari Roberto Santonius terkait
kepengurusan gugatan keberatan pajak PT Metropolitan Retailmart dan menerima
3,5 juta dollar Amerika dari Alif Kuncoro terkait kepengurusan pajak tiga
perusahaan Grup Bakrie, yakni PT Arutmin, PT Kaltim Prima Coal, dan PT Bumi
Resource.

Namun vonis ini jauh lebih rendah dari tuntutan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut
Umum yaitu delapan tahun dan denda satu miliar rupiah.

Gayus sejauh ini menyatakan pikir-pikir terhadap vonis yang dijatuhkannya hari
ini. “Saya akan diskusikan dulu,” kata Hotma Sitompul, kuasa hukum Gayus, usai
sidang.

Jaksa penuntut umum juga belum menyikapi vonis ini. “Kami akan gunakan waktu
untuk pikir-pikir,” ucap jaksa.

Vonis yang dijatuhkan oleh Hakim Hartoyo merupakan vonis ketiga yang diterima
oleh Gayus dalam serangkaian kasus suap dan korupsi sehingga total dia harus
menjalani hukuman selama 20 tahun penjara.
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
nama : helen (23210193)
4eb17

I. Pengertian Akuntansi publik

Akuntan publik adalah seorang akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri
keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik. Mengenai ketentuan akuntan publik di
Indonesia diatur dalam UU RI No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan
Menteri Keuangan No 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Seorang akuntan
publik dapat diakui profesinya, harus lulus dalam ujian profesi seorang akuntan publik yang
disebut Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) selain itu memperoleh sebutan bersertifikat
Akuntan Publik (BAP) dan sertifikat dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Selain itu
seorang akuntan publik wajib menjadi anggotaInstitut Akuntan Publik Indonesia (IAPI),
asosiasi profesi yang diakui oleh Pemerintah.

II. Kode Etik Profesi

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan EtikaKompartemen


Akuntan Publik )KEPAP adalah aturan etika yang harusditerapkan oleh anggota Institut
Akuntan Publik Indonesia dan staf profesional (baik anggota IAPI maupun yang bukan
anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP).

III. Kode Etik Profesi Akuntan Publik

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

(1) Prinsip Etika,

(2) Aturan Etika, dan

(3) Interpretasi Aturan Etika.

1. Prinsip Etika

a) Tanggung jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus


senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.

b) Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam


kerangka

c) Integritas

Untuk memelihara clan meningkatkan kepercayaan publik, Setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

d) Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya.

e) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehatihatian, kompetensi


clan ketekunan, Berta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan
keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.

f) Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan
jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kiewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.

g) Perilaku Profesional

Setiap Anggota harus berperilaku yang konsisten dalam reputasi profesi yang baik clan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

h) Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas clan obyektivitas.

2. Aturan Etika

a) Independensi, Integritas, Obyektivitas

· Independensi

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental
independen didalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar
profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus
meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in appearance).

· Integritas dan Objectivitas

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan


objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interst) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.
b) Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

· Standar Umum

* Kompetensi profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa


profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi
profesional.

* Kecermatan dan keseksamaan profesional. Anggota KAP wajib melakukan


pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.

* Perencanaan dan supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi


secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.

* Data relevan yang memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang
memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi simpulan atau rekomendasi sehubungan
dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.

· Prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan:

* Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau


data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum atau

* Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus


dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap
laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh
badan pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data
mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersbeut, anggota
KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat
menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat
penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan penyimpangan dan estimasi
dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa kepatuhan atas prinsip akuntansi yang
berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

c) Tanggung Jawab kepada Klien


Informasi Klien yang Rahasia

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa
persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk:

1) Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan etika
kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi.

2) Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi


peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat
pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku.

3) Melarangrevi ew praktik profesional (review mutu) seorang anggota sesuai dengan


kewenangan IAI atau

4) Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar atas
penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegasan
disiplin anggota.

d) Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi

Tanggung jawab kepada Rekan Seprofesi

· Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

Komunikasi Antarakuntan Publik

· Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila akan
mengadakan perikatan (engagement) audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau
untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta
tujuan yang berlainan.

· Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi


dari akuntan pengganti secara memadai.

Perikatan Atestasi

· Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikataan atestasi yang jenis


atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih
dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk memnuhi
ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.
e) Tanggungjawab dan Praktik Lain

Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan

· Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan


yang mencemarkan profesi.

Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya

· Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien


melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya
sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

3. Interpretasi Etika

Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk
oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan
untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau
Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.
Kepatuhan Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam
masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela
anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh
sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme
pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota
yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang
ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan
laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

sumber :

http://andinie19.blogspot.com/2012/11/kode-etika-akuntan.html

http://sciencebooth.com/tag/kode-etik-akuntan-publik/

http://raveltglory.blogspot.com/2012/11/kode-etik-profesi-akuntansi.html
http://www.scribd.com/doc/14650989/Kode-Etik-Profesi-Akuntan-Publik

Prinsip-Prinsip Etika Profesi


Akuntansi menurut AICPA,
IAI, IFAC
PRINSIP – PRINSIP ETIKA PROFESI AKUNTANSI MENURUT IFAC, AICPA & IAI
Kode etik profesi sebagai pegangan umum yang mengikat setiap anggota, serta suatu pola bertindak yang
berlaku bagi setiap anggota profesinya. Alasan utama diperlukannya tingkat tindakan profesional yang
tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan akan keyakinan publik atas kualitas layanan yang diberikan
oleh profesi, tanpa memandang masing – masing individu yang menyediakan layanan tersebut.

Kode Etik Prinsip-prinsip Dasar Akuntan Profesional IFAC sebagai berikut :


Integritas
Seorang akuntan professional harus tegas dan jujur dalam semua keterlibatannya dalam hubungan
profesional dan bisnis.

Objektivitas
seorang akuntan professional seharusnya tidak membiarkan bias, konflik kepentingan, atau pengaruh
yang berlebihan dari orang lain untuk mengesampingkan penilaian professional atau bisnis.

Kompetensi professional dan Kesungguhan


Seorang akuntan professional harus bertindak tekun dan sesuai dengan standar teknis dan professional
yang berlaku dalam memberikan layanan professional.

Kerahasiaan
seorang akuntan professional harus menghormati kerahasian informasi yang diperoleh sebagai hasil dari
hubungan bisnis professional dan bisnis tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak
ketiga, tanpa otoritas yang tepat dan spesifik kecuali ada hak hukum atau professional atau kewajiban
untuk mengungkapkan.
Perilaku Profesional
seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan peraturan-peraturan terkait dan seharusnya
menghindari tindakan yang bisa mendeskreditkan profesi.

Prinsip – prinsip etika menurut AICPA sebagai berikut :


Tanggung Jawab
dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai professional, anggota harus menerapkan penilaian
professional dan moral yang sensitive dalam segala kegiatannya.

Kepentingan Umum
anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak dengan cara yang dapat melayani
kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen terhadap
profesionalisme.

Integritas
untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat, anggota harus melakukan semua
tanggung jawab professional dengan integritas tertinggi.

Objectivitas dan Independensi


Seorang anggota harus mempertahankan objectivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam
melaksanakan tanggung jawab professional, serta harus independen dalam penyajian fakta dan tampilan
ketika memberikan layanan audit dan jasa atestasi lainnya.

Due Care
seorang anggota harus mematuhi standar teknis dan etis profesi, berusaha terus menerus untuk
menigkatkan kompetensi dan layanan dalam melaksanakan tanggung jawab professional dengan
kemampuan terbaik yang dimiliki anggota.

Sifat dan Cakupan Layanan


seorang anggota dalam praktik publik harus memerhatikan Prinsip-prinsip dari Kode Etik Profesional
dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan disediakan.

Prinsip etika menurut IAI dalam kongres VIII tahun 1998 yang telah ditentukan ketetapannya :
Tanggung Jawab Profesi
Dalam prinsip tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota berkewajiban menggunakan
pertimbangan moral dan profesional setiap melakukan kegiatannya.

Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,
mengormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

Integritas
Integritas adalah suatu satu kesatuan yang mendasari munculnya pengakuan profesional. Integritas
merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan standar bagi anggota dalam
menguji semua keputusan yang diambilnya.
Kompetensi dan Kehati- hatian Profesional

Objektivitas
Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur, secara intelektual, tidak
berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.

Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 fase yang terpisah:


a. Pencapaian Kompetensi Profesional.

Pencapaian ini pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan
khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subjek- subjek yang relevan.

b. Pemeliharaan Kompetensi Profesional.

Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen, pemeliharaan kompetensi profesional
memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi.

Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selam melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.

Perilaku Profesional
Kewajiban untuk menghindari perbuatan atau tingkah laku yang dapat mengurangi tingkat profesi harus
dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga,
anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan masyarakat umum.

Standar Teknis
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh
IAI, International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang
relevan.

ATURAN DAN INTERPRETASI ETIKA DALAM KODE ETIK AKUNTANSI


Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh
Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak – pihak berkepentingan lainnya,
sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau
Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.

 Kepatuhan
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka, tergantung
terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga
ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh
adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap
anggota yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang
ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk
mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Fungsi Etika
Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas yang membingungkan.
Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional
dan kritis. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.

Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika:

1. Kebutuhan Individu
2. Tidak Ada Pedoman
3. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
4. Lingkungan Yang Tidak Etis
5. Perilaku Dari Komunitas
Sanksi Pelanggaran Etika
Sanksi Sosial adalah Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat ‘dimaafkan’. Sanksi
Hukum adalah Skala besar, merugikan hak pihak lain.

Jenis – jenis Etika


1. Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar.
2. Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus.
Tiga prinsip dasar perilaku yang etis
Hindari pelanggaran etika yang terlihat remeh. Meskipun tidak besar sekalipun, suatu ketika akan
menyebabkan konsekuensi yang besar pada profesi. Pusatkan perhatian pada reputasi jangka panjang.
Disini harus diingat bahwa reputasi adalah yang paling berharga, bukan sekadar keuntungan jangka
pendek. Bersiaplah menghadapi konsekuensi yang kurang baik bila berpegang pada perilaku etis.
Mungkin akuntan akan menghadapi masalah karier jika berpegang teguh pada etika. Namun sekali lagi,
reputasi jauh lebih penting untuk dipertahankan.

Kode Etik IAI adalah aturan perilaku etika akuntan dalam memenuhi
tanggung jawab profesionalnya.
Kode Etik IAI meliputi:
a. Prinsip etika akuntan
b. Aturan etika akuntan; dan
c. Interpretasi aturan etika akuntan
Kode Etik IAI dirumuskan oleh Badan yang khusus dibentuk untuk tujuan
tersebut oleh Dewan Pengurus Nasional.
Kode Etik IAI mengikat seluruh anggota IAI
Tanggung jawab sosial kantor akuntan publik dalam etika profesi sebagai suatu entitas bisnis
Sebagai entitas bisnis layaknya entitas – entitas bisnis lain, Kantor Akuntan Publik juga dituntut untuk
peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk ”uang” dengan jalan memberikan
sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya, pada Kantor Akuntansi Publik bentuk tanggung
jawab sosial suatu lembaga bukanlah pemberian sumbangan atau pemberian layanan gratis. Tapi meliputi
ciri utama dari profesi akuntan publik terutama sikap altruisme, yaitu mengutamakn kepentingan publik
dan juga memperhatikan sesama akuntan publik dibanding mengejar laba.
sumber:

https://sariioktavia.wordpress.com/2015/11/24/kode-etik-profesi-akuntansi/

https://keyturns.wordpress.com/2015/11/14/perilaku-etika-dalam-profesi-akuntansi-kode-etik-profesi-
akuntansi-etika-dalam-auditing/

https://sandyherdians.wordpress.com/2016/01/07/etika-dalam-kantor-akuntan-publik/

http://anitayasmin.blogspot.co.id/2015/07/kode-perilaku-profesional-prinsip.html

http://putri-rahmayeni.blogspot.co.id/2014/11/kode-etik-profesi-akuntansi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai